Anda di halaman 1dari 4

Basic Economy Analysis

Penilaian Kelayakan Investasi


Metode yang umum digunakan dalam perhitungan keekonomian tambang antara lain :
1. Net Present Value (NPV)
2. Internal Rate of Return (IRR)
3. Payback Period
4. Break Even Point
1. Net Present Value (NPV)
Net Present Value atau sering disingkat dengan NPV adalah selisih antara nilai
sekarang dari arus kas yang masuk dengan nilai sekarang dari arus kas yang keluar
pada periode waktu tertentu. NPV atau Net Present Value ini mengestimasikan nilai
sekarang pada suatu proyek, aset ataupun investasi berdasarkan arus kas masuk yang
diharapkan pada masa depan dan arus kas keluar yang disesuaikan dengan suku bunga
dan harga pembelian awal. Net Pressent Value menggunakan harga pembelian awal
dan nilai waktu uang (time value of money) untuk menghitung nilai suatu aset.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa NPV adalah Nilai Sekarang dari Aset yang
dikurangi dengan harga pembelian awal.
NPV atau Net Present Value ini banyak digunakan dalam penganggaran modal untuk
menganalisa profitabilitas dari sebuah proyek ataupun proyeksi investasi. Para
pemilik modal ataupun manajemen perusahaan dapat menggunakan perhitungan NPV
ini untuk mengevaluasi apakah akan berinvestasi atau tidak berinvestasi pada suatu
proyek baru ataupun investasi pada pembelian aset baru. Dalam bahasa
Indonesia, Net Present Value atau NPV ini disebut juga dengan “Nilai Bersih
Sekarang” atau “Nilai Bersih Saat Ini”.

Rumus NPV (Net Present Value)

Rumus NPV ini cukup rumit karena menambahkan semua arus kas masa depan dari investasi,
mendiskon arus kas tersebut dengan tingkat diskonto dan menguranginya dengan Investasi
awal. Persamaan dan Rumus Net Present Value (NPV) ini dapat dilihat dibawah ini :

NPV = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + … + (Ct/(1+r)t) – C0

atau

Dimana :

NPV = Net Present Value (dalam Rupiah)


Ct = Arus Kas per Tahun pada Periode t
C0 = Nilai Investasi awal pada tahun ke 0 (dalam Rupiah)
r = Suku Bunga atau discount Rate (dalam %)
2. Internal Rate of Return (IRR)
IRR ialah  sebuah hasil yang telah  diperoleh dari sebuah proposal bisnis, yaitu
diskonto atau discount rate yang kemudian menjadi  sebuah present value dari  suatu
aliran kas yang masuk (cash inflow) yaitu sama dengan investasi awal.
IRR atau yang sering  disebut dengan (Internal Rate of Return). Tidak hanya membahas
tentang  pengertian dan rumus IRR, namun kita juga akan memberikan  sebuah contoh soal
dari IRR sekaligus bagaimana cara perhitungannya  IRR

Rumus IRR  juga dapat  dipakai untuk membuat suatu peringkat usulan dari  investasi  yaitu
dengan menggunakan tingkat pengembalian atas investasi yang dapat dihitung  yaitu dengan
mencari tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas  yang masuk proyek
yang diharapkandengan suatu  yang  nilai sekarang biaya proyek atau sama dengan tingkat
diskonto yang  telah membuat NPV sama dengan nol.

IRR dapat  menjadi  sebuah indikator  dari tingkat efisiensi dari suatu investasi. Sebuah
proyek atau investasi dapat dilakukan apabila sebuah  laju pengembaliannya (rate of return)
yaitu lebih besar dari laju pengembaliannya apabila melakukan suatu  investasi lain (bunga
deposito bank, reksadana dan lainlainnya).

Fungsi dari  IRR juga dapat  dipakai dalam menentukan apakah bnr bahwa investasi tersebut
dapat  dilaksanakan ataukah  tidak. Karena itu,biasanya dipakai dengan acuan bahwa
investasi yang  telah dilakukan harus lebih tinggi dari Minimum Acceptable Rate of Return
(MARR). MARR ialah suatu  laju  dari pengembalian minimum dari suatu investasi yang
berani dilakukan oleh sebuah  investor.

Sebuah  suku bunga IRR akan didapat apabila  NPV = 0 maksutnya suku bunga yang dapat
diberikan investasi yang memberikan NPV = 0. Syarat paling utama yaitu ialah IRR > dari
suku bunga MARR nya.

Untuk memperoleh suatu  hasil akhir dari  sebuah perhitungan IRR, maka kita harus mencari
terlebih dahulu nilai dari discount rate yang akan  menghasilkan NPV positif. kemudian  kita
cari discount rate yang  akan menghasilkan NPV negatif.  Berikut ini adalah Rumus IRR:

Sebuah  suku bunga IRR akan didapat apabila  NPV = 0 maksutnya suku bunga yang dapat
diberikan investasi yang memberikan NPV = 0. Syarat paling utama yaitu ialah IRR > dari
suku bunga MARR nya.

Untuk memperoleh suatu  hasil akhir dari  sebuah perhitungan IRR, maka kita harus mencari
terlebih dahulu nilai dari discount rate yang akan  menghasilkan NPV positif. kemudian  kita
cari discount rate yang  akan menghasilkan NPV negatif.  Berikut ini adalah Rumus IRR:
Keterangannya :

IRR = Internal Rate of Return

i1 = Tingkat Diskonto yang akan menghasilkan NPV bernilai (+)

i2 = Tingkat Diskonto yang akan  menghasilkan NPV bernilai (-)

NPV1=Net Present Value yaitu bernilai positif

NPV2= Net Present Value yaitu bernilai negatif

IRR memiliki tiga buah  nilai dimana  pada masing-masing nilai tersebut memiliki  makna
tersendiri terhadap suatu  kriteria investasi. Berikut ini untuk lebih jelasnya:

IRR < SOCC, maksutnya bahwa usaha atau proyek tersebut tidak layak secara finansial.

IRR = SOCC, maksutnya  suatu usaha atau proyek tersebut berada dalam keadaan break even
point.

IRR > SOCC, maksutnya yaitu suatu  usaha atau proyek tersebut layak secara finansial.

3. Payback Period

Payback Period adalah periode atau jumlah tahun yang diperlukan untuk


mengembalikan nilai investasi yang telah dikeluarkan. Payback Period dalam bahasa
Indonesia dapat disebut juga dengan Periode Pengembalian Modal. Para Investor atau
Pengusaha sering menggunakan Payback Period (PP) atau Periode Pengembalian
Modal ini sebagai penentu dalam mengambil keputusan Investasi yaitu keputusan
yang menentukan apakah akan menginvestasikan modalnya ke suatu proyek atau
tidak. Suatu proyek yang periode pengembaliannya sangat lama tentunya kurang
menarik bagi sebagian besar investor.

Cara Menghitung Payback Period


Payback Period atau Periode Pengembalian Modal dapat dihitung dengan cara membagikan
nilai investasi (cost of invesment) dengan aliran kas bersih yang masuk per tahun (annual net
cash flow).
Rumus Payback Period
Berikut ini adalah rumus Payback Period (PP) :
Payback Period = Nilai Investasi / Kas Masuk Bersih

Catatan : Rumus ini mengasumsikan bahwa besarnya kas masuk bersih adalah sama pada
setiap periode atau sama pada setiap tahunnya.

4. Break Even Point (BEP)


Break Even Point (BEP) ialah titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan
biaya sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian
dalam suatu perusahaan.
Break Even Point ini digunakan untuk menganalisis proyeksi sejauh mana
banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima
untuk mendapatkan titik impas atau kembali modal.

Komponen Penghitungan Dasar Break Even Point

Break Even Point memerlukan komponen penghitungan dasar seperti berikut ini:

1. Fixed Cost. Komponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika adanya
tindakan produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh biaya ini yaitu
biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, dll.
2. Variabel Cost. Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis
tergantung dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang direncanakan
meningkat, berarti variabel cost pasti akan meningkat. Contoh biaya ini yaitu biaya bahan
baku, biaya listrik, dll.
3. Selling Price. Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah
diproduksi.

Rumus Break Even Point

Rumus yang digunakan untuk analisis Break Even Point ini terdiri dari dua macam sebagai
berikut:

1. Dasar Unit
Berapa unit jumlah barang/jasa yang harus dihasilkan untuk mendapat titik impas: BEP =
FC /(P-VC)

2. Dasar Penjualan
Berapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima untuk mendapat titik impas: FC/ (1 –
(VC/P))* Penghitungan (1 – (VC/P)) biasa juga disebut dengan istilah Margin
Kontribusi Per Unit. 

Anda mungkin juga menyukai