Anda di halaman 1dari 15

TUGAS REVIEW 3 JURNAL DENGAN TEMA JUST IN TIME UNTUK MATA KULIAH METODE PENELITIAN #

TUGAS REVIEW 3 JURNAL DENGAN TEMA JUST IN TIME

METODE PENELITIAN #

Disusun Oleh :

Nama : Dimas Dwi Aryadi

NPM : 32413488

Kelas : 3ID09

Mata Kuliah : Metode Penelitian #

Dosen : Yahya Zulkarnain

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS GUNADARMA

BEKASI

2015
I. Landasan Teori

1. Definisi Just In Time (JIT)

Menurut Hansen & Mowen (2001:591), Just In Time (JIT) merupakan suatu pendekatan manufaktur yang
mempertahankan bahwa produk-produk harus ditarik dari seluruh sistem dengan adanya permintaan,
dan bukannya mendorong seluruh sistem dengan skedul yang tetap untuk mengantisipasi permintaan.

Just In Time (JIT) merupakan sistem produksi yang komprehensif dan sistem manajemen persediaan
dimana bahan baku dibeli dan diproduksi sebanyak yang dibutuhkan serta digunakan pada saat yang
tepat dalam setiap proses produksi (Blocher, dkk., 2002:113; dalam Kuzatmono, 2008).

Just In Time (JIT) dapat berarti banyak hal yang berbeda-beda bagi masyarakat, baik masyarakat bisnis
maupun masyarakat umum. Beberapa pihak menganggap Just In Time (JIT) adalah suatu pendekatan;
bagi pihak lain JIT adalah suatu metodologi, atau suatu filosofi, atau suatu konsep atau suatu strategi
(Schniederjans, 1993:4; dalam Soewarno, 2005).

Menurut (Agustina, dkk., 2007) secara garis besar Just In Time (JIT) ada dua macam, yaitu Just In Time
Purchasing dan Just In Time Production. Menurut Gaspersz (2001:37; dalam Kuszatmono, 2008), Just In
Time Purchasing adalah sistem pembelian barang dengan jumlah dan waktu yang tepat sehingga barang
tersebut dapat segera diterima untuk memenuhi permintaan atau untuk digunakan. Sedangkan Just In
Time Production adalah sistem produksi yang prinsipnya hanya memproduksi jenis-jenis barang yang
diminta sejumlah yang diperlukan dan pada saat dibutuhkan oleh konsumen.

2. Tujuan Just In Time (JIT)

Menurut Hansen & Mowen (2005:478), Just In Time (JIT) memiliki dua tujuan strategis, yaitu untuk
meningkatkan laba dan untuk memperbaiki posisi bersaing perusahaan. Kedua tujuan ini dapat dicapai
dengan mengendalikan biaya (yang memungkinkan persaingan harga yang lebih baik dan peningkatan
laba), memperbaiki kinerja pengiriman dan meningkatkan kualitas.

Menurut Gaspersz (2001:23; dalam Kuszatmono, 2008) tujuan Just In Time (JIT) adalah “... untuk
menghasilkan produk pada tingkat kualitas dan kuantitas yang prima, melalui cara yang paling efisien
dan ekonomis, serta tepat waktu yaitu pada saat produk tersebut dibutuhkan oleh konsumen”.

3. Manfaat Just In Time (JIT)

Manfaat Just In Time (Indiscribd, 2009):

a) Berkurangnya persediaan – Biaya “berkurang”, investasi pada persediaan.

b) Meningkatnya pengendalian mutu – Pemasok lebih komit.

4. Prinsip Dasar Just In Time (JIT)


Untuk menghasilkan metode Just In Time (JIT) maka harus ada delapan prinsip yang harus dijadikan
dasar pertimbangan di dalam menentukan sistem strategi produksi, yaitu (Jaelani, 2009):

a) Berproduksi sesuai dengan pesanan jadwal produksi induk

Sistem manufaktur baru akan dioperasikan untuk menghasilkan produk menunggu setelah diperoleh
kepastian adanya order dalam jumlah tertentu masuk. Tujuan utamanya untuk memproduksi finished
goods tepat waktu dan sebatas pada jumlah yang ingin dikonsumsikan saja, untuk itu proses produksi
akan menghasilkan sebanyak yang diperlukan dan secepatnya dikirim ke pelanggan yang memerlukan
untuk menghindari terjadinya stok serta untuk menekan biaya penyimpanan.

b) Produksi dalam jumlah kecil

Produksi dilakukan dalam jumlah lot (lot size) yang kecil untuk menghindari perencanaan dan jeda waktu
yang kompleks seperti halnya dalam produksi jumlah besar. Fleksibilitas aktivitas produksi akan bisa
dilakukan, karena hal tersebut memudahkan untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian dalam rencana
produksi terutama menghadapi perubahan permintaan pasar.

c) Mengurangi pemborosan (eliminate waste)

Pemborosan (waste) harus dieliminasi dalam setiap area operasi yang ada. Semua pemakaian sumber-
sumber input (material, energi, jam kerja mesin atau orang, dan lain-lain) tidak boleh melebihi batas
minimal yang diperlukan untuk mencapai target produksi.6

d) Perbaikan aliran produk secara terus-menerus (continuous product flow improvement)

Tujuan pokoknya adalah menghilangkan proses-proses yang tidak produktif yang bisa menghambat
kelancaran aliran produksi.

e) Penyempurnaan kualitas produk (product quality perfection)

Kualitas produk merupakan tujuan dari aplikasi Just In Time (JIT) dalam sistem produksi. Disini selalu
diupayakan untuk mencapai kondisi “Zero Defect” dengan cara melakukan pengendalian secara total
dalam setiap langkah proses yang ada. Segala bentuk penyimpangan haruslah bisa diidentifikasi dan
dikoreksi sedini mungkin.

f) Respek terhadap semua orang / karyawan (respect to people)

Dengan metode Just In Time (JIT) dalam sistem produksi setiap pekerja akan diberi kesempatan dan
otoritas penuh untuk mengatur dan mengambil keputusan apakah suatu aliran operasi bisa diteruskan
atau harus dihentikan karena dijumpai adanya masalah serius dalam satu stasiun kerja tertentu.

g) Mengurangi segala bentuk ketidak-pastian

Persediaan yang ide dasarnya diharapkan bisa mengantisipasi permintaan yang berfluktuasi dan segala
kondisi yang tidak terduga, justru akan berubah menjadi waste bilamana tidak segera digunakan. Begitu
pula rekruitmen tenaga kerja dalam jumlah besar secara tidak terkendali seperti halnya yang umum
dijumpai dalam aktivitas proyek akan menyebabkan terjadinya pemborosan bilamana tidak
dimanfaatkan pada waktunya. Oleh karena itu dalam perencanaan dan penjadwalan produksi harus bisa
dibuat dan dikendalikan secara teliti. Segala bentuk yang memberi kesan ketidak-pastian harus bisa
dieliminasi dan harus sudah dimasukkan dalam pertimbangan.

h) Perhatian dalam jangka panjang

Ketujuh prinsip pelaksanaan Just In Time (JIT) dalam sistem produksi di atas bukanlah suatu komitmen
perusahaan yang diaplikasikan dalam jangka waktu pendek. Melainkan harus dibangun secara
berkelanjutan dan merupakan komitmen semua pihak dalam jangka panjang. Dalam jangka pendek, ada
kemungkinan aplikasi Just In Time (JIT) dalam sistem produksi justru akan menambah biaya produksi
mengikuti konsekuensi proses terbentuknya kurva belajar.

5. Karakteristik Dasar Just In Time (JIT)

Hansen & Mowen (2005:479) menyatakan ada beberapa karakteristik dasar Just In Time (JIT):

a) Tata letak pabrik

Just In Time (JIT) mengganti tata letak pabrik tradisional ini dengan suatu pola sel manufaktur. Sel
manufaktur terdiri dari mesin-mesin yang dikelompokkan dalam kumpulan, biasanya dalam bentuk
setengah lingkaran. Mesin-mesin diatur sehingga mereka dapat digunakan untuk melakukan berbagai
operasi secara berurutan. Tiap sel dipersiapkan untuk menghasilkan produk atau kumpulan produk
tertentu. Produk dipindah dari satu mesin ke yang lainnya dari awal hingga selesai. Para pekerja
ditugaskan pada sel-sel dan dilatih untuk mengoperasikan semua mesin dalam sel.

b) Pengelompokkan dan pemberdayaan karyawan

Pelatihan pekerja sel untuk melakukan tugas-tugas ganda juga memiliki pengaruh pada relokasi
dukungan pelayanan pada sel. Sebagai 8 tambahan dari pekerjaan produksi langsung, para pekerja sel
dapat melakukan tugas persiapan, memindahkan barang setengah jadi dari bagian ke bagian lain dalam
sel, melakukan perawatan pencegahan dan perbaikan kecil, melakukan inspeksi kualitas, dan melakukan
tugas pembersihan. Kemampuan multitugas ini secara langsung berhubungan pada pendekatan tarikan
melalui produksi.

c) Total quality control

Just In Time (JIT) perlu memberikan tekanan yang lebih kuat pada pengelolaan kualitas. Total quality
control pada intinya adalah suatu pengerjaan tanpa henti untuk suatu kualitas sempurna, usaha untuk
mendapatkan suatu desain produk dan proses manufaktur tanpa cacat.

d) Ketelusuran biaya overhead

Suatu sistem pembiayaan menggunakan tiga metode untuk membebankan biaya pada produk
individual: penelusuran langsung, penelusuran penggerak, dan alokasi. Dari ketiga metode, penelusuran
langsung adalah yang paling akurat dan, sehingga, lebih disukai daripada dua metode lainnya.
e) Pengaruh persediaan

Just In Time (JIT) umumnya menurunkan persediaan hingga tingkat yang sangat rendah. Pencapaian
terhadap tingkat yang tidak signifikan dari persediaan adalah vital bagi kesuksesan Just In Time. Just In
Time (JIT) menolak untuk menggunakan persediaan sebagai solusi dari masalah-masalah ini. Bahkan,
persediaan tidak hanya dipandang sebagai pemborosan namun sebagai sesuatu yang langsung
berhubungan dengan kemampuan perusahaan untuk bersaing. Definisi Sistem Pembelian Just In Time
(Just In Time Purchasing).Menurut Hansen & Mowen (2005:477), konsep pembelian JIT (Just In Time
Purchasing) yang mensyaratkan para pemasok untuk mengirimkan suku cadang dan bahan baku tepat
pada waktunya untuk produksi. Sistem pembelian Just In Time (JIT) merupakan bagian yang sangat kritis
dalam keseluruhan sistem Just In Time (JIT) karena melibatkan pihak luar, yaitu pemasok (Agustina, dkk.,
2007).

Pembelian Just In Time (JIT) dapat mengurangi waktu dan biaya yang berhubungan dengan aktivitas
pembelian dengan cara sebagai berikut (Agustina, dkk., 2007) :

a) Mengurangi jumlah pemasok, sehingga perusahaan dapat mengurangi sumber-sumber yang


dicurahkan dalam negosiasi dengan pemasok.

b) Mengurangi atau mengeliminasi waktu dan biaya negosiasi melalui kontrak jangka panjang dengan
pemasok, menyangkut persyaratan pembelian, kualitas bahan dan harga yang wajar.

c) Memiliki pembeli atau konsumen dengan program pembelian yang mapan. Rencana pembelian yang
mapan oleh pembeli atau konsumen, dapat memberikan informasi bagi pemasok mengenai persyaratan
kualitas bahan dan saat penyerahan dengan tenggang waktu tertentu sesuai rencana produksi.

d) Mengeliminasi dan mengurangi kegiatan dan biaya yang tidak menambah nilai bagi produk, seperti
kegiatan dan biaya penyimpanan atau biaya pemindahan bahan dari gudang ke pabrik.

e) Mengurangi waktu dan biaya program pemeriksaan kualitas. Pemilihan pemasok yang dapat
menjamin ketepatan waktu, jumlah dan kualitas barang yang dibeli dapat mengurangi waktu dan biaya
pemeriksaan.

10

Aspek-aspek yang dapat dibandingkan antara sistem pembelian konvensional dengan sistem
pembelian Just In Time (JIT) terdapat dalam tabel berikut (Narsa:1999)

3.1 Definisi Akuntansi

Secara umum akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang digunakan untuk mengubah data dari
transaksi menjadi informasi keuangan. Proses akuntansi meliputi kegiatan mengidentifikasi, mencatat,
dan menafsirkan, mengomunikasikan peristiwa ekonomi dari sebuah organisasi kepada pemakai
informasinya. Proses akuntansi menghasilkan informasi keuangan. Semua proses tersebut
diselenggarakan secara tertulis dan berdasarkan bukti transaksi yang juga harus tertulis [1].
3.2 Kode Rekening (Chart Of Account)

Kode rekening memainkan peranan yang besar dalam proses penyusunan laporan keuangan, karena
kode rekening mengkategorikan setiap rekening. Selain itu, kode rekening juga berguna dalam
memberikan referensi untuk memudahkan cross check dalam pencatatan [2].

3.3 Siklus Akuntansi

Proses akuntansi adalah proses pengolahan data sejak terjadinya transaksi, kemudian transaksi ini
memiliki bukti yang sah sebagai dasar terjadinya transaksi kemudian berdasarkan data atau bukti ini
maka di input ke proses pengolahan data sehingga menghasilkan output berupa informasi laporan
keuangan. Akuntansi dalam proses pengolahan datanya menggunakan arus, siklus atau proses akuntansi
yang dimulai dari transaksi sampai pada tahap pelaporan. Siklus akuntansi atau disebut juga proses
akuntansi konvensional [3].

3.4 Perusahaan Manufaktur

Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatannya mengelola bahan baku menjadi barang
jadi kemudian menjual barang jadi tersebut. Perusahaan pabrik (manufacturing firm) adalah perusahaan
yang kegiatannya mengolah bahan baku menjadi barang jadi kemudian menjual barang jadi tersebut.
Kegiatan khusus dalam perusahaan pabrik adalah pengolahan bahan baku menjadi barang jadi yang
disebut proses produksi.

2.5 Metode Just in Time

JIT adalah suatu filosofi bisnis yang khusus membahas bagaimana mengurangi waktu produksi sekaligus
mengurangi kegagalan produksi baik dalam proses manufaktur maupun proses non-manufaktur. Istilah
lain untuk JIT adalah short-cycle atau lean manufacturing. JIT merupakan suatu sistem komprehensif
berkenaan dengan persediaan pengendalian manufaktur dalam hal pembelian material (bahan baku)
dan pembuatan produk (proses produksi) dilakukan sampai waktu yang dibutuhkan. Dalam konsep JIT,
pengelolaan persediaan mengarah pada tingkat biaya yang paling rendah, bahkan tingkat efisiensinya
mendekati 100%. Ini disebabkan karena tujuan konsep JIT dalam proses produksi adalah mengeliminasi
tingkat persediaan pada setiap tahap proses produksi sejak bahan baku sampai dengan barang jadi tidak
ada penumpukan di dalam gudang.

2.6 Biaya Produksi

Produksi adalah suatu kegiatan saling berhubungan yang dapat mengubah bentuk bahan Baku menjadi
barang jadi atau barang jadi dengan bantuan tenaga kerja dan fasilitas pabrik. Jenis arus produksi yang
dipakai adalah arus produk yang berurutan dan masing-masing department.
II. Review Jurnal

1. Jurnal : teknik industri

Judul : PERBAIKAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN JUST IN TIME KOMPONEN PRODUK MAIN
FLOOR SIDE LH PADA PT GAYA MOTOR

Volume & Halaman : Vol.14 & Hal. 66-77

Tahun : 2015

Penulis : Bella Suciana Istiqomah1, Iveline Anne Marie 2

Reviewer : Dimas Dwi Aryadi (32413488)

Tanggal : 29 Oktober 2015

Latar belakang : Perusahaan menggunakan sistem produksi just in time, dimana sistem produksi seperti
ini mengharuskan perusahaan untuk memiliki sistem pengendalian persediaan yang adaptif terhadap
laju permintaan, agar tidak terjadi stock out ataupun kelebihan bahan baku. Persediaan yang optimal
adalah persediaan yang menjamin tersedianya sumber daya pada waktu dan jumlah yang tepat, serta
dengan pengalokasian biaya total persediaan yang minimum.

Saat ini, perusahaan menggunakan metode kanban supplier dalam siste persediaan. Metode
kanban supplier merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mencapai kondisi just in time pada
persediaan, karena pada metode ini pemesanan dilakukan sejumlah kartu kanban yang telah terpakai.
Kondisi aktual di gudang bahan baku tidak menunjukkan kondisi just in time, karena terjadi penumpukan
bahan baku di gudang. Penumpukan bahan baku disebabkan karena kesalahan perhitungan jumlah kartu
kanban yang beredar, yang disebabkan adanya penambahan konstanta terkait sifat perusahaan yang
bukan pengambil resiko dan adanya safety stock tambahan diluar kanban sebesar 0,5 hari untuk setiap
bahan baku. Penumpukan bahan baku juga diperburuk dengan terjadinya kesalahan prosedur
pengambilan kanban yang membuat pengadaan terhadap bahan baku berlebih.

Terjadinya kesalahan pada kontrol keadaan persediaan saat ini memberikan dampak adanya
penumpukan sejumlah bahan baku di gudang. Investasi bahan baku dalam persediaan mengakibatkan
adanya nilai uang yang terkait dalam bentuk persediaan (Venkatesh, dkk., 1996). Hal ini menimbulkan
biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan, yaitu biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya
pengaman. Pengalokasian persediaan yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan memperbesar
penyusutan karena rusak, sehingga berpengaruh terhadap kualitas barang jadi yang dihasilkan.

Tujuan Penelitian : tujuan utama Penelitian ini melakukan evaluasi terhadap sistem pengendalian
persediaan perusahaan saat ini dan mengusulkan sistem pengendalian persediaan untuk meminimasi
biaya persediaan dengan membandingkan sistem persediaan perusahaan saat ini dengan sistem
persediaan usulan.

Subjek penelitian : Pengamatan dilakukan dengan cara observasi langsung ke PT. Gaya Motor dan
melakukan wawancara dengan pihak pihak terkait untuk mendukung orisinalitas data. Pengambilan data
dilakukan dengan cara observasi langsung ke gudang bahan baku Daihatsu dan office logistic. Data
pengamatan yang dilakukan pengolahan adalah data bulan Januari 2014 sampai dengan Maret 2014.
Adapun data-data yang dibutuhkan adalah demand produk, BOM produk, lead time order, quantity
perkanban, biaya pesan, biaya simpan, dan biaya pembelian.

Metode penelitian : metode yang digunakan dalam penelitian ini antara lain metode kanban supplier
secara teoritis dan menggunakan metode two bin replenishment untuk menentukan jumlah persediaan.
Adapun untuk perhitungan biaya persediaan, dilakukan dengan menggunakan metode continuous
review dan metode periodic review. metode kanban supplier dan metode two bin replenishment untuk
analisis kondisi persediaan dengan membandingkan hasil yang diperoleh dari perhitungan. Adapun
analisis dengan metode continuous review dan periodic review, dilakukan untuk menghitung biaya
persediaan yang harus ditanggung perusahaan. usulan perbaikan pada kedua metode persediaan yang
dapat diterapkan perusahaan, yaitu metode kanban supplier dan metode two bin replenishment.

Hasil penelitian : Permintaan produk yang digunakan adalah periode Januari 2014 sampai dengan Maret
2014. Dari total jumlah permintaan produk perbulan dapat dicari jumlah kebutuhan bahan
baku part penyusun produk per bulan. Tabel 1 menunjukkan jenis part yang membentuk produk main
floor side lh. Tiap jenis main floor side lh memiliki susunan kebutuhan part yang berbeda-beda
bergantung dari jenis mobilnya. Setelah dilakukan pemerataan dari demand per bulan maka didapatkan
jumlah kebutuhan bahan baku per bulan.

Kesimpulan :

Kesimpulan dari penelitian ini adalah :

1. Permasalahan yang terjadi di perusahaan adalah penumpukan bahan baku yang


diakibatkan dari kesalahan perhitungan jumlah kartu kanban supplier, alokasi safety stock ekstra diluar
kanban sebesar 0,5 hari (8 jam) yang tidak tepat guna dan kesalahan prosedur pengambilan material
yang menyebabkan pengadaan bahan baku tidak pada waktunya. Dari perhitungan
kanban supplier perusahaan saat ini didapatkan jumlah kartu kanban sebesar 253 buah dengan total
biaya persediaan sebesar Rp 318.861.462,00.

2. Metode persedian kanban supplier teoritis dihitung dengan 5 kondisi safety stock kanban, yaitu safety
stock kanban 0,5 hari, 0,4 hari, 0,3 hari, 0,2 hari dan 0,1 hari. Kodisi terbaik dicapai pada perhitungan
kanban supplier teoritis dengan safety stock 0,1 hari yaitu dengan jumlah kartu kanban sebanyak 146
buah dengan total biaya persediaan sebesar Rp 158.703.378,00. Usulan pembuatan
prosedur pengambilan material dan optimalisasi design rak kanban dibuat untuk mendukung kelancaran
prosedur metode persediaan kanban. Dari optimalisasi design rak yang diusulkan akan didapatkan
reducing area bahan baku sebesar 28% dan kapasitas rak bertambah sebesar 35 % dari design rak
sebelumnya.

3. Metode persediaan two bin replenishment terpilih sebagai metode terbaik bagi

perusahaan, dengan total biaya persediaan sebesar Rp 98.497.214,00, yang mengusung konsep sistem
persediaan just in time yang cocok dengan konsep perusahaan saat ini. Penggunaan sistem dua buah bin
dengan quantity bin yang disesuaikan dengan penggunaan bahan baku pada periode tersebut membuat
jumlah bahan baku yang disimpan hanya sebesar satu buah bin atau sebesar kebutuhan bahan baku
selama satu shift. Untuk kelancaran prosedur pengambilan bahan baku dan proses replenishment maka
diusulkan pembuatan rak untuk metode two bin replenishment, yaitu dengan optimalisasi penggunaan
rak kanban perusahaan saat ini dengan penambahan panjang sebesar 50 cm dan penambahan

fungsi roll dengan sudut kemiringan 5 derajat.

Kelebihan penelitian : kelebihan dari penelitian yang dilakukan ini yaitu ada metode terbaik yang dapat
digunakan perusahaan sehingga memperlancar proses pengambilan bahan baku yang ada. Optimalisasi
dari metode ini pada penggunaan rak kanban dengan penambahan panjang dan fungsi roll.

Kelemahan penelitian : kelemahan dari penelitian yang dilakukan ini metode yang digunakan terlalu
banyak sehingga ada pendekatan-pendekatan yang seharusnya tidak perlu dilakukan dan dapat
dilakukan dengan metode yang terbaik

2. Jurnal : teknik industri

Judul : PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU SUSU PADA PRODUK SUSU RASA DENGAN
PENDEKATAN METODE JUST IN TIME (Studi Kasus Pada Agen Susu LIOE)

Volume & Halaman :

Tahun : 2013
Penulis : Faris Husnanto1* Panji Deoranto2 Shyntia Atica Putri2

Reviewer : Dimas Dwi Aryadi (32413488)

Tanggal : 29 Oktober 2015

Latar belakang :

Sistem produksi memiliki beberapa komponen yang berperan penting dalam menunjang proses
operasional suatu industri. Menurut (Asay, 2003) komponen yang menunjang adalah dana, bahan baku,
mesin peralatan, tenaga kerja, dan metode produksi yang digunakan. Kelima input komponen tersebut
jika diolah dengan baik akan menghasilkan output atau produk yang diinginkan. Bahan baku merupakan
salah satu komponen penting dalam sistem produksi. Bahan baku yang digunakan dalam produksi
memerlukan besar kecilnya perancanaan persediaan dan pengendalian mutu yang baik agar bahan baku
tersebut tidak terbuang (scrap) (Blocher, 2007). Agen susu Lioe merupakan salah satu produsen yang
menjual produk olahan susu sapi segar mulai tahun 1950. Susu yang diproduksi Lioe adalah susu murni
dan susu rasa. Perencanaan persediaan bahan baku yang tepat adalah konsep pendekatan
menggunakan metode Just In Time (JIT). JIT adalah suatu pendekatan untuk menemukan cara
menghilangkan pemborosan dalam memproduksi item yang dibutuhkan dalam jumlah yang cermat.

Tujuan Penelitian : perencanaan persedian bahan baku dan besar biaya perencanaan susu sapi segar
pada produk susu rasa dengan pendekatan metode Just In Time (JIT) sebagai perbandingan dengan
metode yang dilakukan oleh perusahaan. Manfaat dari penelitian adalah penelitian dapat memberikan
manfaat bagi pihak perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan dalam
menentukan kebijaksanaan perencanaan persediaaan bahan baku utama yaitu susu sapi segar yang
digunakan pada produk susu rasa.

Subjek penelitian : Agen susu LIOE mulai memproduksi produk olahan dari susu (susu segar dan susu
rasa) mulai tahun 1950. Kondisi pada tahun 1950 hingga tahun 1993 Agen susu LIOE mempunyai
peternakan sapi untuk memenuhi kebutuhan produksi produk susu yang dihasilkan. Menurunnya
permintaan produk olahan dari susu yang dihasilkan agen susu LIOE ini mengakibatkan ditutupnya
peternakan sapi agen tersebut dan pada tahun 1994 hingga sekarang agen susu LIOE melakukan
pemesanan susu sapi segar pada peternak susu untuk memenuhi kebutuhan konsumen

Kapasitas produksi pada Agen susu LIOE adalah 10.000 liter susu sapi segar untuk memproduksi susu
segar dan susu rasa. Kapasitas produksi susu rasa menggunakan susu sapi segar sebanyak 2100 liter.
Pada Agen susu LIOE belum menerapkan sistem manajemen perencanaan dan persediaan bahan baku
dalam mengelola produksi susu rasa. Belum diterapkannya manajemen perencanaan persediaan bahan
baku mengakibatkan produk susu rasa harus diproses kembali untuk dijadikan minuman, karena umur
dari produk susu rasa pada Agen susu LIOE adalah 2 hari. Bahan yang digunakan pada penelitian kali ini
adalah data historis perusahaan mulai bulan Januari 2011 – November 2012, harga susu sapi tetap, gaji
tenaga kerja, pemakaian listrik yang digunakan, kapasitas alat angkut, dan adanya kontrak jangka
panjang antara pemasok dengan perusahaan. kebutuhan bahan baku untuk bulan Desember 2012 –
November 2013 menggunakan data historis bulan Januari 2011 – Noember 2012.
Metode penelitian : Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah perencanaan persediaan bahan
baku menggunakan pendekatan metode Just In Time .

kesimpulan penelitian : Perencanaan dan persediaan bahan baku susu sapi menggunakan metode
pendeketan JIT dapat disimpulakan sebagai berikut :

1. Perencanaan persediaan bahan baku yang didapatkan dengan metode pendekatan Just In
Time sebesar jumlah aktual untuk 12 bulan mulai Desember 2012 – November 2013 adalah 19.291 liter
dengan rata-rata tiap bulan 1.608 liter dan rata-rata tiap hari membutuhkan 54 liter

2. Perhitungan yang didapatkan dari metode JIT dengan rincian untuk perencanaan persediaan pada
bulan Desember 2012 – November 2013 untuk biaya pesan didapatkan Rp. 26.400, 00; biaya simpan
20.349.242, 00; biaya pembelian Rp 77.852.000, 00 dan total cost sebesar Rp. 98.227.824, 00

3. Jumlah total biaya perencanaan persediaan bahan baku yang dilakukan antara metode JIT dan
metode perusahaan didapatkan penghematan dalam perhitungan JIT sebesar 7,79 %, dengan biaya JIT
sebesar Rp. 98.227.824, 00 dan biaya metode perusahaan Rp. 106.522.224, 00.

Hasil penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan perencanaan persediaan
bahan baku dengan metode yang digunakan oleh Agen susu LIOE dan pendekatan metode Just In Time.
Peneletian ini dilakukan pada bahan baku susu sapi segar pada produk susu rasa. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa Just In Time akan menurunkan biaya yang digunakan untuk perencanaan
persediaan bahan baku untuk produk susu rasa sebesar 7.79 %.

Kelebihan penelitian : kelebihan penelitian yang dilakukan ini dengan metode just in time dapat
menurunkan biaya agen susu untuk perencanaan persediaan bahan baku produk susu. Optimalisasi dari
pendekatan metode just in time ini didapatkan penghematan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Kelemahan penelitian : kelemahan penelitian yang dilakukan ini metode yang dilakukan menggunakan
data yang dikumpulkan hanya beberapa sampel sehingga penghematan oleh agen tersebut kurang
efisien.

3. Jurnal : teknik industri

Judul : APLIKASI PENCATATAN PRODUKSI PAKAIAN MENGGUNAKAN

METODE JUST IN TIME

Volume & Halaman :

Tahun : 2013
Penulis : Dia Mutiara, Asti Widayanti, S.Si.,M.T. ,Cecep Ruddi Kusnadi S, S.T.

Reviewer : Dimas Dwi Aryadi (32413488)

Tanggal : 23 Oktober 2015

Latar belakang : Semakin pesatnya perkembangan tingkat kebutuhan setiap individu mengakibatkan
sebagian masyarakat yang berlaku sebagai konsumen memiliki banyak sekali kebutuhan dalam bidang
sandang tentunya. Dengan perkembangan kegiatan industri manufaktur, memungkinkan para
pengusaha untuk memanfaatkan kegiatan produksi sebuah kebutuhan sandang. Sehingga kebutuhan
sandang dapat terpenuhi dengan adanya kegiatan produksi bahan sandang. Namun, pada
kenyataannya, masyarakat banyak sekali yang belum puas dengan hasil produksi sandang, dengan
alasan karena tingkat konsumsi mereka setiap hari yang semakin meningkat. Oleh sebab itu, para
pengusaha produksi bahan sandang harus lebih bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan pangan para
konsumen setiap harinya. Dalam era kompetisi global seperti sekarang ini telah terjadi pergolakan dalam
setiap aktivitas bisnis, perdagangan, dan industri. Disamping itu, adanya kecenderungan lingkungan yang
semakin berubah, yaitu teknologi maju dengan pesat, daur hidup produk semakin pendek, kerumitan
produksi semakin meningkat, standar kualitas yang dibutuhkan oleh konsumen semakin meningkat.
Salah satu yang terpengaruh dengan adanya perubahan lingkungan tersebut adalah proses produksi,
yaitu otomatisasi pabrikasi. Dengan memanfaatkan proses otomatisasi pabrikasi, perusahaan lebih
dapat bersaing di pasar global untuk meningkatkan penjualan hasil produksi.

Subjek penelitian : CV HOKI Bandung merupakan industri yang memproduksi bahan sandang yaitu
pakaian, yang terletak di Jalan Surapati No. 84 B, Bandung. Perusahaan ini melakukan beberapa kegiatan
inovasi untuk menarik minat konsumen, salah satunya adalah membuat berbagai macam pakaian
dengan berbagai model. Dengan adanya perkembangan inovasi yang dilakukan maka perusahaan ini
bersaing ketat dengan beberapa perusahaan yang bergerak dibidang yang sama yaitu pakaian. Sejak
awal berdiri, CV Hoki melakukan perhitungan pencatatan produksi secara manual. Hal ini dapat
dilakukan dengan baik selama petugas yang bekerja selalu teliti dalam melakukan perhitungan serta
disiplin dalam penyimpanan berkas transaksi. Namun, masalah muncul pada saat berkas yang disimpan
terlalu banyak dan menghambat proses perhitungan setiap bulannya dikarenakan harus mencari satu
persatu berkas yang telah disimpan sebelumnya. Selain itu tidak ada pelaporan akuntansi disetiap
transaksi yang dilakukan mengakibatkan pemilik tidak bisa melakukan pengecekan keuangan setiap
bulannya. Hal ini menjadi masalah yang semakin rumit seiring berjalannya skala bisnis yang berjalan di
CV Hoki Bandung.

Metode penelitian : Metode just in time merupakan metode yang tepat digunakan untuk pencatatan
biaya produksi pada perusahaan manufaktur seperti CV Hoki, karena perusahaan dapat mengetahui
analisis biaya produksi yang dikeluarkan untuk setiap produk yang telah diproduksi setiap bulannya
melalui analisis aktifitas dan dapat menghasilkan pelaporan akutansi yang akurat dan terperinci serta
data yang nantinya dibutuhkan telah disimpan dengan baik di database perusahaan. Kelebihan
metode Just in Time adalah menghilangkan pemborosan dengan memproduksi suatu produk hanya
dalam kuantitas yang diminta pelanggan, persediaan kecil kemungkinan persediaan nol (tidak ada).
Perancangan aplikasi pencatatan produksi dengan menggunakan metode Just in Time dengan harapan
dapat membantu perhitungan dan pelaporan kegiatan produksi pada perusahaan manufaktur, CV Hoki
Bandung.

Kesimpulan penelitian :

Kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan terhadap masalah dalam proyek akhir adalah sebagai
berikut.

a. Aplikasi ini dapat menghasilkan biaya-biaya yang termasuk kedalam biaya produksi sehingga
perhitungan biaya produksi sesuai dengan klasifikasinya masing-masing,

b. Aplikasi web ini dibuat untuk menjadikan proses bisnis di Hoki Bandung menjadi terkomputerisasi
guna mempermudah pekerjaan pegawai untuk mengetahui perhitungan biaya produksi berdasarkan
metode jit dan tradisional;

c. Aplikasi ini menghasilkan catatan akutansi berupa jurnal, buku besar, laporan biaya produksi sehingga
dapat mengefisiensi waktu dalam pembuatan laporan dan menghasilkan data lebih akurat. Aplikasi ini
dapat menampilkan perbandingan biaya produksi dengan menggunakan metode jit dan tradisional.

Hasil penelitian :

Pencatatan produksi dalam sebuah perusahaan manufaktur merupakan hal yang sangat penting dalam
menjalankan proses bisinis di perusahaan tersebut. Hal ini menjadi sangat penting karena dari
pencatatan itulah dapat diketahui perhitungan biaya produksi dari masing-masing produk yang
dihasilkan. Namun terjadi banyak kesulitan dalam menjalankan proses bisinis di perusahaan manufaktur
apabila pelaporan dan perhitungan yang dilakukan secara manual atau tidak terkomputerisasi. Aplikasi
ini dibangun dengan latar belakang sulitnya perhitungan pencatatan produksi untuk masing-masing
produk sesuai dengan klasifikasi yang dilakukan pada saat kegiatan produksi. Pencatatan produksi yang
diteraapkan pada aplikasi ini menggunakan metode just in time. Pada aplikasi ini dikembangkan
menggunakan metode Software Development Cycle (SDLC) atau disebut juga siklus pengembangan
perangkat lunak menggunakan pendekatan model waterfall atau air terjun. Aplikasi ini dibangun
menggunakan bahasa pemograman PHP dengan basis data MySQL. Aplikasi ini dibangun untuk
membandingkan biaya produksi metode just in time dengan tradisional costing, serta menghasilkan
catatan akutansi berupa jurnal dan buku besar.

Kelebihan penelitian : kelebihan penelitian yang dilakukan ini, penggunaan metode just in time pada
aplikasi yang dikembangkan untuk membandingkan biaya produksi dengan metode tradisional costing
yang menghasilkan catatan berupa arsip akuntansi.

Kelemahan penelitian : kelemahan penelitian yang dilakukan ini, perusahaan ini harus beralih dari
pencatatan tradisional yang manual dan beralih ke pengaplikasian web yang sudah dikembangkan
sehingga perlu pelatihan kepada pegawai dan membutuhkan peralatan yang memadai yang memakan
biaya lebih.

III. Kesimpulan.

Kesimpulan yang didapat dari review jurnal dengan tema just in time ini didapatkan bahwa. Metode just
in time digunakan untuk menyelesaikan permasalah yang ada di industri baik manufaktur maupun jasa.
Metode just in time dapat digunakan untuk perbandingan dalam sebuah pendekatan yang ada. Jurnal
penelitian yang ada memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang dapat diperbaiki lagi untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik.

Daftar Pustaka

http://journals.ums.ac.id/index.php/jiti/article/view/625

http://skripsitip.staff.ub.ac.id/files/2013/11/Jurnal-Faris-Husnanto.pdf
https://repository.telkomuniversity.ac.id/pustaka/files/102528/jurnal_eproc/aplikasi-pencatatan-
produksi-pakaian-menggunakan-metode-just-in-time-studi-kasus-pada-cv-hoki-bandung-.pdf
http://repository.wima.ac.id/403/2/MAKALAH.pdf

Anda mungkin juga menyukai