PENDAHULUAN
1
(1) Apa pengertian Net Present Value (NPV)?
(2) Bagaimana langkah-langkah perhitungan Net Present Value (NPV)?
(3) Apa keunggulan dan kelemahan penggunaan metode Net Present Value
(NPV) ?
(4) Bagaimana perhitungan Net Present Value (NPV)?
(5) Apa pengertian Internal Rate of Return (IRR) ?
(6) Bagaimana langkah-langkah perhitungan Internal Rate of Return (IRR) ?
(7) Apa keunggulan dan kelemahan penggunaan metode Internal Rate
of Return (IRR) ?
(8) Bagaimana perhitungan Internal Rate of Return (IRR) ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, berikut ini dipaparkan
tujuan penulisan makalah.
(1) Mengetahui pengertian Net Present Value (NPV)
(2) Mengetahui langkah-langkah perhitungan Net Present Value (NPV)
(3) Mengetahui keunggulan dan kelemahan penggunaan metode Net Present
Value (NPV)
(4) Mengetahui cara perhitungan Net Present Value (NPV)
(5) Mengetahui pengertian Internal Rate of Return (IRR)
(6) Mengetahui langkah-langkah perhitungan Internal Rate of Return (IRR)
(7) Mengetahui keunggulan dan kelemahan penggunaan metode Internal Rate
of Return (IRR)
(8) Mengetahui cara perhitungan Internal Rate of Return (IRR)
BAB II
PEMBAHASAN
NET PRESENT VALUE (NPV)
Arus kas masuk dan keluar yang didiskonto pada saat ini (present value) yang
dijumlahkan selama masa hidup dari proyek tersebut di hitung dengan rumus
2
t = waktu arus kas
i = suku bunga diskonto yang digunakan
Pt = arus kas bersih (the net cash flow) dalam waktu t
DF = faktor diskonto
Faktor diskonto adalah suatu bilangan lebih kecil dari 1 yang dapat dipakai untuk
menghitung nilai sekarang dari suatu jumlah di masa datang.
Net Present Value adalah arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang
yang didiskontokan pada saat ini. Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang
perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan
manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan. Jadi perhitungan NPV
mengandalkan pada teknik arus kas yang didiskontokan.
Langkah langkah menghitung NPV:
(1) Tentukan nilai sekarang dari setiap arus kas, termasuk arus masuk dan arus
keluar, yang didiskontokan pada biaya modal proyek,
(2) Jumlahkan arus kas yang didiskontokan ini, hasil ini didefinisikan sebagai NPV
proyek.
(3) Jika NPV adalah positif, maka proyek harus diterima, sementara jika NPV adalah
negatif, maka proyek itu harus ditolak. Jika dua proyek dengan NPV positif
adalah mutually exclusive, maka salah satu dengan nilai NPV terbesar harus
dipilih .
NPV sebesar nol menyiratkan bahwa arus kas proyek sudah mencukupi untuk
membayar kembali modal yang diinvestasikan dan memberikan tingkat
pengembalian yang diperlukan atas modal tersebut. Jika proyek memiliki NPV
positif, maka proyek tersebut menghasilkan lebih banyak kas dari yang dibutuhkan
untuk menutup utang dan memberikan pengembalian yang diperlukan kepada
pemegang saham perusahaan.
Teknik Net Present Value menggunakan nilai masa kini untuk menaksir
keuntungan dari suatu perusahaan. Contohnya, biaya (yang diindikasikan dengan
tanda minus), dan pengembalian suatu projek, yang diestimasikan oleh tim projek,
tercantum pada Tabel 5.3.
3
Masalah yang dihadapi manager projek adalah apakah investasi tersebut
bernilai sementara. Keputusan yang dibuat menjadi sangat sulit karena pengembalian
terkait projek tersebut akan diterima pada waktu mendatang sedangkan biaya
biasanya terjadi saat ini. Maka dari itu, untuk membuat suatu keputusan, manager
projek perlu membandingkan biaya dan pengembalian, semua dikembalikan pada
nilai masa kini. Pengembalian ini kemudian dibandingkan dengan biaya masa kini
untuk mengestimasi perhitungan net present value pada projek,
Pemasukan nilai arus kas masa kini Pengeluaran nilai arus kas masa kini
(5.18)
NPV =
NPV = CF0
4
Nilai masa kini dari arus kas keluar adalah awal dari pengeluaran 400 000. Nilai
masa kini dari arus kas masuk dihitung dengan menjumlahkan nilai masa kini dari
masing-masing arus kas masuk sebagai berikut:
Nilai masa kini (PV) pada pengembalian tahun pertama :
Karena bernilai positif, perusahaan akan berinvestasi pada projek ini. Dengan
5
Catatan:
Nilai masa kini dari setiap arus kas masa depan di atas dihitung dengan mengalikan
kas dalam t tahun oleh faktor , dimana i adalah tingkat diskonto. Pada
kenyataannya, tabel faktor diskonto tersedia untuk berbagai tingkat. Namun, dalam
masalah berikut, faktor diskonto mudah dihitung dengan menggunakan kalkulator,
jadi kita tidak akan menggunakan tabel.
Terimalah proyek jika IRR lebih besar dari tingkat bunga pasar.
Untuk menghitung IRR dari proyek tertentu: (a) secara grafis, (b) dengan
perhitungan
(a) Metode grafis: NPV untuk beberapa tingkat bunga diplot terhadap tingkat suku
bunga, sehingga NPV berkisar dari positif ke negatif. Kemudian, berdasarkan
6
definisi di atas, IRR merupakan tingkat bunga di mana NPV = 0. Inilah titik di
mana kurva melintasi sumbu horizontal.
(b) Dengan perhitungan: Sebagai tindak lanjut dari metode grafis yang dijelaskan
di atas, titik dapat dihitung di mana kurva NPV diplot terhadap i melintasi sumbu
horizontal. Jika dua titik pada kurva diketahui, satu di atas sumbu di
Catatan: IRR ditentukan dengan interpolasi linier, yaitu garis lurus yang mengikuti
karena itu, IRR mungkin memiliki nilai yang sedikit berbeda bila dihitung dengan
menggunakan pasangan titik yang berbeda. Perkiraan terbaik diperoleh dengan
mengambil titik pada sisi yang berlawanan, tapi sedekat mungkin dengan sumbu
horizontal.
CONTOH 5.14
IRR DITENTUKAN SECARA GRAFIS (EXCEL) DAN DENGAN
PERHITUNGAN
Sebuah proyek melibatkan pengeluaran awal sebesar 550000. Arus kas yang
diharapkan pada lima tahun ke depan diberikan sebagai
Tahun 1 2 3 4 5
Arus Kas 108 300 130 500 170 900 200 000 160 000
Tentukan IRR
(a) Secara grafis dengan merencanakan NPV melawan i untuk
i=0.05;0.07;0.09;0.11;0.13;0.15;0.17
(b) Dengan perhitungan. Tunjukkan bahwa nilai dari IRR sedikit berbeda jika
dihitung dari berbagai pasang titik
7
Penyelesaian:
(a) Secara grafis : Excel sangat ideal pada saat ini, karena perhitungan NPV
membutuhkan penggunaan berulang rumus. Untuk bagian (a), beberapa NPV
diwajibkan untuk merencanakan kurva NPV terhadap i. Rumus yang
menghitung nilai sekarang dari arus kas pada tingkat diskonto i, dinyatakan
sebagai desimal, dimasukkan ke dalam yang sesuai sel sebagai berikut:
= (cash flow)*(1/(1+i)^t)
Karena nilai t selalu berada di kolom A dan arus kas pada kolom B (Tabel 5.5),
alamat dari kolom-kolom ini dapat dimasukkan dalam rumus berikut di sel C2:
= ($B2)*(1/(1+i)^$A2)
Masukkan formula ini ke dalam sel C2, dengan (1 + i) = 1,05. Kemudian
salin rumusnya
turunkan kolom C untuk menghitung nilai sekarang selama bertahun-tahun 1
sampai 5. Tunjuk ke sel C8. Kemudian gunakan tombol untuk jumlah isi sel
C2 ke C7 untuk mencari NPV.
Untuk menghitung NPV untuk masing-masing tingkat diskonto lainnya, salin
rumus di sel C2 di baris 2. Tanda $ di depan A dan B berarti bahwa ini
referensi tidak berubah Namun, karena tingkat diskonto berbeda untuk
Tabel 5.5 Excel sheet untuk perhitungan NPV pada tingkat bunga yang berbeda
Setiap kolom, bagian formula ini harus diubah. Misalnya, di kolom 11%, ganti (1 + i)
dengan 1.11.
Ulangi prosedur 'copy down and sum' yang dijelaskan di atas untuk kolom D,
E, F, G, H dan I pada Tabel 5.5. NPV untuk setiap tingkat diskonto diplot
pada Gambar 5.1. IRR adalah nilai dari Saya di mana grafik ini melintasi
8
sumbu horizontal. Pada Gambar 5.1, titik ini adalah antara i = 11% dan 13%,
namun mendekati 11%. IRR ** 11,45%.
(b) Dengan perhitungan: Pada Tabel 5.5, ada beberapa NPV positif dan negatif.
Oleh karena itu, IRR yang diberikan dengan rumus (5.19) dihitung dari pasangan
tersebut. Meringkas poin yang telah dihitung,
Titik C D E F G H I
i 0.05 0.07 0.09 0.11 0.13 0.15 0.17
109
NPV 71 361 36 837 5143 -24 011 -50 881 -75 691
045
9
Oleh karena itu, IRR = 11,382%
Dua hasil (i) dan (ii) menunjukkan perkiraan yang sedikit berbeda dihitung dari
berbagai pasang titik.
sebagai contoh, satu proyek melibatkan arus kas dalam satuan 100.000 sedangkan
1. Fokus NPV adalah berapa tambahan nilai proyek pada nilai perusahaan dengan
asumsi semua arus kas dapat direalisir. Fokus IRR memberikan indikasi tingkat
hasil pengembalian proyek jika sesuai dengan yang diharapkan.
2. Jika kedua metode digunakan untuk menilai satu proyek maka kedua metode ini
selalu memberikan kesimpulan yang sama karena NPV positif dari suatu proyek
akan memberikan IRR yang lebih besar dari biaya modal.
3. Jika proyek yang dinilai bersifat eksklusif (mutually exclusive) kedua metode
NPV dan IRR dapat menghasilkan penilaian (kesimpulan) yang berbeda. Konflik
antara kedua metode NPV dan IRR terjadi karena profil NPV dari proyek
berbeda, misalnya biaya investasi berbeda dan umur proyek lebih panjang dari
yang lain.
Metode NPV lebih baik secara teoritis jika dibandingkan dengan metode IRR,
meskipun dalam kenyataannya perusahaan lebih banyak menggunakan metode IRR
dibandingkan dengan metode NPV. Hal ini disebabkan bahwa metode IRR
10
dikembangkan lebih dahulu dari metode NPV dan metode IRR sudah lama
digunakan.
Semakin besar risiko, semakin besar batas return yang diminta investor. Sebuah
proyek yang memberikan IRR 18% akan diterima jika return patokan adalah 15%.
Tetapi jika dinilai berisiko tinggi, proyek yang sama ini akan ditolak karena investor
sangat mungkin menaikkan return minimal menjadi 20%. Dengan NPV, semakin
besar risiko sebuah proyek, semakin besar tingkat diskonto yang akan digunakan
yang berimplikasi semakin rendahnya NPV yang akan diperoleh. Dengan kata lain,
proyek yang diterima pada tingkat diskonto tertentu, karena mempunyai NPV positif,
mungkin saja ditolak karena NPV menjadi negatif jika tingkat diskonto dinaikkan
untuk kompensasi tambahan risiko yang ada. Tingkat diskonto tinggi dapat membuat
NPV semakin tinggi atau malah membuat proyek menjadi diterima.
11
Tahun 1 adalah Rp. 60.000.000
Tahun 2 adalah Rp. 50.000.000
Tahun 3 adalah Rp. 40.000.000
Tahun 4 adalah Rp. 35.000.000
Tahun 5 adalah Rp. 28.000.000
Jawab :
Nilai masa kini (PV) pada pengembalian tahun pertama :
Karena bernilai positif, perusahaan akan berinvestasi pada projek ini. Dengan
12
Tahun 3 adalah Rp. 40.000.000
Tahun 4 adalah Rp. 35.000.000
Tahun 5 adalah Rp. 28.000.000
Jika diasumsikan tingkat diskonto10 % , berapakah IRR?
Jawab :
Dicoba dengan faktor diskonto 16%
Tahun 1 arus kas = Rp 60.000.000 x 0,8621 = Rp 51.726.000
Tahun 2 arus kas = Rp 50.000.000 x 0,7432 = Rp 37.160.000
Tahun 3 arus kas = Rp 40.000.000 x 0,6407 = Rp 25.628.000
Tahun 4 arus kas = Rp 35.000.000 x 0,5523 = Rp 19.330.500
Tahun 5 arus kas = Rp 28.000.000 x 0,4761 = Rp 13.330.800
___________________________________________________+
Total PV = Rp 147.175.300
Investasi Awal = Rp 150.000.000
Net Present Value = - Rp 2.824.700
13
Kesimpulan : Usulan proyek investasi tersebut sebaiknya diterima, karena IRR >
10%
3. PT. Asthree akan melakukan investasi melalui pembelian sebuah gudang seharga
Rp 80.000.000,00 Gudang tersebut mempunyai umur ekonomis 4 tahun dan nilai
residu Rp 25.000.000, Perusahaan membayar bunga 20% dengan tingkat
pendapatan bersih sebagai berikut :
Tahun 1 : Rp. 2.500.000
Tahun 2 : Rp. 3.500.000
Tahun 3 : Rp. 4.500.000
Tahun 4 : Rp. 5.000.000
Tentukan NPV ?
Jawab :
Depresiasi = 80.000.000 - 25.000.000 = Rp. 13.750.000
4
NPV = CF0
= 57.162.000 - 80.000.000
= - Rp 22.838.000 (ditolak)
4. Arus kas bersih untuk dua proyek, A (makanan cepat saji) dan B (hiburan), adalah
sebagai berikut:
Tahun 0 1 2 3 4 5
14
Proyek A -420.000 -5000 122.000 130.000 148.000 150.000
Proyek B -95.000 -10.000 -120.000 200.000 110.000 -50.000
(a) Gunakan kriteria NPV untuk menentukan proyek mana yang paling
menguntungkan jika tingkat diskon (i) 6% dan (ii) 8% digunakan.
(b) Perkirakan IRR setiap proyek. Proyek mana yang sekarang akan dianggap lebih
menguntungkan ?
Jawab :
A (Makanan Cepat Saji )
DF 6% DF(8%)
Tahun Arus Kas PV (6%) PV (8%)
B (Hiburan)
DF 6% : DF 8% PV 8%
15
0 -420.000 1 -420.000 1 -420.000
1 -50.000 0,943 -4.715 0,925 -4.625
2 122.000 0,889 108.458 0,857 104.590
3 130.000 0,839 109.070 0,794 103.220
4 148.000 0,792 117.216 0,735 108.780
5 150.000 0,747 112.050 0,681 102.150
NPV=22.079 NPV= -5.885
IRR A =
= 0,075
IRR A = 0,075 100% = 7,5%
NPV B pada 6% = 6460
B pada 8% = - 1526
IIR B =
= 0,076
IRR B = 0,076 x 100%
= 7,6 %
Jadi pada diskonto 6% proyek A lebih untung
pada diskonto 8% proyek B lebih untung
pada IRR B lebih untung.
5. Projek A dan B melibatkan arus kas bersih dibawah ini
Biaya Awal Arus Kas Bersih
16
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4
Projek A 600 000 -300 650 000 885 000 -2000
Projek B 4045 2000 2500 3000 3500
Tentukan projek mana yang paling menguntungkan dengan menentukan NPV pada
tingkat diskonto 6.5%
Jawab :
Diketahui:
Projek A
Tahun Arus Kas Bersih
0 -600.000 (awal)
1 -300
2 650.000
3 885.000
4 -2.000
PV tahun ke 1:
PV tahun ke 2:
PV tahun ke 3:
PV tahun ke 4: +
1304032.37
demikian,biaya investasinya akan efektif pada tingkat diskonto 6.5% setiap tahun.
Projek B
Tahun Arus Kas Bersih
0 4045
1 2000
17
2 2500
3 3000
4 3500
PV tahun ke 1:
PV tahun ke 2:
PV tahun ke 3:
PV tahun ke 4: +
9286.939
NPV= 9286.939 4045 = 5241.939
demikian,biaya investasinya akan efektif pada tingkat diskonto 6.5% setiap tahun.
Tahun 0 1 2 3 4
Projek A -10000 -3000 4000 6000 8000
Projek B -5000 -2000 1000 3000 5000
(i) Gunakan criteria NPV untuk memutuskan projek yang menguntungkan dengan
tingkat diskonto 6% yang digunakan.
(ii) Nyatakan kesimpulanmu.
Jawab:
18
DF 6% PV (6%)
Arus Kas PV (6%)
Tahun Arus Kas Projek B
Projek A Projek A
Projek B
0 -10000 -5000 1 -10000 -10000
1 -3000 -2000 0,943 -2829 -1886
2 4000 1000 0,889 3556 889
3 6000 3000 0,839 5034 2517
4 8000 5000 0,792 6336 3960
NPV = 2097 NPV = -4520
Jadi dengan tingkat diskonto sebesar 6% menghasilkan NPV yang positif pada projek A
sehingga projek A layak diterima, sedangkan pada projek B menghasilkan NPV negatif
sehingga projek B berhak ditolak.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
19
Investasi merupakan suatu tindakan melepas dana saat sekarang dengan
harapan untuk dapat menghasilkan arus dana masa datang dengan jumlah yang lebih
besar dari dana yang dilepaskan pada saat investasi awal (initial investment).
Beberapa metode yang dapat dipergunakan untuk menganalisis kelayakan investasi
diantaranya:
1. Net Present Value (NPV)
NPV =
DAFTAR PUSTAKA
20
Alfiyan. 2016. Makalah internal Rate Of Return Dan Profitability Indexs. Kudus : upload by
Alfiyan
Bradley, Teresa, Paul Patton. 2002. Essential Mathematics for Economics and
Business. New York. : ISBN 0-470-84466-3.
Rahardja, Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi Edisi Ketiga. Jakarta :
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
21