Berikut ini adalah beberapa definisi dan pengertian NPV menurut para ahli :
Pengertian NPV (Net Present Value) menurut Dr. Sobarsa Kosasih dalam buku Manajemen
Operasi (2009:99), NPV adalah Kelebihan Present Value (PV) dari cash inflow yang
dihasilkan oleh suatu proyek atas sejumlah investasi awal.
Pengertian NPV (Net Present Value) menurut Dian Wijayanto dalam buku Pengantar
Manajemen (2012:246), Net Present Value (NPV) merupakan kombinasi antara present
value penerimaan dan present value pengeluaran.
Pengertian NPV (Net Present Value) menurut R. Agus Sartono (2010:195), Net Present
Value adalah Selisih antara present value aliran kas bersih atau sering disebut juga dengan
procceed dengan present value Investasi.
Pengertian NPV (Net Present Value) menurut Syafaruddin Alwi (2001,163), Net Present
Value merupakan model yang memperhitungkan pola cash flows keseluruhan dari suatu
investasi, dalam kaitannya dengan waktu, berdasarkan Discount Rate tertentu.
Cara Menghitung NPV (Net Present Value)
Net Present Value adalah rumus yang digunakan untuk menentukan nilai sekarang dari
investasi dengan jumlah diskon dari semua arus kas yang diterima dari proyek. Berikut ini
adalah Rumus NPV dan juga contoh kasusnya. Rumus NPV ini cukup rumit karena
menambahkan semua arus kas masa depan dari investasi, mendiskon arus kas tersebut dengan
tingkat diskonto dan menguranginya dengan Investasi awal. Persamaan dan Rumus Net
Present Value (NPV) ini dapat dilihat dibawah ini :
Dimana :
Penyelesaiannya :
Diketahui :
Ct = Rp. 50 juta
C0 = Rp. 150 juta
r = 12% (0,12)
Jawaban :
Dari hasil perhitungan contoh soal kita diatas, nilai bersih saat ini atau nilai Net Present
Value (NPV) adalah Positif dengan nilai sebesar Rp. 30,24 juta. Ini berarti Mesin Produksi
yang bersangkutan dapat menghasilkan sekitar Rp. 30,24 juta setelah melunasi biaya
pembelian mesin dan juga biaya bunga. Sesuai dengan perhitungan tersebut, maka dapat
diputuskan bahwa rencana investasi pembelian mesin produksi baru dapat dilanjutkan.
Nilai NPV yang positif (NPV > 0) menunjukan bahwa penerimaan lebih besar
dibandingkan dengan nilai yang diinvestasikan sedangkan nilai NPV negatif (NPV < 0)
menandakan penerimaan lebih kecil dibandingkan dengan pengeluaran atau akan mengalami
kerugian pada investasinya setelah mempertimbangkan Nilai Waktu Uang (Time Value of
Money). Namun apabila hasil perhitungan NPV adalah Nol (NPV = 0), maka artinya
investasi atau pembelian tersebut hanya balik modal (tidak untung dan tidak rugi).
Dan tentunya, Semakin besar angka positifnya, semakin besar pula penerimaan yang
bisa didapatkannya. Oleh karena itu, perhitungan NPV ini tidak saja digunakan untuk
mengevaluasi layak atau tidaknya untuk berinvestasi, namun juga digunakan untuk
membandingkan investasi mana yang lebih baik jika terdapat dua pilihan investasi atau lebih.
Perlu diketahui juga, meskipun perhitungan NPV ini merupakan alat yang sangat bagus
untuk membuat keputusan dalam berinvestasi, namun tidak selalu akurat. Hal ini dikarenakan
persamaannya bergantung pada banyak perkiraan dan asumsi yang sangat sulit untuk benar-
benar akurat. Seperti pada contoh kasus diatas, manajemen perusahaan AAZZ tidak tahu
dengan pasti apakah mesin tersebut akan menghasilkan Rp. 50 juta per tahunnya (karena
hanya perkiraan atau asumsi) dan mungkin juga tingkat bunga akan berubah seiring dengan
perkembangan pasar, terkecuali terdapat perjanjian yang pasti dengan pihak kreditur. Satu-
satunya yang diketahui oleh manajemen perusahaan adalah biaya yang dikeluarkan untuk
membeli mesin produksi tersebut pada saat ini.
B. Rate of Return
Rate of return adalah tingkat pengembalian atau tingkat bunga yang diterima
investor atas investasi yang tidak di amortisasikan. untuk menghitung tingkat pengembalian
atas investasi. kita harus mengkonversi berbagai konsekuensi dari investasi ke dalam cash
flow. maka kita akan memecahkan cash flow untuk nilai yang tidak diketahui tersebut.
tara
OLEH :