Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

SEMINAR MANAJEMEN KEUANGAN


“Keputusan Investasi”

DOSEN : Dr. Sri Murni, SE, M.si

DISUSUN OLEH KELOMPOK 9 :


Olifia V. Antula 17061102299
Inry Margaretha 17061102280
Febriani L. Paledung 17061102276

KELAS : 7 B1/B3/B5

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
TATAP MUKA KE – 2

MATERI KEPUTUSAN INVESTASI

A. Pengertian Investasi
Investasi merupakan suatu tindakan melepas dana saat sekarang dengan harapan dapat menghasilkan arus
dana masa datang dengan jumlah yang lebih besar dari dana yang dilepaskan pada saat investasi awal.
Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk
memperoleh keuntungan dimasa mendatang. Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu : Investasi
pada asset-aset riil dan investasi pada asset-aset finansial. Investasi pada asset-aset riil dapat berbentuk
pembelian asset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan
lainnya.
Dengan berinvestasi maka dana yang terdapat dalam kas perusahaan tidak menganggur. Investasi dalam
kas perusahaan tidak menganggur. Investasi dapat dimaksudkan sebagai akumulasi dari suatu bentuk
aktiva untuk memperoleh manfaat dimasa yang akan datang
B. Prinsip-prinsip Investasi Modal

1) Menaksir Arus Kas


Masalah dalam penaksiran arus kas bukan hanya menyangkut akuransi taksiran tetapi juga perlu
memahami arus kas yang relevan perdefinisi , karena taksiran menyangkut masa yang akan datang maka
selalu terbuka peluang untuk melakukan kesalahan. Kesalahan mungkin tidak sengaja dilakukan tetapi
mungkin juga sengaja di lakukan. Karena itu diperlukan evaluasi oleh bagian keuangan tidak kalah
pentingnya adalah penaksiran arus kas yang dinilai relevan. Untuk menaksir arus kas yang relevan perlu
diperhatian hal-hal berikut ini.
1. Taksirlah arus kas atas dasar setelah pajak. Perhatikan bahwa yang dinikmati oleh pemilik
perusahaan adalah kas masuk bersih setelah pajak.
2. Taksirlah arus kas atas dasar incremental atau selisih. Rencana peluncuran produk baru mungkin
akan mengakibatkan pengurangan penjualan produk lama (kanibalisme), lebih lebih jika produk tersebut
ternyata mempunyai pasar yang sama. Dengan demikian perlu diperhatikan pengurangan kas masuk dari
produk lama akibat peluncuran produk baru.
3. Taksirlah arus kas yang timbul karena keputusan investasi. Arus kas karena keputusan pendanaan,
seperti membayar bunga pinjaman, mengangsur pokok pinjaman, dan pembayaran deviden, tidak perlu
diperhatikan. Yang perlu kita perhatikan hanya profitabilitas investasi.
4. Jangan memasukan sunk costs (biaya yang telah terjadi sehingga tidak akan berubah karena
keputusan yang akan kita ambil) apa yang telah terjadi tidak mungkin berubah karena keputusan yang kita
ambil. Hanya biaya yang berubah karena keputusan yang relevan dalam analisis.
Seringkali untuk menaksir arus kas dipergunakan taksiran rugi laba sesuai dengan prinsip akuntansi, dan
kemudian merubahnya menjadi taksiran atas dasar arus kas. Tabel 12.1 menunjukan ilustrasi tersebut.
Tabel 12.1 Taksiran Arus Kas dengan memodifikasi laporan Akuntansi

Menurut
Penjelasan Arus Kas
Akuntansi

Penjualan Rp. 2.000 juta Kas masuk Rp. 2.000 juta

Biaya Biaya

-Yang sifatnya tunai Rp. 1.000 juta Kas keluar Rp 1.000 juta

-Penyusutan Rp. 500 juta

Laba Operasi Rp. 500 juta

Pajak (tarif 30%) Rp. 150 juta Kas keluar Rp. 500 juta

Laba setelah pajak Rp 350 juta Kas masuk bersih Rp. 850 juta

Sesuai dengan prinsip akuntansi , laba bersih dilaporkan sebesar Rp 350 juta. Sedangkan
menurut arus kas, pada periode tersebut proyek tersebut menghasilkan kas masuk bersih sebesar Rp 850
juta. Perhatikan bahwa :
KAS MASUK BERSIH = LABA SETELAH PAJAK DITAMBAH PENYUSUTAN
Perhatikan pula bahwa dalam taksiran rugi laba sama sekali tidak memunculkan transaksi yang
menyangkut keputusan pendanaan, yaitu pembayaran bunga (kalau ada) . Ini merupakan cara yang benar.
Misalkan taksiran arus kas pada tabel 12.1 tersebut merupakan taksiran arus kas dari proyek peluncuran
produk baru. Sayangnya ternyata peluncuran produk baru tersebut mengakibatkan penurunan kas masuk
bersih dari produk lama sebesar Rp. 150 juta. Dengan demikian arus kas yang relevan untuk proyek
peluncuran produk baru tersebut adalah Rp. 850 juta dikurangi Rp. 150 juta, yaitu sebesar Rp. 700 juta.
2) Metode-metode Penilaian Profitabilitas Investasi
Suatu investasi dikatakan menguntungkan (profitable) jika investasi tersebut bisa membuat investor
menjadi lebih kaya. Dengan kata lain, kemakmuran investor menjadi lebih besar setelah melakukan
investasi. Pengertian ini konsisten dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan.
 Net Present Value
Net Present Value (NPV) diartikan sebagai analisa keuangan yang digunakan untuk menentukan layak
tidaknya usaha yang dilakukan oleh perusahaan dilihat melalui nilai sekarang dari arus kas bersih yang
akan diterima oleh perusahaan yang bersangkutan dibandingkan dengan nilai sekarang dari modal
investasi yang dikeluarkan perusahaan.
Misalkan kita saat ini membeli sebidang tanah dengan harga Rp. 50 juta. Selesai kita membayar, suatu
perusahaan menghubungi kita dan mengatakan bahwa perusahaan tersebut bersedia membeli tanah
tersebut tahun depan dengan harga Rp. 60 juta. Apakah dengan demikian kita bisa mengatakan bahwa
kita memperoleh “laba” sebesar Rp. 10 juta? Kita harus memperhatikan nilai waktu uang.
Perhitungan NPV memerlukan dua kegiatan penting, yaitu :
§ Menaksir arus kas.
§ Menentukan tingkat bunga yang dipandang relevan.

 Average Rate of Return


Metode ini menggunakan angka keuntungan menurut akuntansi, dan dibandingkan dengan rata-rata nilai
investasi. Dengan menggunakan contoh yang sama ( yaitu usaha divisi taksi ), perhitungannya adalah
sebagai berikut.
Tabel Perhitungan Average rate of return investasi taksi

Laba
Investasi Investasi Rata-rata Rate of
Tahun setelah
awal akhir investasi return
pajak

1 Rp 1.500 Rp 1.175 Rp 1.337,5 Rp 178,75 13,36%


2 Rp 1.175 Rp 850 Rp 1.012,5 Rp 178,75 17,65%
3 Rp 850 Rp 525 Rp 687,5 Rp 178,75 26,00%
4 Rp 525 Rp 200 Rp 362,5 Rp 178,75 49,00%

Jumlah Rp 3.400,0 Rp 715,00 105,01%

Rata-rata Rp 850,0 Rp 178,75 21,03%

Nilai investasi akhir pada setiap tahunnya berkurang sebesar penyusutan. Sedangkan nilai rata-rata
investasi merupakan penjumlahan investasi awal ditambah investasi akhir dibagi dua. Perhitungan rata-
rata rate of return memerlukan sedikit penjelasan . perhatikan bahwa angka tersebut tidak sama
dengan ( 299, 64%) : 4 = 74,91%

Perhitungan rata-rata rate of return ditempuh dengan cara membagi rata-rata laba setelah pajak dengan
rata-rata investasi. Dengan kata lain
Average rate of return = rata-rata laba setelah pajak X 100%
Rata-rata investasi

Average rate of return = 503,75 x 100%


850
= 59,26%
Kelemahan dari metode Average rate of return :
· Bagaimana meningkatkan tingkat keuntungan (rate of retun) yang di anggap layak.
· Konsep ini menggunakan konsep laba akuntansi, dan bukan arus kas.
· Mengabaikan nilai waktu uang.

 Payback Period
Metode ini menghitung berapa cepat investasi yang dilakukan bisa kembali. Karena itu hasil
perhitungannya dinyatakan dalam satuan waktu (yaitu tahun atau bulan). Jika kita gunakan contoh usaha
divisi taksi diatas, maka kita memperkirakan bahwa investasi yang dikeluarkan sebesar Rp. 1.500 juta
pada tahun 0, diharapkan akan memberikan kas masuk bersih sebesar Rp. 503,75 pada tahun 1 sampe
dengan 4, ditambah Rp. 200 juta pada tahun ke 4. Dengan demikian pada tahun ke 3, investasi sebesar
Rp. 1.500 juta diharapkan sudah bisa kembali. Perhitungan secara rincinya adalah sebagai berikut.

Selama dua tahun dana diharapkan sudah kembali sebesar,


2 x Rp. 503,75 juta = Rp 1.700,5 juta
Dengan demikian sisanya tinggal,
Rp. 1.500 juta – Rp. 1.007,5 juta = Rp. 492,5 juta

Karena pada tahun ke 3 diharapkan investasi tersebut menghasilkan Rp. 503,75 juta, maka kekurangan
sebesar Rp. 492,5 juta diharapkan akan kembali dalam waktu, ( 492,5/503,75) x 12 bulan = 11,73 bulan

Dengan demikian periode paybacknya = 2 tahun 11,73 bulan. Semakin pendek periode payback, semakin
menarik investasi tersebut. Masalahnya, sekali lagi, berapa periode payback minimal? Secara
konsepsional, sayangnya masih belum bisa dirumuskan.
Kelemahan metode payback:
· Tidak memperhatikan nilai waktu uang
· Mengabaikan arus kas setelah periode payback

 Internal Rate of Return


Internal rate of return (selanjutnya disingkat IRR) menunjukkan tingkat bunga yang menyamakan PV
pengeluaran dengan PV penerimaan. Diterapkan pada contoh investasi pada divisi taksi, IRR (yang diberi
notasi sebagai /), dapat dirumuskan sebagai berikut.
1.500 =[ ]
Dengan trial and error dan interpolasi, kita akan dapatkan
I PV kas masuk
16% 1.520,03
17% 1.487,63
Selisih 1% 32,40
Yang kita inginkan adalah agar sisi kanan persamaan = Rp. 1.500 kalau kita selisihkan dengan i =
16% dengan PV = rp. 1.520,03, maka perbedaan Rp. 20,03 adalah ekuivalen dengan,
(20,03/34,40) x 1 % = 0,6 %
Karena itu i = 16% + 0,62%
= 16,62%
Decision rute metode ini adalah “terima investasi yang diharapkan memberikan IRR > tingkat bunga yang
dipandang layak”. Kalau kita gunakan tingkat bunga yang dipandang layak (=r) = 16%, maka rencana
investasi tersebut dinilai menguntungkan (karena i > r)
5. Profitability index
Profitability index menunjukkan perbandingan antara PV kas masuk dengan PV kas keluar. Dinyatakan
dalam rumus,
Profitability index
Untuk contoh investasi yang sama. Profitability index (selanjutnya disingkat PI) bisa dihitung sebagai
berikut.
PI = 1.520,03/1.500
= 1,013
Perhatikan dalam perhitungan PI kita harus menentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang dipandang
layak (=r). Disini kita pergunakan r = 16% decision rule kita adalah “terima investasi yang diharapkan
memberikan PI > 1,0”.
C. Menilai Investasi dengan Net Present Value
Suatu keputusan investasi membutuhkan dana yang cukup besar untuk ditanamkan pada proyek tersebut.
Dana Investasi tersebut akan kembali melalui pnerimaan-pnrimaan brupa keuntungan di masa yang akan
datang. Untuk menilai layak tidaknya suatu keputusan investasi, maka dana investasi harus bias ditutp
dengan penerimaan bersih yang sudah di present value kan. Selisih antara nilai sekarang dari penerimaan
dengan nilai sekarang investasi disebut Net Present Value (Van Horne, 2000)
Merencanakan investasi dapat dibantu dengan alat Analisis Net Present Value (NPV. Alat ini
sering juga disebut dengan Net Present Value of Proceed. Yang dimaksud dengan metode Net Present
Value adalah suatu metode kriteria kelayakan investasi yang diukur dari Proceed (penerimaan) investasi
(proyek) itu selama usia ekonomis , dengan mempertimbangkan nilai waktu dari dana yang dipergunakan
untuk membiayai investasi tersebut. Dana yang ditanamkan pada investasi tentunya diharapkan dapat
menghasilkan penerimaan keuntungan dalam waktu yang akan datang. Karena perjalanan waktu
mengandung risiko merosotnya uang atau dana lantaran inflasi , tingkat suku bunga (cost of capital),
opportunity cost, dll yang diperhitungkan dalam metode ini.

Cara menghitung metode Net Present Value (NPV) adalah mengestimasi akumulasi penerimaan
investasi selama usia ekonomisnya yang dihitung nilai sekarangnya. Kemudian nilai sekarang penerimaan
dari investasi diperbandingkan dengan nilai sekarang atas dana yang ditanamkan ke dalam proyek
investasi tersebut. NPV akan positif manakala nilai sekarang atas dana yang ditanamkan. Atau dalam
rumusannya dapat ditulis : NPV = PV of Proceed – PV of Outlay. Jika NPV positif, artinya PV of
Proceed > PV of Outlay , maka proyek investasi itu mengntungkan. Dengan demikian dapat kita terima.
Namun jika NPV negative, artinya PV of Proceed < PV of Outlay, maka proyel ini merugikan , dengan
demikian kita menolaknya.

Rumus NPV dinyatakan sebagai berikut :


n
R
∑ (1+ r)n nr −C o
n =1

Dimana :

Rn = Penerimaan (Proceed)

r = Tingkat Discount Faktor

C o= Dana Investasi (Outlay)

Berdasar table dimana Net Cash Flow dan Tingkat Discount Faktor 18%, maka NPV dapat dihitung
dengan prosedur sebagai berikut :

Tabel menghitung NPV dengan Discount Faktor 18%

Net Cash How Disc Faktor PV of Proceed


65.211 0,847 55.234
69.822 0,718 50.132
67.928 0,609 41.368
64.329 0,516 33.194
62.426 0,437 27.280

Total PV of Proceed 207.208


Total PV of Outlay 200.000
Net Present Value 7.208

Karena NPV positif, maka investasi atau proyek ini dapat diterima atau dikerjakan, karena jelas
menguntungkan dengan keuntungan tertentu. Hal ini terlihat pada bukti bahwa PV of Proceed lebih besar
daripada PV of Outlaynya. Atau NPV-nya positif. Tetapi jika kita dihadapkan pada duapilihan atau lebih
investasi atau proyek, maka jika kita gunakan metode NPV solusinya tentu memilih yang NPV-nya
positif yang terbesar di antara berbagai pilihan investasi atau proyek yang tersedia ini.
D. Risiko dalam Investasi

Risko merupakan kemungkinan perbedaan antar return actual dengan return yang diharapkan. Semakin
besar kemungkinan perbedaanya, berarti semakin besar risko investasi tersebut.
Jenis-jenis Risko investasi
Adapun jenis-jenis risiko yang mungkin dihadapi oleh para investor dalam melakukan kegiatan investasi
seperti yang dikemukakan oleh Reily, et al (2000:15) diantaranya :

 Business Risk
Kemungkinan kerugian yang diderita perusahaan karena keuntungan yang diperoleh lebih kecil
dari keuntungan yang diharapkan. Business risk ini berkaitan dengan cakupan usaha perusahaan
 Financial risk
Risiko yang timbul dari cara perusahaan membiayai kegiatannya, misalnya penggunaan utang
daalam membiayai asset perusahaan.
 Liquid Risk
Adanya ketidakpastian yang timbul pada saat sekuritas berada di pasar sekunder. Risiko ini
berkaitan dengan kecepatan pembelian /penjualan suatu asset serta tingkat harga yang terbentuk
dalam transaksi tersebut
 Exchange Rate Risk
Risiko ini berkaitan dengan fluktuasis nilai tukar mata uang domestic dengan nilai mata uang
negara lainnya. Risiko ini biasanya dihadapi oleh investor internasional atau
 Country Risk
Risiko ini berkaitan dengan kestabilan politik serta kondisi lingkungan perekonomian di suatu
negara
Kemudian Ahmad (2004) menjelaskan pula mengenai risiko investasi. Menurutnya risiko investasi ada
tujuh, yaitu :

 Risiko Inflasi (Inflasion Risk)


Risiko inflasi terjadi bila ada peningkatan harga barang/jasa akan menurunkan nilai mata uang.
 Risiko Pasar (Market Inflation)
Risiko ini terjadi bila penurunan harga saham terjadi maka akan mengakibatkan capital loss.
Risiko ini muncul sebagai akibat dari variability return pasar yang disebabkan oleh terjadinya
bear/bull market karena adanya kondisi ekonomi yang terus berubah-ubah
 Risiko Sektoral
Risiko ini dipengaruhi oleh kinerja usaha industri-industri yang tergabung dalam suatu sector
yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan (life cycle), kondisi peraturan dan iklim usaha
 Risiko Tingkat Suku Bunga Usaha (Interest Rate Risk)
Risiko ini muncul dari perubahan dalam tingkat suku bunga yang ada di pasar. Risiko tingkat
suku Bungan mempunyai pengaruh yang sama terhadap surat berharga. Perubahan tingkat suku
bunga ini akan menyebabkan terjadinya fluktuasi harga surat-surat berharga
 Risiko Kredit (Credit Risk)
Risiko timbul jika perusahaan menerbitkan efek hutang dan instrument pasar yang tidak mampu
untuk membayar pokok hutang dan Bungan tertunggak
 Risiko Mata Uang (Currency Risk)
Risiko ini timbul apabila terjadi perubahan nilai mata uang negara asing dibandingkan dengan
mata uang domestic sehingga akan mengurangi tingkat hasil dari investasi asing. Hal ini terjadi
karena nilai mata uang asing itu menurun sehingga nilai investasi langsungnya menjadi lebih
kecil.
 Assets Class Risk
Saham obligasi, dank as (atau instrument pasar yang lainnya merupakan tiga kelas asset yang
paling utama. Jika sesorang investor tidak berimbang dalam melakukan diversifikasi terhadap
investasinya, dengan demikian risikonya akan semakin mengecil
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Risiko Investasi
Menurut Halim, (2003: 47) dalam Zubaidah (2003), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi risiko
investasi, yaitu :

 Risiko Bisnis, Merupakan risiko yang timbul akibat menurunnya pofitabilitas perusahaan emitem
 Risiko likuiditas, berkaitan dengan kemampuan saham yang bersangkutan untuk dapat segera
diperjual belikan tanpa mengalami kerugian yang berarti
 Risiko Tingkat Bunga, merupakan risiko yang timbul akibat perubahan tingkat Bungan yang
berlaku di pasar. Biasanya risiko ini berjalan berlawanan dengan harga-harga instrument pasar
modal.
 Risiko pasar, merupakan risiko yang timbul akibat kondisi perekonomian negara yang berubah-
ubah dipengaruhi oleh resesi dan perekonomian lain
 Risiko daya beli, merupakan risiko yang timbul akibat pngaruh perubahan tingkat inflasi, dimana
perubahan ini akan menyebabkan berkurangnya daya beli yang diinvestasikan maupun bunga
yang diperoleh dari investasi. Sehingga menyebabkan nilai riil pendapatan akan lebih kecil.
Ukuran Risiko Investasi
Yang dimaksud risiko investasi adalah potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyimpangan tingkat
pengembalian yang diharapkan dengan tingkat pngembalian actual. Risiko merupakan besarnya
penyimpangan antara tingkat pengembalian actual (actual return) dengan tingkat pengembalian yang
diharapkan (ER – expected return). Risiko dinyatakan sebagai seberapa jauh hasil yang diperoleh dapat
menyimpang dari hasil yang diharapkan, maka digunakan ukuran penyebaran. Alat statistika sebagai
ukuran penyebaran, yaitu varians dan standar deviasi.
Variabel ini di ukur dengan menggunakan standar deviasi. Adapun persamaanya sebagai berikut :

Dimana :
Rij = Tingkat keuntungan yang terjadi pada kondisi j
E (Ri) = Tingkat keuntungan yang diharapkan
N = Banyaknya kondisi
E. CAPM dan Keputusan Investasi

 CAPM
CPAM merupakan model yang menghubungkan tingkat return harapan dari suatu aset berisiko dengan
risiko dari aset tersebut pada kondisi pasar yang seimbang (Tandelilin, 2010)
Tujuan dari model ini adalah untuk menentukan tingkaat return yang diharapkan dari aset yang berisiko
dan menghitung risiko yang tidak dapat diversifikasi dalam suatu portofolio dan membandingkannya
dengan prediksi tingkat pengembalian.
CAPM secara formal dirumuskan sebagai berikut:

Ri = Rf + βi (Rm – Ri )
Dimana
Ri = tingkat keuntungan yang layak untuk sekuritas i
Rf = tingkat keuntungan dari investasi bebas risiko
βi = beta, ukuran risiko sekuritas i
Rm = tingkat keuntungan portofolio pasar
Untuk menentukan beta digunakan rumus berikut :

βiu = βi/1 + (1 – t) (B/S)


Keterangan :
βi = Beta dari saham
βiu = Beta perusahaam seandainya menggunakan 100% modal sendiri
t = Tarif pajak penghasilan
S = Nilai modal sendiri
B = Nilai utang
Contoh :
Misalkan beta saham suatu industri textile ditaksir sebesar 1,32. Rata-rata perbandingan antara utang
dengan modal sendiri dengan modal sendiri yang dipergunakan oleeh perusahaan-perusahaan dalam
industri tersebut adalah 0,5 : 0,5 . tariff pajak penghasilan sebesar 35%. Berdasarkan informasi tersebut ,
bisa dihitung beta aktiva industri tekstil ,yaitu :
βiu = [ 1,32 / {1=(0,5/0,5)(1 – 0,35)}]
=1,32 / 1,65
= 0,80
Misalkan tingkat keuntungan rata-rata investasi disekuritas diharapkan untuk tahun-tahun yang akan
datang akan sebesar 20%. Tingkat keuntungan dari investasi bebas risiko sebesar 8%. Apabila perusahaan
akan membangun pabrik textile, maka expected return adalah :
E (Ri) = Rf +βi [E (Rm) – Rf]
= 0,08 + 0,80 (0,20 – 0,08)
= 0,176
=17,6 %
Jadi dapat diketahui bahwa tingkat keuntungan yang diharapkan adalah sebesar 17,6 %
 Diversifikasi Bisnis dan Keputusan Investasi
Yang menarik dari metode CAPM ini adalah bahwa setiap proyek diperlakukan sebagai “Perusahaan
Mini”. Artinya, kalua suatu perusahaan, misalkan bisnis utamanya adalah industry farmasi akan
mendirikan perusahaan pembangunan perumahan (real estate).
Maka rencana investasi tersebut akan diperlakukan sebagai suatu proyek yang terisah dari bisnis saat ini.
Dengan kata lain, risiko bisnis tersebut tidak dipengaruhi oleh petusahaan saat ini. Kecuali jika rencana
investasi tersebut ternyata diharapkan memberikan synergistic effect pada bisnis saat ini, barulah perlu
dipertimbangkan efek sinergi tersebut pada analisis.Efek sinergi biasanya diharapkan muncul jika
perusahaan melakukan diversifikasi ke bisnis yang berkaitan.

a) Keputusan Investasi
Keputusan Investasi adalah keputusan dalam mngalokasikan atau menempatkan sejumlah dana tertentu
untuk menghasilkan laba di masa depan dengan periode waktu tertentu. Keputusan Investasi melibatkan
waktu jangka panjang, sehingga keputusan yang di ambil harus dipertimbangkan dengan baik, karena
memiliki konsekuensi juga.
Keputusan Investasi terkait dengan proses pemilihan satu atau lebih investasi alternative yang di anggap
menguntugkan dari sejumlah alternatif investasi yang tersedia bagi perusahaan. Hasil keputusan investasi
yang diambil oleh manajemen perusahaan akan muncul di neraca asset, yaitu dalam bentuk aktiva lancar
dan aktiva tetap.
Proses keputusan investasi adalah memahami hubungan antara pengembalian harapan dan risiko
investasi. Hubungan pengembalian risiko dan pengembalian investasi yang diharapkan adalah hubungan
yang searah dan linier. Artinya, semakin besar pengembalian yang diharapkan, semakin besar tingkat
risiko yang harus dipertimbangkan
Dasar Keputusan Investasi terdiri atas :

 Return
Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk mendapat untung. Dalam manajemen investasi, tingkat
laba investasi disebut sebagai return. Dalam manajemen investasi, perlu untuk mebedakan antara
pengembalian yang diharapkan (expected return) dan pengembalian actual (realized return).
 Risiko
Ada hal penting yang harus selalu diperhatikan, yaitu seberapa besar risiko yang harus ditanggung dari
investasi. Umumnya, semakin besar risikonya, semakin besar tingkat pengembalian yang di harapkan

 Hubungan antara Tingkat Risiko dan Return Harapan


Hubungan antara tingkat risiko dan pengembalian yang diharapkan langsung dan linier.
Artinya, semakin besar risiko suatu asset, semakin besar pengembalian yang diharapkan atas asset
tersebut, dan sebaliknya

Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan Keputusan Investasi ?
2. Apa alasan utama orang berinvestasi ?
3. Sebutkan dan jelaskan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Risiko Investasi
4. Apa yang dimaksud dengan Risiko Investasi ?
5. Apa yang perlu diperhatikan dalam menaksir arus kas yang relevan ?
Sumber :
Husnan,suad, Enny Pudjiastuti. 2015. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPPAMPYKPN.
http://nurdianaisma.blogospot.com/2017/05/makalah-manajemen-keuangan-prinsip.html?m=1
https://www.researchgate.net/publication/
309830077_ANALISIS_PENILAIAN_KEPUTUSAN_INVESTASI_MENGGUNAKAN_METODE_NE
T_PRESENT_VALUE
https://www.google.com/amp/s/manajemenkeuangan.net/keputusan-investasi-modal/amp/
https://guruakuntansi.co.id/keputusan-investasi/
http://pickmebee.blogspot.com/2017/12/makalah-prinsip-prinsip-investasi-modal.html
https://www.academia.edu/19679531/KEPUTUSAN_INVESTASI
https://www.academia.edu/34993273/
MENGENAL_MODEL_CAPM_DAN_APT_DALAM_INVESTASI

Anda mungkin juga menyukai