Investasi
Real assets
Perusaha
an
investa
si
Pemegan
g saham
Membayar
dividen kepada
pemegang
saham
Investasi
financial
assets
Pemegang
saham
menginvest
asikan
sendiri
Pengaturan investasi modal yang efektif perlu memperhatikan faktor-faktor berikut ini.
1.
2.
3.
4.
5.
PV=
60
(1+0,15)
Rp.750,00 juta
Biaya-biaya
Yang bersifat tunai = 50 x Rp.3 juta
Rp.150,00 juta
Penyusutan
Rp.325,00 juta
= 50 x Rp.6,5 juta
Total
(Rp.475,00 juta)
Laba operasi
Rp.275,00 juta
(Rp. 96,25 juta)
Pajak (35%)
Rp.178,75 juta
Laba setelah pajak
Penyusutan per tahun dihitung dengan cara sebagai berikut.
Penyusutan per tahun =
Dengan demikian,
= Rp.325 juta
Kas keluar
Tahun ke 0
-Rp.1.500 juta
Kas masuk
Tahun ke 1
+Rp.503,75 juta
Tahun ke 2
+Rp.503,75 juta
Tahun ke 3
+Rp.503,75 juta
Tahun ke 4
+Rp.503,75 juta
+Rp.200,00 juta
Misalkan tingkat bunga yang relevan adalah 16% per tahun, maka perhitungan NPVnya
bisa dinyatakan sebagai berikut.
4
503,75
200
(1+0,16)4
x 100%
Investasi
Investasi
Rata-rata
Laba setelah
Rate of
awal
akhir
investasi
pajak
return
Rp.1.500
Rp.1.175
Rp.1.337,5
Rp.503,75
37,66%
Rp.1.175
Rp. 850
Rp.1.012,5
Rp.503,75
49,75%
Rp. 850
Rp. 525
Rp. 687,5
Rp.503,75
73,27%
Rp. 525
Rp. 200
Rp. 362,5
Rp.503,75
138,96%
Jumlah
Rp.3.400,0
Rp.2.015
299,64%
Rata-rata
Rp. 850,0
Rp.503,75
59,26%
503,75
850
x 100%
= 59,26%
Metode ini memiliki beberapa kelemahan, seperti bagaimana menentukan tingkat
keuntungan (rate of return) yang dianggap layak. Dan metode ini juga mengabaikan nilai watu
uang.
c. Payback period
Metode ini menghittung berapa cepat investasi yang dilakukan bisa kembali. Karena itu
hasil penghitungannya dinyatakan dalam satuan waktu (yaitu tahun atau bulan). Sebagai contoh
investasi taksi seperti diatas.
Selama dua tahun dana sudah kembali sebesar,
2 x Rp.503,75 juta = Rp.1.007,5 juta.
Dengan demikian sisanya tinggal,
Rp.1.500 1.007,5 = Rp.492,5 juta.
Karena pada tahun ketiga diproyeksikan investasi tersebut akan kembali menghasilkan
keuntungan Rp.503,75 juja, maka kekurangan sebesar Rp.492,5 juta akan kembali dalam
waktu,
492,5
503,75
Dengan demikian periode paybacknya = 2 tahun 11,73 bulan. Semakin pendek periode
payback, semakin menarik investasi tersebut.
Kelemahan mettode payback adalah tidak memperhatikan nilai waktu uang, dan
mengabaikan arus kas setelah periode payback.
d. Internal rate of return
IRR menunjukkan tingkat bunga yang menyamakan PV pengeluaran dengan PV penerimaan.
PV pengeluaran = PV penerimaan
503,75
200
4
(1+i)
Selisih
PV kas masuk
16%
1.520,03
17%
1.487,63
1%
32,40
Yang kita inginkan adalah agar sisi kanan persamaan = RP.1.500. kalau kita selisihkan
dengan i = 16% dengan PV = Rp.1.520,03, maka perbedaan Rp.20,03 adalah ekuivalen dengan,
20,03
32,40
x 1% = 0,62%
PV kas masuk
PV kas keluar
Untuk contoh investasi yang sama seperti diatas, maka proitability index dapt dihitung sebagai
berikut.
PI =
1.520,03
1.500
= 1,013
beragama Islam dan diharamkan mengkonsumsi babi. Kecuali jika investasi tersebut
berorientasi ekspor, dimana pasar lokal diabaikan. Atau ada distorsi pasar, sehingga jual-beli
babi terjadi dalam pasar yang tidak sehat.
3.2. Birokrasi
Sama halnya dengan kegiatan perekonomian yang lain, dalam pengambilan keputusan
investasi, waktu sangatlah penting. Semakin cepat dan akurat penyaluran dana investasi, maka
peluang keuntungan yang didapat akan lebih besar. Sebagai contoh, birokrasi mempengaruhi
proses legalisasi perusahaan atau bisnis baru yang berbadan hukum. Jika legalisasi tersebut
berjalan mudah, maka akan sangat baik jika investasi ditanamkan. Namun jika legalisasinya
sulit atau runyam, maka lebih baik ditinggalkan, karena opportunity cost yang dikeluarkan akan
sangat besar.
Dalam prakteknya di Indonesia, birokrasi seringkali berbelit-belit, dan sangat dipengaruhi
oleh tingkat korupsi yang tinggi. Pada akhirnya good governance tidak terwujud dan kegiatan
investasi menjadi tersumbat.
3.3. Infrastruktur dasar
Ketersediaan infrastruktur dasar seperti listrik, prasarana transportasi, dan telekomunikasi,
juga mempengaruhi sebuah keputusan investasi. Karena infrastruktur dasar tersebut sangat
penting peranannya dalam kegiatan ekonomi.
3.4. Regulasi dan politik
Regulasi atau kebijakan pemerintah sangat mempengaruhi sebuah keputusan investasi,
karena seorang investor membutuhkan peraturan yang jelas dan perlindungan hukum.
Ketidakpastian regulasi akan mengurangi tingkat kepercayaan seorang investor. Dalam kasus
Indonesia, regulasi sangat erat kaitannya dengan panggung politik dan kekuasaan. Ketika
suasana politik tidak stabil atau terjadi perpindahan kekuasaan, maka regulasi pun akan ikut
terpengaruh.
Kaitannya dengan faktor-faktor diatas, menurut WEF (2005), cukup banyak faktor
penghambat investasi di berbagai negara, yaitu sebagai berikut (diurutkan dari yang paling
buruk): (1) Birokrasi yang tidak efisien; (2) infrastruktur yang buruk; (3) Regulasi perpajakan
yang kurang kondusif; (4) Korupsi pejabat; (5) Kualitas SDM yang buruk; (6) Kebijakan yang
tidak stabil; (7) Regulasi ketenagakerjaan yang restriktif; (8) tarif pajak yang terlalu tinggi;
(9)Akses ke pasar keuangan yang rendaah; (10) Regulasi valuta asing yang kurang mendukung;
(11) Kriminalitas; (12) Pemerintah yaangg tidak stabil; (13) etika kerja yang buruk dari para
pekerja; dan (14) Inflasi yanng terlalu tinggi.
4. Kesimpulan
Dalam pengambilan keputusan investasi, harus memperhatikan aliran kas dan
mempertimbangan juga pengaruh non-ekonomi. Setiap proyeksi investasi pasti terkait dengan
resiko.