Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENELITIAN

KUALITATIF STUDI KASUS


KARIER PEDAGANG WARUNG MAKAN
DARI TEORI SOSIAL KOGNITIF PENGEMBANGAN
KARIR DAN KONSELING

MAKALAH INI DISUSUN KEPADA FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH BK
KARIER

DOSEN PPENGAMPU:
SESYA DIAS MUMPUNI

NAMA : AMALIA NUR RIZKI


NPM

: 1115500007

SEMESTER 2B

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2016
1

BAB 1
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Sosial Kognitif Karir Teori (SCCT; Lent, Brown, & Hackett, 1994) adalah pendekatan
yang cukup baru-baru ini untuk memahami teka-teki karir. Hal ini dimaksudkan untuk
menawarkan pemersatu kerangka untuk menyatukan potongan umum, atau unsur-unsur, yang
sebelumnya diidentifikasi oleh teoritisi karir seperti Super, Holland, Krumboltz, dan Lofquist
dan Dawis dan mengatur mereka ke dalam rendering baru tentang bagaimana orang:
mengembangkan kepentingan kejuruan, membuat (dan membuat lagi) pilihan pekerjaan, dan
mencapai berbagai tingkat keberhasilan karir dan stabilitas.
Salah satu tradisi yang akan dikaji dalam tulisan ini adalah fenomena masalah sosial
Karier Pedagang Warung Makan dari Teori Sosial Kognitif Pengembangan Karier dan
Konseling yang sudah dijelaskan diatas secara singkat. Fenomena ini akan mendeskripsikan
tentang seorang Ibu yang awal karirnya menjadi seorang Guru, namun karena berbagai
macam faktor , lalu memilih karir sebagai Pedagang Warung Makan.
Peneliti menganggap bahwa Ibu tersebut menjadi Pedagang Warung Makan karena hanya
ingin menambah penghasilan saja atau bisa disebut dengan usaha sampingan. Namun,
kenyataannya tidak. Karena dipengaruhi oleh sejumlah variabel pilihan karir aktual dan
penerapannya, serta pertimbangan dalam pengambilan keputusan karier, membuat Ibu
tersebut lebih memilih karirnya menjadi Pedagang Warung Makan daripada kariernya sebagai
seorang Guru.
Walaupun demikian, studi kasus tetap dipergunakan secara luas dalam penelitian ilmuilmu sosial maupun dalam bidang ilmu-ilmu praktis.
2. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana deskripsi karier pedagang warung makan menurut teori sosial kognitif
pengembangan karier dan konseling?
3. TUJUAN
Untuk mengetahui deskripsi karier pedagang warung makan menurut teori sosial kognitif
pengembangan karier dan konseling.

BAB 2
KAJIAN TEORI
2.1 DEFINISI VARIABEL/DESKRIPSI TEORETIK
2

Teori karir kognitif sosial Social Cognitive Career Theory (SCCT) pertama kali
dipublikasikan pada tahun 1994 dan telah memberikan dampak yang besar pada penelitian
terkait masalah pemilihan karir. Landasan utama untuk pendekatan ini terletak di teori
kognitif sosial Bandura (1986) yang umum yang menekankan cara kompleks dimana perilaku
dan lingkungan saling mempengaruhi satu sama lain. Faktor yang mempengaruhi pilihan
karir seseorang, yaitu: bawaan genetik dan kemampuan-kemampuan khusus, kondisi-kondisi
dan peristiwa lingkungan, pengalaman-pengalaman belajar dan keterampilan-keterampilan
dalam menghadapi tugas. Pilihan karir aktual dan penerapannya dipengaruhi oleh sejumlah
variabel, yaitu: keyakinan efisiensi diri, harapan hasil dan tujuan pribadi. Adapun langkahlangkah dalam pengambilan keputusan karir; mendefinisikan masalah, membuat rencana
kegiatan, mengklasifikasi nilai, mengidentifikasi pilihan, mengetahui dampak-dampak
masalah, mengeliminasi beberapa alternatif secara sistematis dan mulai bertindak.1
Berkaitan dengan Teori SCCT tersebut, maka disini akan dideskripsikan mengenai dunia
perdagangan sebelum memasuki deskripsi penjelasan dari studi kasus yang akan dibahas.
Perdagangan adalah semua tindakan yang tujuannya menyampaikan barang untuk tujuan
hidup sehari-hari, prosesnya berlangsung dari produsen kepada konsumen. Pekerjaannya
memperjual belikan barang atas prakarsa dan resiko.
Macam-macam pedagang:
a) Perdagangan besar/distributor/agen tunggal adalah perdagangan yang berlangsung secara
besar-besaran. Dalam perdagangan besar, barang tidak dijual/disampaikan langsung
kepada konsumen/pengguna.
b) Perdagangan kecil/menengah/agen/grosir adalah jual beli berlangsung secara kecil-kecilan
dan barang dijual langsung kepada konsumen.2
c) Pedagang eceran/pengecer/peritel adalah pedagang yang menjual barang yang dijualnya
langsung ke tangan pemakai akhir atau konsumen dengan jumlah satuan atau eceran.
d) Importir/Pengimpor adalah perusahaan yang memiliki fungsi menyalurkan barang dari
luar negeri ke negaranya.
e) Eksporting/pengekspor adalah perusahaan yang memiliki fungsi menyalurkan barang dari
dalam dalam negara ke negara lain.3
Jenis-jenis pedagang ini lazim dibedakan berdasarkan pada cara menawarkan barang
dagangannya masing-masing:
a) Pedagang Keliling adalah pedagang yang menawarkan barang dagangannya dengan cara
berkeliling.
b) Pedagangan Asongan adalah pedagang yang menawarkan barang dagangannya dengan
cara menempatkannya di kotak kecil yang mudah dibawa dan dipindah-pindahkan.
3

c) Pedagang kaki lima adalah pedagang yang menawarkan barang dagangannya dengan cara
menggelarnya di trotoar atau di tepi jalan yang ramai.
d) Pedagang Grosir adalah pedagang yang dalam menwarkan barang tidak langsung
berhadapan dengan calon pembeli. Pedagang grosir tidak langsung menawarkan barang
kepada calon pembeli sebagaimana pedagang eceran, melainkan calon pembelilah yang
mendatangi pedagang grosir.2
Adapun bisnis-bisnis rumahan sebagai bagian dari Usaha Kecil Menengah (UKM) yang
sekarang terus berkembang ternyata telah menjadi katup pengaman bagi perekonomian
Indonesia. Bagaimana tidak, disinyalir ada sekitar 40 juta pengusaha kecil dan menengah di
seluruh Indonesia. Sementara itu, jumlah pengusaha di seluruh Indonesia ada 40 juta. Itu
artinya 99% pengusaha di Indonesia adalah pengusaha kecil dan menengah. Siapa mereka?
Ternyata mereka adalah pelaku bisnis rumahan. Bisnis rumahan adalah usaha yang dijalankan
dari rumah. Salah satunya adalah pedagang warung makan. Warung makan adalah suatu
tempat yang menyediakan hidangan dan minuman untuk umum. Rumah makan itu sendiri
memiliki tantangan untuk tetap mempertahankan usahanya, antara lain bagaimana menjaga
kualitas pelayanan agar dapat bersaing dengan produk serupa dan juga produk pengganti
lainnya yang saat ini semakin banyak bermunculan.4

Steven D. Brown and Robert W. Lent (ed.), Career Develpment and Counseling (USA: John Wiley & Sons, Inc, 2005), hlm.

101-120.
2

Dhini, Perdagangan Domestik, dari http://dhinirima-perdagangandomestik.blogspot.com/2012/03/perdagangan-dan-jenis-

jenisnya.html?m=1
3

Evo Templates, Ilmu Pengetahuan, dari http://www.organisasi.org/1970/01/jenis-macam-pedagang-perantara-pengertian-

distributor-agen-grosir-agen-tunggal-peritel-importir-eksportir.html?m=1
4

Lucina Priandarini, Panduan Lengkap Memulai dan Mengelola Usaha di Rumah, (Jakarta Selatan: TransMedia Pustaka,

2007), hlm. 1.

2.2 PENELITIAN TERDAHULU


Tingginya aktivitas perekonomian tercermin dari meningkatnya kegiatan perdagangan baik
perdagangan di tingkat besar maupun eceran yang tumbuh 10,0 persen. (Kementerian
Keuangan RI Badan Kebijakan Fisikal Pusat Kebijakan Ekonomi Makro, 2012:1)
Dari kutipan diatas, penelitian terdahulu meneliti Indonesia sebagai sebuah negara
berkembang, sejak tahun 1980 terus mengalami kenaikan. Hal ini menguatkan dugaan bahwa
selama ini pemerintahan Indonesia berusaha memaksimalkan peranan ekspor sebagai motor
4

penggerak dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia selama ini. Menurut


Salvatore, salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi yang paling umum di negara
berkembang adalah berasal dari kegiatan perdagangan di internasionalnya, yakni kegiatan
ekspor.5
Hal ini sangat berkaitan dengan penelitian yang sedang dibuat, karena akibat dari tingginya
ekonomi masyarakat, maka perdagangan pun semakin meningkat. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka muncul istilah globalisasi. Globalisasi ditandai dengan munculnya perusahaan
asing yang beroprasi di dalam negeri. Perusahaan tersebut dikenal dengan perusahaan
multinasional. Contoh: Mc. Donalds dan Pizza Hut yang bergerak dalam bidang makanan
cepat saji. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta
penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan
persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan fair.6
Rumah makan adalah usaha yang hanya menyediakan/menjual makanan atau hidangan dan
minuman bagi umum di tempat usahanya, yang pembuatannya dari bahan baku menjadi
bahan jadi bias dilakukan di tempat usahanya maupun di tempat lain, tetapi tidak mempunyai
fasilitas-fasilitas lain, seperti penyimpanan, pengawetan, dan sebagainya yang memenuhi
kriteria sebagai restoran. (Kementerian Keuangan RI Badan Kebijakan Fisikal Pusat
Kebijakan Ekonomi Makro, 2012:8)

Arlina, Gudang Makalah, dari http://gudangmakalah.blogspot.com/2011/07/skripsi-analisis-hubungan-perdagangan.html?

m=1
6

Anisa Dwi Anggraeni, Globalisasi Ekonomi, dari http://anizadwianggraeni.weebly.com/globalisasi-ekonomi.html

Penelitian terdahulu mendefinisikan rumah makan dan restoran: Menurut SK Menteri


Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. KM 73/PW 105/MPPT-85 menjelaskan bahwa
rumah makan adalah setiap tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya
menyediakan hidangan dan minuman untuk umum. Dalam SK tersebut juga ditegaskan
bahwa setiap rumah makan harus memiliki seseorang yang bertindak sebagai pemimpin
rumah makan yang sehari-hari mengelola dan bertanggung jawab atas pengusahaan RM
makan tersebut.7

Namun pada kaitannya dengan penelitian sekarang, menurut Saya rumah makan tidak hanya
sebagai tempat yang menghidangkan makanan dan minuman saja, tapi ada juga rumah makan
yang menyediakan berbagai macam oleh-oleh khas daerahnya, yaitu bisa berupa makanan
ataupun pakaian atau bisa juga benda-benda khas dari daerahnya. Disisi lain, rumah makan
juga menyediakan fasilitas Toilet Umum bagi pengendara yang melewati rumah makan
tersebut. Fasilitasnya juga tidak kalah menarik, disediakan TV dan DVD bagi yang ingin
karaokean atau hanya sekedar mendengarkan musik saja. Kolam ikan untuk penyembuhan
penyakit, bahkan yang lebih menariknya lagi ada kolam pemancingan bagi pengunjung yang
sekedar ingin memancing saja.

Adi, Proposal Penelitian, dari http://kacibi.blogspot.com/2012/12/proposal-penelitian.html?m=1

BAB 3
METODE PENELITIAN
1. PENDEKATAN PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus. Pendekatan kualitatif
bersifat naturalistic, berbasis pada budaya dan minat fenomenologi. Studi kasus merupakan
strategi penelitian dimana didalamnya peneliti menyelidiki secara cermat suatu program,
6

peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan
aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan
berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan.
Riset studi kasus:
Seorang Ibu yang sudah menjadi Guru Honorer di Sekolah Swasta selama 13 tahun,
kemudian karena terdesak berbagai factor sehingga Ibu tersebut meninggalkan profesinya
sebagai seorang Guru, lalu memilih karirnya menjadi seorang Pedagang Warung Makan.
2. FOKUS PENELITIAN
Dari riset studi kasus diatas, maka Saya meneliti bahwa pengambilan keputusan karir yang
dilakukan oleh Ibu tersebut cukup sulit dalam hidupnya. Karena ternyata menjadi seorang
Guru bukanlah pilihan karir yang tepat bagi dirinya. Menjadi Guru tetap tidaklah mudah,
perlu banyak proses yang harus dilalui, mulai dari sertifikasi, CPNS, dll. Mengajar sekolah
swasta pun tak menjadi harapan, karena gaji yang cukup kecil sebagai guru tidak tetap atau
honorer. Namun dengan pengambilan keputusan yang berani dan matang, justru keputusan
itulah yang menjadikan hidupnya lebih baik dari sebelumnya. Ibu tersebut memilih karirnya
sebagai Pedagang Warung Makan. Menurut Saya, pedagang warung makan juga bisa disebut
bisnis rumahan, karena menjalankan usaha ini dilakukan dari rumah, walaupun pada
kenyataannya pun bukan dari rumah saja tapi banyak juga warung makan yang berada di
pinggir jalan. Bisnis warung makan ini tak harus menyewa atau membeli ruko, kontrakan,
atau kaveling, karena jika bisa dilakukan di rumah, apalagi yang letaknya strategis, maka
tidak perlu pusing untuk memilih tempatnya. Berbeda dengan bisnis jasa dan produksi barang
yang lain, usaha makanan adalah usaha yang tak kenal musim. Saat krisis, orang bisa saja
tidak membeli baju baru, tapi ia tidak bisa bertahan jika ia tidak makan. Semua orang butuh
makan, tetapi di zaman sekarang, terutama di kota-kota besar, semakin sedikit orang yang
bisa atau punya banyak waktu untuk memasak, apalagi menekuninya. Oleh karena itu,
peluang usaha ini sangat besar. Hal penting yang harus dilakukan adalah berusaha mencari
cara untuk menyiasati persaingan antara warung/rumah makan.
Adapun cara yang bisa dilakukan untuk membuka warung makan yaitu:

Memilih lokasi yang strategis, menentukan menu serta testi makanan dan menentukan

harga yang terjangkau.


Tentukan tempat dan siapkan segala peralatan yang dibutuhkan.
Pelayanan yang memuaskan dan yang ramah tamah.
Analisis usaha

Hal ini sangat menarik untuk dijadikan penelitian, karena pemilihan profesi yang menurut
Saya tidak memandang usia dan latar belakang pendidikan.
3. SUBYEK DAN LOKASI PENELITIAN
Subyek penelitian terdiri dari 3 narasumber. Adapun narasumber yang pertama adalah
Individu yang memiliki kasus, sumber kedua adalah anak kandung dari narasumber pertama
dan sember ketiga adalah adik kandung dari sumber pertama.
Berikut identitas dari Subyek penelitian dan orang yang berada di sekitar subyek:
I. Narasumber 1 (Subyek Penelitian)
Nama
: Nurilah
TTL
: Tegal, 27 Juni 1968
Alamat
: Jl. Samandikun Gg. Bahari 3 No. 7 Debong Tengah, Tegal
Anak ke
:5
Jumlah saudara
:6
Anggota keluarga
:
Suami
: Harnotosi
Anak Kandung : 1. Irfan Aditya
2. Indah Nur Amalia
3. Aryani Nur Hidayah
4. Fajar Ardiansyah

Pendidikan terakhir
Pekerjaan
Alamat pekerjaan
Jumlah penghasilan

: SPG (Sekolah Pendidikan Guru)


: Pedagang Warung Makan
: Jl. Samandikun Gg. Bahari 3 No. 7 Debong Tengah, Tegal
: Rp 2.000.000/bulan

II. Narasumber 2 (Anak Kandung Narasumber 1)


Nama
: Irfan Aditya
TTL
: Tegal, 17 Oktober 1993
Alamat
: Jl. Samandikun Gg. Bahari 3 No. 7 Debong Tengah, Tegal
Anak ke
:1
Jumlah saudara
:3
Anggota keluarga
:
Ayah
: Harnotosi
Ibu
: Nurilah
Adik Kandung : 1. Indah Nur Amalia
2. Aryani Nur Hidayah
3. Fajar Ardiansyah
Pendidikan
: D2 Perpustakaan
Pekerjaan
: Staf Perpustakaan MAN Kota Tegal
Alamat pekerjaan
: Jl. Pendidikan No. 1 Pesurungan Lor Kota Tegal
Jumlah penghasilan
: Rp 850.000/bulan
8

III. Narasumber 3 (Adik Kandung Narasumber 1)


Nama
: Nur Secha
TTL
: Tegal, 04 Oktober 1971
Alamat
: Jl. Kompol Suprapto Gg. Srikandi No. 12 Debong Lor Tegal
Anak ke
:6
Jumlah saudara
:6
Anggota keluarga
:
Suami
: Sri Gunawan
Anak Kandung : Amalia Nur Rizki
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat pekerjaan
: Jumlah penghasilan
:-

Lokasi penelitian dilakukan pada dua tempat, yakni rumah dari narasumber 1 dan rumah
dari narasumber 3.
1)

Lokasi
pertama
dilakukan
di

rumah

Ibu

Nurilah

Jl. Samandikun Gg. Bahari 3 No. 7 Debong Tengah, Tegal. Pada hari Jumat, 22 April 2016
pukul 19.00 WIB. Wawancara dilakukan selama 30 menit.

2)

Lokasi kedua dilakukan di rumah Ibu Nur Secha Jl. Kompol Suprapto Gg. Srikandi No. 12
Debong Lor, Tegal. Pada hari Jumat, 22 April 2016 pukul 20.00 WIB. Wawancara dilakukan
selama 15 menit.
4. ALAT PENGUMPUL DATA
Instrumen yang Saya gunakan dalam riset studi kasus ini adalah wawancara. Adapun hasil
dari studi kasus akan terjawab dalam wawancara ini.
10

Ibu Nurilah yang biasa disapa dengan Ibu Nur adalah seorang pedagang warung makan.
Beliau lulusan SLTA namun melanjutkan ke SPG (Sekolah Pendidikan Guru). Awal karirnya
beliau adalah seorang guru honorer di sekolah swasta yaitu di SD Al-Khairiyah Kota Tegal.
Beliau mengajar selama 13 tahun. Namun, karena faktor ekonomi yang mendesak dan
ketidak cukupan gaji untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, lalu beliau mencoba membuka
usaha sampingan di rumahnya, yaitu beliau membuka warung makan. Awalnya, beliau hanya
ingin warung makan ini hanya menjadi usaha sampingan saja, karena memang sebenarnya
beliau tidak mempunyai bakat untuk berdagang, beliau pun berdagang dengan adik
kandungnya. Namun, semakin hari ternyata warungnya sukses banyak dikunjungi oleh
pembeli. Adik kandungnya pun kewalahan karena warungnya benar-benar ramai dan adiknya
tidak bisa menjaga warung sendirian. Akhirnya, Ibu Nurilah pun berfikir dan mulai
memutuskan dengan berbagai pertimbangan yang sangat berat, beliau konsultasi dengan
keluarga, terutama pada suaminya dan akhirnya beliau pun meninggalkan karirnya sebagai
seorang guru dan memilih karirnya menjadi pedagang warung makan. Karena memang susah
membagi waktu antara berdagang dan mengajar. Hal yang sangat beliau sesalkan adalah
setahun setelah beliau meninggalkan karirnya sebagai guru, ternyata guru-guru yang bergelar
SPG diangkat menjadi PNS. Namun, hal itu tidak membuatnya berlarut dalam kesedihan,
karena memang penghasilan menjadi pedagang warung makan sekitar 10% lebih besar dari
penghasilan menjadi guru. Beliau juga mempunyai kendala dalam berdagang, yaitu masalah
tempat yang mungkin memang kurang strategis. Sehingga beliau pun biasanya melakukan
promo-promo dengan face-to-face pada rekan-rekan yang ia temui. Beliau juga menemui
kesulitan dalam berdagang, yaitu penghasilan yang tidak tetap. Sehari-hari penghasilannya
bisa banyak jika warungnya ramai dan juga bisa sedikit jika warungnya sepi. Jika berbicara
mengenai masalah target untuk 5 tahun kedepan, ternyata beliau belum mempunyai prediksi
atau target untuk kedepannya, apalagi target untuk membuka warung cabang. Beliau hanya
ingin menjalankan warungnya saja. Di sisi lain, beliau juga tidak ingin menurunkan bakatnya
menjadi seorang pedagang warung makan ke anak-anaknya kelak. Ungkapnya hanya
biarkan mereka memilih karirnya sendiri-sendiri.
5. ANALISIS DATA
Jika dilihat dari riset studi kasus diatas, dalam analisis data Saya menemukan beberapa
persamaan dan perbedaan dari wawancara Saya dengan Ibu Nurilah. Saya mengumpulkan
data lain dari dua subyek yang berbeda, yaitu yang pertama subyek dari anak kandung Ibu

11

Nurilah yang bernama Irfan Aditya dan yang kedua subyek dari adik kandung Ibu Nurilah
yang bernama Ibu Nur Secha.
Berikut adalah persamaan dan perbedaannya:
Irfan Aditya sebagai Staf Perpustakaan di MAN Kota Tegal, dan Ibu Nur Secha sebagai Ibu
Rumah Tangga mengungkapkan bahwa pendidikan terakhir dari Ibu Nurilah adalah SPG
(Sekolah Pendidikan Guru). Awalnya karirnya menjadi Guru honorer SD swasta tepatnya di
SD Al-Khairiyah Kota Tegal. Irfan mengungkapkan bahwa karena faktor ekonomi lah Ibu
Nurilah memilih karirnya sebagai pedagang warung makan dan karena melihat peluang
usaha, tapi disini Ibu Nur Secha mengungkapkan bahwa selain karena faktor ekonomi, juga
ketidaksanggupan Ibu Nur Secha dalam berdagang sendirian. Karena Ibu Nurilah hanya
menjaga warung setiap beliau pulang mengajar. Akhirnya Ibu Nurilah memutuskan untuk
fokus pada warung dan meninggalkan karir nya sebagai guru. Menurut Irfan hambatannya
dalam berdagang adalah ketahanan makanan, karena makanan tidak bertahan lama, yaitu
sekitar satu-dua hari saja. Ibu Nur Secha juga mengungkap hambatan dalam berdagang
adalah capek, tapi menyenangkan karena melihat hasil yang diperoleh. Irfan mengungkap
kesulitan dalam berdagang adalah mencari alias menunggu pelanggang yang akan membeli.
Menurut Irfan dan Ibu Nur Secha, Ibu Nurilah mempunyai bakat berdagang, apalagi jika
dilihat dari Alm. Ibunya dahulu adalah juga seorang pedagang. Hal ini sangat bertolak
belakang dari pernyataan Ibu Nurilah yang mengaku tidak mempunyai bakat untuk
berdagang. Untuk target kedepannya Ibu Nurilah, ternyata Irfan dan Ibu Nursecha tidak
mengetahuinya. Mereka hanya bisa mendukung apapun yang nantinya akan dilakukan oleh
Ibu Nurilah.

12

DAFTAR PUSTAKA
Brown, Steven D. and Robert W. Lent. 2005. Career Development and Counseling. USA:
John Wiley & Sons, Inc.
Priandarini Lucia. 2007. Panduan Lengkap Memulai dan Mengelola Usaha di Rumah.
Jakarta Selatan: TransMedia Pustaka.
Dhini,

Perdagangan

Domestik,

dari

http://dhinirima-

perdagangandomestik.blogspot.com/2012/03/perdagangan-dan-jenis-jenisnya.html?m=1
Evo Templates, Ilmu Pengetahuan, dari http://www.organisasi.org/1970/01/jenis-macampedagang-perantara-pengertian-distributor-agen-grosir-agen-tunggal-peritel-importireksportir.html?m=1
Arlina, Gudang Makalah, dari http://gudangmakalah.blogspot.com/2011/07/skripsi-analisishubungan-perdagangan.html?m=1
Dwi

Anggraeni

Anisa,

Globalisasi

Ekonomi,

dari

http://anizadwianggraeni.weebly.com/globalisasi-ekonomi.html
Adi, Proposal Penelitian, dari http://kacibi.blogspot.com/2012/12/proposal-penelitian.html?
m=1
13

LAMPIRAN
A. JURNAL NASIONAL
Profil%20Sektor%20
Riil.pdf

B. INSTRUMEN WAWANCARA
a) Narasumber 1 (Subyek Penelitian)
1. Bisakah Anda menceritakan sedikit saja tentang profil diri Anda?
2. Apa pendidikan terakhir Anda?
3. Bagaimana awal karir Anda?
4. Lalu mengapa Anda lebih memilih karir Anda sebagai pedagang warung makan
daripada karir Anda sebagai Guru?
5. Apa faktor yang mempengaruhi Anda meninggalkan karir sebagai guru dan lebih
memilih sebagai pedagang warung makan?
6. Apakah Anda mempunyai bakat untuk berdagang?
7. Bagaimana cara Anda mengambil keputusan dalam memilih karir sebagai pedagang
warung makan?
8. Bisakah Anda menyebutkan kekurangan dan kelebihan Anda dalam berkarir?
9. Lalu, dengan segala kekurangan dan kelebihan Anda, apakah Anda dapat
mengembangkan karir Anda sebagai pedagang warung makan?
10. Apa kesulitan/hambatan yang terjadi sebagai pedagang rumah makan?
11. Apa target Anda untuk 5 tahun kedepan?
12. Apakah gaji/upah/penghasilan Anda sebagai pedagang warung makan lebih besar
daripada menjadi guru?
13. Apakah Anda akan membuka cabang untuk dagangan Anda di Tegal/di luar kota?
14. Apakah Anda akan menurunkan karir Ibu sebagai pedagang rumah makan kepada
anak dan cucu Anda kelak? Jika iya atau tidak, sebutkan alasannya.
14

b)
1.
2.
3.
4.
5.

Narasumber 2 (Anak Kandung Subyek)


Bisakah Anda menceritakan sedikit tentang profil diri Anda?
Apa hubungan Anda dengan Ibu Nurilah?
Benarkah pendidikan terakhir Ibu Nurilah SPG?
Bagaimana awal karir Ibu Nurilah?
Menurut Anda faktor apa yang menyebabkan Ibu Nurilah lebih memilih karirnya

sebagai Pedagang Warung Makan daripada karirnya sebagai Guru?


6. Menurut Anda apa kesulitan Ibu Nurilah dalam mengembangkan karirnya?
7. Menurut Anda mampukah Ibu Nurilah mengembangkan karirnya?
8. Menurut Anda apakah Ibu Nurilah memiliki bakat untuk berdagang?
9. Menurut Anda apa saja hambatan yang terjadi dalam berdagang?
10. Apakah Anda mengetahui bagaimana rencana Ibu Nurilah untuk kedepannya?
c)
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Narasumber 3 (Adik Kandung Subyek)


Bisakah Anda menceritakan sedikit tentang profil diri Anda?
Apa hubungan Anda dengan Ibu Nurilah?
Apa pendidikan terakhir Ibu Nurilah?
Bagaimana awal karir Ibu Nurilah?
Berapa lama Ibu Nurilah menjabat profesi sebagai seorang Guru?
Menurut Anda faktor apa yang menyebabkan Ibu Nurilah lebih memilih karirnya

sebagai Pedagang Warung Makan daripada karirnya sebagai Guru?


7. Menurut Anda apakah Ibu Nurilah mempunyai bakat untuk berdagang?
8. Menurut Anda bagaimana kesulitan atau hambatan yang dialami selama menjadi
Pedagang Warung Makan?
9. Menurut Anda Apakah Ibu Nurilah mampu mengembangkan bakatnya sebagai
Pedagang Warung Makan?
10. Apakah Anda mengetahui bagaimana rencana Ibu Nurilah untuk ke depannya?
11. Apakah penghasilan Ibu Nurilah sebagai Pedagang Warung Makan lebih besar dari
penghasilan Ibu Nurilah sebagai Guru?

15

Anda mungkin juga menyukai