Anda di halaman 1dari 5

A.

Net Present Value (NPV)


Net Present Value (NPV) adalah perbedaan antara nilai sekarang dari arus kas yang masuk dan
nilai sekarang dari arus kas keluar pada sebuah waktu periode. NPV biasanya digunakan untuk alokasi
modal untuk menganalisa keuntungan dalam sebuah proyek yang akan dilaksanakan. Net Present
Value yang positf menandakan bahwa proyeksi pendapatan yang dihasilkan oleh sebuah proyek atau
investasi melebihi dari proyeksi biaya yang dikeluarkan. Pada umumnya nilai NPV yang positif akan
menjadi menguntungkan dan proyek yang memiliki NPV negatif akan menghasilkan kerugian.
Konsep ini merupakan dasar dari hukum Net Present Value, yang mengindikasikan bahwa investasi
yang bagus hanya dapat dilakukan.
NPV atau Net Present Value ini banyak digunakan dalam penganggaran modal untuk
menganalisa profitabilitas dari sebuah proyek ataupun proyeksi investasi. Para pemilik modal ataupun
manajemen perusahaan dapat menggunakan perhitungan NPV ini untuk mengevaluasi apakah akan
berinvestasi atau tidak berinvestasi pada suatu proyek baru ataupun investasi pada pembelian aset
baru. Dalam bahasa Indonesia, Net Present Value atau NPV ini disebut juga dengan “Nilai Bersih
Sekarang” atau “Nilai Bersih Saat Ini”.

 Pengertian NPV (Net Present Value) menurut para Ahli

Berikut ini adalah beberapa definisi dan pengertian NPV menurut para ahli :

Pengertian NPV (Net Present Value) menurut Dr. Sobarsa Kosasih dalam buku Manajemen
Operasi (2009:99), NPV adalah Kelebihan Present Value (PV) dari cash inflow yang
dihasilkan oleh suatu proyek atas sejumlah investasi awal.

Pengertian NPV (Net Present Value) menurut Dian Wijayanto dalam buku Pengantar
Manajemen (2012:246), Net Present Value (NPV) merupakan kombinasi antara present
value penerimaan dan present value pengeluaran.

Pengertian NPV (Net Present Value) menurut R. Agus Sartono (2010:195), Net Present
Value adalah Selisih antara present value aliran kas bersih atau sering disebut juga dengan
procceed dengan present value Investasi.

Pengertian NPV (Net Present Value) menurut Syafaruddin Alwi (2001,163), Net Present
Value merupakan model yang memperhitungkan pola cash flows keseluruhan dari suatu
investasi, dalam kaitannya dengan waktu, berdasarkan Discount Rate tertentu.
 Cara Menghitung NPV (Net Present Value)

Net Present Value adalah rumus yang digunakan untuk menentukan nilai sekarang dari
investasi dengan jumlah diskon dari semua arus kas yang diterima dari proyek. Berikut ini
adalah Rumus NPV dan juga contoh kasusnya. Rumus NPV ini cukup rumit karena
menambahkan semua arus kas masa depan dari investasi, mendiskon arus kas tersebut dengan
tingkat diskonto dan menguranginya dengan Investasi awal. Persamaan dan Rumus Net
Present Value (NPV) ini dapat dilihat dibawah ini :

Dimana :

NPV = Net Present Value (dalam Rupiah)


Ct = Arus Kas per Tahun pada Periode t
C0 = Nilai Investasi awal pada tahun ke 0 (dalam Rupiah)
r = Suku Bunga atau discount Rate (dalam %)

 Contoh Kasus Perhitungan NPV (Net Present Value)

Manjemen Perusahaan AAZZ ingin membeli mesin produksi untuk meningkatkan


jumlah produksi produknya. Harga Mesin produksi yang baru tersebut adalah sebesar Rp.
150 juta dengan suku bunga pinjaman sebesar 12% per tahun. Arus Kas yang masuk
diestimasikan sekitar Rp. 50 juta per tahun selama 5 tahun. Apakah rencana investasi
pembelian mesin produksi ini dapat dilanjutkan?

Penyelesaiannya :

Diketahui :

Ct = Rp. 50 juta
C0 = Rp. 150 juta
r = 12% (0,12)

Jawaban :

NPV = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + (C3/(1+r)4) + (Ct/(1+r)t) – C0


NPV = ((50/1+0,12) + (50/1+0,12)2 + (50/1+0,12)3 + (50/1+0,12)4 + (50/1+0,12)5) – 150
NPV = (44,64 + 39,86 + 35,59 + 31,78 + 28,37) – 150
NPV = 180,24 – 150
NPV = 30,24

Jadi nilai NPV-nya adalah sebesar Rp. 30,24 juta.

 Analisis dan Penilaian NPV (Net Present Value)

Dari hasil perhitungan contoh soal kita diatas, nilai bersih saat ini atau nilai Net Present
Value (NPV) adalah Positif dengan nilai sebesar Rp. 30,24 juta. Ini berarti Mesin Produksi
yang bersangkutan dapat menghasilkan sekitar Rp. 30,24 juta setelah melunasi biaya
pembelian mesin dan juga biaya bunga. Sesuai dengan perhitungan tersebut, maka dapat
diputuskan bahwa rencana investasi pembelian mesin produksi baru dapat dilanjutkan.

Nilai NPV yang positif (NPV > 0) menunjukan bahwa penerimaan lebih besar
dibandingkan dengan nilai yang diinvestasikan sedangkan nilai NPV negatif (NPV < 0)
menandakan penerimaan lebih kecil dibandingkan dengan pengeluaran atau akan mengalami
kerugian pada investasinya setelah mempertimbangkan Nilai Waktu Uang (Time Value of
Money). Namun apabila hasil perhitungan NPV adalah Nol (NPV = 0), maka artinya
investasi atau pembelian tersebut hanya balik modal (tidak untung dan tidak rugi).

Dan tentunya, Semakin besar angka positifnya, semakin besar pula penerimaan yang
bisa didapatkannya. Oleh karena itu, perhitungan NPV ini tidak saja digunakan untuk
mengevaluasi layak atau tidaknya untuk berinvestasi, namun juga digunakan untuk
membandingkan investasi mana yang lebih baik jika terdapat dua pilihan investasi atau lebih.

Perlu diketahui juga, meskipun perhitungan NPV ini merupakan alat yang sangat bagus
untuk membuat keputusan dalam berinvestasi, namun tidak selalu akurat. Hal ini dikarenakan
persamaannya bergantung pada banyak perkiraan dan asumsi yang sangat sulit untuk benar-
benar akurat. Seperti pada contoh kasus diatas, manajemen perusahaan AAZZ tidak tahu
dengan pasti apakah mesin tersebut akan menghasilkan Rp. 50 juta per tahunnya (karena
hanya perkiraan atau asumsi) dan mungkin juga tingkat bunga akan berubah seiring dengan
perkembangan pasar, terkecuali terdapat perjanjian yang pasti dengan pihak kreditur. Satu-
satunya yang diketahui oleh manajemen perusahaan adalah biaya yang dikeluarkan untuk
membeli mesin produksi tersebut pada saat ini.
B. Rate of Return

Rate of return adalah tingkat pengembalian atau tingkat bunga yang diterima
investor atas investasi yang tidak di amortisasikan. untuk menghitung tingkat pengembalian
atas investasi. kita harus mengkonversi berbagai konsekuensi dari investasi ke dalam cash
flow. maka kita akan memecahkan cash flow untuk nilai yang tidak diketahui tersebut.

 Macam – macam Rate of Return

1. Average Rate of Return


Average Rate of Return disebut juga accounting rate of return atau accounting return
to investment adalah metofe penilaian investasi yang berusaha menunjukkan ratio atau
perbandingan antara keuntungan neto tahunan terhadap nilai investasi yang diperlukan
untuk memperoleh laba/keuntungan tersebut baik diperhitungkan dengan nilai investasi
( initial investment ) atau rata – rata investasi (average investment ).Jadi average rate of
return dapat dihitung dengan keuntungan neto tahunan / nilai investasi awal = nett
income/initialinvestment. Metode ARR mempunyai kelemahan – kelemahan antara lain:
-Perhitungan ARR tidak memperhatikan time value of money
-Menitikberatkan pada perhitungan accounting dan bukan pada cash flow dari investasi
yang bersangkutan, sehingga suatu investasi yang mempunyai umur penyusutan lebih
cepat akan mengakibatkan keuntungan neto yang lebih rendah dan di satu pihak
meninggikan cash flow, oleh karena penyusutan bukan merupakan pengeluaran kas.
-ARR dapat dianalisa dengan beberapa cara, sehingga diperlukan standar perbandingan
yang sesuai dengan cara – cara tersebut dan dimungkinkan dapat terjadi kesalahan
memperbandingkan.

2. Internal Rate of Return (IRR)


Ukuran kedua yang sering digunakan dalam analisis manfaat finansial adalah
internal rate of return (IRR) atau tingkat pengembaliandari investasi. IRR menunjukan
tingkat discount rate atau tingkat keuntungan dari investasi yang menghasilkan NPV
sama dengan nol.

3. Internal Rate of Return (IRR)


Teknik perhitungan dengan IRR banyak digunakan dalam suatu analisis investasi,
namun relatif sulit untuk ditentukan karena untuk mendapatkan nilai yang akan dihitung
diperlukan suatu 'trial and error' hingga pada akhirnya diperoleh tingkat bunga yang akan
menyebabkan NPV sama dengan nol. IRR dapat didefinisikan sebagai tingkat bunga
yang akan menyamakan present value cash inflow dengan jumlah initial investment dari
proyek yang sedang dinilai. Dengan kata lain, IRR adalah tingkat bunga yang akan
menyebabkan NPV Sama dengan nol.
TUGAS KULIAH
PEMERIKSAAN DAN EVALUASI TAMBANG
NET PRESENT VALUE DAN RATE OF RETURN

tara
OLEH :

MUHAMMAD HADI PRATAMA


NIM. 1031611040

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2019

Anda mungkin juga menyukai