1/17/2010 04:24:00 AM
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan
data penelitian. Instrumen penelitian ini digunakan untuk meneliti variabel yang diteliti.
Dengan demikian junlam instrumen yang akan digunakan untuk penelitian tergantung pada
jumlah variabel yang diteliti. Instrumen-instrumen penelitian sudah ada yang dibakukan, tapi
ada yang harus dibuat peneliti sendiri. Karena instrumen penelitian akan diguankan untuk
melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap
instrumen harus mempunyai skala.
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan
panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila
digunakan dalam penelitian akan menghasilkan data kuantitatif. Sebagai contoh, misalnya
timbangan emas sebagi instrumen untuk mengukur berat emas, disebut dengan skala mligram
(mg) dan kan menghasilkan data kuantitatif berat emas dalam satuan mg bila digunakan
untuk mengukur; meteran dibuat untuk mengukur panjang dibuat dengan skala mm, dan
akam menghasilkan data kuantitatif panjang dengan satuan mm.
Dengan skala pengukuran ini, maka variabel yang akan diukur dengan instrumen tertentu
dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisien dan komunikatif.
Misalnya berat emas 20 gram, berat besi 200 kg, suhu badan orang yang sehat 370, EQ
seorang 210.
Ada beberapa macam teknik skala yang bisa digunakan dalam penelitian. Antara lain adalah:
Skala Linkert, Skala Guttmann, Skala Bogardus, Skala Thurstone, Skala Semantic, Skala
Stipel, Skala Paired-Comparison, Skala rank-Order. Kedelapan maca teknik skala tersebut
bila digunakan dalam pengukuran, akan mendapatkan data interval, atau rasio. Hal ini
tergantung pada bidang yang akan diukur.
Namun dalam kesempatan kali ini saya hanya ingin mengulas tentang teknik skala Likert.
Sesuai dengan teknik skala yang telah saya gunakan dalam penyusunan skripsi saya.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah
ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.
Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan, baik bersifat favorable (positif)
bersifat bersifat unfavorable (negatif).
Jawaban setiap item instrumen yang mengunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat
positif sampai sangat negatif, yang berupa kata-kata antara lain:
a. Sangat Setuju, b. Setuju, c. Ragu-ragu, d. Tidak Setuju, e. Sangat Tidak Setuju.
a. Sangat Baik, b. Baik, c. Ragu-ragu, d. Tidak Baik, e. Sangat Tidak Baik.
Insrtumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk checklist
ataupun pilihan ganda.
Contoh Bentuk checklist
Berilah jawaban pernyataan berikut sesuai dengan pendapat Anda, dengan cara memberi
tanda (X) pada Kolom yang tersedia.
SS : Sangat Setuju
ST : Setuju
RG : Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Dengan bentuk pilihan ganda itu, maka jawaban dapat diletakan pada tempat yang berbeda-
beda. Untuk jawaban di atas “Sangat Setuju” diletakan pada nomor pertama. Untuk item
selanjutnya jawaban :Sangat Setuju” dapat diletakan pada nomot terakhir. Pada bentuk
checklist, sering jawaban tidak dibaca, karena letak jawaban sudah menentu. Tapi dengan
bentuk checklist, maka akan didapat keuntungan dalam hal singkat pembuatannya, hemat
kertas, mudah mentabulasikan data, dan secara visual lebih menarik.
Itu dulu yang bisa saya tulis, semoga bisa bermanfaat bagi Anda. Untuk contoh skala serta
metode analisis data bisa Anda baca pada tulisan saya selanjutnya.
Berbicara masalah hakekat hidup sebenarnya membutuhkan rincian yang sangat panjang dan
terinci. Namun secara ringkas, hakikat hidup bisa terungkap dari pernyataan Ali bin Abi
Thalib. Menurutnya, awal kehidupan adalah tangisan, pertengahannya adalah ujian dan
ujungnya adalah kefanaan. Ketika anda lahir anda menangis, dan tangisan itu akan menjadi
warna kehidupan. Saat anda sedih dan juga bahagia terkadang ditandai dengan tangisan.
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang
melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang
banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani;
kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi
hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-
Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (QS. 57:20)
Dalam perjalanan hidup ini tidak ada orang yang tidak mendapat ujian walaupun kadarnya
berbeda-beda namun ujian itu pasti ada.
Semua yang ada dalam genggaman kita pada dasarnya hanya asesoris dan hiasan termasuk
gelar akademis, kekayaan, harta dan keduaniaan lainnya. Kalau sudah selesailah semua,
giliran pintu kematian yang akan dirasakan seluruh umat manusia.
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan
dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami lah kamu
dikembalikan. (QS.21:35)
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan. (QS. 28:77)
Ada sesuatu yang kita akan dimiliki secara abadi sampai di akherat. dan juga yang hanya di
dunai ini. Maka jadikan dunia ini sebagai sarana dan mencari bekal untuk masuk ke alam
selanjutnya. Karena alam yang akan dilalui manusia hanyalah one way, satu tiket. Alias tidak
bisa balik lagi. Waspadalah, berhati-hati, bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu dan
beramal ketika di dunia ini.
11 Juni 2010 by liliskurniasih
Assalamualaikum … Wr Wb
Berbagai penelitian mungkin pernah kita lakukan, baik itu semasa kita kuliah dulu (Skripsi),
Tesis juga Disertasi … ataupun ketika kita sudah menjadi guru yang lebih kita kenal dengan
istilah “Penelitian Tindakan Kelas” (Classroom Action Research) tapi yang akan saya bahas
kali ini adalah tentang pembuatan “Penelitian Tindakan Sekolah” … Sebuah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh tentang suatu model pembelajaran terhadap
peningkatan mutu pendidikan di sebuah sekolah …
Saya tulis di sini sebagai ungkapan rasa bahagia saya dan ucapan terima kasih atas
kebersamaan yang pernah kami jalin ketika melakukan sebuah tugas … Untuk temanku Dra
Tuty, juga Dwi Purniati,S.Pd … Secara pribadi saya ucapkan terima kasih atas kesempatan …
kesabaran … keikhlasan … juga ilmu yang saya dapat ketika sama-sama mengerjakan ini …
Semoga hal ini menjadi sebuah amal baik yang mendapat balasan dari Allah SWT … Amien
…
Seperti biasanya sebelum melakukan sebuah penelitian maka kamipun membuat sebuah
proposal, …
A. Judul Penelitian :
B. Bidang Kajian :
Bidang kajian yang akan diangkat pada penelitian tindakan sekolah ini adalah Model
Pembelajaran ….
Sekolah merupakan lembaga formal yang berfungsi membantu khususnya orang tua dalam
memberikan pendidikan kepada anak-anak mereka. Sekolah memberikan pengetahuan,
keterampilan dan sikap kepada anak didiknya secara lengkap sesuai dengan yang mereka
butuhkan. Semua fungsi sekolah tersebut tidak akan efektif apabila komponen dari sistem
sekolah tidak berjalan dengan baik, karena kelemahan dari salah satu komponen akan
berpengaruh pada komponen yang lain yang pada akhirnya akan berpengaruh juga pada
jalannya sistem itu sendiri. salah satu dari bagian komponen sekolah adalah guru.
Guru dituntut untuk mampu menguasai kurikulum, menguasai materi, menguasai metode, dan
tidak kalah pentingnya guru juga harus mampu mengelola kelas sedemikian rupa sehingga
pembelajaran berlangsung secara aktif, inovatif dan menyenangkan. Namun demikian,
menurut Erman Suherman (http : educare.e-fkipunla.net), umumnya guru masih mendominasi
kelas, siswa pasif ( datang, duduk, nonton, berlatih, …., dan lupa). Guru memberikan konsep,
sementara siswa menerima bahan jadi. Masih menurut Erman Suherman, ada dua hal yang
menyebabkan siswa tidak menikmati (enjoy) untuk belajar, yaitu kebanyakkan siswa tidak siap
terlebih dahulu dengan (minimal) membaca bahan yang akan dipelajari, siswa datang tanpa
bekal pengetahuan seperti membawa wadah kosong. Lebih parah lagi, siswa tidak menyadari
tujuan belajar yang sebenarnya, tidak mengetahui manfaat belajar bagi masa depannya nanti.
Berdasarkan pengamatan penulis di …., terdapat beberapa kendala pada pembelajaran selama
ini antara lain :
Sebagai pendidik, penulis melihat pembelajaran menjadi kurang efektif karena hanya
cenderung mengedepankan aspek intelektual dan mengesampingkan aspek pembentukan
karakter. Hal ini tentu suatu hambatan bagi guru. Namun penulis ingin mengubah hambatan
tersebut menjadi sebuah kekuatan dalam pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang efektif
dan efisien sehingga nantinya akan mendapatkan hasil yang memuaskan.
Untuk menjawab hal itu, penulis mencoba memberi solusi kepada guru-guru untuk menerapkan
pembelajaran ……….. dengan menyusun berbagai perangkat pembelajaran yang dibutuhkan
seperti : RPP, alat peraga, teknik pengumpulan data, dan instrumen yang dibutuhkan untuk
membantu guru dalam mengelola kelas dan mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan.
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut “Apakah Penerapan …… dapat Meningkatkan Mutu
Pembelajaran Siswa ……. ”
2. Pertanyaan Penelitian
Secara operasional rumusan masalah di atas dapat dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan untuk :
2. Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan sekolah ini, dilakukan dengan harapan memberikan manfaat bagi siswa,
guru, maupun sekolah.
G. Hipotesis Tindakan
H. Kajian Teori
Pada bagian ini, penulis bermaksud mengemukakan beberapa hal yang berhubungan dengan
teori dan pengertian untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan PTS ini, sebagai gambaran
yang tentu ada kaitannya dengan materi pembahasan. Isinya berupa teori-teori yang diambil
dari berbagai sumber.
Metode berasal dari kata “Metho” yang berarti ‘melalui’ atau ‘melewati’, sehingga metode
pengajaran berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu dalam hal
ini tujuan pengajaran (Bambang Prawiro,1991). Jadi metode pengajaran merupakan suatu alat
(di samping alat lain seperti alat penilaian, alat peraga) yaitu alat untuk menyampaikan bahan
pelajaran dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran.
Semakin majunya ilmu tentang mengajar (Metodologi Pengajaran), maka ada kriteria jenis
metode modern dan metode tradisional. Kriteria yang dipergunakan pada umumnya adalah
keaktifan siswa, metode dan dasar psikologis dari metode-metode itu. Menurut W.Gulo
(2002:1) bahwa metode pengajaran adalah berbagai metode pengajaran yang perlu
dipertimbangkan dalam strategi belajar mengajar (W.Gulo,2002:1).
Secara umum metode-metode itu dapat digolongkan ke dalam 2 jenis (Bambang Prawiro,1991)
Definisi dari Prof. Dr. De Queljy dan prof. Gazali MA, pembelajaran adalah menanamkan
pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat. Dalam hal ini pengertian
waktu yang singkat sangat penting. Guru kurang memperhatikan bahwa di antara murid ada
perbedaan individual, sehingga memerlukan pelayanan yang berbeda-beda. Bila semua murid
dianggap sama kemampuan dan kemajuannya, maka bahan pelajaran yang diberikanpun akan
sama dengan kenyataan.
Sedangkan karakter artinya kualitas mental atau moral, kekuatan moral, nama atau reputasi
(Hornby dan Panwell,1972:49). Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, karakter adalah
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain,
tabiat, watak. Berkarakter artinya mempunyai watak, mempunyai kepribadian
(Kamisa,1997:281).
Dalam Dorland’s Pocket Medical Dictionary (1968:126) dinyatakan bahwa karakter adalah
sifat nyata dan berbeda yang ditunjukkan oleh individu. Di dalam kamus psikologi dinyatakan
bahwa karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran
seseorang; biasanya mempunyai kaitan dengan sifat-sifat relative tetap (Dali Gulo,1982:29).
Dan dapat dinyatakan bahwa karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak
atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang membedakan dengan
individu lain (M. Furqon,2009:9).
A. Pengertian ……….. :
……………………………………………………………………………………………..
Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib dilakukan dan
diberikan seorang guru kepada anak didik. Karena ia merupakan kunci sukses untuk
menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu
pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna bagi bangsa, negara, dan agama.
Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif dan efisien dalam
pendidikan yang berkarakter adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar
mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan.
………………………………………………………………………
B. Manfaat …………………………….. :
2. Dasar sosial ……… adalah keterlibatan; dasar pendidikan ……….. adalah perbaikan atau
peningkatan mutu.
C. Tahapan …………. :
1………………………
2 ……………………..
1 …………………………………………..
2 …………………………………………..
1. ……………………………………………
2. …………………………………………..
I. Metodologi Penelitian :
I. Setting Penelitian :
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP N 9 Cimahi kelas VIII tahun
pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 455 orang, terdiri dari 198 siswa laki-laki 257 siswa
perempuan. Karakteristik subjek penelitian : kelas VIII mempunyai karakteristik prestasi
yang sangat heterogen.
Penelitian ini tergolong Penelitian Tindakan Sekolah, Dengan empat langkah pokok yaitu :
Perencanaan tindakan, Pelaksanaan tindakan, Pengamatan (observasi), dan Refleksi, dengan
melibatkan 76 orang guru SMPN 9 Cimahi. Penelitian dilakukan dua tahapan secara
berkelanjutan selama 7 bulan. Indikator kinerja yang ditetapkan adalah peningkatan mutu
pembelajaran dilihat dari hasil evaluasi, respon siswa terhadap pembelajaran dan keaktifan
guru dalam kelompok MGMP SMPN 9 Cimahi. Aspek yang diukur dalam observasi adalah
antusiasme guru SMPN 9 Cimahi terhadap ………. , interaksi guru dengan kepala sekolah,
interaksi dengan guru dalam MGMP, kerja sama kelompok, aktivitas dalam diskusi kelompok.
1. Perencanaan Tindakan
a) Pemilihan topik
b) Melakukan review silabus untuk mendapatkan kejelasan tujuan pembelajaran untuk topik
tersebut dan mencari ide-ide dari materi yang ada dalam buku pelajaran. Selanjutnya bekerja
dalam kelompok untuk menyusun rencana pembelajaran.
c) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
d) Merencanakan penerapan pembelajaran
e) Menentukan indikator yang akan dijadikan acuan
f) Mempersiapkan kelompok mata pelajaran
g) Mempersiapkan media pembelajaran.
h) Membuat format evaluasi
i) Membuat Format Observasi
j) Membuat angket respon guru dan siswa
2. Pelaksanaan Tindakan
Menerapkan tindakan sesuai dengan rencana, dengan langkah-langkah:
3. Pengamatan (observasi)
4. Refleksi
1. Peningkatan nilai rata-rata siswa kelas VIII dari 4 mata pelajaran (Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris, Matematika, dan IPA) :
Peningkatan nilai rata-rata 5.
2. Tingkat Aktivitas Siswa dalam PBM :
Tingkat keaktifan siswa dalam PBM dinilai berhasil apabila masing-masing aktivitas
yang menunjang keberhasilan belajar persentasenya di atas 70 %.
3. Keterlaksanaan langkah-langkah dalam ……… ≥ 80 %.
J. Indikator Keberhasilan
1. Peneliti
Nama :
NIP:
Jabatan :
Unit Kerja :
2. Anggota Peneliti
Nama :
Jabatan :
Unit Kerja :
L. Jadwal penelitian
1. Penyusunan Proposal
2. Analisis Pokok Bahasan dan Media
3. Mendisain Model Pembelajaran
4. Pelaksanaan PBM
5. Evaluasi Hasil Belajar Siswa
6. Pelaksanaan PBM dengan …
7. Workshop …
8. Evaluasi Proses Pembelajaran
9. Analisis Hasil Evaluasi
10. Penyusunan Laporan
M. Daftar Pustaka
Ruseffendi, (2001). Penilaian Pendidikan dan Hasil Belajar Siswa Khususnya dalam
Pengajaran Matematika. Bandung : Modul
Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah.
dll …