Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS DIGITAL MARKETING DAN DIGITAL ACCOUNTING PADA

UMKM CIMAHI (STUDI KASUS AQUASCAPE AQUAANGGA JALAN

MAHAR MARTANEGARA NO 211)

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PENGABDIAN MASYARAKAT


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN

Disusun Oleh :
1. Nurkholis Nugraha 5111181041
2. Hazmi Ghaziana Dzikrillah 5111181240
3. Titan Gusti Wijayanti 5111181247
4. Mohammad Syahrozi 5112181022
5. Surya 5112181054

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

BANDUNG – CIMAHI

2021

i
LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS DIGITAL MARKETING DAN DIGITAL ACCOUNTING PADA

UMKM CIMAHI (STUDI KASUS AQUASCAPE AQUAANGGA JALAN

MAHAR MARTANEGARA NO 211)

KULIAH KERJA NYATA


Disusun Oleh:
1. Nurkholis Nugraha 5111181041
2. Hazmi Ghaziana Dzikrillah 5111181240
3. Titan Gusti Wijayanti 5111181247
4. Mohammad Syahrozi 5112181022
5. Surya 5112181054

Cimahi, 17 Agustus 2021


Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Khaerul Rizal Abdurahman, SE., MM.


NID. 4121.022.92

Mengetahui,

Ketua Jurusan Manajemen

Yun Yun, SE., MSM.


NID. 4121.84389
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Neni Maryani, SE., Msi., AK., CA., CPA


NID. 4121.363.66

i
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Assalaamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-Nyalah

penyusunan laporan kelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis tahun 2021 dapat selesai tepat pada

waktunya. Laporan kelompok merupakan syarat wajib bagi mahasiswa KKN di

Jurusan Manajemen Unjani. Adapun laporan kuliah kerja nyata yang telah penulis

susun ini dengan judul : “ANALISIS DIGITAL MARKETING DAN DIGITAL

ACCOUNTING PADA UMKM CIMAHI (STUDI KASUS AQUASCAPE

AQUAANGGA JALAN MAHAR MARTANEGARA NO 211)” Laporan ini

disusun berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan dalam pelaksanaan

program KKN di UKM kota Cimahi, tepatnya di Jl. Mahar martanegara no 211 rt

3/7 yang berlangsung sejak tanggal 28 Juli 2021 hingga 17 Agustus 2021.

Penyusunan Laporan Kuliah Kerja Nyata ini dapat terlaksana dengan baik berkat

bantuan, bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak baik dalam moril ataupun

materil. Oleh karena itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Ibu Neni Maryani, SE., Msi., AK., CA., CPA selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Achmad Yani.

2. Bapak Yunyun, MSM., ASCA., CHRA., selaku Ketua Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Achmad Yani.

ii
3. Dosen pembimbing, Bapak Khaerul Rizal, MM. selaku Dosen

Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, motivasi, dan

pengarahan selama program KKN berlangsung.

4. Bapak Daniel Herlangga S. ST. selaku pemilik dari UMKM Aquascape

Aquaangga yang telah memberikan ilmu dan pengalaman serta

memberikan dukungan sehingga program yang di susun dapat berjalan

dengan lancar.

5. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah

memberikan bantuannya dalam pelaksanaan program KKN ini yang tidak

dapat di sebutkan satu persatu. Semoga segala bantuan dan kebaikan yang

telah diberikan kepada penulis mendapatkan imbalan yang berlimpah dari

Allah SWT.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................I

KATA PENGANTAR...........................................................................................II

DAFTAR ISI........................................................................................................IV

DAFTAR TABEL..................................................................................................V

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................VI

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................VII

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 LATAR BELASAUDARA..............................................................................1

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH............................................................................3

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN KULIAH KERJA NYATA........................................4

1.3.1 Maksud Kuliah Kerja Nyata..................................................................4

1.3.2 Tujuan Kuliah Kerja Nyata....................................................................4

1.4 LANDASAN TEORI......................................................................................5

1.4.1 Pengertian Aquascape............................................................................5

1.4.2 Konsep Umum Usaha Mikro, Kecil dan Menengah..............................7

1.4.3 Analisis SWOT....................................................................................10

1.4.4 Strategi Pemasaran...............................................................................13

1.4.5 Akuntansi.............................................................................................19

1.4.6 Lokasi dan Waktu Kuliah Kerja Nyata................................................32

iv
BAB II HASIL KKN............................................................................................34

2.1 GAMBARAN UMUM DAN PROFIL USAHA.................................................34

2.1.1 Profil Usaha.........................................................................................34

2.1.2 Gambaran Umum UKM Aquaangga...................................................34

2.2 PEMBAHASAN HASIL KKN DI AQUAANGGA..........................................36

2.2.1 Analisis SWOT....................................................................................36

2.2.2 Pemasaran Bisnis UKM Aquaangga...................................................39

2.2.3 Pemasaran Menggunakan Digital Marketing......................................42

2.2.4 Sistem Keuangan di Usaha Aquaangga...............................................44

BAB III SIMPULAN DAN SARAN...................................................................49

3.1 SIMPULAN................................................................................................49

3.2 SARAN......................................................................................................50

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................53

LAMPIRAN MEETING......................................................................................54

LAMPIRAN SAAT KUNJUNGAN...................................................................55

LAMPIRAN PRODUK.......................................................................................57

LAMPIRAN SOSIAL MEDIA DAN SHOPEE................................................59

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Daftar Produk Aquascape Aquaangga....................................................4

YTabel 2. 1 Laporan Penjualan Bulan Agustus 2021 Aquascape Aquaangga......43

Tabel 2. 2 Laporan Pendapatan Bulan Agustus 2021 Aquaangga.........................44

Tabel 2. 3 Laporan Pengeluaran Bulan Agustus 2021 Aquaangga........................45

Tabel 2. 4 Laporan Laba Rugi Bulan Agustus 2021 Aquaangga...........................45

vi
DAFTAR GAMBAR

YGambar 1. 1 Analisis SWOT..............................................................................17

Gambar 1. 2 Laporan Laba Rugi............................................................................35

YGambar 2. 1 Produk Aquascape Aquaangga.......................................................39

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1...................................................................................................... 55
Lampiran 2...................................................................................................... 56
Lampiran 3...................................................................................................... 58
Lampiran 4...................................................................................................... 60

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Rudjito (2003) Mengemukakan bahwa pengertian Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM) adalah usaha yang punya peranan penting

dalam perekonomian Negara Indonesia, baik dari sisi lapangan kerja yang

tercipta maupun dari sisi jumlah usahanya. Maka yang dimaksud dengan

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah: 1) Usaha Mikro adalah usaha

produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang

memenuhi kriteria Usaha Mikro. 2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi

produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau

badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai,atau menjadi bagian baik langsung maupun

tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi

kriteria Usaha Kecil. 3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif

yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha

yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau

hasil penjualan tahunan sebagimana diatur di undang-undang.

Keberadaan UMKM tidak dapat dihapuskan ataupun dihindarkan dari

masyarakat bangsa saat ini. Karena keberadaannya sangat bermanfaat dalam


hal pendistribusian pendapatan masyarakat. Selain itu juga mampu

menciptakan kreatifitas yang sejalan dengan usaha untuk mempertahankan

dan mengembangkan unsur-unsur tradisi dan kebudayaan masyarakat

setempat. Pada sisi lain, UMKM mampu menyerap tenaga kerja dalam skala

yang besar mengingat jumlah penduduk Indonesia yang besar sehingga hal ini

dapat mengurangi tingkat pengangguran. Dari sinilah terlihat bahwa

keberadaan UMKM yang bersifat padat karya, menggunakan teknologi yang

sederhana dan mudah dipahami mampu menjadi sebuah wadah bagi

masyarakat untuk bekerja (www.smecda.com). Program pengembangan

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai salah satu instrument

untuk menaikkan daya beli masyarakat, pada akhirnya akan menjadi katup

pengaman dari situasi krisis moneter. Pengembangan UMKM menjadi sangat

strategis dalam menggerakkan perekonomian nasional, mengingat kegiatan

usahanya mencakup hampir semua lapangan usaha sehingga kontribusi

UMKM menjadi sangat besar bagi peningkatan pendapatan bagi kelompok

masyarakat berpendapatan rendah.

Berdasarkan Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008

Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Dalam Undang – Undang ini

yang dimaksud Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro

sebagaimana diatur dalam Undang – Undang.

Kota Cimahi merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi kuat

melalui produk-produk industri kreatif terbaiknya, tercatat pada tahun 2020


UMKM pada Kota Cimahi mencapai 4.033 yang memiliki ijin usaha, dari

25.000 UMKM di Kota Cimahi menurut data website cimahikota. Disamping

itu perlu adanya dukungan permodalan usaha dari Pemerintah Daerah Kota

Cimahi. Serta berbagai inovasi terus dilahirkan pemerintah Kota Cimahi untuk

mengakomodir produk Usaha Menengah, Kecil dan Mikro (UMKM). Inovasi

ini diperlukan agar produk lokal Cimahi bisa bersaing di pasar lokal dan

internasional.

Keberadaan para pelaku bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

(UMKM) di Indonesia tersebar, salah satunya di Kota Cimahi. Perkembangan

pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kota Cimahi dinilai bisa

mempengaruhi terhadap meningkatnya perekonomian di Kota Cimahi

(Kamaludin, 2018). Kebanyakan produk yang dihasilkan di Kota Cimahi yaitu

makanan-makanan khas dan ada juga kerajinan salah satu nya yaitu kerajinan

Aquascape Design.

Perkembangan jumlah UMKM dari tahun ke tahun semakin bertambah.

Pada tahun 2014, Abdul Kadir Damanik selaku Staf Ahli Menteri KUKM

bidang Penerapan Nilai Dasar Koperasi menyebutkan terdapat seAquaanggar

57,9 juta pelaku UMKM di Indonesia. Di 2016 diperkirakan jumlah pelaku

UMKM terus bertambah (Solihat dkk, 2018). Pengelolaan keuangan menjadi

salah satu aspek penting bagi kemajuan perusahaan. Pengelolaan keuangan

dapat dilakukan melalui akuntansi. Akuntansi merupakan proses sistematis

untuk menghasilkan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk

pengambilan keputusan bagi penggunanya. Sepanjang UMKM masih


menggunakan uang sebagai alat tukarnya, akuntansi sangat dibutuhkan oleh

UMKM (Sasongko dkk, 2019).

UMKM yang Terpilih sebagai Objek KKN adalah AquaAngga yang

merupakan Unit Usaha Mikro karena memiliki omzet kurang dari Rp. 500.000

per hari. UMKM AquaAngga bergerak di bidang kerajinan Aquascape.

AquaAngga di dirikan oleh Daniel Herlangga S sejak tahun 2020, yang

beralamat di Jl Mahar Martanegara, No 211 rt 3/7, Utama, Kec. Cimahi

Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat 40522. Beberapa Produk Pilihan di

antaranya:

Tabel 1. Daftar Produk Aquascape Aquaangga


No Nama Produk Harga
1 Akar Kayu Rp. 8.500
2 Tanaman Rp. 5.000
3 Ikan Rp. 15.000
4 Pasir Rp. 10.000
5 Co2 Rp. 35.000
6 Aquarium Standar Rp. 500.000
7 Aquarium Besar Rp. 1.000.000

Berdasarkan data-data yang di peroleh dari AquaAngga, di temukan beberapa

hal yang belum sesuai dengan konsep-konsep Manajemen dan Akuntansi pada

umumnya. Fenomena-fenomena tersebut dapat menghambat berkembangnya

UMKM Aquascape (AquaAngga). Maka dari itu, selaku penulis akan

menelaah lebih jauh mengenai proses bisnis pada UMKM Aquascape

(AquaAngga). Usaha tersebut belum memiliki pencatatan pembukuan yang

dispilin, maka dari itu di akan membantu pemilik usaha untuk memberikan

edukasi mengenai pembukuan, pencatatan pelaporan keuangan dan melakukan


perancangan mengenai strategi pemasaran sebagai objek Laporan Kuliah

Kerja Nyata dengan judul “ANALISIS DIGITAL MARKETING DAN

DIGITAL ACCOUNTING PADA UMKM CIMAHI (STUDI KASUS

AQUASCAPE AQUAANGGA JALAN MAHAR MARTANEGARA NO

211)

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana analisa SWOT pada UKM Aquaangga?

2. Bagaimana pemasaran melalui media sosial marketing di UMKM

AquaAngga sudah di maksimalkan?

3. Bagaimana penerapan laporan keuangan di UMKM Aquaangga dan

penerapan digital accaounting sudah berjalan maksimal?

1.3 Maksud dan Tujuan Kuliah Kerja Nyata

Kuliah Kerja Nyata merupakan mata kuliah wajib yang harus diikuti oleh

setiap mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

universitas Jenderal Achmad Yani.

1.3.1 Maksud Kuliah Kerja Nyata

Adapun maksud pelaksanaan kuliah kerja nyata yang dilaksanakan di

UMKM Aquascape AquaAngga di Kota Cimahi adalah untuk mengetahui

aktivitas bisnis UMKM Aquascape AquaAngga yang mencakup

memfokuskan pada perancangan digital marketing dan digital

accaounting.
1.3.2 Tujuan Kuliah Kerja Nyata

Tujuan dari pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui analisa SWOT pada UMKM Aquascape

Aquaangga.

2. Untuk mengetahui implementasi pemasaran di sosial media marketing

pada UMKM Aquascape Aquaangga.

3. Untuk mengetahui penerapan laporan keuangan di tempat usaha

Aquaangga dan penerapan digital accaounting sudah berjalan

maksimal.

1.4 Landasan Teori

1.4.1 Pengertian Aquascape

Aquascape adalah hobi yang memanfaatkan keindahan dari

kombinasi tumbuhan air, batu dan kayu serta hewan air untuk membentuk

suatu pemandangan landskap bawah air yang indah dan memiliki estetika

dengan tambahan berbagai ikan kecil sebagai pelengkap yang berfungsi

untuk menjaga keseimbangan ekosistem aquascape. Jadi Aquascape

adalah sebuah seni yang mengatur tanaman, air, batu, karang, kayu dan

lain sebagainya.

Sejarah Aquascape pun sangat panjang mulai dari era kekaisaran

china hingga terus berkembang hingga masuk ke indonesia dan di

perkalkan pada tahun 1993 yang di perkenalkan oleh Pak Benny.


Menurut kutipan wikipedia Aquascape merupakan seni untuk

mengatur berbagai jenis tanaman, air, batu, karang, kayu, dan yang lainnya

pada suatu media seperti kaca atau akrilik, seperti aquarium. Tidak seperti

aquarium umumnya aquascape ini tidak hanya memelihara ikan tapi juga

terdapat beberapa komponen yang ada di dalam akuarium, dengan

berbagai pendekatan dan ketelitian.

Aquascape merupakan salah satu hobi, memelihara suatu

ekosistem air tawar pada media aquarium. hobi ini disebut dengan istilah

aquascape sedangkan untuk ekosistem air laut disebut oceanirum. Sejarah

aquascape bermula pada tahun 1369, yang merupakan ide seorang kaisar

China membuatkan wadah untuk memelihara ikan hias.

Tujuan utama dari hobi aquascaping adalah untuk menciptakan

pemandangan lanskap seperti bawah air yang cantik, untuk aspek

pemeliharaan tanaman dan hewan air juga wajib dipertimbangkan. Untuk

memastikan keberhasilan proses aquascape, banyak sekali faktor

pendukung yang harus seimbang.

Untuk jenis tanaman aquascape biasanya dapat dikelompokan

menjadi 3, yaitu:

1. Foreground, tanaman ini diletakkan pada bagian depan atau bawah

sebagai rumput/karpet.

2. Midground, tanaman ini diletakkan pada bagian tengah.

3. Background, tanaman ini diletakkan pada bagian belasaudara, biasanya

menggunakan tanaman yang dapat tumbuh tinggi.


Untuk berdasarkan jenis pencahayaan dikelompokkan menjadi3, yaitu:

1. Lowlight

2. Middlelight

3. Highlight

Untuk ikannya, agar aquascape lebih menarik, juga bermacam-macam,

biasanya menggunakan ikan-ikan kecil seperti:

1. Neon Tetra (Paracheirodon innesi),

2. Cardinal tetra ( Paracheirodon axelrodi ),

3. Danio zebra (Danio rerio),

Selain ikan hias untuk mempercantik aquascape, juga digunakan ikan

yang bersifat pembersih, yang fungsinya sebagai pembersih alami di

ekosistem aquascape. Diantaranya:

1. Keong Tanduk (Horned Nerite Snail) yang berfungsi memakan lumut,

alga dan kotoran-kotoran lainnya. Ikan CAE (Chinese Alga Eater)

2. Ikan SAE (Siamese Algae Eater), dan Udang Red Cherry disingkat

RCS (Neocaridina davidi). Untuk penggunaan ikan sebagai pelengkap,

disarankan jangan terlalu banyak, sesuaikan dengan ukuran aquascape.

1.4.2 Konsep Umum Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam bukunya Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan Menengah, mendefinisikan

Usaha atau Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah bahwa :

“Entitas Mikro, Kecil dan Menengah adalah entitas tanpa


akuntabilitas publik yang signifikan, sebagaimana didefinisikan
dalam Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK ETAP), yang memenuhi definisi dan kriteria usaha
mikro, kecil, dan menengah sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, setidaktidaknya
selama dua tahun berturut-turut.”

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki definisi

yang berbeda pada setiap literatur menurut beberapa instansi atau lembaga

bahkan undang-undang. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, UMKM didefinisikan

sebagai berikut:

Dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah BAB I ayat 1 (satu), yaitu:

“Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan


dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha
Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.”

Sedangkan pengertian usaha kecil dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2008

Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah BAB I ayat 2 (dua), yaitu:

“Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,


yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang
memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang ini.”

Pengertian lain yang tercantum dalam UU RI Nomor 20 Tahun

2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah pengertian usaha

menengah, yaitu pada BAB I pasal 1 ayat 3 (tiga), yang berbunyi:

“Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri


sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, ataupun menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang Undang ini.”

Berdasarkan kekayaan dan hasil penjualan, menurut Undang-

Undang RI Nomor 20 Tahun 2008 BAB IV pasal 6 ayat 1 (satu), kriteria

usaha mikro yaitu:

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

atau

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00

(tiga ratus juta rupiah).

Sedangkan kriteria usaha kecil menurut Undang-Undang RI Nomor

20 Tahun 2008 BAB IV pasal 6 ayat 2 (dua) adalah sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus

juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga

ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00

(dua milyar lima ratus juta rupiah).

Dan kriteria usaha menengah menurut Undang-Undang RI Nomor

20 Tahun 2008 BAB IV pasal 6 ayat 3 (tiga) adalah sebagai berikut:

“Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima


ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan
lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh
milyar rupiah).”

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2018 BAB II

pasal 2 (dua) Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah asas-asas

UMKM adalah:

1. Kekeluargaan;

2. Demokrasi ekonomi;

3. Kebersamaan;

4. Efisiensi berkeadilan;

5. Berkelanjutan;

6. Berwawasan lingkungan;

7. Kemandirian;

8. Keseimbangan kemajuan, dan

9. Kesatuan ekonomi nasional.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2018 BAB II pasal

3 (tiga) Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah tujuan UMKM

adalah:

“Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bertujuan menumbuhkan dan


mengembangkan usahanya dalam rangka membangun
perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang
berkeadilan.”

1.4.3 Analisis SWOT

Menurut Rangkuti dalam Meftahudin, dkk, (2018):

“Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara


sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman
(Threats).”

Menurut Ferrel dan Harline (2005) fungsi dari Analisis SWOT

adalah untuk mendapatkan informasi dari analisis situasi dan

memisahkannya dalam pokok persoalan internal (kekuatan dan

kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan ancaman).

1. Strategi dan Matriks SWOT


Dalam penelitian analisa SWOT kita ingin dapat memproleh hasil

berupa kesimpulan-kesimpulan yang berdasarkan ke-4 faktor

yaitu :

a. Strategi Kekuatan-Kesempatan (S dan O atau Maxi-maxi)

Strategi yang dihasilkan pada kombinasi ini ialah dapat

memanfaatkan kekuatan atas peluang yang telah diidentifikasi.

Contoh: bila kekuatan perusahaan ada pada keunggulan

teknologinya, maka keunggulan ini harus dapat dimanfaatkan

untuk mengisi suatu segmen pasar yang membutuhkan tingkat

teknologi serta kualitas yang lebih maju, yang keberadaanya

serta kebutuhannya telah diidentifikasi pada analisis ini.

b. Strategi Kelemahan-Kesempatan (W dan O atau Mini-maxi)

Kesempatan yang telah diidentifikasi tidak mungkin dapat

dimanfaatkan dikarenakan kelemahan suatu perusahaan.

Contoh : jaringan distribusi pada pasar tersebut tidak dipunyai

oleh perusahaan. Salah satu strategi yang dapat dilakukan


ialah  bekerjasama dengan perusahaan yang juga  mempunyai

kemampuan menggarap pasar tersebut. Pilihan strategi lain

ialah dapat mengatasi kelemahan agar dapat memanfaatkan

kesempatan.

c. Strategi Kekuatan-Ancaman (S atau T atau Maxi-min)

Dalam analisa ancaman juga ditemukan kebutuhan untuk

mengatasinya. Strategi ini ialah mencoba mencari kekuatan

yang dimiliki perusahaan yang digunakan untuk dapat

mengurangi atau menangkal ancaman tersebut. Misalnya

ancaman perang harga.

d. Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T atau Mini-mini)

Dalam situasi harus menghadapi ancaman serta sekaligus

kelemahan intern, strategi yang umumnya  ialah “keluar” dari

situasi yang terjepit tersebut. Keputusan yang diambil

ialah “mencairkan” sumber daya yang terikat pada suatua

situasi yang mengancam tersebut, serta mengalihkan pada

usaha lain yang lebih cerah.

Siasat lainnya ialah dengan mengadakan kerjasama dengan satu

perusahaan yang lebih kuat, dengan harapan ancaman tersebut

saat akan hilang. Dengan mengetahui situasi atau masalah yang

akan dihadapi, anak perusahaan juga dapat mengambil langkah-

langkah yang perlu serta bertindak dengan mengambil


kebijakan-kebijakan yang terarah serta mantap, dengan kata

lain perusahaan tersebut dapat menerapkan strategi yang tepat.

2. Jenis Analisis SWOT

a. Model Kuantitatif

Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang

berpasangan antara S dan W serta O dan T. Kondisi berpasangan

ini terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan selalu

ada kelemahan yang tersembunyi  dan  dari  setiap  kesempatan

yang terbuka  selalu ada ancaman yang harus diwaspadai. Ini

berarti setiap satu rumusan Strengths (S), harus selalu memiliki

satu pasangan Weaknesses (W) dan setiap satu

rumusan Opportunities (O) harus memiliki satu pasangan

satu Threaths (T).

Kemudian setelah masing-masing komponen dirumuskan

dan dipasangkan, langkah selanjutnya adalah melakukan proses

penilaian. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor pada

masing -masing subkomponen, dimana satu subkomponen

dibandingkan dengan subkomponen yang lain dalam komponen

yang sama atau mengikuti lajur vertikal. Subkomponen yang lebih

menentukan dalam jalannya organisasi, diberikan skor yang lebih

besar. Standar penilaian dibuat berdasarkan kesepakatan bersama

untuk mengurangi kadar subyektifitas penilaian.

b. Model Kualitatif
Urut-urutan dalam membuat Analisa SWOT kualitatif, tidak

berbeda jauh dengan urut-urutan model kuantitatif, perbedaan

besar diantara keduanya adalah pada saat pembuatan

subkomponen dari masing- masing komponen. Apabila pada

model kuantitatif setiap subkomponen S memiliki pasangan

subkomponen W, dan satu subkomponen O memiliki pasangan

satu subkomponen T, maka dalam model kualitatif hal ini tidak

terjadi. Selain itu, SubKomponen pada masing-masing komponen

(S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan tidak memiliki hubungan satu

sama lain. Ini berarti model kualitatif tidak dapat

dibuatkan.Diagram Cartesian, karena mungkin saja misalnya,

SubKomponen S ada sebanyak 10 buah, sementara subkomponen

W hanya 6 buah.

Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan

dengan pengembangan misi, tujuan, dan kebijakan perusahaan.

Dengan demikian, perencanaan strategis (strategic planner) harus

menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat

ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Model yang paling

popular untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT.

1. Cara membuat Analisis SWOT

Peneliti menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi


faktor internal dan eksternal. Kedua

Anda mungkin juga menyukai