PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pemahaman akan perilaku konsumen adalah tugas penting bagi pemasar. Para
pemasar mencoba memahami perilaku konsumen agar mereka dapat menawarkan kepuasan
yang lebih besar kepada konsumen. Tapi bagaimanapun juga ketidakpuasan konsumen pada
tingkat tertentu masih ada. Beberapa pemasar masih belum menerapkan konsep pemasaran
sehingga mereka tidak berorientasi pada konsumen dan tidak memandang kepuasan
konsumen sebagai tujuan utama. Lebih jauh lagi karena alat menganalisis prilaku konsumen
tidak pasti, para pemasar kemungkinan tidak mampu menetapkan secara akurat apa yang
sebenarnya yang dapat memuaskan para pembeli. Sekalipun para pemasar mengetahui factor
yang meningkatkan kepuasan konsumen tergolong aset yang paling berharga bagi semua
bisnis.
2. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan
pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa dmei
memenuhi kebutuhan dan keinginan.
1
Mustafa Edwin Nasution, M.Sc., MAEP., Ph.D., et al. Pengenalan eksklusif : Ekonomi Islam (Jakarta:
PRENAMEDIA GROUP, 2006) hlm. 56-62
dengan cara yang dipilihnya sendiri, namun kebebasan seseorang untuk bertindak itu
dibatasi oleh kebebasan orang lain, artinya kebebasan itu tidak boleh mendatangkan
kerugian bagi orang lain.
Berikut beberapa prinsip dasar dalam analisis prilaku konsumen dalam teori ekonomi
konvensional adalah :
2. Konsumen mampu membandingkan biaya dengan manfaat. Jika dua barang memberi
manfaat yang sama, konsumen akan memilih yang biayanya lebih kecil. Di sisi lain, bila
untuk memperoleh dua jenis barang dibutuhkan biaya yang sama, maka konsumen akan
memilih barang yang member manfaat yang lebih besar.
3. Tidak selamanya konsumen dapat memperkirakan manfaat dengan tepat. Saat membeli
suatu barang, bisa jadi manfaat yang diperoleh tidak sesuai dengan harga yang harus
dibayarkan.
4. Setiap barang dapat di substitusi dengan barang lain. Dengan demikian konsumen dapat
memperoleh kepuasan dengan berbagai cara.
Asumsi sentral dalam teori ekonomi mikro neoklasik adalah manusia berprilaku secara
rasional. Asumsi ini diperlukan agar dapat dibangun teori yang memiliki daya prediksi
terhadap perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhannya, dihadapkan dengan keterbatasan
sumber daya yang dimilikinya. Dasar dari rasionalitas adalah adanya pengetahuan atau
perkiraan mengenai akibat dari sesuatu yang kita lakukan. Dalam banyak hal, rasionalitas
sering kali memaksa adanya penyederhanaan-penyederhanaan masalah, yang kemudian
direkayasa menjadi suatu model. Sedangkan model adalah penyederhanaan masalah-masalah
ekonomi dengan tujuan agar kita dapat memahami, melakukan prediksi, dan merancang
kebijakan.
Hipotesis utama dalam mempelajari perilaku konsumsi, prediksi dan mekanisme pasar
dalam ekonomi islam adalah bahwa bekerjanya “invisible hand” –yang didasari oleh asumsi
rasionalitas yang bebas nilai—tidak memadai untuk mencapai tujuan ekonomi islam yakni
terpenuhinya kebutuhan dasar setiap orang dalam suatu masyarakat. Perilaku konsumen
Islami, terbentuk dari paradigma berpikir yang sama sekali berbeda dengan paradigma hokum
permintaan yang kita kenal dalam ekonomi konvensional.
Islam memberikan konsep adanya an-nafs al-muthmainnah (jiwa yang tenang). Jiwa
yang tenang ini tentu saja tidak berarti jiwa yang mengabaikan tuntutan aspek material dari
kehidupan. Tentu saja ia tetap memerlukan semua pemenuhan kebutuhan fisiologis jasmani
termasuk juga kenyamanan-kenyamanan (comforts), tetapi pemuasan kebutuhan harus
dibarengi dengan adanya kekuatan moral atau ketidaan tekanan batin (tension) dan adanya
keharmonisan hubungan antar sesame manusia dalam sebuah masyarakat.
David L. Loudon dan Albert J. Della Bitta (1984: 29) mengemukakakn “A model can
defined as a simpleful representation of reality” (suatu model dapat didefinisikan sebagai
suatu wakil realitas yang disederhanakan).
Gerald Zalman dan Melanie Wallendorf (1979: 515) mendefinisikannya sebagai berikut:
“A model is a representation of something (in our case, a process)” (suatu model adalah
sesuatu yang mewakili sesuatu dalam hal ini adalah suatu proses)
Berdasarkan para ahli di atas, model perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai suatu
skema atau kerangkan kerja yang disederhanakan untuk menggambarkan aktivitas-aktivitas
konsumnen.
Model perilaku konsumen dapat pula diartikan sebagai kerangka kerja atau sesuatu yang
mewakili apa yang diyakinkan konsumen dalam mengambil keputusan membeli.
Ada dua tujuan dari suatu model, yaitu pertama sangat bermanfaat untuk
mengembangkan teori dalam penelitian konsumen, kedua untuk mempermudah dalam
mempelajari apa yang telah diketahui mengenai perilaku konsumen.
Model ini menunjukan suatu proses dan variabel yang mempengaruhi perilaku konsumen
sebelum dan sesudah terjadinya pembelian. Tujuan dari model perilaku konsumen ini adalah
untuk menjelaskan bagaimana konsumen membandingkan dan memilih satu produk yang
sesuai dengan kebutuhannya. Model Howard-Sheth tentang perilaku pembeli berisi empat
elemen pokok yaitu:2
a. Bahan/input
Sebagai bahan untuk model tersebut adalah berupa dorongan dari sumber pemasaran
(termasuk periklanan) dan lingkungan sosial. Banyak sekali informasi dari berbagai
macam merek yang berkaitan dengan harga, kualitas, ketersediaan dan pelayanan. Ada[un
hasil utama dari model tersebut adalah keputusan membeli.
b. Proses intern
Dalam model Howard-Sheth, proses intern dari pembeli digolongkan dalam dua
bagian, yaitu pengamatan dan belajar. Kedua variabel ini mempunyai susunan yang
berurutan. Sseorang dapat belajar dari suatu pengamatan terlebih dulu.
2
Drs. Basu Swastha Dh., M.B.A., Drs. Irawan. M.B.A., MANAJEMEN PEMASARAN MODERN (Yogyakarta:
LIBERTY OFFSET, 2000), hlm. 105
c. Hasil/output
Sebagai hasil dari model Howard-Sheth tersebut adalah keputusan untuk membeli.
d. Pengaruh eksogen
Dalam model Howard-Sheth terdapat variabel-variabel eksogen yang ikut
mempengaruhi perilaku pembeli meskipun pengaruhnya tidak begitu besar. Variabel
eksogen tersebut adalah:
1. Pentingnya pembelian
2. Sifat kepribadian
3. Status keuangan
4. Batasan waktu
5. Faktor sosial dan organisasi
6. Kelas sosial
7. Kebudayaan
Dalam model perilaku konsumen dari Howard-Sheth terdapat informasi exogenous
variables yang terdiri dari pengamatan dan belajar.
Model ini merupakan pngembangan terhadap model perilaku konsumen dari Howard-
Sheth. secara umum model ini berbeda dari model aslinya. Model ini merupakan model asli
yang diaplikasikan untuk kelompok pembuat keputusan membeli dalam suau organisasi.3
Model ini mempunyai kesamaan dengan model aslinya, antara lain stimulus,
information source, dan output. Penambahan dari model sheth ini ialah keputusan diambil
oleh kelompok. Oleh karena itu, penambahan pada proses belajar dan persepsi individu dalam
model sheth dimasukan kedalam proses interpersonal, seperrti resolusi konflik dan negosiasi.
3
DR. AA. ANWAR PRABU MANGKUNEGARA. PERILAKU KONSUMEN Edisi Revisi (Bandung: PT
Refika Aditama, 2002) hlm.
3. Model Perilaku Konsumen Industri dari Engel, Kollat, dan Bleckwell
Model EKB membedakan tipe-tipe perilaku konsumen atas dasar situasi yang
dihadapinya apakah pilihan membeli ber langsung secara rutin atau hanya pada saat tertentu
saja. Hal ininmerupakan pengembangan dari model Howard-sheth mengenai situasi
pemecahan masalah secara otomatis.
Komponan dasar model EKB adalah stimulus, proses informasi, proses pengambilan
keputusan, variabel proses pengembalian keputusan da pengaruh liingkungan eksternal.
b. Pencarian informasi
Langkah berikutnya setelah pengenalan kebutuhan adalah pencarian informasi internal
kedadalam ingatan untuk menentukan apakah cukup banyak yang diketahui mengenai
pilihan yang tersedia untuk memungkinakan pilihan yang dibuat tanpa pencarian
informasi lebih lanjut. Apabila informasi internal kurang, dilakukan pencarian informasi
ekdternal. Pencarian internal adalahl pencarian berdasarkan yang ada pada diri konsumen,
yaitu ingatan dan pengalaman masa lalu. Pencarian eksternal adalah pencarian yang
bersumber diluar konsumen. Pencarian eksternal dapat dilakukan dengan cara dar mulut
kemulut, mencoba-coba dan infomasi dari pemasaran.
c. Evaluasi alternatif
Penilaian alternatif dimulai dengan pembentukan dan perubahan keercayaan terhadap
produk atau merek dan atributnya, diikuti perubahan sikap terhadaptindakan pembelian,
dan selanjutnya adalah niat untuk melakukan tindakan pembelian. Dalam melakukan
evaluasi alternatif memanfaatkan kriteria evaluasi yaitu standar dan spesifikasi, untuk
membandingkan prdu dan merek yang berbeda. Kriteria evaluasi dibentuk dan
dipengaruhi oleh perbedaan individu danpengaruh lingkungan.
Model yang sederhana mengenai perilaku konsumen dikembangkan oleh Joe Kent
Kerby. Kesederhanaan model ini sangat bermanfaat untuk mengetahui dasar-dasar
perilaku konsumen.
a) Faktor manusia dan faktor sosial tidak berhubungan satu dengan lainnya.
b) Faktor manusia dan fatos sosial tidak ada umpan baliknya (feed back).
Aktivitas membeli dipengaruhi oleh sikap, persepsi, kepribadian, dan
lingkungan budaya yang dibentuk oleh tingkat kelas sosial dan kelompok
anutan.
c) Faktor-faktor dalam model Kerby tidak memberikan aktivitas-aktivitas
penting.
d) Model ini bersifat statis. Hal ini didasarkan atas kebutuhan biologis, dan
perilaku konsumen terjadi karena adanya dorongan tersebut.
Dasar model perilaku konsumen ini paling sedikit melibatkan dua orang yang
berinteraksi. Komponen dasar model ini, yaitu penjual membangkitkan stimulus,
misalnya meningkatkan permintaan atau merupakan segmentasi pasar yang baru
menghasilkan persepsi, belajar, dan suatu output perilaku (misalkan produk baru).
Sedangkan variabel eksogennya adalah kepribadian, posisi ekonomis, dan desakan
keluarga. Output dari penjual menjdi stimulus bagi pembeli. Keputusan atau output dari
pembeli menjadi stimulus pada penjual.
PENUTUP
A. SIMPULAN
a. Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan
pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa dmei
memenuhi kebutuhan dan keinginan.
b. Teori Perilaku Konsumen
Berikut beberapa prinsip dasar dalam analisis prilaku konsumen dalam teori ekonomi
konvensional adalah : 1. Kelangkaan dan terbatasnya pendapatan, 2. Konsumen mampu
membandingkan biaya dengan manfaat, 3. Tidak selamanya konsumen dapat
memperkirakan manfaat dengan tepat, 4. Setiap barang dapat di substitusi dengan barang
lain, 5. Konsumen tunduk kepada hukum
Ada dua tujuan dari suatu model, yaitu pertama sangat bermanfaat untuk
mengembangkan teori dalam penelitian konsumen, kedua untuk mempermudah dalam
mempelajari apa yang telah diketahui mengenai perilaku konsumen.
1. Mustafa Edwin Nasution, M.Sc., MAEP., Ph.D., et al. 2006, Pengenalan eksklusif : Ekonomi
Islam (Jakarta: PRENAMEDIA GROUP)
2. Drs. Basu Swastha Dh., M.B.A., Drs. Irawan. M.B.A.. 2000, MANAJEMEN PEMASARAN
MODERN (Yogyakarta: LIBERTY OFFSET)
3. DR. AA. ANWAR PRABU MANGKUNEGARA. 2002, PERILAKU KONSUMEN Edisi Revisi
(Bandung: PT Refika Aditama)