Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN

“TEORI-TEORI PERILAKU KONSUMEN DAN MODEL-MODEL PERILAKU


KONSUMEN”

Dosen pengampu :

Nur Aeda, ME

Kelompok II :

1. YUNI LAILI HIDAYATI (170501193)


2. IRMA AYU LESTARI (170501187)
3. ZIYAN FAWA’ID (170501202)
4. HASANUL BASARI

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITA ISLAM NEGERI MATARAM
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur dengan tulus dipersembahkan ke hadirat Allah swt. Dialah Tuhan yang
menurunkan agama melalui wahyu yang disampaikan melalui Rasul pilihan-NYA,
Muhammad saw. Melalui agama ini terbentang luas jalan lurus yang dapat mengantarkan
manusia kepada kehidupan bahagia dan di akhirat.

Agama yang disampaikan oleh Allah kepada Rasul-NYA,Muhammad saw. kini telah
berusia hampir lima belas abad lamanya, dan kian hari terasa semakin dibutuhkan oleh umat
manusia yang mendambakan kehidupan yang tertib, aman, dan damai.

Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
‘’Analisis Prilaku Konsumen’’. Disamping itu, kami sangat berterimkasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini bisa
terselesaikan tepat waktu.

Demikian yang dapat kami sampaikan,semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para
pembaca. kami mengharap kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat kami
perbaiki. Karena kami sadar, bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat
kekurangan.
DAFTAR ISI
COVER ………………………………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………..
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………
A. Latar Belakang ………………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………...
C. Tujuan Masalah ……………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………………….
A. Pengertian Perilaku Konsumen………………………………………………………
B. Teori-Teori Perilaku Konsumen ……………………………………………………
C. Model-Model Perilaku Konsumen…………………………………………………..
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………………..
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………….
B. Saran …………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR PELAKANG

Perilaku konsumen memiliki kepentingan khusus bagi orang karena berbagai alasan
berhasrat mempengaruhi atau mengubah perilaku itu, termasuk mereka yang kepentingan
utamanya adalah pemasaran, pendidikan, dan perlindungan konsumen, serta kebijakan
umum.

Elemen kunci dalam definisi ini adalah pertukaran antara pelanggan dan penyuplai.
Masing-masing pihak memberikan sesuatu yang bernilai kepada pihak lain dengan tujuan
memenuhi kebutuhan mereka masing-masing. Dalam konteks pembelian yang normal, uang
ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan.
Perhatikan bahwa pelanggan terletak pada inti dari proses tersebut. Semua yang
dilakukan penyuplai dalam hal produk, harga, promosi dan distribusi diadaptasikan dengan
permintaan pasar. Oleh karena itu pelanggan menjalankan pengaruh dominan pada semua
yang dilakukan perusahaan. Tidak mengherankan bahwa studi perilaku konsumen memiliki
akar utamanya di dalam bidang ekonomi, dan yang lebih baru, dalam bidang pemasaran.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang konsep dasar perilaku konsumen yang akan penulis
paparkan dalam bab selanjutnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu teori-teori perilaku konsumen
2. Apa itu model-model perilaku konsumen
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan teori perilaku konsumen
2. Untuk mengetahui mengetahui model-model perilaku konsumen
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian perilaku konsumen
Mengetahui perilaku konsumen dapat menjadi dasar bagimana pemasaran dalam
membuat kebijaksan nyang tepat. Oleh karena itu segala perubahan yang terjadi pada
konsumen dan masyarakat harus tetap diperhatikan.
Menurut Loudon dan Delia Bitta (1993, hal 5), "perilaku konsumen adalah proses
pengambilan keputusan dan kegiatan fisik yang dilakukan oleh individu-individudalam
mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau menghabiskan barang dan jasa."
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1994, hal3), "perilaku konsumen adalah tindakan
yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan
jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini."
Menurut Dharmesta dan Handoko (1987, hal 9), "perilaku konsumen adalah kegiatan-
kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan
barang-barang dan jasa-jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada
persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut".
Ada dua elemen penting dari pengertian perilaku konsumen diatas, yaitu proses
pengambilan keputusan dan kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan individu dalam
menilai, mendapatkan, dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa ekonomis.
Analisa perilaku konsumen dapat membantu manajer dalam perencanaan, pelaksanaan
dan pengendalian strategi pemasaran dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan perusahaan
seperti laba, market share, dan bertahan hidup. Analisa dan implementasinya tergantung pada
pemahaman atas proses pembelian dan faktor-faktor yang berpengaruh pada perilaku
konsumen. Analisa perilaku konsumen yang realistik tidak hanya mengamati bagian yang
tampak saja, tetapi hendaknya menganalisis juga proses-proses yang tidak dapat atau sulit
diamati yang selalu menyertai pembelian. Dalam kaitannya dengan keputusan membeli dan
memakai suatu barang, maka pemahaman perilaku konsumen meliputi jawaban atas
pertanyaan mengenai siapa, dimana, bagaimana kebiasaan dandalam kondisi apa membeli

suatu barang atau jasa.

B. Teori-Teori Perilaku Konsumen


Pengetahuan tentang adanya alasan mengapa konsumen membeli produk tertentu atau
membeli pada penjual tertentu merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan dalam
menentukan program bauran pemasarannya, seperti menentukan program promosi yang
efektif, desain produk, harga, saluran ditibusi yang efektif, dan beberapa aspek lain dan
program pemasaran perusahaan. Untuk mengetahui dan memahami alasan yang mendasan
dan mengarahkan perilaku konsumen dalam melakukan pembelian, ada beberapa teori
perilaku konsumen yang telah dikembangkan untuk menjelaskannya (Dharmesta dan
Handoko, 1987, hal 27-38), yaitu:
1. Teori Ekonimi Mikro
Teori ini pada awalnya dikembangkan oleh para ahli ekonomi klasik, yang
menyatakan bahwa keputusan untuk membeli merupakan hasil perhitungan ekonomis
rasional yang sadar, dimana pembeli individual berusaha menggunakan barang-barang
yang akan memberikan kegunaan (kepuasan) paling banyak sesuai dengan selera dan
harga-harga relatif.
Kemudian teori disempurnakan oleh para ahli ekonomi neoklasik yang dikenal
dengan teori kepuasan marginal (marginalutility). Menurut teori kepuasan marginal ini,
setiap konsumen akan berusaha mendapatkan kepuasan maksimal, dan konsumen akan
meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk untuk jangka waktu yang lama, bila ia
telah mendapatkan kepuasan dari produk yang sama yang telah dikonsumsinya. Dalam
hal ini, kepuasan yang didapat sebanding atau lebih besar dengan marginal utility yang
diturunkan dan pengeluaran yang sama untuk beberapa produk lain, melalui suatu
perhitungan yang cermat terhadap konsekuensi dari setiap pembelian.
Ada beberapa asumsi yang mendasari teori ekonomi mikro ini, yaitu:
1. Bahwa konsumen selalu mencoba untuk memaksimumkan kepuasannya dalam batas-
batas kemampuan finansialnya.
2. Bahwa ia mempunyai pengetahuan tentang beberapa alternatif sumber untuk
memuaskan kebutuhannya.
3. Bahwa ia selalu bertindak dengan rasional.
Teori ini umumnya ditolak karena kenyataannya tidak ada orang yang sebelum
membeli barang tertentu terlebih dahulu menghitung teliti marginal utility barang tersebut
dan membandingkannya dengan marginal utility dengan barang lain. Teori ini hanya
memasukkan faktor ekonomi sebagai variabel pembentuk perilaku sedangkan faktor-
faktor lain yang sebernya turut membentuk perilaku tidak dimasukkan dalam teori ini.
2. Teori Psikologis
Teori psikologis ini merupakan penerapan dari teori-teori bidang psikologi dalam
menganalisa perilaku konsumen dan mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis
individu yang selalu dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan.
Manusia selalu didorong oleh kebutuhan-kebutuhan dasarnya, yang ada sebagai
bagian dan pengaruh lingkungan dimana diatinggal dan hidup, serta nampak pada
kegiatannya diwaktu sekarang, tanpa mengabaikan pengaruh diwaktu yang lampau atau
antisipasinya untuk waktu yang akan datang.
Ada beberapa teori yang termasuk dalam teori psikologis, yaitu:
1) Teori Belajar
Teori belajar menekankan pada tindakan penafsiran dan peramalan yang
merupakan kunci untuk mengetahui tingkah laku atas empat komponen pokok, yaitu
dorongan (drive), petunjuk (cut), tanggapan (response), dan penguatan
(reinforcement). Dorongan (drive) yang juga sering disebut. Kebutuhan atau motif
adalah stimuli atau rangsangan kuat dalam diri seseorang yang memaksanya untuk
bertindak. Dorongan dapat dibedakan dalam dorongan yang bersifat fsikologis (lapar,
haus seks) dan dorongan yang bersifat hasil dari proses belajar, yaitu rasa takut,
keinginan untuk memiliki, dan sebagainya.
Petunjuk (cue) merupakan stimuli atau rangsangan yang lebih lemah, yang akan
menentukan kapan, dimana, dan bagaimana tanggapan subyek. Tanggapan (response)
merupakan reaksi seseorang terhadap suatu kombinasi petunjuk. Dalam hal ini
tanggapan akan tergantung dari petunjuk.
Penguatan (reinforcement) terjadi bila perilaku individu terbukti dapat
memperoleh kepuasan. Ini berarti perilaku individu yang sama akan berulang bila
pengutan positif dan tidak akan mengulang bila negatif.
2) Teori Psikhoanalitis
Menurut teori ini perilaku manusia dipengaruhi oleh adanya keinginan yang
terpaksa dan adanya motif yang tersembunyi. Perilaku tersebut selalu merupakan
hasil interaksi dari tiga aspek dalam struktur kepribadian manusia yaitu id, ego, dan
super ego. Id merupakan aspek biolgis dan sebagai aspek yang orisinil di dalam
kepribadian manusia. Ego merupakan aspek kepribadian dan timbul dari kebutuhan
organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia nyata dan menjadi pusat
perencanaan untuk menemukan jalan keluar bagi dorongan-dorongan yang terdapat
dalam id nya.
Super ego merupakan aspek sosiologi dari kepribadian dan bisa dianggap sebagai
aspek moral dari kepribadian yang menyalurkan dorongan-dorongan naluriah
kedalam tindakan-tindakan yang tidak bertentangan dengan norma-norma sosial dan
adat kebiasaan masyarakat.
3) Teori Sosiologis
Teori ini lebih, menitik beratkan pada hubungan dan pengaruh antar individu yang
dikaitkan dengan perilaku mereka. Jadi, lebih mengutamakan perilaku kelompok,
bukannya perilaku individu. Manusia selalu dipandang selalu menyesuaikan diri
dengan bentuk dan norma umum dari lingkungan kulturnya dan lingkungan hidupnya.
Oleh karena itu, analisa peilaku lebih diarahkan pada kegiatan-kegiatan kelompok
seperti keluarga, teman, rekan kerja, dan organisasi.
3. Teori Antropologis
Seperti halnya teori sosiologis, teori antropologis juga menekannkan perilaku
pembelian dari satu kelompok masyarakat. Namun, kelompok-kelompok masyarakat
yang diutamakan bukan kelompok kecil, tetapi kelompok besar atau kelompok yang
ruang linkupnya luas seperti kebudayaan (kultur), subkultur, dan kelas-kelas sosial.
Asumsinya adalah bahwa faktor-faktor tersebut memainkan peranan penting dalam
pembentukan sikap, dan merupakan petunjuk penting mengenai nilai-nilai yang akan
dianut oleh seorang konsumen.
C. Model-model perilaku konsumen
1. Model-model perilaku konsumen
David L. Loundoun dan Albert J. Della Bitta (1984:29) mengemukakan: “A model
can be defined as a simplified representation of reality” (suatu model dapat didefinisikan
sebagai suatu wakil realitas yang disederhanakan).
Gerarld Zaltman dan Melanie Wallendrorf (1979:515) mendefinisikan sebagai
berikut: “A model is a representation of something (in our case, a procces) (suatu model
adalah suatu yang mewakili suatu dalam hal ini adalah suatu proses).
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, model perilaku konsumen dapat didefinisikan
sebagai suatu skema atau kerangka kerja yang disederhanakan untuk menggambarkan
aktivitas-aktivitas konsumen.
Model perilaku konsumen dapat pula diartikan kerangka kerja atau suatu yang
mewakili apa yang diyakini konsumen dalam mengambil keputusan membeli. Perilaku
konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau
organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan,
menggunakan barang-barang atau jasa ekonomi yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan.
Model perilaku konsumen dapat diartikan sebagai kerangka kerja atau suatu yang dalam
mengambil keputusan pembeli.
2. Macam-macam model perilaku konsumen
1) Model perilaku konsumen dari Howard dan Sheth
Model ini menunjukkan suatu proses dan variable yang mempengaruhi perilaku
konsumen sebelum dan sesudah terjadinya pembelian. Ada tiga variable utama dalam
model ini yaitu persepsi, belajar dan sikap.
Tujuan model perilaku konsumen ini adalah untuk menjelasakan bagaimana
konsumen membandingkan dan memilih suatu produk yang sesuai dengan
kebutuhannya.
Dalam model perilaku konsumen ini terdapat informasi exogenous variable yang
terdiri dari proses pengamatan dan proses belajar (learning process)
Variable proses pengamatan (perceptual processes) terdiri dari:
a. Perhatian, merupakan reseptor-reseptor indera untuk mengendalikan penerimaan
informasi.
b. Stimulus ambiguity, yaitu ketidakpastian tentang sesuatu yang diamati dan tidak
adanya makna dari informasi yang diterima.
c. Perceptual bias (penyimpangan pengamatan), yaitu suatu distorsi dari informasi
yang diterima.
d. Over search (penelusuran nyata), yaitu penelusuran informasi secara aktif.
Variable proses belajar terdiri dari:

a. Motif, yaitu suatu dorongan dalam diri untuk mencapai tujuan membeli
b. Kreteria memimlih, yaitu seperangkat motif yang berhubungan dengen tingkat
produk yang menjadi pertimbangan
c. Pemahaman merek, yaitu mengetahui tentang berbagai merek barang yang akan
dibeli
d. Sikap, yaitu kesukaan pada merek yang didasarkan atas kreteria memilih
e. Intention, (niat,maksud) yaitu prediksi yang meiliputi kapan, dimana dan
bagaimana konsumen bertindak terhadap suatu merek, dan dipengaruhi pula oleh
fakktor lingkungan
f. Kepercayaan, yaitu keyakinan kepada suatu merek tertentu
g. Kepuasan yaitu, tingkat penyesuaian antara kebutuhan dengan pembelian barang
yang diharapkan oleh konsumen.
2) Model perilaku konsumen industry menurut Sheth
Model ini merupakan pengembangan dari model perilaku konsumen dari Howard
dan Sheth. Model ini meupakan model asli yang diaplikasikan untuk kelompok
pembuat keputusan membeli dalam suatu organisasi. Sheth juga memberikan
beberapa perhatian terhaadap ketentuan bilamana keputusan memberli dilakukan
bersama. Menurut Sheth, keputusan bersama lebih disukai apabila:
a. Ada resiko yang cukup berat
b. Pemakaian modal lebih besar dari pada pembelian rutin
c. Desakan waktu yang rendah
d. Organisasi yang besar
e. Organbisasi yang didesentralisasi
3) Model perilaku konsumen industry dari Engel, Kollat, dan Blackwell
Model ini mempunyai kesamaan dengan model sebelumnya baik dalam ruang
lingkup, sudut pandang maupun tujuannya.
Model EKB membedakan tipe-tipe perilaku konsumen atas dasar situasi yang
dihadapinya, apakah pilihan membeli berlangsung secara rutin atau hanya pada saat
tertentu saja. Komponen dasar model ini adalah stimulus, proses informasi, proses
pengambilan keputusan, variable proses pengambilaln keputusan, dan pengaruh
lingkungan ekstermal
Komponen pengambilan keputusan ada lima tahap yaitu, pengenalan masalah,
penelusuran informs, evaluasi alternative, pillihan dan hasil. Pengenalan masalah
terjadi bilamana konsumen menyadari perbedaan diantara situasi yang ada dengan
situasi yang diharapkan. Hal ini dapat terjadi dalam aktifitas internal dan motif,
misalnya rasa lapa.
Tahap selanjutnya adalah tahap penelurusan informasi. Aktifitas pada tahap ini
meliputi kecepatan dan keluasan dalam menmbulkan kembali informasi yang ada
pada memori dan pengalaman-pengealaman mengenai masalah. Informsi tersebut
dalam bentuk keyakinan dan sikap yang mempengaruhi konsumen dalam suatu merek
yang kuat menjadi pilihan dan menjadi kegiatan pembelian yang telah diidentifikasi.
Namun, jika penelitian internal tidak menghasilkan informasi yang memadai tentang
produk, konsumen dapat melakukan penelitian informasi eksternal, dan ha ini
merupakan pemecahan masalah yang lebih ekstensif. Keluasan informasi eksternal
dapat juga dipengaruhi oleh persepsi konsumen dalam memperhitungkan untung
ruginya suatu aktivitas.
Tahap evaluasi alternative meliputi membandingkan informasi tentang merek
melalui proses penelusuran criteria evaluasi. Dalam hal ini pertimbangna suatu
produk sudah ada dalam memori konsumen.
Mengubah keyakinan konsumen dapat dengan memodifikasi sikapnya ke arah
tindakan keputusan terhadap suatu merek. Sikapnya dapat positif atau negative
terhadap merek tersebut, dan dengan sikap yang meyakinkan konsumen akan
menimbulkan niat membeli.
4) Model perilaku konsumen menurut Kerby
Model perilaku konsumen dikembangkan oleh Joe Kent Kerby. Keserhanaan
model ini sangat bermanfaat untuk mengetahui dasar-dasar perilaku konsumen.
Ada empat masalah yang berhubungan dengan model Kerby yaitu:
a. Faktor manusia dan faktor social tidak berhubungan satu dengan yang lain
b. Faktor manusia dan faktor social tidak ada umpan baliknya, aktifitas membeli
dipengaruhi oleh sikap, persepsi, kepribadian dan lingkungan budaya yang
dibentuk oleh tingkat kelas social dan kelompok anutan
c. Faktor-fakror model menurut Kerby tidak memberikan aktivitas-aktivitas penting
d. Model ini bersifat statis. Hal ini didasarkan atas kebutuhan biologis, dan perilaku
konsumen terjadi karena adanya dorongan tersebut.
5) Model perilaku konsemune dari Francesco Nicosia
Dasar model perilaku konsumen ini melibatkan paling sedikit dua orang yang
berinteraksi. Yaitu penjual membangkitkan stimulus, misalnya meningkatkan
permintaan atau merupakan segmentasi pasar yang baru menghasilkan persepsi,
belajar dan suatu output perilaku (musalnya produk baru) sedangkan variable
oksigennya adalah kepribadian, posisi ekonomi dan desakan keluarga. Output dari
penjual merupakan stumulus bagi pembeli. Keputusan atau output dari pembeli
menjadi stimulasi kembali kepada penjual.
3. Tujuan dan fungsi model perilaku konsumen
Ada dua tujuan utama dalam suatu model, yaitu pertama sangat bermanfaat untuk
mengembankan teori dalam penelitian perilaku konsumen; kedua untuk mempermudah
dalam memperlajari apa yang telah diketahui mengenai perilaku konsumen.
Sedangkan fungsi model perilaku konsumen adalah sebagai berikut:
a. Deskriptif, yaitu fungsi yang berhubungan dengan pendalaman mengenai langkah-
langkah yang diambil konsumen dalam memutuskan suatu penelitian membeli.
b. Prediksi, yaitu meramalkkan kejadian-kejadian dan aktifitas konsumen pada waktu
yang akan datang. Misalnya meramalkan merek produk yang dapat mudah diingat
oleh konsumen.
c. Explanation, yaitu mempelajari sebab-sebab dari berbagai aktivitas pembelian, seperti
mempelajari mengapa konsumen sering membeli produk dengan merek yang sama?.
Apakah itu karena kebiasaan atau karena konsumen suka dengan merek tersebut?.
d. Pengendalian, yaitu mempengaruhi dan mengendalikan aktivitas-aktivitas konsumen
pada masa yang akan datang.
4. Kreteria untuk mengevaluasi model perilaku konsumen
Gerald Zaltman dan Melanie Wallendrorf (1979: 518-519) menegmukakan 10 kriteria
untuk mengevaluasi model perilaku konsumen yaitu:
1. Capable of explanation as well as prediction (mampu untuk menerangkan maupun
meramalkan)
2. General (umum, menyeluruh,atau keluasan)
3. High in heuristic power (mempunyai kekuatan yang besar untuk menyelidiki)
4. High in unifyinh power (mempunyai kekuatan yang besar untuk mempersatukan)
5. Internally sonsistent (ketetapan secara intelektual)
6. Original (keaslian)
7. Plausble (dapat dipercaya mempuntai kesahihan)
8. Simple (sederhana)
9. Supported by factes (didukung oleh fakta-fakta)
10. Testable, veriviable (dapat diuji dapat diperiksa benar tidaknya)
Model perilaku konsumen harus dapat menerangkan dan meramalkan. Model perilaku
kinsmen harus dapat secara umum meliput keluasan situasi membeli, mempunyai
kekuatan untuk menyelidiki pertanyaan yang ada. Model perilaku konsumen yang
baik mempunyai kekuatan untuk mempersatukan interelasi antara sikap-sikap,
kepribadian , peranan social, struktur social, dan proses belajar. Model perilaku
kosnumen harus konsisten, asli, dapat dipercaya, sederhana, didasarkan pula atas
fakta-fakta yang nyata, dapat diuji dan diperiksa benar tiaknya untuk suatua akttifitas.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Alasan mengapa seseorang membeli merupakan faktor penting dalam menentukan
program pemasaran perusahaan. Untuk mengetahui dan memahami proses motivasi yang
mendasari dan mengarahkan perilaku konsumen dlm melakukan pembelian, perlu dipelajari
teori perilaku konsumen.
Tidak ada teori perilaku konsumen yang dapat diterima secara umum karena masing-
masing hanya membahas bagian khusus dari keseluruhan faktor pembentuk perilaku,
sehingga penerapanya hanya bisa dilakukanbuntuk situasi tertentu. Perilaku manusia
merupakan fungsi dari individu dan lingkungan. Individu memiliki kehendak dan lingkungan
yang turut menentukan apakah kehendak itu akan dilaksanakan atau tidak.
Para pemasar berusaha memahami kepribadian konsumen dalam rangka mempelajari
perilaku konsumen dan merumuskan strategi pemasaran yang efektif dan efisien, dalam hal
ini variabel-variabel yang terdapat dalam komponen perilaku konsumen seperti variabel
stimulasi, respons, dan intervening merupakan variabel yang berpengaruh dalam psikologi
konsumen untuk melakukan keputusan pembelian.
Hal lain yang harus diketahui oleh calon pemasar adalah model yang digunakan untuk
menyelami psikologi konsumen dalam menanggapi adanya suatu produk. Ke lima model ini
mempunyai kekuatan untuk menyatukan interalasi antara sikap-sikap, kepribadian, peranan
sosial, struktur sosial, dan proses belajar.
DAFTAR PUSTAKA

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2002. Perilaku Konsumen edisi Revisi. Bandung: PT. Refika
Aditama

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2012. Perilaku Konsumen edisi Revisi. Bandung: PT. Refika
Aditama

Anda mungkin juga menyukai