Anda di halaman 1dari 25

Manajemen Biaya

Proyek

1
Kriteria Pemilihan Proyek

• Payback Period
• Return on Investment (ROI)
• Net Present Value (NPV)
• Internal Rate of Return (IRR)
• Break Even Analysis

2
Payback Period (#1/3)
• Payback Period adalah periode atau jumlah tahun yang
diperlukan untuk mengembalikan nilai investasi yang telah
dikeluarkan. 

• Payback Period dalam bahasa Indonesia dapat disebut juga


dengan Periode Pengembalian Modal.

• Para Investor atau Pengusaha sering menggunakan Payback


Period (PP) atau Periode Pengembalian Modal ini sebagai
penentu dalam mengambil keputusan Investasi yaitu
keputusan yang menentukan apakah akan menginvestasikan
modalnya ke suatu proyek atau tidak.

• Suatu proyek yang periode pengembaliannya sangat lama


tentunya kurang menarik bagi sebagian besar investor.

3
Payback Period (#2/3)

4
Payback Period (#3/3)

5
Return on Investment (#1/4)
Definisi ROI
 
Return On Invesment merupakan rasio yang
menunjukkan hasil dari jumlah aktiva yang
digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran
tentang efisiensi manajemen.

Rasio ini menunjukkan hasil dari seluruh aktiva


yang dikendalikan dengan mengabaikan sumber
pendanaan.

Rasio ini biasanya diukur dengan persentase.


  6
Return on Investment (#2/4)
 
Faktor yang Dapat Memengaruhi ROI Diantaranya:
 
1. Turnover dari operating assets atau tingkat perputaran aktiva yang
digunakan untuk kegiatan operasional, yaitu kecepatan berputarnya
operating assets dalam suatu periode tertentu.
 
2. Profit margin, adalah besarnya keuntungan operasi yang
dinyatakan dalam bentuk persentase dan jumlah penjualan bersih.
Profit margin dapat mengukur tingkat keuntungan perusahaan dan
dihubungkan dengan penjualannya.
 
ROI sebagai bentuk teknik analisa rasio profitabilitas sangat penting
dalam suatu perusahaan karena dengan mengetahui ROI, pengusaha
dapat mengetahui seberapa efisien perusahaan guna memanfaatkan
aktiva untuk kegiatan operasional dan dapat memberikan informasi
ukuran profitabilitas perusahaan.
7
Return on Investment (#3/4)

8
Return on Investment (#4/4)
Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan tingkat ROI adalah sebesar
50%.

Seringkali kita hanya berfokus pada margin keuntungan atas produk


atau jasa. Tetapi kita seharusnya juga menghitung ROI secara akurat
untuk mendapatkan kepastian dan keyakinan bahwa bisnis yang
dijalankan mampu berkembang. Dalam menjalankan bisnis, seorang
pengusaha harus memerhatikan jumlah dana yang harus
diinvestasikan dalam mencapai target penjualan, jumlah margin
keuntungan yang diperoleh, dan bagian dari margin keuntungan
tersebut yang akan digunakan untuk mengembangkan bisnis.
 
Apabila investasi yang dilakukan hanya menghasilkan margin
keuntungan yang sedikit, maka bisnis tersebut akan mengalami
kesulitan untuk berkembang di masa yang akan datang dan bahkan
dalam jangka panjang akan mengalami kegagalan.
9
Net Present Value (#1/4 )

Pengertian Dari NPV (Net Present Value)


Net Present Value atau yang sering di singkat dengan NPV merupakan
sebuah selisih antara nilai sekarang dari arus kas yang akan masuk
dengan nilai sekarang dari arus kas yang akan keluar pada periode
waktu tertentu.
NPV atau Net Present Value ini mengestimasikan nilai sekarang pada
sebuah proyek, aset ataupun investasi yang berdasarkan pada arus kas
yang akan masuk dan arus kas yang akan keluar akan disesuaikan
dengan suku bunga dan harga pembelian awal.
Net Pressent Value menggunakan harga pembelian awal dan nilai waktu
uang (time value of money) untuk menghitung nilai sebuah aset.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa NPV merupakan sebuah nilai
sekarang dari aset yang akan dikurangi dengan harga pembelian awal.

10
Net Present Value (#2/4 )

Keterangan :

•NPV = Net Present Value ( dalam rupiah )


•Ct = Arus kas per tahun pada periode t
•C0 = Nilai investasi awal pada tahun ke 0 ( dalam rupiah )
•r = Discount Rate, seringkali menggunakan tingkat suku bunga Bank ( dalam % )
11
Net Present Value (#3/4 )

12
Net Present Value (#4/4 )
Contoh Soal NPV
Sebuah Perusahaan X ingin membeli sebuah mesin produksi untuk meningkatkan jumlah
produksi produknya. Diperkirakan untuk harga mesin tersebut adalah Rp. 150 juta
dengan mengikuti aturan suku bunga pinjaman yakni sebesar 12% per tahun. Untuk Arus
Kas yang masuk pada perusahaan itu diestimasikan sekitar Rp. 50 juta per tahun selama
5 tahun. Apakah rencana investasi pada pembelian mesin produksi diatas dapat
dilanjutkan?
Penyelesaiannya :

Ct = Rp. 50 juta
C0 = Rp. 150 juta
r = 12% (0,12)
Jawaban :

NPV = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + (C3/(1+r)4) + … + (Ct/(1+r)t) – C0


NPV = ((50/(1+0,12) + (50/(1+0,12)2) + (50/(1+0,12)3)+ (50/(1+0,12)4) + (50/(1+0,12)5)) – 150

NPV = (44,64 + 39,86 + 35,59 + 31,78 + 28,37) – 150


NPV = 180,24 – 150
NPV = 30,24

Jadi nilai untuk NPV-nya adalah Rp. 30,24 juta.


13
Internal Rate of Return (#1/6)
IRR merupakan suatu nilai petunjuk yang identik dengan seberapa
besar suku bunga yang dapat dihasilkan oleh investasi tersebut
dibandingkan dengan suku bunga bank yang berlaku umum (suku
bunga pasar atau Minimum Attractive Rate of Return/MARR).

Dipakai untuk menentukan sebuah investasi dilaksanakan atau tidak,


biasanya digunakan acuan kalau investasi tersebut harus lebih tinggi
dari Minimum acceptable rate of return atau Minimum atractive rate
of return (MARR).

Pada suku bunga IRR akan diperoleh NPV=0, atau biasa disebut
dengan IRR mengandung makna suku bunga yang dapat diberikan
investasi, yang memberikan NPV = 0. Syarat utamanya adalah apabila
IRR > suku bunga MARR.

14
Internal Rate of Return (#2/6)
Rumus IRR

Note :
Ir : Bunga rendah
It : Bunga tinggi
NPV Ir : NPV pada bunga rendah
NPV IT : NPV pada bunga tinggi

15
Internal Rate of Return (#3/6)
Contoh Soal :  

Perusahan Zamanria sedang mempertimbangkan suatu usulan


proyek investasi senilai Rp 150.000.000, umur proyek
diperkirakan 5 tahun tanpa nilai sisa.
Arus kas yang dihasilkan :  

Tahun 1 adalah Rp 60.000.000  

Tahun 2 adalah Rp 50.000.000  

Tahun 3 adalah Rp 40.000.000  

Tahun 4 adalah Rp 35.000.000  

Tahun 5 adalah Rp 28.000.000  

Jika diasumsikan MARR = 10 %, berapakah IRR?  

16
Internal Rate of Return (#4/6)
Jawab :

Dicoba dengan faktor diskonto 16%


Tahun 1 arus kas = Rp.60.000.000 x 0,8621 Rp51.726.000

Tahun 2 arus kas = Rp.50.000.000 x 0,7432 Rp37.160.000

Tahun 3 arus kas = Rp.40.000.000 x 0,6407 Rp25.628.000

Tahun 4 arus kas = Rp.35.000.000 x 0,5523 Rp19.330.500

Tahun 5 arus kas = Rp.28.000.000 x 0,4761 Rp13.330.800

Total PV Rp147.175.300

Investasi Awal Rp150.000.000

Net Present Value -Rp 2.824.700

17
Internal Rate of Return (#5/6)
Dicoba dengan faktor diskonto 10%
Tahun 1 arus kas = Rp.60.000.000 x 0,9091 Rp54.546.000

Tahun 2 arus kas = Rp.50.000.000 x 0,8264 Rp41.320.000

Tahun 3 arus kas = Rp.40.000.000 x 0,7513 Rp30.052.000

Tahun 4 arus kas = Rp.35.000.000 x 0,6830 Rp23.905.000

Tahun 5 arus kas = Rp.28.000.000 x 0,6209 Rp17.385.200

Total PV Rp167.208.200

Investasi Awal Rp150.000.000

Net Present Value Rp 17.208.200

18
Internal Rate of Return (#6/6)

IRR= 10% + (Rp.17.208.200/Rp. 20.032.900) x 6 %

IRR= 10,0515 %

Kesimpulan :

Usulan proyek investasi tersebut sebaiknya diterima,


 
karena IRR > 10%

19
Break Even Analysis (#1/5)
BEP adalah singkatan dari Break event point atau titik impas, yaitu
sebuah titik di mana biaya atau pengeluaran dan pendapatan adalah
seimbang sehingga tidak terdapat kerugian atau keuntungan.

Untuk menghitung BEP, perlu diketahui rumus titik impasnya terlebih


dahulu, sebagai contoh Titik impas perusahaan adalah titik di mana
penjualannya benar-benar menutupi pengeluarannya.

Untuk menghitung titik impas perusahaan dalam volume penjualan, perlu


diketahui nilai dari tiga variabel:
Biaya tetap: Biaya yang tidak tergantung pada volume penjualan, seperti
sewa
Biaya Variabel: Biaya yang tergantung pada volume penjualan, seperti

biaya pembuatan produk


Harga jual produk.

20
Break Even Analysis (#2/5)
Rumus
Break even ==
point dalam
unit

Rumus
Break even ==
point dalam
rupiah

21
Break Even Analysis (#3/5)

22
Break Even Analysis (#4/5)
Penyelesaian :

Kapasitas produksi 100.000 unit


Harga jual per unit Rp. 5000,-
Total Penjualan 100.000 unit x Rp 5.000,- = Rp. 500.000.000,-

Maka BEP dalam unit adalah sebagai berikut :

23
Break Even Analysis (#5/5)
Mencari BEP dalam rupiah adalah sebagai berikut :

Untuk membuktikan kedua hasil tersebut dengan :

BEP = Unit BEP x harga jual unit


BEP = 60.000 unit x Rp.5000 = Rp.300.000.000,-.

24
Selesai

25

Anda mungkin juga menyukai