Anda di halaman 1dari 10

Pengantar bisnis

“lokasi dan pengelolaan produksi ”

NAMA:PUTU MONIKA SARI


ABSEN:19
KELAS:1A
NIM:2017011035

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN PENDIDIDKAN EKONOMI
SINGARAJA
2020
Lokasi dan pengelolaan produksi

1. penentuan lokasi usaha


Pemilihan lokasi usaha sangat penting mengingat kesahan dalam analisis akan meneingkatnya
biaya yang harus dikekeluarkan .karna biaya produksi tinggi maka harga jual menjadi kurang .
Metode analisis ekonomi melakukan penelian terhadap semua factor yang dianggap penting
dalam penentuan lokasi dan diberi bobot penelian lokasi yang memiliki nilai tertinggi
dianggap yang terbaik untuk dipilih.faktok factor yang dinilai.
Secara umum yang digunakan dalam pertimbangkan dalam memilih lokasi
usaha yaitu:
1. Jenis usaha yang dijalankan,
2. Apakah dekat dengan pasar atau konsumen,
3. Apakah dekat dengan bahan baku,
4. Apakah tersedia tenaga kerja,
5. Tersedia sarana prasarana (transportasi, listrik, dan air),
6. Apakah dekat dengan pusat pemerintah,
7. Apakah dekat dengan lembaga keuangan,
8. Apakah dekat dengan kawasan industri,
9. Kemudahan untuk melakukan ekspansi/perluasan usaha,
10. Kondisi adat istiadat atau budaya atau sikap masyarakat setempat, dan
11. Hukum yang berlaku di wilayah setempat.
Faktor yang memengaruhi pemilihan lokasi pabrik yaitu faktor primer dan sekunder.
Pertimbangan utama dalam penentuan lokasi pabrik adalah :
1. Dekat dengan pasar,
2. Dekat dengan bahan baku,
3. Tersedia lapangan kerja,baik jumlah maupun kualifikasi yang diinginkan,
4. Terdapat fasilitas transportasi seperti jalan raya, kereta api, pelabuhan laut atau
pelabuhan udara,
5. Tersedia sarana prasarana seperti listrik, dan
6. Sikap masyarakat.
Letak pasar menjadi pertimbangan utama jika produk atau jasa yang akan dihasilkan dari
pendirian usaha baru tersebut termasuk jenis barang yang harus mudah dijangkau oleh
pelanggan atau agar dapat segera melayani pembeli. Untuk produk yang bersifat impuls dan
untuk kebutuhan sehari-hari perlu memperhatikan lokasi usaha. Pilihan ini biasanya didasari
dengan pertimbangan:
1. Kesukaran dalam pengangkutan
2. Harga bahan mentah mahal,
3. Bahan mentah tersebut berat.
Sedangkan pertimbangan sekunder dalam penentuan lokasi pabrik adalah :
1. Biaya untuk investasi di lokasi seperti biaya pembelian tanah atau pembangunan
gedung,
2. Prospek perkembangan harga atau kemajuan di lokasi tersebut di masa yang akan
datang,
3. Kemungkinan untuk perluasan lokasi,
4. Terdapat fasilitas penunjang lain seperti pusat perbelanjaan atau perumahan,
5. Iklim dan tanah,
6. Masalah pajak dan peraturan perburuhan di daerah setempat.
Penilaian lokasi yang tepat akan memberikan berbagai keuntungan bagi perusahaan, baik
dari segi finansial maupun nonfinansial. Keuntungan yang diperoleh dengan mendapatkan
lokasi yang tepat antara lain:
1. Pelayanan yang diberikan kepada konsumen dapat lebih memuaskan.
2. Kemudahan dalam memperoleh tenaga kerja yang diinginkan baik jumlah maupun
kualifikainya.
3. Kemudahan dalam memperoleh bahan baku atau bahan penolong dalam jumlah yang
diinginkan secara terus-menerus.
4. Kemudahan untuk memperluas lokasi usaha karena biasanya sudah diperhitungkan
untuk perluasan lokasi sewaktu-waktu.
5. Memiliki nilai atau harga ekonomis yang lebih tinggi di masa yang akan datang.
6. Meminimalkan terjadinya konflik terutama dengan masyarakat dan pemerintah
setempat.

2.Ruang Lingkup Operasional Produksi

Operasional produksi adalah segala kegiatan yang dilakukan secara sistematis berkaitan
dengan teknik memperoleh input faktor produksi, kemudian dilakukan pengolahan barang
atau jasa agar siap dijual. Point-point mengenai operasional produksi yaitu:
1. Lokasi
Dalam melakukan analisis lokasi pada studi kelayakan bisnis lokasi produk
disebutkan secara rinci, berisi alamat jelas, nomor telepon, website, email, dan jam
buka untuk melayani konsumen.
2. Sumber Bahan Produksi
Point yang dapat dicantumkan dalm studi kelayakn bisnis berhubungan dengan
sumber bahan produksi adalah daftar nama perusahaan supplier dan bahan baku
utama, alamat atau lokasi sumber bahan produksi, cara memperoleh bahan baku, dan
mekanisme pembayaran pembelian bahan baku.
3. Teknis Operasional Produksi
Dalam studi kelayakan bisnis menceritakan secara singkat bagaimana keseluruhan
proses produksi dalam pengolahan bahan baku, kemudian dikemas menjadi barang
siap jual.
3. Metode Penilaian Lokasi
Menurut Iban Sofyan (2004) mtode yang dapat digunakan yaitu metode penilaian hasil
(value), metode perbandingan biaya (cost comparison method), dan metode analisi ekonomi
(economic analysis method). . Penilaian dengan metode
analisis ekonomi didasarkan pada berbagai jenis biaya yang akan menjadi beban usaha,
termasuk biaya perumahan dan biaya sosial seperti sikap masyarakat.

4. Luas Produksi
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki,
dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. Jasa adalah
produk yang terdiri dari aktivitas, manfaat, ataukepuasan yang dijual, seperti gunting rambut,
penyiapan pajak, dan perbaikan rumah. Perusahaan dapat melanjutkan untuk membuat
produk mereka lebih menarik dan kompetitif pada tahap manapun dari pertumbuhan sampai
kemunduran. Contohnya perangkat lunak di-upgrade dan menambahkan fitur baru untuk
keuntungan. Daur hidup produk dapat diperpanjang dengan melakukan berbagai langkah
kreatif, inovatif, melakukan terobosan berikut:
1. Perluasan produk (product extension), produk yang telah ada dipasarkan secara global
dalam bentuk yang sama tanpa dimodifikasi. Contoh : Coca-Cola, dan Jeans Levi’s.
2. Adaptasi produk (product adaptation), melakukan modifikasi produk utama agar
sesuai dengan keinginan masyarakat negara yang dituju. Contoh: McDonald’s di
Jerman mencakup menu bir, di Indonesia mencakup menu nasi.
3. Pengenalan ulang (Reintroduction), produk yang di pasar lama telah dianggap using
dapat dikenalkan lagi di pasar yang baru.
Luas produksi adalah jumlah atau volume output yang seharusnya diproduksi oleh suatu
perusahaan dalam suatu periode. Secara umum luas produksi ekonomis ditentukan antara lain
oleh :
1. Kecenderungan permintaan yang akan datang,
2. Kemungkinan pengadaan bahan baku, bahan pembantu, tenaga kerja dan lain-lain.
3. Tersedianya teknologi, mesin, dan peralatan di pasar, dan
4. Daur hidup produk dan produk substitudi dari produk tersebut.
Untuk menentukan jumlah produksi yang menghasilkan keuntungan maksimal dapat
dilakukan dengan salah satu pendekatan berikut: pendekatan konsep marginal cost dan
marginal revenue, pendekatan break event point, dan metode simpleks
Marginal cost adalah tambahan ongkos sebagai akibat dari adanya tambahan satuan
produk. Marginal revenue adalah tambahan penghasilan sebagai akibat tambahan produk.
Break event point merupakan suatu kondisi dimana besarnya biaya yang dikeluarkan sama
dengan pendapatan yang diperoleh (TC=TR). Metode simpleks merupakan salah satu metode
linier programming yang digunakan untuk menentukan kombinasi dua atau lebih barang yang
dihasilkan perusahaan agar keuntungan maksimal. Berdasarkan informasi tersebut
perusahaan dapat menentukan berbagai macam pola produksi. Macam-macam pola produksi
yaitu:
1. Pola produksi konstan atau horizontal, jumlah yang diproduksi setiap periode tetap,
2. Pola produksi berkembang, jumlah yang diproduksi setiap periode tidak sama,
mengikuti tingkat penjualan perusahaan.
3. Pola produksi moderat, gelombang produksi tidak tajam, sehingga mendekati konstan.

5. Tata Letak
Tata letak merupakan suatu proses dalam penentuan bentuk dan penempatan fasilitas
yang dapat menentukan efisiensi produk/operasi. Dengan adanya lay out akan diperoleh
keuntungan yaitu:
1. Memberikan ruang gerak yang memadai untuk beraktivitas dan pemeliharaan.
2. Pemakaian ruangan menjadi efisien
3. Mengurangi biaya produksi maupun investasi.
Pada umumnya jenis layout didasarkan pada situasi sebagai berikut:
1. Posisi tetap (fixed position), jenis ini ditujukan pada proyek yang karena ukuran,
bentuk, atau hal-hal lain yang tidak mungkin untuk memindahkan produknya.
Contohnya: gedung dan pembuatan kapal.
2. Orientasi proses (process oriented), didasarkan pada proses produksi barang atau
pelayanan jasa. Contohnya: rumah sakit.
3. Process Layout (functional layout), menempatkan mesin-mesin atau peralatan sejenis
yang memiliki fungsi yang sama dalam suatu kelompok atau satu ruangan.
Contohnya: industri tekstil.
4. Tata letak kantor (office layout), berkaitan dengan letak posisi pekerja, peralatan
kerja, dan tempat untuk penyaluran informasi. Contohnya: kantor memiliki ruangan
direktur, ruang para insinyur, sekretaris, pintu masuk kantor dan lain-lain.
5. Tata letak pedagang eceran/pelayanan (retail service layout), berkenaan dengan
pengaturan dan alokasi tempat dan arus bermacam produk atau barang agar lebih
banyak barang yang dapat dipajang sehingga lebih besar penjualannya.
6. Tata letak gedung (warehouse layout), ditujukan pada efisiensi biaya penanganan
gedung dan memaksimalkan pemanfaatan ruang gedung.
Ada tiga konsep yang
dikenal dalam tata letak gudang :
a. Cross Docking, cara menghindari penempatan bahan atau pasokan dalam gudang
dengan memproses secara langsung saat diterima.
b. Random stocking, digunakan di gudang untuk menempatkan persediaan di mana
terdapat lokasi yang terbuka.
c. Customing, merupakan penggunaan gudang untuk meningkatkan nilai produk
melalui modifikasi, perbaikan, pelabelan dan pengepakan.
7. Tata letak produk (produk layout). Tata letak jenis ini mencari pemanfaatan personal
dan mesin yang terbaik dalam produksi yang berulang-ulang dan berlanjut atau
kontinu. Setiap produk akan melewati tahapan operasi yang sama dari awal sampai
akhir. Contonya perakitan mobil. Tata letak disusun di sekeliling produk atau
keluarga produk yang sama yang memiliki volume tinggi dan variasi rendah, produksi
berulang dan kontinu.
Untuk memperoleh tata letak yang baik, perusahaan yang perlu menentukan hal-hal berikut:
1. Kapasitas dan tempat yang dibutuhkan.
2. Peralatan untuk menangani material atau bahan.
3. Lingkungan dan estetika.
4. Arus informasi.
5. Biaya perpindahan antara tempat kerja yang berbeda.
F. Sifat dan Proses Produksi

6. sifat dan proses produksi


Sifat produksi perusahaan dapat dibedakan menjadi 4 yaitu extractive ,analitis ,sintetis ,dan
pengubahan (manullag ,2013) produk yang bersifat extractive yaitu ,pertanian
,penebanngan,pertambangan dan perburuan,. Produk yang bersifat analitis adalah sintetis, dan
pengubahan (Manullang, 2013). Produksi yang bersifat extractive adalah analitis adalah
produksi yang menggunakan jenis bahan mentah untuk memproduksi dua atau lebih barang
jadi, misalnya penyulingan minyam bumi. Produksi yang bersifat sintetis adalah kebalikan dari
produksi yang bersifat analitis. Produksi yang bersifat pengubahan adalah produksi di mana
bahan mentah hanya diubah bentuknya, seperti penggergajian, pengelasan besi, dan lain
sebagainya. Proses produksi menurut Manullang (2003) dapat dibedakan atas dua macam,
yaitu proses yang kontinu (continuous process of production), adalah perusahaan yang
memproduksi barang yang sama untuk terus – menerus. Dan proses produksi yang tidak
kontinu (intermitten process of production), adalah perusahaan yang memproduksi barang –
barang sesuai pesanan orang, disebut juga produksi potongan. Sesuai dengan proses produksi
erusahaan, ada dua cara penyusunan mesin perusahaan industri yaitu penyusunan mesin
secara
departemental dan secara volgrep. Penyusunan mesin secara departemental adalah
menempatkan
mesin – mesin yang serupa pada ruangan yang sama.

7 .Meningkatkan Produktivitas
Produktivitas merupakan perbandingan antar output dan input, merupakan sebuah ukuran
dari efisiensi manajer atau karyawan dalam menggunakan sumber daya langka milik
organisasi untuk menghasilkan barang dan jasa. Rasio produktivitas sebagian yang lain
mengukur jumlah bahan sisa atau material yang terbuang, jumlah unit yang harus dikerjakan
ulang atau diperbaiki sebelum memenuhi syarat mutu, waktu siklus, panjang waktu yang
diperlukan untuk melaksanakan suatu operasi, dan waktu tunda, waktu tidak produktif untuk
memperbaiki mesin lini produk atau menunggu pelanggan.

8. Standarisasi dan Normalisasi


Dengan standarisasi berarti mengurangi variasi-variasi hasil produksi sehingga barang
yang diproduksi menjadi satu jenis, satu bentuk, satu kualitas dan satu warna. Keburukan
standarisasi adalah keinginan kurang diperhatikan. Namun dengan standarisasi maka harga
pokok lebih murah sehingga produksi semakin banyak terjual. Kebaikan standarisasi, baik
bagi konsumen maupun produsen, pekerja kurang menyukainya. Ada tiga hal yang
menimbulkan penolakan pihak pekerja, yaitu:
1. Standarisasi mengurangi keahlian yang diperlukan dari pekerja, yang mana hal itu
berarti menurunkan martabat mereka.
2. Standarisasi mematikan inisiatif pekerja karena mereka dispesialisasikan untuk
mengerjakan pekerja rutin.
3. Standarisasi produksi selalu diikuti standarisasi cara, hal yang membosankan pekerja,
sebab tidak ada lagi variasi di dalam melakukan pekerjaan mereka.
Normalisasi adalah perluasan dari standarisasi. Contoh normalisasi msalnya pada apa yang
biasa disebut dengan istilah kunci inggris yang diberi nomor urut

Anda mungkin juga menyukai