Anda di halaman 1dari 31

FAKTOR BUNGA DALAM

PEMBELANJAAN

1
Nilai Waktu dari Uang (Time Value of Money)
Sebelum membicarakan masalah investasi dalam aktiva tetap, perlulah lebih
dahulu kita membicarakan faktor bunga (interest factor). Sebagaimana
diketahui investasi dalam aktiva tetap adalah bersifat jangka panjang. Ini
berarti bahwa dana yang tertanam dalam aktiva tetap akan bebas secara
berangsur-angsur dalam jangka waktu yang panjang.

Apakah sejumlah uang yang akan diterima dari hasil investasi pada akhir
tahun ketiga misalnya, akan sama nilainya dengan sejumlah uang yang
sama yang kita miliki pada hari ini? Hal ini adalah menyangkut "nilai waktu
dari uang" (time value of money).

2
Apabila kita tidak memperhatikan nilai waktu dari uang maka uang sebesar
Rp. 10.000,00 yang akan kita terima pada akhir tahun depan adalah sama
saja nilainya dengan uang sebesar Rp10.000,00 yang kita miliki sekarang.
Lain halnya kalau kita memperhatikan nilai waktu dari uang, maka nilai uang
Rp. 10.000,00 sekarang adalah lebih tinggi daripada uang Rp. 10.000,00
yang akan kita terima pada akhir tahun depan. Sebab kalau kita memiliki
uang sebesar Rp. 10.000 sekarang, dapat disimpan di bank dengan
mendapatkan bunga misalnya 8% setahunnya, sehingga pada akhir tahun
uang tersebut akan menjadi RP10.800.00. Jadi uang sebesar Rp10.000,00
sekarang nilainya sama dengan Rp10.800,00 pada akhir tahun,

3
Sejumlah uang yang dibayarkan sebagai kompensasi terhadap apa yang
dapat diperoleh dengan penggunaan uang tersebut ialah apa yang disebut
"bunga”.

Daiam setiap perekonomian di mana "time preference" menghasilkan tingkat


bunga yang positif, maka selama ini nilai waktu dari uang akan tetap
merupakan konsep yang penting. Dalam hubungan itu perlulah kita
memahami konsep "bunga majemuk” (compound interest) dan "nilai
sekarang". Konsep tersebut mempunyai arti yang sangat penting di dalam
pembelanjaan perusahaan, terutama dalam hubungannya dengan capital
budgeting.

4
“Nilai Majemuk" (Compound Value) dan "Nilai Sekarang"
(Present Value)

Nilai Majemuk

Nilai majemuk (“compound value” atau “ending amount”) dari sejumlah uang
adalah merupakan penjumlahan dari uang permulaan periode atau jumlah
modal pokok dengan jumlah bunga yang diperoleh selama periode tersebut
dan secara aljabar dapat diformulasikan sebagai berikut :
V=P+I
= P + Pi
= P(1+i)

5
Di mana :
P = jumlah uang pada permulaan periode, atau modal pokok.
i = suku/tingkat bunga
I = jumlah bunga dalam uang yang diperoleh selama periode tertentu.
V = jumlah akhir atau jumlah dari P+I

Secara umum rumusnya ditulis :

6
Contoh :
Sesorang menyimpan uang sebesar Rp. 1.000,000,00 di bank dengan suku
bunga 6% setahunnya. Dengan menerapkan rumus tersebut maka jumlah
uang pada akhir tahun pertama adalah :

V = Rp. 1.000(1,0+0,06)
= Rp. 1000(1,06)
= Rp. 1.060,00

Apabila uang tersebut tetap disimpan di bank selama 4 tahun atas dasar
bunga berbunga atau bunga majemuk, maka jumlah uang pada akhir tahun
keempat adalah:

7
V=
= Rp. 1.000,00
= Rp. 1.262,00
Apabila kita menghitung satu persatu maka perhitungannya akan nampak
seperti dibawah ini.

8
Dengan cara perhitungan seperti tersebut di atas dapatlah disusun tabel
bunga majemuk.

9
Dengan menggunakan tabel tersebut akan sangat mudah bagi kita untuk
menghitung jumlah uang pada akhir suatu periode tertentu, yaitu dengan
mengalikan jumlah uang pada permulaan periode (P) dengan interest factor
(IF) yang terdapat dalam tabel tersebut. Misalnya kita akan menghitung nilai
majemuk dari uang Sebesar Rp2.000,00 selama 5 tahun atas dasar bunga
majemuk 5%, maka hasilnya ialah:

V = P(IF)
= 2000(1,276)
= Rp. 2.552,00

10
Nilai Sekarang (Present Value)

Kalau "compound value" dimaksudkan untuk menghitung jumlah uang pada


akhir suatu periode di waktu mendatang, maka "present value" sebaliknya
dimaksudkan untuk menghitung besarnya jumlah uang pada permulaan
periode atas dasar tingkat bunga tertentu dari suatu jumlah yang akan
diterima beberapa waktu kemudian. Sebagaimana diuraikan di muka kalau
kita memperhatikan nilai waktu dari uang, uang sebesar Rp. 1.000,00 yang
akan kita terima pada akhir tahun depan atas dasar tingkat bunga tertentu,
nilainya pada permulaan periode adalah lebih kecil dari Rp. 1.000,00 atau
dengan kata lain, nilai sekarangnya ("present-value"nya) lebih kecil dari
Rp 1.000,00.

11
Dengan demikian kalau "nilai majemuk" menghitung jumlah akhir pada akhir
periode dari sejumlah uang yang kita miliki sekarang atas dasar tingkat
bunga tertentu, "nilai sekarang" menghitung nilai pada waktu sekarang
jumlah uang yang baru akan kita miliki beberapa waktu kemudian. Dengan
demikian maka cara menghitung "present value", adalah sebaliknya dari cara
menghitung "compound value", yaitu dengan rumus:

P= = V

12
Contoh :
Tentukan berapa besarnya nilai sekarang (present value) dari uang sebesar
Rp. 1.262,00 yang akan kita terima pada akhir empat tahun yang akan
datang atas dasar bunga majemuk 6%.

Nilai sekarangnya adalah : P=

= Rp. 1.000,00

13
Ini berarti bahwa uang sebesar Rp. 1.000,00 yang kita miliki sekarang
disimpan di Bank dengan bunga majemuk 6% per tahunnya, jumlah pada
akhir tahun ke-4 adalah sebesar Rp. 1.262,00. Berapa nilai sekarang dari
uang sebesar Rp. 1.000,00 yang akan kita terima pada akhir tahun ketiga
atas dasar suku bunga majemuk 4%?

Jawabannya ialah : P = = Rp. 889,00

14
Ini berarti bahwa uang sebesar Rp889,00 kalau disimpan di bank dengan
suku bunga 4% per tahunnya pada akhir tahun ketiga jumlah akhirnya akan
menjadi Rp. 1.000,00.
Dengan cara herhitungan seperti tersebut di atas dapatlah disusun tabel
“nilai sekarang”

15
Seperti halnya dengan tabel nilai majemuk. maka kitapun dapat dengan
mudah menghitung nilai sekarang dari suatu jumlah uang yang akan
diterima dalam beberapa waktu yang akan datang dengan menggunakan
tabel PV tersebut. yaitu dengan mengalikan jumlah uang pada akhir periode
(V) dengan interest factor (IF) yang terdapat dalam tabel PV tersebut.

Dua contoh dalam perhitungan PV tersebut di muka dapat dihitung secara


langsung dengan menggunakan IF yang terdapat dalam tabel PV tersebut
dengan cara sebagai berikut:
1) P = V(IF) = 1.262(0,792) = Rp. 1.000,00
V = Rp. 1.262,00
IF dicari dalam tabel PV pada kolom bunga 6% pada deretan tahun
keempat, dan diketemukan angka 0,792,
16
2) P - V = 1.000(0,889) = Rp. 889,00
V = Rp. 1.000,00
IF dicari dalam tabel tersebut pada kolom bunga 4% pada deretan tahun
ketiga.

Nilai Majemuk dari "Annuity”

Suatu "annuity" adalah deretan (series) pembayaran dengan jumlah uang


tetap selama sejumlah tahun tertentu. Setiap pembayaran dilakukan pada
akhir tahun. Misalnya kita menabung setiap tahunnya sebesar Rp. 1.000,00
selama 4 tahun dengan suku bunga majemuk 6% per tahunnya. Pembayaran
pertama dilakukan pada akhir tahun pertama, yang kedua pada akhir tahun
keduą dan seterusnya. Berapa jumlah majemuk (compound sum) dari
tabungan selama 4 tahun tersebut ? 17
Untuk lebih jelasnya dapatlah digambarkan sebagai berikut:

Akhir tahun
0 1 2 3 4
Rp.1000,00 Rp.1000,00 Rp.1000,00 Rp.1000,00
Rp.1.060,00
Pembayaran- Rp.1.124,00
pembayaran Rp.1.191,00
Jumlah majemuk (compound sum) Rp.4.375,00

18
Apabila nilai majemuk dari masing-masing pembayaran dijumlahkan,
totalnya adalah jumlah dari "annuity”.
Secara aljabar dapat dituliskan rumusnya nampak di bawah ini, di mana “Sn"
adalah jumlah majemuk (compound sum), "R" sebagai penerimaan secara
periodik, dan “n”adalah panjangnya "annuity":

= + +………………….+R + R
= R + +…………………+ +

Apabila contoh tersebut diterapkan pada rumus tersebut maka hasilnya


adalah sebagai berikut :

19
= 1000 + ++ 1
= 1000 + ++ 1
= 1000 (1,191)+ (1,124)+(1,06)+ 1
= 1000(4,375)
= RP. 4.375,00

Dengan cara perhitungan yang sama dapat kita menyusun tabel


jumlah majemuk dari suatu annuity (compound sum).

20
21
Dengan tabel tersebut di atas kitapun dapat dengan mudah menghitung
jumlah annuity dari sederetan penabungan atau pembayaran selama periode
tertentu atas dasar bunga tertentu, dengan hanya mengalikan setiap
pembayaran dengan IF yang terdapat dalam tabel tersebut.
Apabila contoh di atas kita hitung dengan menggunakan tabel tersebut
dapatlah diketemukan hasilnya sebagai berikut:

Setiap pembayaran = Rp. 1000,00 selama 4 tahun atas dasar bunga 6%.
IF dapat dicari dari tabel tersebut pada kolom suku bunga 6% deretan tahun
ke 4, diketemukan angka 4,375.

IF ini dikalikan dengan annuity sebesar Rp 1.000,00 menghasilkan jumlah


majemuk sebesar Rp. 1000,00 (4,375) = Rp. 4.375,00
22
Nilai Sekarang dari Suatu "Annuity "

Cara menghitung "present value" dari suatu "annuity" adaiah sebaliknya dari
cara menghitung "compound sum" dari suatu "annuity". Misalkan seseorang
menawarkan kepada kita 4 tahun "annuity" dari Rp. 1000,00 setahunnya
atas dasar bunga 6% atau sejumlah uang tertentu sekarang. Berapa
besarnya jumlah uang tertentu sekarang atau dengan kata lain berapa
"present value" dari jumlah penerimaan-penerimaan selama 4 tahun
tersebut, dapatlah digambarkan sebagai berikut :

23
Akhir tahun
0 1 2 3 4
Rp.1000,00 Rp.1000,00 Rp.1000,00 Rp.1000,00
Present
value dari
Rp. 943,00
penerimaan-
RP. 890,00
penerimaan
Rp. 840,00
Rp. 792,00
Jumlah Rp. 3.465,00

24
Present value dari penerimaan pertama adalah :

R = 1.000 = 943

PV dari penerimaan kedua :

= 1.000 = 890, dan seterusnya

Dengan demikian maka PV dari suatu annuity dari N tahun yang dinyatakan

sebagai dapat dituliskan persamaannya sebagai berikut :

25
=R + +………..

Apabila contoh tersebut di atas pada rumus tersebut maka hasilnya adalah
sebagai berikut :

= + + +

= + + +
= 943+890+840+792
= Rp. 3.465,00

26
27
Apabila kita sudah mempunyai tabel PV dari suatu annuity maka kitapun
dapat menghitung dengan mudah jumlah PV dari penerimaan-penerimaan
atau annuity selama periode tertentu dengan mengalikan annuity itu dengan
IF yang terdapat dalam tabel tersebut.
Pada contoh tersebut di atas IF dapat dicari dalam tabel. tersebut pada
kolom suku bunga 6% deretan tahun ke-4 yaitu 3,465. IF ini dikalikan
dengan annuity menghasilkan jumlah PV dari penerimaan-penerimaan yang
akan datang: Rp. 1000,00(3,465)= Rp. 3.465,00
Menghitung jumlah PV dari penerimaan-penerimaan yang tetap sama
besarnya setiap tahunnya adalah mudah, yaitu seperti contoh di atas. Tetapi
kalau jumlah setiap penerimaannya berbeda-beda terpaksa kita harus
menghitungnya secara satu persatu. Kalau ada beberapa penerimaan yang
sama besarnya, cara tersebut di atas akan juga membantu mempercepat
28
Contoh
Hitunglah jumlah PV dari penerimaan-penerimaan di bawah ini atas dasar
tingkat bunga 2%.

Tahun Penerimaan
1 Rp. 1.000,00
2 Rp. 1.000,00
3 Rp. 4.000,00
4 Rp. 4.000,00
5 Rp. 4.000,00

29
Cara perhitungannya adalah sebagai berikut:
1. Tahun ke-1 dan ke-2 penerimaannya setiap tahunnya adalah sama, yaitu Rp.
1.000,00. Dengan demikian jumlah PV dari penerimaan selama 2 tahun itu dapat
dihitung secara langsung, yaitu : Rp. 1.000,00(1,942) = Rp. 1.942,00.
2. Tahun ke-3, 4, dan ke-5 penerimaan setiap tahunnya juga sama, yaitu masing-
masing tahun sebesar Rp4.000,00. IF untuk tahun kelima atas dasar suku bunga
2% adalah 4,713. IF ini harus dikurangi dengan IF tahun kedua yaitu batas jumlah
penerimaan yang berbeda, yaitu 1,942 sehingga selisihnya adalah 2,711. Selisih IF
ini dikalikan dengan Rp. 4.000,00 menghasilan jumlah PV dari penerimaan-
penerimaan tahun ke-3, 4 dan ke-5, yaitu 4.000 (2,771) = Rp. 11.048,OO.
3. Jumlah dari hasil perhitungan ke-1 dan ke-2, yaitu
Rp. 1942,00 + Rp. 11.048,00 = Rp. 13.026,00 merupakan jumiah PV dari
penerimaan selama 5 tahun tersebut.

30
Apabila PV dari penerimaan-penerimaan itu dihitung satu persatu dalam
contoh ini hasilnya agak berbeda, dan perbedaan ini disebabkan karena
adanya pembulatan-pembulatan pada masing-masing perhitungan IF.
Apabila dihitung satu persatu hasilnya adalah sebagai berikut:
Tahun Penerimaan- IF atau DC (Discount PV
penerimaan Factor) 2%
1 Rp. 1.000,00 0,980 Rp. 980,00
2 Rp. 1.000,00 0,961 Rp. 961,00
3 Rp. 4.000,00 0,942 Rp. 3.768,00
4 Rp. 4.000,00 0,924 Rp. 3.696,00
5 Rp. 4.000,00 0,906 Rp. 3.624,00
Jumlah PV dari penerimaan yang akan datang Rp. 13.029,00

31

Anda mungkin juga menyukai