(Manajemen Keuangan)
Dosen Pengampu
Dr. Syamsudin
Disusun Oleh:
FVn = Po (1+r)n
Dimana :
Po = Nilai uang pada saat ini
r = bunga
n = tahun
FVn = Po (1+r/m)m.n
Contoh 1 :
Misalkan uang Rp.10.000.000 diatas kita simpan selama setahun dengan
pembayaran bunga 4 kali setahun, maka nilai uang tersebut pada akhir tahun
adalah : FV1 = Rp.10.000.000 (1+0,18/4)4x1
= Rp.11.925.186
Contoh 2 :
Apabila saudara mempunyai uang sebanyak Rp.1.000.000, dan disimpan di
bank selama 10 tahun, maka perhitungan bunga secara terinci dari tahun ke
tahun sebagai berikut :
2. Nilai Sekarang ( Present Value )
Seperti diuraikan diatas, bahwa pada keputusan investasi penerimaan-
penerimaan untuk menutup investasi akan diterima di masa yang akan
datang. Penerimaan-penerimaan tersebut tidak bisa diperbandingkan
dengan dengan nilai investasi saat ini, sehingga tidak bisa diperbandingkan
nilai sekarang dengan masa yang akan datang. Oleh karena itu, penerimaan-
penerimaan harus dijadikan nilai sekarang untuk dibandingkan dengan nilai
investasinya. Untuk mencari nilai sekarang dari penerimaan yang akan
datang, maka perlu mempertimbangkan suku bunga atau return yang
diharapkan.
Contoh 1 :
Jika kita akan menerima sejumlah uang Rp.1.200.000 satu tahun yang akan
datang, dengan bunga 20% pertahun, maka nilai sekarang (Po) penerimaan
tersebut adalah :
PV1 = Rp.1.200.000/(1+0,2)1
= Rp.1.000.000
Bila bunga sebesar 15 %,, maka dapat dihitung besarnya nilai sekarang dari
penerimaanpenerimaan tersebut adalah :
Po =100/(1+0.15)1 + 200/(1+0.15)2+300/(1+0.15)3 +400/(1+0.15)4
= 664,14 juta.
Contoh :
Sebuah proyek dengan investasi sebesar Rp.500.000 mempunyai usia
ekonomis 3 tahun. Selama 3 tahun memperoleh penerimaan bersih sebesar
Rp. 250.000 per tahun. Berapakah IRRnya? Dari contoh tersebut, bisa kita
cari NPV yang menghasilkan kutub positif dan negatif, misalnya dengan r
sebesar 23 % dan 24 %
R = 23%
Total Present Value (TPV) penerimaan = Rp. 250.000 x 2,011 = 502.750
Investasi = 500.000
NPV = 2.750
R = 24 %
Total Present Value (TPV) penerimaan = Rp.250.000 x 1,981 = 495.250
Investasi =500.000
NPV = 4.750
Dari sajian ilustrasi di atas, terlihat bahwa selisih NPV sebesar Rp. 7.500
tersebut setara dengan 4%. Oleh karena itu, untuk menjadikan NPV = 0,
maka r dihitung dengan interpolasi sebagai berikut :
rt = bunga yang menghasikan NPV negatif
rr = bunga yang menghasilkan NPV positif
NPV rr = NPV positif
NPV rt = NPV negatif
TPV rr = total penerimaan value positif
TPV rt = total penerimaan value negatif
Umur Ekonomis
Sedangkan untuk menghitung rata-rata investasi adalah investasi
ditambah dengan nilai residu dibagi 2.
Average earning after taxes atau rata-rata keuntungan bersih sesudah pajak
dihitung dengan jalan menambah keseluruhan keuntungan bersih sesudah pajak
selama umur proyek, kemudian dibagi dengan umur ekonomis proyek tersebut:
∑ EAT
Average EAT =
n
Di mana:
- Menitikberatkan pada perhitungan accounting dan bukan pada cash flow dari
investasi yang bersangkutan , sehingga suatu investasi yang mempunyai
umur penyusutan lebih cepat akan mengakibatkan keuntungan neto yang
lebih rendah dan di satu pihak meninggikan cash flow , oleh karena
penyusutan bukan pengeluaran kas.
Payback period adalah jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan
melalui keuntungan yang didapatkan dari suatu proyek yang sudah dibuat. Ada juga
yang menyebut kalau payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk bisa
menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan proceeds atau aliran kas
netto.
Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya berbeda
Payback Period = n + (a-b) /(c-b) x 1 tahun
n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup investasi mula-
mula.
a = Jumlah investasi mula-mula.
b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke – n
c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1
Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya sama
Perhitungan payback period untuk suatu proyek yang mempunyai pola cash inflow
yang sama dari tahun ke tahun dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Initial invesment
Pay Back Period =
Cash inflow
Kriterianya :
Apabila Payback < N -- diterima
Apabila Payback > N -- ditolak
Contoh :
Proyek system informasi senilai Rp15.000.000,00. Proced setiap tahunnya
adalah sebesar Rp 4.000.000,00, maka periode pengembalian ( Payback periode )
investasi ini adalah : 15.000.000,00 / 4.000.000,00 = 3 tahun 9 bulan
PT. Semakin Jaya melakukan investasi sebesar $ 45.000, jumlah proceed per tahun
adalah $ 22.500, maka payback periodnya adalah :
Payback Period = (investasi awal) /(arus kas) x 1 tahun
Payback Period = ($ 45.000) /($ 22.500) x 1 tahun
Payback Period = 2 tahun
Payback Period dari investasi diatas yaitu dua tahun. Itu berarti uang yang tertanam
dalam aktiva sebesar $ 45.000 bisa kembali dalam jangka waktu dua tahun. Jika
investor diberikan dua pilihan investasi, maka memilih payback period yang paling
kecil.
PT. Jaya Mandiri melakukan investasi sebesar $ 100.000 pada aktiva tetap, dengan
proceed sebagai berikut :
Tahun Proceed Proceed Kumulatif
1. $ 50.000 $ 50.000
2. $ 40.000 $ 90.000
3. $ 30.000 $ 120.000
4. $ 20.000 $ 140.000