Anda di halaman 1dari 4

Investasi ialah suatu aktivitas yang berhubungan dengan usaha penarikan sumber-sumber (dana) yang

dipakai untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang dan dengan barang modal akan dihasilkan
aliran produk baru di masa yang akan datang.

Kriteria investasi biasa digunakan untuk mengukur manfaat yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan
dari suatu proyek. Untuk mengetahui kriteria tersebut, digunakan analisis finansial.

Analisis finansial adalah suatu analisis yang membandingkan antara biaya dan manfaat untuk
menentukan apakah suatu proyek akan menguntungkan selama umur proyek.

Berikut ini berbagai kriteria investasi.

1.) Accounting rate of return (ARR)

Accounting Rate of Return atau sering disingkat dengan ARR adalah suatu metode analisis yang
mengukur besarnya tingkat keuntungan dari suatu investasi. Metode Analisis yang dalam bahasa
Indonesia disebut dengan Tingkat Pengembalian Akuntansi ini pada dasarnya adalah mengukur
pendapatan atau laba tahunan yang diharapkan dari hasil suatu investasi.

ARR adalah metode penilaian investasi untuk mengukur besarnya keuntungan yang diperoleh dari
sebuah investasi. Nilai ARR menyatakan persentase laba bersih terhadap jumlah modal investasi awal.
Semakin tinggi nilai ARR, maka investasi dinilai semakin menguntungkan.

2. Average Accounting Rate of Return (AARR)

Average rate of return disebut juga accounting rate of return atau accounting return to investment
adalah penilaian investasi yang berusaha menunjukkan rasioperbandingan antara keuntungan netto
tahunan terhadap nilai investasi yang diperlukan untuk memperoleh laba tersebut, baik diperhitungkan
dengan nilai awal investasi initial investment atau rata-rata investasi average investement. Average rate
of return atas dasar investasi awal dapat diperhitungkan dengan rumus: awal investasi nilai tahunan
netto Keuntungan ARR = Atau atas dasar rata-rata investasi: 2 investasi nilai tahunan netto Keuntungan
ARR = Pengambilan keputusan diterima atau tidaknya investasi yang direncanakan berdasarkan ARR ini
adalah dibandingkan dengan target ARR atau minimum ARR yang ditetapkan masing-maisng dengan
dasar nilai investasi awal dan rata-rata investasi. 16 Apabila target ARR minimum tidak ditetapkan, dapat
dibandingkan dengan biaya penggunaan dana cost of fund. Investasi yang diterima adalah investasi yang
menghasilkan ARR lebih besar dari ARR minimum atau diatas cost of fund. Metode ARR mempunyai
beberapa kelebihan antara lain: a Memperhatikan seluruh pendapat selama umur proyek berlangsung. b
Mudah dimengerti dan mudah perhitungannya. Metode ARR mempunyai beberapa kelemahan antara
lain: a Perhitungan ARR tidak memperhatikan nilai waktu dari uang. b Menitikberatkan pada
perhitungan accounting dan bukan pada cash flow dari investasi yang bersangkutan, sehingga suatu
investasi yang mempunyai umur penyusutan lebih cepat akan mengakibatkan keuntungan netto yang
lebih rendah dan di satu pihak meninggikan cash flow. Oleh karena itu, penyusutan bukan merupakan
pengeluaran kas. c ARR dapat dianalisa dengan beberapa cara, sehingga diperlukan standar
perbandingan yang sesuai dengan cara-cara tersebut dan kemungkinan akan terjadi kesalahan dalam
memperbandingkan.

3. Payback Period

Paybck period (periode pulang pokok) merupakan waktu yang dibutuhkan agar investasi yang
direncanakan dapat dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas. Jika waktu
yang dibutuhkan makin pendek, proposal investasi dianggap makin baik.

Rumus yang digunakan:

rumus payback period

Indikator Payback Periods :

Semakin cepat kemampuan proyek mampu mengembalikan biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam
investasi proyek maka proyek semakin baik (satuan waktu).

4. Net Prensent Value (NPV)

Dua kriteria utama pertama dapat dihitung berdasarkan nominal (non disconuted method). Sayangnya,
perhitungan dengan menggunakan nilai nominal dapat menyesatkan, sebab tidak memperhitungkan
nilai waktu uang.

Bisa saja sebuah proposal proyek, berdasarkan nilai nominal menghasilkan B/C >1, padahal nilai nilai
sekarang di diskonto (discounted method) seperti dijelaskan sebelumnya.

Keuntungan lain dengan menggunakan metode diskonto adalah kita dapat langsung menghitung selisih
nilai sekarang dari biaya total dengan penerimaan total bersih.

Rumus yang digunakan:

rumus NPV

Indikator NPV :

Jika NPV > 0 (positif), maka proyek layak (go) untuk dilaksanakan

Jika NPV < 0 (negatif), maka proyek tidak layak (not go) untuk dilaksanakan.

5. Internal Rate of Return (IRR)

Merupakan tingkat pengembalian internal yaitu kemampuan suatu proyek menghasilkan return
(satuannya %). IRR ini merupakan tingkat discount rate yang membuat NPV proyek = 0.

Tujuan perhitungan IRR adalah untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek tiap-tiap
tahun. Selain itu, IRR juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga
pinjaman.
Pada dasarnya IRR menunjukkan tingkat bunga yang menghasilkan NPV sama dengan Nol. Dengan
demikian untuk mencari IRR kita harus menaikkan discount factor (DF) sehingga tercapai nilai NPV sama
dengan nol.

Rumus yang digunakan:

Rumus IRR

Keterangan :

i1 = Discount Factor (tingkat bunga) pertama di mana diperoleh NPV positif.

i2 = Discount Factor (tingkat bunga) pertama di mana diperoleh NPV negatif.

Indikator IRR :

Jika IRR > tk, discount rate yg berlaku maka proyek layak (go) untuk dilaksanakan

Jika IRR < Tk. Discount rate yg berlaku, maka proyek tidak layak (not go) untuk dilaksanakan.

6. Net Benefit Cost Rasio (Benefit B/C)

Net B/C adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan jumlah NPV negatif. Net B/C ini
menunjukkan gambaran berapa kali lipat manfaat (benefit) yang diperoleh dari biaya (cost) yang
dikeluarkan.

Apabila net B/C > 1, maka proyek atau gagasan usaha yang akan didirikan layak untuk dilaksanakan.
Demikian pula sebaliknya, apabila net B/C < 1, maka proyek atau gagasan usaha yang akan didirikan
tidak layak untuk dilaksanakan.

Rumus yang digunakan:

rumus benefit B/C

Indikator NET B/C adalah :

Jika Net B/C > 1, maka proyek layak (go) untuk dilaksanakan

Jika Net B/C < 1 , maka proyek tidak layak (not go) untuk dilaksanakan.

7. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)

B/C Ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan dibanding hasil (output) yang
diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan sebagai C (cost).

Output yang dihasilkan dinotasikan sebagai B (benefit). Jika nilai B/C sama dengan 1, maka B = C, output
yang dihasilkan sama dengan biaya yang dikeluarkan.
Bila nilai B/C < 1 maka B < C yang artinya output yang dihasilkan lebih kecil daripada biaya yang
dikeluarkan. Begitu juga sebaliknya.

Rumus yang digunakan:

rumus gross B/C

Indikator Gross B/C :

Jika Gross B/C > 1, maka proyek layak (go) untuk dilaksanakan

Jika Gross B/C < 1, maka proyek tidak layak (not go) untuk dilaksanakan.

8.) Inflasi harga umum dilihat dari sudut investasi

Inflasi adalah proses meningkatnya harga secara umum dan terus-menerus sehubungan dengan
mekanisme pasar yang dipengaruhi banyak faktor, seperti peningkatan konsumsi masyarakat, likuiditas
di pasar yang berlebih sehingga memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, hingga ketidaklancaran
distribusi barang. Inflasi merupakan indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan inflasi dianggap
terjadi apabila proses kenaikan harga berlangsung terus-menerus dan saling berpengaruh satu sama
lain. Terdapat banyak cara untuk mengukur laju inflasi, namun dua cara yang paling sering digunakan
adalah Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Deflator PDB.

Anda mungkin juga menyukai