Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

PENERAPAN AKUNTANSI MANAJEMEN PADA USAHA


KAIN TENUN SLAMET RIADY
Diajukan untuk memenuhi ujian tengah semester Mata Kuliah Akuntansi Manajemen yang diampu
oleh: Rahmi Sri Ramadhani, SE.,M.Si.

Disusun Oleh:
1. Baiq Gendis Nurianti (A1C021058)
2. Eva Juniarti (A1C021069)
3. Fajra Aulia Suhamdi (A1C021071)

KELAS B
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MATARAM
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Subhaanahu Wa Ta’ala yang telah
memberikan rahmat dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah dalam rangka penilaian ujian tengah semester mata kuliah Akuntansi Manajemen
terkait dengan pembahasan Penerapan Akuntansi Manajemen Pada Usaha Kain Tenun Slamet
Riady. Dan tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu dalam
penyelesain makalah ini khususnya pada dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Manajemen
serta kami ucapkan pula kepada rekan kerja yang telah berkontribusi dalam menyusun
ringkasan ini.
Adapun makalah ini dalam penyusunannya telah kami usahakan semaksimal
mungkin. Kami menyadari dengan sepenuh hati bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
diperlukan untuk kesempurnaan makalah ini.
Banyak sekali rintangan dan tantangan yang kami jalani dalam pengerjaan makalah
ini, namun karna kerjasama kami dapat menyelesaikan dengan baik. Semoga ringkasan ini
bisa sebagai penambah ilmu pembacanya.
Mataram, 12 April 2023

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1....................................................................................................Latar Belakang
.........................................................................................................................1
1.2...............................................................................................Rumusan Masalah
.........................................................................................................................2
1.3.................................................................................................................Tujuan
.........................................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI............................................................................................ 3
2.1...................................................................Tinjauan Tentang Usaha Kerajinan
........................................................................................................................3
2.2...........................................................................Tinjauan Tentang Kain Tenun
........................................................................................................................3
2.3..........................................................Tinjauan Tentang Akuntansi Manajemen
........................................................................................................................5
2.4..................................................................Tinjauan Tentang Aktivitas Operasi
........................................................................................................................5
2.5..........................................................Tinjauan Tentang Harga Pokok Produksi
........................................................................................................................6
2.6.............................................................................Tinjauan Tentang Harga Jual
........................................................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN.................................................................................................. 8
3.1 Profil Usaha...................................................................................................... 8
3.1.1 Sejarah dan Perkembangan serta Pencapaian Usaha........................... 8
3.1.2 Visi dan Misi Usaha, serta Tujuan Perusahaan.................................... 9
3.1.3 Struktur Organisasi Usaha Kain Tenun Slamet Riady......................... 10
3.1.4 Personalia atau Ketenagakerjaan.......................................................... 13
3.2 Aktivitas Usaha................................................................................................ 13
3.2.1 Proses Usaha Kain Tenun Songket...................................................... 13
3.2.2 Proses Usaha Kain Tenun Ikat............................................................. 18
3.3 Harga Pokok Produksi dan Harga Jual Aktual................................................. 21
3.4 Analisis Penerapan Akuntansi Manajemen pada Perusahaan Kain Tenun .....
Slamet Riady......................................................................................... 24
3.4.1 Penerapan pada Kegiatan POAC......................................................... 24
3.4.2. Pengambilan Keputusan yang Sering Dilakukan Perusahaan Slamet
Riady.................................................................................................... 26

BAB IV PENUTUP............................................................................................................ 30
4.1 Kesimpulan...................................................................................................... 30

iii
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 31

LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Salah satu pulau yang indah di Indonesia adalah pulau Lombok dimana pulau ini
memiliki pantai-pantai yang menawan, makanan khas yang menggugah selera,
pemandangan alam yang indah dan tentunya kerajinan khas daerahnya, salah satunya
yaitu, Kain Tenun khas dari pulau Lombok. Kain tenun merupakan kerajinan yang
dihasilkan oleh penduduk asli Lombok yaitu suku sasak. Kain tenun sendiri merupakan
produk yang saat ini mulai diminati banyak orang bahkan desainer-desainer banyak
mengembangkan kain tenun menjadi baju yang modern dan menawan.

Seiring dengan perkembangan zaman perusahaan-perusahaan yang memproduksi kain


tenun semakin berkurang bahkan pada saat ini perusahaan yang masih berdiri di pulau
Lombok hanya ada satu-satunya yaitu perusahaan “Slamet Riady”. Hal ini menjadi
potensi sekaligus alasan usaha kain tenun Slamet Riady tetap berdiri dalam rangka
mempertahankan warisan budaya Pulau Lombok.

Perusahaan Slamet Riady berdiri Tahun 1967. Perusahaan Slamet Riady terletak di
jalan tenun nomor 10, Cakranegara, Lombok. Perusahaan Slamet Riady merupakan
perusahaan keluarga yang memproduksi 2 jenis kain tenun meliputi kain tenun ikat dan
kain tenun songket. Perbedaan kedua kain tenun ini adalah pada kain tenun songket
hasilnya kainnya motifnya timbul, sedangkan kain tenun ikat tidak timbul. Konsumen
dari kain tenun pun dari berbagai macam kalangan, dari Turis Mancanegara, Domestik,
Pejabat Negara, bahkan perusahaan, kantor, maupun sekolah juga memesan kain tenun
untuk dijadikan seragam.

Untuk tetap mempertahankan eksistensi dan meningkatkan minat konsumen,


akuntansi manajemen menjadi sangat penting untuk diterapkan dan diperhatikan dalam
menjalankan usaha bisnis kain tenun Slamet Riady. Peran akuntansi manajemen yang
diterapkan bukan hanya dilihat dari fungsi, ide atau berbagai strategi yang harus
disiapkan melainkan juga produknya sendiri harus ditampilkan lebih menarik, strategi
branding produk, harga yang relatif bersahabat oleh semua kalangan, pemilihan tempat
yang strategis yang mudah dijangkau, dan juga pemilihan karyawan dalam usahanya.

1
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas lebih lanjut di dalam makalah ini antara lain:
1. Bagaimana gambaran profil usaha Kain Tenun Slamet Riady dan
perkembangannya sejak didirikan hingga saat ini?
2. Apa saja aktivitas operasional yang dilakukan Kain Tenun Slamet Riady dalam
menjalankan usahanya?
3. Bagaimana alur proses produksi Kain Tenun Slamet Riady?
4. Bagaimana sistem perhitungan Harga Pokok Produksi dan Harga Jual Aktual
yang dilakukan oleh Kain Tenun Slamet Riady?
5. Bagaimana analisis penerapan akuntansi manajemen pada kegiatan POAC oleh
Kain Tenun Slamet Riady?
6. Bagaimana pengambilan keputusan yang sering dilakukan perusahaan Kain
Tenun Slamet Riady?

1.3. Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui kegiatan operasional
Kain Tenun Slamet Riady terkait profil usaha, perkembangan usaha, aktivitas
usaha, alur proses produksi, sistem perhitungan yang dipakai, dan pengambilan
keputusan dari usaha Kain Tenun Slamet Riady.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Tentang Usaha Kerajinan
Usaha adalah melakukan kegiatan secara tetap dan terus-menerus dengan
tujuan memperoleh keuntungan, baik yang diselenggarakan oleh perorangan maupun
badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak berbentuk badan hukum yang
didirikan dan berkedudukan di suatu daerah dalam suatu Negara.
Menurut Hughes dan Kapoor, ‘bisnis’ adalah kegiatan usaha individu yang
terorganisir untuk mengasilkan, menjual barang dan jasa, guna mendapatkan
keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan menurut Dr. Brown
dan Petrello mengatakan bahwa bisnis adalah lembaga penghasil barang dan jasa
yang dibutuhkan oleh masyarakat meningkat, maka perkembangan lembaga pun
akan meningkat. Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa usaha adalah suatu
kegiatan yang yang dapat menghasilkan suatu keuntungan.
Menurut Suharso (2011:403) dijelaskan bahwa: Kerajinan berasal dari kata
rajin yang artinya suka bekerja, sungguh-sungguh bekerja, selalu berusaha giat, dan
kerajinan adalah perihal rajin, kegiatan; kegetolan; atau pekerjaan yang kerap kali
dilakukan, sehingga menghasilkan suatu barang melalui ketrampilan tangan.
Kerajinan merupakan hasil budaya bangsa yang menggambarkan citra budaya
manusia. Kerajinan merupakan peninggalan leluhur yang diwariskan secara turun
temurun pada anak cucu untuk dijaga kelestariannya. Kerajinan juga merupakan
karya seni rupa yang dihasilkan dengan menggunakan alat-alat sederhana sehingga
dapat dinikmati secara estetis dengan bentuk yang unik dan menarik.
Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kerajinan
merupakan perihal rajin dan ketekunan yang merupakan sifat manusia yang
memiliki tangan terampil dalam usahanya untuk menciptakan suatu benda kerajinan
baik berupa perabot rumah tangga atau barang hias lainnya yang bernilai keindahan.

2.2. Tinjauan Tentang Kain Tenun


Kain tenun merupakan salah satu bagian dari warisan budaya dan pakaian
bangsa Indonesia yang sudah dikenal dari zaman prasejarah yang diperoleh dari
perkembangan pakaian penutup badan setelah kulit kayu dan tenun ini juga sebagai

3
salah satu identitas budaya yang sudah populer di Nusantara hingga manca negara,
bahkan indonesia menjadi salah satu pengrajin tenun terbesar.
Tenun disebut sebagai teknik di dalam pembuatan kain yang dibuat dengan
menerapkan prinsip yang sederhana, yaitu dengan menggabungkan benang secara
vertikal dan horizontal. Kain atau Tekstil digunakan manusia sebagai salah satu
kebutuhan hidup seperti baju, celana, topi, dan lain-lain. Tenun identik dengan kain
tradisional yang terkait oleh ketentuan atau nilai-nilai tertentu yang mengikat
pengerajin tenun itu sendiri.
 Tenun Ikat
Istilah ikat di dalam menenun menurut Loeber dan Haddon diperkenalkan
di Eropa oleh Prof. A.R. Hein pada tahun 1880 dan menjadi istilah dalam
bahasa Belanda yang disebut ikatten dan dalam bahasa inggris kata ikat berarti
hasil selesai dari kain dengan teknik ikat dan to ikat untuk arti proses dari
tekniknya.
Kain Tenun ikat merupakan salah satu kerajinan tangan yang sangat khas
dan tradisional dari Indonesia. Beberapa suku-suku di Indonesia memiliki
tradisi, motif, dan ciri khas tersendiri pada kain tenun khas dari daerah masing-
masing, bahkan kain tenun memiliki makna tertentu dan sangat sakral bagi suku
tertentu. Daerah-daerah di Indonesia yang terkenal dengan kain tenun ikat di
antaranya: Lombok, Bali, Sumbawa, Sumba, Toraja, Sintang Flores, dan Timor.
Di Pulau Lombok kain tenun masih dipakai dalam upacara adat seperti
pada acara peraq api (matikan api) atau puput pusar bayi, berkuris (mencukur
rambut bayi), sorong serah aji krama (penyerahan kain tenun dari keluarga
mempelai pria kepada keluarga istri), dan besunat (khitan). Sementara dalam
kehidupan sehari-hari, kain tenun dipakai untuk menggendong anak, selimut,
beribadah, dan penutup jenazah.
 Tenun Songket
Songket adalah jenis kain tenunan tradisional Melayu di Indonesia,
Malaysia, dan Brunei (Kartika,2007). Songket digolongkan dalam keluarga
tenunan brokat. Songket ditenun dengan tangan dengan benang emas dan perak
dan pada umumnya dikenakan pada acara-acara resmi.
Kata songket berasal dari istilah sungkit dalam bahasa Melayu dan bahasa
Indonesia, yang berarti "mengait" atau "mencungkil". Hal ini berkaitan dengan

4
metode pembuatannya; mengaitkan dan mengambil sejumput kain tenun, dan
kemudian menyelipkan benang emas.

2.3. Tinajuan Tentang Akuntansi Manajemen


Akuntansi manajemen adalah proses mengidentifikasi, mengukur,
mengakumulasi, menyiapkan, menganalisis, menginterpretasikan, dan
mengkomunikasikan kejadian ekonomi yang digunakan oleh manajemen untuk
melakukan perencanaan, pengendalian, pengambilan keputusan, dan penilaian
kinerja dalam organisasi (Siregar dkk, 2013; 1-2).
Akuntansi manajemen dalah proses dalam suatu organisasi yang bertujuan
untuk menyediakan informasi bagi para manajer untuk perencanaan,
pengimplementasian, dan pengendalian aktivitas-aktivitas organisasi (Supriyono,
2002; 2). Menurut Hansen dan Mowen (2009; 6-8) menyebutkan bahwa terdapat 3
proses manajemen:
1. Perencanaan
Perencanaan adalah formulasi terperinci dari kegiatan untuk mencapai
suatu tujuan akhir tertentu. Perencanaan membutuhkan penetapan tujuan dan
pengidentifikasian metode untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Pengendalian
Pengendalian adalah aktivitas manajerial untuk memonitor implementasi
rencana dan melakukan perbaikan sesuai kebutuhan. Pengendalian biasanya
dicapai dengan memberikan feedback.
3. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah proses pemilihan di antara berbagai
alternatif yang ada. Peran utama dari sistem informasi akuntansi manajemen
adalah menyediakan informasi yang memudahkan manajer dalam proses
pengambilan keputusan.

2.4. Tinjuan Tentang Aktivitas Operasi


Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama dalam pendapatan usaha
(principal revenue activities) selain aktivitas investasi dan pendanaan. Aktivitas operasi
akan mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih dan dijadikan penilain untuk
menentukan kas dari operasional cukup untuk memelihara kemampuan usaha untuk
beroperasi kedepannya tanpa mengandalkan sumber pendanaan (Gilbert, 2017). Aktivitas

5
operasional merupakan aktivitas yang dilakukan suatu usaha dalam memproduksi suatu
produk dari barang mentah hingga menjadi barang jadi dan siap untuk dijual.

2.5. Tinjauan Tentang Harga Pokok Produksi


Menurut Samsul (2013), harga pokok produksi adalah biaya untuk menghasilkan
produk pada perusahaan manufaktur. Bustami (2010, 40) penentuan harga pokok adalah
bagaimana memperhitungkan biaya kepada suatu produk atau pesanan atau jasa, yang
dapat dilakukan dengan cara memasukkan seluruh biaya produksi atau hanya
memasukkan unsur biaya produksi variabel saja. Menurut Hansen and Mowen (2004, 48)
dalam (Batubara 2013) bahwa harga pokok produksi adalah mewakili jumlah biaya
barang yang diselesaikan pada periode tertentu. Menurut Setiadi (2014) harga pokok
adalah sejumlah nilai aktiva (aset) tetapi apabila selama tahun berjalan aktiva tersebut
dimanfaatkan untuk membantu memperoleh penghasilan, aktiva tersebut harus
dikonversikan ke beban.
Mulyadi (2014, 65) dalam perusahaan yang berproduksi massa, informasi harga
pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen
untuk: (a) menentukan harga jual produk; (b) memantau realisasi biaya produksi; (c)
menghitung laba atau rugi periodik (d) menentukan harga pokok persediaan produk jadi
dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.

2.6. Tinajuan Tentang Harga Jual


Kotler and Amstrong (2008, 27) menjelaskan bahwa harga adalah nila yang
dipertukarkan konsumen untuk suatu manfaat atas pengonsumsian, penggunaan, atau
kepemilikan barang atau jasa. Artinya, harga adalah jumlah nilai yang harus dibayar
konsumen demi memiliki atau mendapatkan keuntungan dari sebuah produk barang atau
jasa. Sedangkan menurut Stanton (2002, 178) harga adalah sejumlah uang yang
dibutuhkan atau dikeluarkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk atau
pelayanan yang menyertainya.
Menurut Kotler and Amstrong (2008, 84) dalam menetapkan harga dari suatu
produk, terdapat faktor-faktor yang menentukan kebijakan penetapan harga, yaitu: (a)
memilih tujuan penetapan harga, (b) menentukan permintaan, (c) memperkirakan biaya,
(d) menganalisa biaya, harga, dan tawaran pesaing, (e) memilih metode penetapan harga,
dan (f) memilih harga akhir. Selain terdapat faktor-faktor yang menentukan kebijakan
penetapan harga di atas, juga terdapat faktor yang mempengaruhi tingkat harga. Menurut

6
Swastha (2005, 242), tingkat harga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (a) keadaan
perekonomian, (b) penawaran dan permintaan, (c) elastisitas permintaan, (d) persaingan,
(e) biaya, (f) tujuan perusahaan, dan (g) pengawasan pemerintah.

7
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Profil Usaha

3.1.1. Sejarah dan Perkembangan, serta Pencapaian Usaha

Perusahaan Kain Tenun Slamet Riady adalah satu-satunya perusahaan


kain tenun ikat dan tenun songket yang terletak di Lombok, Nusa Tenggara
Barat yang beralamatkan Jl. Tenun, Mayura, Kec. Cakranegara, Kota
Mataram, Nusa Tenggara Barat. 83238. Perusahaan ini berdiri pada Tahun
1967 yang pemiliknya bernama Bapak Susanto. Pada awalnya jalan tenun
bernama Jalan Ukir Kawi, namun karena disepanjang Jalan Ukir Kawi banyak
berdiri perusahaan yang memproduksi kain tenun maka nama Jalan Ukir Kawi
akhirnya diubah menjadi jalan tenun, namun kini seriring perkembangan
zaman, di daerah Jalan Tenun bahkan di Pulau Lombok, hanya tersisa
Perusahaan Slamet Riady yang tetap berproduksi (Wawancara Susanto, 9
April 2023).

Perusahaan Slamet Riady merupakan perusahaan keluarga. Kain Tenun


Slamet Riady masih menggunakan cara tradisional dan masih menggunakan
alat tenun bukan mesin karena itu membuat kain ini sangat istimewa dan
menunjukkan bahwa kain ini benar-benar khas dari daerah nya. Sedangkan
pada saat ini kain-kain tenun pada umumnya menggunakan mesin sehingga
hasilnya kurang bagus. Dengan menggunakan alat tenun bukan mesin, kain
yang dihasilkan selalu berbeda, dengan kualitas yang tinggi karena dikerjakan
secara hati-hati oleh pengrajin.

Perkembangan perusahaan ini berlangsung secara lancar hingga


pemasarannya mampu menggapai dan menarik minat para turis mancanegara,
disamping dari konsumen lokal, pejabat negara, bahkan perusahaan, kantor,
maupun sekolah yang juga memesan kain tenun untuk dijadikan seragam
(Wawancara Susanto, 9 April 2023). Atas perjalanan usaha dan tingkat
pemasaran yang cukup tinggi, Perusahaan Tenun Slamet Riyadi juga bahkan
kerap memperoleh pemesanan pelanggan dari luar pulau. Perusahaan Kain
Tenun Slamet Riady pun berhasil memperoleh hak mere katas produknya.

8
Denah Perusahaan Kain Tenun Slamet Riady dapat dilihat pada gambar 1
di bawah ini:

Gambar 1: Denah Lokasi Perusahaan Kain Tenun Slamet Riady


(Sumber: Google Maps, Dokumentasi Anggota Kelompok)

3.1.2. Visi dan Misi Usaha, serta Tujuan Perusahaan


Adapun visi dan misi perusahaan dalam menjalankan usahanya ialah
sebagai berikut.
 Visi:
Menjadi perusahaan kain tenun terkemuka dan terpercaya di Indonesia
serta diakui secara internasional.

 Misi:
1. Menghasilkan produk kain tenun berkualitas tinggi dengan desain yang
inovatif dan menarik dengan tetap mempertahankan khas daerah
Lombok.

9
2. Menjaga keaslian dan keunikan kain tenun Lombok serta
mempromosikan keindahan dan keberagaman budaya Indonesia
khususnya Lombok melalui produk kain tenun.
3. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan dan
memastikan kepuasan mereka terhadap produk dan layanan
perusahaan.
4. Menjalin kerja sama yang baik dengan para pelaku industri tenun
maupun batik dan mitra bisnis lainnya untuk meningkatkan
pertumbuhan dan pengembangan perusahaan.
5. Menjaga keseimbangan antara keuntungan perusahaan dan tanggung
jawab sosial serta lingkungan dalam menjalankan bisnis.

 Tujuan Perusahaan
Seiring dengan perkembangan zaman perusahaan perusahaan yang
memproduksi kain tenun semakin berkurang bahkan pada saat ini
perusahaan yang masih berdiri di pulau Lombok hanya ada satu satunya
yaitu perusahaan “Slamet Riady”. Sehingga perusahaan ini bertujuan
untuk tetap melestarikan batik tenun dan tenun ikat yang pembuatannya
tetap dilakukan secara tradisional.

3.1.3. Struktur Organisasi Usaha Kain Tenun Slamet Riady


Struktur organisasi adalah pola tentang hubungan antara berbagai
komponen dan bagian organisasi. Pada organisasi formal struktur
direncanakan dan merupakan usaha sengaja untuk menetapkan pola hubungan
antara berbagai komponen, sehingga dapat mencapai sasaran secara efektif.
Sedangkan pada organisasi informal, struktur organisasi adalah aspek sistem
yang tidak direncanakan dan timbul secara spontan akibat interaksi peserta.
pola tentang hubungan antara berbagai komponen dan bagian organisasi.
Struktur organisasi adalah suatu kerja yang mengatur pola hubungan kerja
antara orang atau badan yang berada di dalamnya, masing-masing mempunyai
tugas, kewajiban serta bertanggung jawab dalam suatu kesatuan. Struktur
organisasi dapat didentifikasikan sebagai mekanisme formal dalam mengolah
organsasi. Struktur organisasi menunjukkan susunan dalam mengolah
organisasi. Struktur organsasi menunjukkan sususan berupa bagan, dimana

10
berupa hubungan, di antara berbgai fungsi, bagian, status ataupun orang-orang
yang menunjukkan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam organisasi.
Karyawan yang ada di Kain Tenun Slamet Riady berjumlah 35 orang yang
sudah termasuk kedalamnnya bagian keuangan, pemasaran, produksi,
pelaksana, dan tenaga kerja. Berikut merupakan nama – nama dari karyawan
Kain Tenun Slamet Riady:

1. Abdul 8. Citra 15. Rahayu 22. Supartini 29. Bagas


2. Anji 9. Dinda 16. Yoyok 23. Wastiana Zahra 30. Gilang Arya
3. Siti 10. Indra sudira 17. Sari 24. Lalu Putra Gira 31. Samsul
4. Surya 11. Suhartono 18. Minah 25. Fahrurrozi 32. Khairunnisa
5. Jumaah 12. Ariyanto bagus 19. Rohidah 26. Ningsih 33. Yuyun
6. Zainul 13. Bambang 20. Sri 27. Tinik 34. Yunita
7. Baskara 14. Bayu 21. Rohani 28. Muazzin 35. Yulianti

Adapun struktur organisasi di Usaha Kain Tenun Slamet Riady adalah


sebagai berikut:

Pemilik / Pimpinan
Susanto

Bagian Keuangan: Bagian Pemasaran: Bagian Produksi:


Abdul Surya Baskara
Anji Jumaah Citra
Siti Zainul Dinda

Pelaksana: Tenaga Kerja:


Indra sudira Wastiana Zahra
Suhartono Lalu Putra Gira
Ariyanto bagus Fahrurrozi
Bambang Ningsih
Bayu Tinik
Rahayu Muazzin
Yoyok Bagas
Sari Gilang Arya
Minah Samsul
Rohidah Khairunnisa
Sri Yuyun
Rohani Yunita
Supartini Yulianti

11
Selanjutnya tugas dan tanggung jawab dari setiap bagian tersebut akan
diuraikan sebagai berikut:
1. Pimpinan
Susanto sebagai pemimpin dan sekaligus pemilik perusahaan,
mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Memberikan kebijakan dalam mengatur persoalan perusahaan
b. Mengawasi berjalannya usaha secara keseluruhan
c. Bertagung jawab atas jalannya usaha
d. Membuat keputusan yang bersangkutan dengan usaha.

2. Bagian Produksi
Bagian Produksi dipegang oleh Baskara, Citra, dan Dinda bertugas:
a. Merencanakan kegiatan produksi yang akan dikerjakan, dengan
menentukan macam-macam produk yang akan diproduksi.
b. Bertanggung jawab atas jalannya proses produksi, mulai dari awal
sampai akhir.
c. Menentukan bahan-bahan yang akan digunakan dalam memproduksi.

3. Bagian Pemasaran
Bagian pemasaran dipegang oleh Surya, Jumaah, dan Zainul bertugas:
a. Mempromosikan kepada para konsumen
b. Mendata jenis-jenis produk serta jenis produk yang telah dibeli oleh
konsumen.
c. Memberikan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen sehingga
merasa puas dan menjadi pelanggang tetap.

4. Bagian Keuangan
Bagian keuangan dipegang oleh Abdul, Anji, dan Siti bertugas:
a. Membukukan semua biaya pemasukan dan pengeluaran
b. Memberi laporan-laporan kepada pemimpin
c. Mengatur pembayaran gaji para karyawan.

12
3.1.4. Personalia atau Ketenaga Kerjaan
Dalam pererekturan tenaga kerja Perusahaan Kain Tenun Slamet Riady
tidak mengharuskan adanya batasan pada taraf pendidikan tertentu, asalkan
ada kemampuan dan kererampilan maka dapat diterima sebagai karyawan.
Perusahaan Kain Tenun Slamet Riady mempunyai karyawan kebanyakan
dengan latar belakang pendidikan tamat SMA (Sekolah Menengah Atas).
Karyawan Perusahaan Kain Tenun Slamet Riady bekerja selama
delapan jam perhari. Jam kerja di mulai dari pukul 09.00 – 18.00 WITA, hari
kerja di mulai dari hari Senin sampai Sabtu, untuk hari Minggu dan hari besar
karyawan diliburkan (Wawancara Susanto, 9 April 2023).

3.2. Aktivitas Usaha


3.2.1. Proses Usaha Kain Tenun Songket
Ada beberapa proses yang harus dilakukan oleh penenun sebelum kain
songket dapat ditenun pada ATBM, dimana proses tersebut memerlukan 2
orang penenun. Proses tersebut antara lain adalah Meuhani, Menyusuk,
Menyisir, Pembuatan Motif, dan Menenun.
a. Meuhani
Meuhani adalah proses pertama sebelum melakukan penenunan,
meuhani dilakukan pada Rak Hani dan Besi Persilangan. Berikut adalah
langkah-langkah meuhani:
1. Masukkan dua gulung benang ke dalam setiap besi Rak Hani.

Gambar 2. Meuhani

2. Satu persatu benang ditarik dan dimasukkan ke dalam besi persilangan dan
dipisahkan menjadi 2 bagian yaitu benang bebas dan benang terkurung.
3. Satu helai benang ditarik dan dimasukkan ke dalam lubang Besi Persilangan
bawah atau disebut juga dengan benang bebas dan satu benang lagi dimasukkan
ke dalam lubang Besi Persilangan tengah atau disebut juga dengan benang
terkurung. Benang kemudian dimasukkan berulang kali dengan cara yang sama
sampai 144 helai benang masuk ke dalam besi persilangan.

13
4. Setelah melewati Besi Persilangan, kemudian setiap 4 helai benang tersebut
dimasukkan lagi ke dalam Sisir Bom Penggulung sampai semua benang masuk
ke dalam Sisir.
5. Sebelum menggulung benang lungsi pada Bom Penggulung, ikatkan 2 helai tali
rafia pada ujung Bom Penggulung untuk memisahkan benang bebas dan
benang terikat.
6. Potong ujung benang pada sisir agar rapi, kemudian ikat ujung benang dan
sangkutkan pada besi Bom Penggulung.
7. Sebelum digulung, pisahkan benang bebas dan benang terkurung dengan
menarik ke atas benang bebas yang ada pada lubang Besi Persilangan dan
menarik benang terkurung agar benang lungsi dapat dipisahkan menjadi dua
bagian. Rapikan pisahan benang tersebut dengan bantuan rol untuk memastikan
tidak ada benang bebas dan benang terkurung yang tercampur, kemudian
masukkan tali rafia pertama ke tengah-tengah benang lungsi yang telah terbagi
menjadi dua bagian.
8. Kemudian pisahkan lagi benang bebas dan benang terkurung dengan menarik
ke bawah benang bebas yang ada pada lubang Besi Persilangan dan menarik
benang terkurung agar benang lungsi dapat dipisahkan menjadi dua bagian.
Rapikan lagi pisahan benang tersebut dengan bantuan rol untuk memastikan
tidak ada benang bebas dan benang terkurung yang tercampur, kemudian
masukkan tali rafia ke 2 pada tengah-tengah benang lungsi yang telah terbagi
menjadi dua bagian.
9. Setelah memasukkan 2 tali rafia ke dalam benang lungsi, Bom Penggulung
kemudian di putar sebanyak 8 kali putaran dan menghasilkan 16 meter Panjang
benang. Setiap sekali putaran menghasilkan 2 meter panjang benang.
10. Kemudian potong benang dan kaitkan pada tungkul agar benang tersebut tidak
lepas dari bagian tungkul. Lanjutkan proses penggulungan benang lungsi
sampai menghasilkan 21 tungkul dan geser sisir untuk menyesuaikan posisi
tungkul benang yang akan digulung selanjutnya.
11. Letakkan Bom pada Bom Penggulung (Besar), kemudian semua tungkul
disusun di atas Bom sembari disisir agar ujung benang tetap rapi dan tidak ada
yang tersangkut atau tergulung. Selanjutnya masukkan sebilah bambu ke dalam
pertengahan Bom untuk merekatkan benang lungsi pada Bom, tekan bambu
tersebut dan lakukan proses penggulungan dengan memutar pegangan besi
yang terdapat pada Bom Penggulung.
12. Sebelum menggulung Bom, ikatkan karet pada Bom Penggulung (besar)
terlebih dahulu untuk menahan Bom Penggulung (besar) pada saat Bom

14
diputar. Apabila Bom Penggululung (besar) tertahan, maka benang lungsi dapat
merekat dengan rapat dan padat pada Bom. Ikatan karet pada Bom Penggulung
tersebut diinjak oleh penenun pertama dan penenun kedua menggulung benang.
13. Pegangan besi diputar sampai semua benang lungsi tergulung pada Bom,
kemudian lepaskan ikatan tali rafia dan ikatan 21 tungkul benang pada besi
Bom Penggulung. Setelah melakukan ke 13 langkah di atas, maka tahap
pertama dalam proses penenunan yaitu meuhani telah selesai dilakukan. Hasil
dari meuhani adalah benang lungsi yang telah tergulung pada Bom.

b. Menyusuk
Langkah selanjutnya adalah menyusuk, yaitu memasukkan benang ke
dalam dua Karap Nilon dan Sisir dengan menggunakan Pisau Sisir. Berikut
ini adalah langkah-langkah menyusuk. Sebelum menyusuk, ikatkan kedua
ujung Karap Nilon pada kursi ataupun alas lain agar Karap Nilon berdiri
secara vertikal untuk memudahkan penenun memasukkan benang.
1. Penenun pertama melepaskan ikatan tungkul benang lungsi dan
memberikannya kepada penenun kedua untuk dimasukkan ke tengah-
tengah lubang Karap Nilon belakang.
2. Penenun pertama memberikan benang lungsi kepada penenun kedua
untuk dimasukkan ke tengah-tengah lubang Karap Nilon depan.

Gambar 3. Menyusuk
c. Menyisir
Menyisir adalah tahapan ketiga setelah menyusuk, yaitu memasukkan
seluruh benang lungsi ke dalam Sisir Tenun atau Sisir Besar.
1. Ikat Sisir Tenun di atas Karap Nilon dan masukkan benang satu persatu
ke dalam setiap lubang Sisir Tenun dengan menggunakan Pisau Sisir.
Penenun dapat memulai menyusuk dari sisi mana saja yang diinginkan.
Pada tahap ini masih diperlukan 2 orang penenun, penenun pertama
merapikan benang dan menyangkutkan benang diujung sangkutan
Pisau Sisir sedangkan penenun kedua menarik dan mengeluarkan Pisau
Sisir. Jumlah benang yang dimasukkan kesetiap satu lubang sisir

15
adalah 2 helai benang. Menyisir dilakukan sampai semua benang lungsi
masuk ke dalam Sisir Tenun.

Gambar 4. Menyisir

Setelah menyisir, semua ujung benang lungsi diikat rapi kembali dan
dinaikkan ke mesin tenun atau ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin).

d. Pembuatan Motif
Proses selanjutnya adalah pembuatan motif pada kain tenun, dimana
pembuatan motif ini menggunakan benang emas atau benang perak supaya
kesannya mewah pada saat dipakai. Pada pembuatan motif ini disesuaikan
dengan lebarnya kain, pembuatan motif ini secara berulang-ulang.
Pembuatan motifnya harus dihitung berapa kali ke samping kanan samping
kiri sehingga membentuk motif yang diinginkan, para perajin tenun di Kain
Tenun Selamet Riady ini dengan mahir tangannya memasukkan benang
pada sela-sela kain tenun. Setiap tenunan pembuatan motifnya berbeda-
beda sesuai dengan nama motifnya masing-masing, di Kain Tenun Selamet
Riady ini pembuatan tenun songket sesuai dengan perkembangan pasar dan
sesuai dengan pesanan pelanggan.

Gambar 5. Pembuatan Motif

16
e. Menenun
Pada bagian atas ATBM terdapat dua tali pengait untuk menaikkan
kedua Karap Nilon agar benang tetap sejajar, tidak tertarik ke bawah dan
mudah diangkat pada saat pembuatan motif. Pembuatan motif pada kain
songket ini menggunakan benang motif berwarna perak, jumlah benang
perak yang dimasukkan pada setiap satu baris motif adalah 3 helai.
1. Sangkutkan kedua tali pengait, angkat benang motif nomor 1 dengan
bantuan rol dan masukkan benang perak pertama (Benang perak
dimasukkan tidak terlalutegang agar tidak terdapat lubang pada kain
songket).
2. Lepaskan pengait, injak pedal kanan, tarik sisir tenun untuk merapatkan
benang perak, kemudian dorong sisir tenun dengan kuat agar benang
pakan pada teropong di sisi kanan berpindah ke sisi kiri dengan arah
benang horizontal, Tarik kembali sisir tenun untuk merapatkan benang
pakan, lepaskan pedal dan sangkutkan kembali tali pengait.

Gambar 6. Menenun

3. Angkat benang motif nomor 1 dengan bantuan rol, kemudian


masukkan benang perak kedua dan injak pedal kiri. Tarik sisir tenun
untuk merapatkan benang perak, kemudian dorong sisir tenun dengan
kuat agar teropong di sisi kiri berpindah ke sisi kanan hingga
membentuk benang pakan, kemudian Tarik kembali sisir tenun untuk
merapatkan benang pakan, lepaskan pedal dan sangkutkan kembali tali
pengait.
4. Angkat benang motif nomor 1 untuk ketiga kalinya dengan bantuan rol,
kemudian masukkan benang perak ketiga dan injak pedal kanan. Tarik
sisir tenun untuk merapatkan benang perak, kemudian dorong sisir
tenun dengan kuat agar teropong di sisi kanan berpindah ke sisi kiri
hingga membentuk benang pakan, kemudian tarik kembali sisir tenun

17
untuk merapatkan benang pakan, lepaskan pedal dan sangkutkan
kembali tali pengait. Langkah keempat sama dengan langkah pertama
dan kedua, yaitu ketika memasukkan benang perak pertama.

f. Hasil Tenun

Gambar 7. Kain Tenun Songket

3.2.2. Proses Usaha Kain Tenun Ikat


a. Penataan Benang pada Alat
Benang untuk menenun terbagi menjadi dua kelompok, yakni benang
pakan (benang dalam posisi melintang) dan benang lungsi (benang dalam
posisi membujur). Proses menenun dilakukan dengan cara memasukkan
benang pakan secara berulang-ulang dan berselang-seling pada benang-
benang lungsi yang telah disusun secara membujur. Benang lungsi pada
dasarnya berwarna putih. Untuk dapat diberi motif dan warna, benang
tersebut harus di bentangkan terlebih dahulu pada alat penataan benang
sebelum diberi warna.

Gambar 8. Benang dasar dibentang pada alat

18
b. Pengikatan Motif dan Ragam Hias
Proses selanjutnya, bagian benang yang akan dibiarkan berwarna putih
diikat dengan tali rafia, sedangkan bagian yang tidak diikat rafia akan
berwarna. Setelah di celup dengan cairan pewarna, bagian benang yang tidak
diikat rafia akan berwarna sesuai dengan cairan pewarna.

Gambar 9. Pengikatan motif dengan menggunakan tali rafia

c. Pewarnaan
Pada tahap pewarnaan, benang dicelupkan ke dalam cairan pewarna
yang diperoleh dari hasil racikan dedaunan dan tumbuh-tumbuhan. Pada saat
ini warna bisa didapatkan dari bahan-bahan kimia. Beberapa tumbuhan yang
digunakan untuk pewarnaan, antara lain: akar mengkudu, tarum, zopha,
kemiri, kunyit, dan lain-lain. Akar mengkudu, misalnya, menghasilkan warna
merah, tarum menghasilkan warna hitam nila, dan kunyit menghasilkan
warna kuning. Proses pewarnaan memakan waktu yang cukup lama agar zat
pewarnanya benar-benar meresap ke dalam benang. Setel ah di celup, benang
yang sudah berwarna diti ri skan dan dikeringkan dengan cara di angin-
anginkan. Setelah kering, tali-tali rafia yang mengikat benang di buka.
Hasilnya, benang-benang tersebut mempunyai kombinasi antara warna putih
dan warna hasil celupan.

19
Gambar 10. Benang yang telah dicelup kemudian ditiriskan

d. Penenunan
Setelah proses pewarnaan selesai dan benang telah benar-benar
kering, maka benang dipasang pada alat tenun gedogan atau ATBM, dan
siap untuk ditenun. Dalam hal ini benang-benang lungsi kembali
dibentangkan dalam posisi membujur pada alat penataan benang.
Penenun kemudian memasukkan benang pakan dalam posisi melintang.
Benang pakan digerakkan berulang ulang ke kiri dan kanan di antara
benang-benang lungsi, sehingga saling kait-mengait membentuk
tenunan.

Gambar 11. Proses Penenunan

20
e. Hasil Tenun

Gambar 12. Kain Tenun Ikat

3.3. Harga Pokok Produksi dan Harga Jual Aktual


Berikut perhitungan harga pokok produksi dan harga jual aktual dari
Perusahaan Kain Tenun Slamet Riady.

No. Tanggal Jumlah Harga/Gulung Pembelian


(Gulung) (Rp) (Rp)
1. 1 Maret 2023 32 15.000 480.000
2. 4 Maret 2023 16 15.000 240.000
3. 10 Maret 2023 24 15.000 360.000
4. 19 Maret 2023 24 15.000 360.000
5. 26 Maret 2023 24 15.000 360.000
Jumlah 120 1.800.000
Tabel 1. Pembelian Bahan Baku Benang Pakang dan Benang Rentang Bulan Maret 2023

No. Tanggal Jumlah Harga/Gulung Pembelian


(Gulung) (Rp) (Rp)
1. 1 Maret 2023 12 30.000 360.000
2. 4 Maret 2023 6 30.000 180.000
3. 10 Maret 2023 12 30.000 360.000
4. 19 Maret 2023 9 30.000 270.000
5. 26 Maret 2023 6 30.000 180.000
Jumlah 45 1.350.000

21
Tabel 2. Pembelian Bahan Baku Benang Mas Bulan Maret 2023

Bagian Jumlah Kain Upah/Helai (Rp) Jumlah Biaya


ditenun Tenaga Kerja (Rp)
Penenun 1 5 250.000 1.250.000
Penenun 2 5 250.000 1.250.000
Penenun 3 5 250.000 1.250.000
Jumlah 15 3.750.000
Tabel 3. Biaya Tenaga Kerja

No. Jenis Biaya Jumlah Biaya Overhead


(Rp)
1. Biaya Ngelos Benang 175.000
2. Biaya Mengani/Menggulung Benang 175.000
Jumlah 350.000
Tabel 4. Biaya Bahan Penolong

No. Jenis Biaya Jumlah Biaya Overhead


(Rp)
1. Listrik 120.000
2. Biaya Penyusutan ATBM 112.500
3. Biaya Pemeliharaan ATBM 150.000
Jumlah 382.500
Tabel 5. Biaya Overhead Pabrik

22
Jenis Biaya Total Biaya (Rp)
Biaya Bahan Baku 3.150.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung 3.750.000
Biaya Bahan Penolong
Biaya Ngelos Benang 175.000
Biaya Mengani Benang 175.000
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Listrik 120.000
Depresiasi ATBM 112.500
Pemeliharaan ATBM 150.000
Jumlah BOP 732.500
Total Biaya Produksi 7.632.500
Jumlah Produksi yang 15 Helai
Dihasilkan Per Bulan
Harga Pokok Produksi Per 508.833
Helai
Tabel 6. Perhitungan Harga Pokok Produksi Maret 2023

Keterangan Total Biaya (Rp)


Harga Pokok Produksi 7.632.500
Biaya Pemasaran (Non Produksi) 300.000
Total 7.932.500
Jumlah Produksi (Helai Tenun)/Bulan 15 helai
Biaya Per Helai Tenun 528.833
Tabel 7. Perhitungan HPP Maret 2023

Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa harga pokok penjualan per helai kain
adalah Rp 528,833,00 yang diperoleh dari biaya produksi ditambah biaya non
produksi (biaya pemasaran) dibagi dengan jumlah produksi tenun dalam 1 bulan
yaitu 15 helai kain tenun. Harga tersebut menjadi dasar untuk menjual kain tenun per
helai agar tidak menjual kain tenun dibawah harga tersebut. Laba yang diharapkan
oleh pengrajin tenun adalah sebesar 35% dari harga pokok penjualan. Berdasarkan
perhitungan diatas, untuk menentukan harga jual dapat ditentukan sebagai berikut:

23
Harga jual/helai = Harga pokok penjualan + Persentase laba yang diinginkan
= Rp 528,833,00 + (Rp 528.833,00 x 35 %)
= Rp 528,833,00 + Rp 185.091,66
= Rp 713.924,66
= Rp 713.925,00 (pembulatan)

3.4. Analisis Penerapan Akuntansi Manajemen pada Perusahaan Kain Tenun Slamet
Riady
3.4.1. Penerapan pada Kegiatan POAC (Planning, Organizing, Actuiting,
Controlling)
Pada prinsipnya bahwa fungsi-fungsi manajemen secara umum
mengandung unsur-unsur: Planning, Organizing, Actuiting, Controlling (POAC),
berikut penerapannya:
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan suatu kegiatan membuat tujuan organisasi dan
diikuti dengan berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Perencanaan menyiratkan bahwa manajer terlebih dahulu
memikirkan dengan matang tujuan dan tindakannnya.
Dalam Perusahaan Kain Tenun Slamet Riady bentuk perencanaannya
berupa visi dan misi, serta tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan,
bahwa akan kemana Perusahaan Kain Tenun Slamet Riady ini nantinya.

b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisaian merupakan suatu kegiatan pengaturan pada sumber
daya manusia yang tersedia dalam organisasi untuk menjalankan rencana
yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan organisasi. Dalam hal ini
Perusahaan Kain Tenun Slamet Riady telah memiliki struktur organisasi dan
pembagian tugas serta tanggung jawab masing-masing individunya secara
jelas dalam menjalankan kegiatan operasioanl perusahaan untuk mencapai
tujuan.

c. Pelaksanaan/Penggerakan (Actuating)
Menurut George R.Terry penggerakan adalah tindakan untuk
mengusahakan semua anggota kelompok agar kerja secara sadar untuk

24
berusaha mencapai suatu tujuan yang ditetapkan sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha organisasi yang menyebabkan suatu organisasi tetap
berjalan.
Bapak Susanto selaku pemilik Perusahaan Kain Tenun Slamet Riady
senantiasa melakukan pengarahan pada semua karyawannya dalam
menjalankan kegiatan produksi. Dalam menunjang kelancaran pekerjaan
karyawannya, perusahaan juga memberikan fasilitas dan kesejahteraan
karyawannya seperti tunjangan dan bonus (Wawancara Susanto, 9 April
2023).
Fasilitas adalah prasarana atau wahana untuk melakukan atau
mempermudah sesuatu. Fasilitas bisa pula dianggap sebagai suatu alat,
fasilitas biasanya dihubungkan dalam pemenuhan suatu prasarana umum
yang terdapat dalam suatu perusahaan-perusahaan ataupun organisasi
tertentu. Fasilitas adalah sesuatu yang digunakan, yang dipakai dan dinikmati
oleh karyawan dalam hubungan langsung dengan pekerjaan dan untuk
mempelancar pekerjaan. Adanya fasilitas yang memadai akan memacu
semangat kerja karyawan.

d. Pengendalian (Controling)
Controlling adalah fungsi manajemen yang berkenaan dengan
pengawasan menilai kinerja terhadap aktivitas karyawan menjaga kestabilan
organisasi agar tetap berada pada jalur yang sesuai dengan sasaran dan
melakukan koreksi apabila diperlukan.
Berkaitan dengan hal ini, Perusahaan Kain Tenun Slamet Riady baru
menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) produksi pada akhir tahun
2018, dimana sebelumnya karyawan dalam melaksanakan kegiatannya
berdasarkan arahan pemilik. Penerapan SOP Produksi ini dimaksudkan untuk
meningkatkan konsistensi kualitas produk kain tenun yang dihasilkan,
berkurangnya risiko pada proses pembuatan kain tenun, juga membantu
Bapak Susanto selaku pemilik dalam mengambil keputusan (Wawancara
Susanto, 9 April 2023).
Disamping itu pun, dalam rangka melindungi produk dan mengontrol
penggunaan merek produk dari pemalsuan, pendomplengan, atau hal-hal

25
terkait merek, Perusahaan Kain Tenun Slamet Riady telah mendaftarkan
merek produknya.

Gambar 13. Sertifikat Merek

3.4.2. Pengambilan Keputusan yang Sering Dilakukan Perusahaan Slamet


Riady
a. Informasi dan penjelasan tentang pengambilan keputusan yang
sering dilakukan usaha
Praktik akuntansi manajemen sebagai berbagai metode khusus yang
dipertimbangkan untuk bisnis manufaktur sehingga dapat mendukung
infrastruktur dan manajemen organisasi proses akuntansi. Praktik
akuntansi manajemen dapat mencakup penganggaran, evaluasi kinerja,
informasi untuk pengambilan keputusan; dan analisis strategis adalah
beberapa metode yang digunakan di antara banyak metode lainnya.
Penerapan akuntansi manajemen dapat mendukung pengambilan
keputusan mulai dari perencanaan, pembelian barang dagang, dan
keputusan yang dapat meningkatkan usaha bisnis. Dalam hal ini ada
beberapa informasi mengenai pengambilan keputusan yang sering
dipertimbangkan oleh pelaku usaha tenun.
1. Keputusan biaya produksi

26
Manajer keuangan harus melakukan analisis biaya produksi
untuk menentukan harga jual yang optimal untuk kain tenun. Bahan
baku, tenaga kerja dan biaya overhead harus dipertimbangkan dalam
analisis ini. Berdasarkan analisis ini, manajer keuangan dapat
menentukan harga jual kain tenun, yang dapat menghasilkan laba yang
cukup untuk membiayai kegiatan usaha tersebut.

2. Keputusan untung dan rugi


CFO harus melakukan analisis untung dan rugi untuk
menentukan tingkat profitabilitas usaha tenun. Analisis ini meliputi
perhitungan pendapatan, biaya produksi dan biaya operasional lainnya.
Dari analisis ini, manajer keuangan dapat menentukan apakah usaha
kain tenun dapat menghasilkan keuntungan atau kerugian dan faktor
apa saja yang mempengaruhi hasilnya.

3. Keputusan manajemen biaya


Manajer keuangan harus melakukan analisis pengendalian
biaya untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan produksi.
Dalam analisis ini perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
biaya produksi, seperti: Tenaga kerja, bahan baku dan biaya overhead.
Berdasarkan analisis tersebut, manajer keuangan dapat mencari solusi
untuk menekan biaya produksi dan meningkatkan produksi.

4. Keputusan investasi
Manajer keuangan harus melakukan analisis investasi untuk
menentukan apakah investasi dalam peralatan atau teknologi baru akan
menghasilkan pengembalian yang cukup untuk membiayai investasi
tersebut. Analisis ini harus mempertimbangkan biaya modal, payback
period dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil investasi.
Berdasarkan analisis ini, manajer keuangan dapat menentukan apakah
investasi tersebut layak atau tidak.

5. Keputusan persediaan

27
Manajer keuangan harus melakukan analisis persediaan untuk
menentukan tingkat persediaan yang optimal untuk memenuhi
permintaan pasar. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pasar
seperti musim, trend fashion dan kebijakan pemerintah harus
diperhatikan dalam analisis ini. Berdasarkan analisis ini, manajemen
keuangan dapat menentukan tingkat persediaan yang optimal dan
menghindari kerugian akibat kelebihan atau kekurangan persediaan.

b. Proses atau metode pengambilan keputusan yang sering dilakukan


oleh objek project.
Objek project usaha kain tenun dapat menggunakan berbagai
proses atau metode pengambilan keputusan dalam pengelolaan akuntansi
manajemen usahanya, tergantung pada kebutuhan dan situasi yang
dihadapi. Berikut ini adalah beberapa proses atau metode pengambilan
keputusan yang sering digunakan dalam objek project usaha kain tenun:
1. Analisis biaya-manfaat
Metode ini digunakan untuk membandingkan biaya dan
manfaat dari berbagai alternatif keputusan. Dalam objek project usaha
tenun, metode ini dapat digunakan untuk memilih antara alternatif
produksi tenun secara massal atau produksi tenun secara custom,
dengan membandingkan biaya produksi dan manfaat potensial dari
masing-masing alternatif.

2. Analisis SWOT
Metode ini digunakan untuk mengevaluasi kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman dalam lingkungan bisnis. Dalam
objek project usaha kain tenun, analisis SWOT dapat digunakan untuk
mengevaluasi potensi pasar kain tenun, kekuatan dan kelemahan usaha
tenun, serta peluang dan ancaman dari lingkungan bisnis.

3. Analisis pengendalian biaya


Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi dan mengurangi
biaya yang tidak perlu dalam bisnis. Dalam objek project usaha kain
tenun , analisis pengendalian biaya dapat digunakan untuk

28
mengevaluasi biaya produksi kain tenun, mengidentifikasi biaya-biaya
yang tidak perlu, dan mengurangi biaya-biaya tersebut untuk
meningkatkan efisiensi produksi.

4. Analisis keuangan
Metode ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja keuangan
bisnis dan memprediksi kinerja keuangan di masa depan. Dalam objek
project usaha kain tenun, analisis keuangan dapat digunakan untuk
mengevaluasi kinerja keuangan usaha kain tenun, memprediksi
pendapatan dan pengeluaran di masa depan, serta menentukan strategi
bisnis yang paling efektif.

5. Pengambilan keputusan kelompok


Metode ini melibatkan kerja sama antara beberapa individu
dalam objek project usaha kain tenun untuk mengambil keputusan
bersama. Pengambilan keputusan kelompok dapat digunakan dalam
situasi di mana keputusan yang diambil akan mempengaruhi banyak
orang atau organisasi, dan membutuhkan persetujuan dari berbagai
pihak yang terlibat.
Penggunaan proses atau metode pengambilan keputusan yang
tepat dapat membantu objek project usaha kain tenun untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan akuntansi
manajemen usahanya, serta mengurangi risiko dan meningkatkan
keuntungan bisnis.

29
BAB III

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Seiring dengan perkembangan zaman perusahaan-perusahaan yang memproduksi kain


tenun semakin berkurang bahkan pada saat ini perusahaan yang masih berdiri di pulau
Lombok hanya ada satu-satunya yaitu perusahaan “Slamet Riady”. Hal ini menjadi
potensi sekaligus alasan usaha kain tenun Slamet Riady tetap berdiri dalam rangka
mempertahankan warisan budaya Pulau Lombok.

Untuk tetap mempertahankan eksistensi dan meningkatkan minat konsumen,


akuntansi manajemen menjadi sangat penting untuk diterapkan dan diperhatikan dalam
menjalankan usaha bisnis kain tenun Slamet Riady.

Penerapan akuntansi manajemen dapat mendukung pengambilan keputusan mulai dari


perencanaan, pembelian barang dagang, dan keputusan yang dapat meningkatkan usaha
bisnis.

30
DAFTAR PUSTAKA

Hansen & Mowen. 2004. Manajemen Biaya, Edisi Bahasa Indonesia. Buku Kedua. Jakarta:
Salemba Empat
Harmaizar. (2003). Menangkap Peluang Usaha. Bekasi: CV Dian Anugerah Perkasa
Horngren. (2021). Cost Accounting a Managerial Emphasis 17/E, Global Edition. New York
Iriani. 2011. Dinamika Tenun Tradisional Tolaki. Makassar:
Dian Istana.
Ismanto, H., Muhammad. H.T., & Silviana P. (2018). Pendampingan Usaha Kecil dan
Menengah Tenun Ikat Troso dalam Peningkatan Produktivitas dan Kualitas Produk
Kain. Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat. 2(1)
Jacub, Ali, dkk. 1984. Tenunan Tradisional Nusa tenggara Barat. Mataram
Proyek Pengembangan Pemuseuman Nusa Tenggara Barat.
Kartiwa, Suwati. 1973. Kain Tenun Tradisional Nusa Tenggara. Jakarta: Museum
Kartiwa, Suwati. Tenun Ikat Indonesia Ikats, Jakarta: P.T. Intermasa,1987.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. Songket Palembang. Padang: Balai
Pelestarian Nilai Budaya Padang.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. Songket Sambas Tradisi dan Identitas.
Kalimantan: Balai Pelestarian Nilai Budaya Pontianak.
Mulyadi. (2009). Akuntansi Biaya. Yogyakarta:
STIE YPKPN
Nadek,Y. F., Dewi L., Minar. (2018). Konsumen Pada Tenun Ikat NTT D Sentra Tenun Ikat
INA NDAO Kota Kupang. e-jurnal. 7(2). Pusat Jakarta.
Serly. (2010). 25 Usaha Terlaris Modal 1-3 Juta. Yogyakarta: Jogja Great
Setiawan, B. 2012. “Pengusulan Tenun Ikat Sumba sebagai Warisan Budaya Takbenda ke
UNESCO”.
Terry, George R. $ Leslie W. R. (1992). Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Therik, Jes A. Tenun Ikat Dari Timur, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1989
Warta Balitbang. Vol IX, Edisi 02, Juni 2012. Jakarta: Balitbang Kemdikbud.

31
LAMPIRAN

Dokumentasi bersama Pemilik Usaha Kain Tenun Slamet Riady

32

Anda mungkin juga menyukai