Anda di halaman 1dari 4

Nilai akan datang atau future value

 future value adalah nilai uang dimana yang akan datang dari sejumlah uang tertentu yang
dimiliki sekarang. sebagai contoh, seseorang yang mempunyai uang Rp1.000 menabung di
suatu bank yang memberikan bunga 10% pertahun. Berapa nilai tabungan Setelah 1 tahun,
atau pada akhir tahun pertama?

 Misalkan:

 P = nilai tabungan awal = Rp1.000


 R sama dengan suku bunga = 10%
F i r, n = an nilai tabungan pada akhir periode n dengan suku bunga R
 jika N = 1, maka future value adalah:
 FV   r, 1 = p 0 + P 0. R
 = 0 tanda kurung 1 + R

 dalam kaitan dengan contoh, maka nilai tabungan pada akhir tahun  1 adalah:
  
 jika tabungan tersebut dibiarkan sampai 2 tahun, maka nilai tabungan pada akhir tahun kedua
adalah:

 apabila tabungan tersebut dibiarkan sampai tahun ke n, maka nilainya pada akhir tahun ke N
adalah:

 berdasarkan tabel 51, tampak bahwa pada suku bunga tertentu, semakin lama investasi
dilakukan, maka future value nya akan semakin besar dan sebaliknya. pada periode investasi
yang sama, semakin besar suku bunga, maka future value interest Factor nya akan semakin
besar, dan sebaliknya.
 jika digambarkan dalam bentuk grafik, hubungan antar Fi IV, periode investasi dan suku
bunga tampak seperti pada gambar 5.1 berikut ini.

 nilai sekarang present value

  kebalikan dari konsep future value adalah konsep present value, yaitu nilai sekarang dari
sejumlah uang tertentu yang akan diterima di masa yang akan datang: sebagai contoh, kepada
anda ditawarkan suatu alternatif penerimaan pembayaran uang sebesar rp1.610.000 pada
akhir tahun kelima, atau menerima Sebesar x rupiah sekarang. apabila suku bunga sebesar
10% pertahun, Berapa nilai x sebagai dasar untuk menolak atau menerima salah satu
alternatif

 dalam kaitannya dengan contoh, maka present value adalah:

 apabila digambarkan Hubungan antara nilai present value pada berbagai suku bunga atau
tingkat diskonto dan jangka waktu, secara grafik akan tampak seperti gambar 5.2.

 berdasarkan tabel 5.2 dan gambar 5.2, tampak bahwa pada suku bunga tertentu semakin lama
periode waktu  semakin kecil pvifnya, dan sebaliknya. pada periode tertentu semakin tinggi
suku bunga, maka phnya semakin kecil dan sebaliknya. dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa Terdapat hubungan yang negatif antara suku bunga dan periode dengan nilai PP IV. 
Anuitas merupakan seri dari pembayaran sejumlah uang dengan sejumlah yang sama selama
periode waktu tertentu pada tingkat tingkat bunga tertentu. dimana pembayaran ini dilakukan
pada akhir tahun yang berjalan.  misalnya, perusahaan akan membayarkan pinjaman sebesar
Rp2.000.000 dalam 5 tahun setiap akhir tahun berturut-turut dengan bunga 5%, Tetapi
pembayarannya akan dilakukan pada akhir tahun kelima, maka kita memiliki anuitas biasa
atau Ordinary annuity, atau anuitas ditangguhkan atau deferred annuity.  jika pembayaran
dilakukan pada awal tahun, maka kita memiliki anuitas jatuh tempo atau annuity do. anuitas
biasa lebih umum di dalam ilmu keuangan. Jadi, jika kita menggunakan istilah anuitas dalam
buku ini, maka kita berasumsi pembayaran terjadi di akhir periode, kecuali dinyatakan
berbeda.

 berikut ini Berikut ini adalah garis waktu untuk anuitas biasa Rp2.000.000 5 tahun, 5% dan
garis waktu untuk anuitas yang sama, tetapi dengan basis anuitas jatuh tempo. untuk anuitas
jatuh tempo, setiap pembayaran akan bergeser ke belakang satu tahun. deposito sebesar
Rp2.000.000 akan ditempatkan setiap tahun sehingga kita menunjukkan pembayaran dengan
tanda minus:

 seperti yang akan kita tampilkan pada bagian berikutnya, kita dapat menghitung nilai masa
depan dan nilai sekarang dari anuitas, tidak tingkat bunga yang tercantum di kontrak anuitas,
dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suatu tujuan keuangan dengan
menggunakan anuitas. penting untuk diingat, bahwa anuitas harus memiliki pembayaran
konstan dan jumlah periode yang tetap. Jika persyaratan itu tidak terpenuhi maka kita tidak
memiliki anuitas.

 nilai masa depan dari anuitas biasa

 nilai masa depan dari suatu anuitas dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan
bertahap atau rumus. sebagai contoh, kita lihat anuitas biasa seperti yang digambarkan
sebelumnya, dimana perusahaan akan membayarkan pinjaman sebesar Rp2.000.000 dalam 5
tahun setiap dengan bunga 5%, Tetapi pembayarannya akan dilakukan pada akhir tahun
kelima. berapa uang yang anda miliki pada akhir tahun kelima? jawabannya 11051262 Rp,
dinyatakan sebagai nilai masa depan dari anuitas, f.van.
 seperti yang dapat anda lihat pada diagram garis waktu dengan pendekatan bertahap, kita
menerapkan persamaan berikut ini dengan n = 5 dan i = 5%

 kita dapat menyimpulkan Persamaan diatas menjadi:

 nilai masa depan dari anuitas jatuh tempo

 dalam anuitas jatuh tempo, setiap pembayaran terjadi satu periode lebih awal, maka
pembayaran akan mendapatkan bunga untuk satu tahun tambahan. Oleh karena itu nilai masa
depan dari anuitas jatuh tempo akan lebih besar dari pada suatu anuitas biasa yang sama. jika
anda melakukan prosedur bertahap, anda akan melihat bahwa contoh anuitas jatuh tempo kita
memiliki efisiensi sebesar 13000686 Rp260.000, dibandingkan dengan 11051262 untuk
anuitas biasa. dengan pendekatan rumus, kita menggunakan persamaan berikut:

 jadi untuk anuitas jatuh tempo, jatuh tempo = 11051262 atau 1,05 Rp = 11603825,1 jumlah
yang sama dengan hasil yang dihitung menggunakan pendekatan bertahap.
 nilai sekarang dari anuitas biasa

 perhitungan nilai sekarang atau present value dari suatu anuitas merupakan kebalikan dari
Perhitungan jumlah nilai majemuk dari suatu anuitas. untuk menghitung FV dari anuitas, kita
memajemukkan deposito. untuk menghitung PV, kita mendiskontokan nya dengan membagi
setiap pembayaran dengan 1 + titik tahap ini digambarkan berikut ini di atas menjadi :

 Kita dapat menyimpulkan persamaan diatas menjadi:

 dua perhatikan bahwa PV dari anuitas jatuh tempo lebih besar Karena setiap pembayaran
didiskontokan mundur 1 tahun. perhatikan pula bahwa anda hanya perlu menghitung PV dari
anuitas biasa Kemudian mengalihkannya dengan 1 + I2 = 1,05, untuk mendapatkan rp8.680
atau 1,05 = 9114, PV dari anuitas jatuh tempo.

 Perpetuitas

 tas atau perpetuity sebenarnya hanya anuitas dengan massa yang diperpanjang. karena
pembayaran akan berlangsung untuk selamanya, anda tidak perlu menerapkan pendekatan
bertahap. namun, akan mudah untuk menghitung PV dari suatu perpetuitas dengan rumus
yang diperoleh dengan menghitung persamaan sebagai berikut :

 Sebagai contoh, pada tanggal 1 September 2016, Doni membeli sebuah mobil mewah dan
mendapatkan hadiah undian. hadiah tersebut yaitu memiliki memilih menerima uang sebesar
100000000 rupiah pada hari itu atau mendapatkan uang sebesar rp2.500.000 setiap 3 bulan
seumur hidup dengan tingkat bunga adalah 14% pa. manakah hadiah yang akan diambil
Doni? Nya

 HD hari serat rupiah pada karena  nilai sekarang nya lebih besar.

 arus kas tidak sama

 definisi suatu anuitas memasukkan kata-kata pembayaran konstan didalamnya dengan kata
lain, anuitas melibatkan pembayaran yang sama di setiap periode. Meskipun banyak
keputusan keuangan yang memang melibatkan pembayaran konstan, banyak keputusan yang
lain melibatkan arus kas tidak sama atau tidak konstan. misalnya, dividen atas saham biasa
nya umumnya lama-kelamaan akan naik, dan investasi biar selalu menghasilkan arus kas
yang tidak sama. dalam buku ini, kita menggunakan istilah pembayaran yang sama di setiap
periode dan menggunakan istilah arus kas atau cash flow untuk melambangkan arus kas yang
tidak sama, di mana tim menunjukkan jangka waktu dimana arus kas itu terjadi.

 ada dua kelompok penting arus kas yang tidak sama: 1 suatu aliran yang terdiri atas
serangkaian pembayaran anuitas ditambah 1 jumlah lumpsum terakhir dan 2 seluruh seluruh
aliran tidak sama lainnya. obligasi merupakan contoh terbaik untuk kelompok jenis pertama,
sedangkan saham dan investasi modal menggambarkan jenis yang lain. Berikut ini adalah
contoh angka dari kedua jenis arus kas.

 1. anuitas ditambah tambahan pembayaran terakhir:


 2. arus kas tidak sama

 kita dapat menghitung PV kedua aliran dengan menggunakan persamaan berikut:


 selanjutnya mengikuti prosedur bertahap di mana kita mendiskontokan setiap arus kas,
Kemudian menjumlahkannya untuk menghitung PV aliran. jika proses diatas kita lakukan,
kita akan menemukan PV aliran 1 sebesar 1855,8 dan PV aliran2 sebesar 2032. 

Anda mungkin juga menyukai