Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini
dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang. Umumnya
investasi dibedakan menjadi dua, yaitu; investasi pada asset-aset riil dan investasi
pada asset-aset finansial.Investasi pada aset-aset riil dapat berbentuk pembelian asset
produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan
lainnya.
Dengan berinvestasi maka dana yang terdapat dalam kas perusahaan tidak
menganggur. Investasi dapat dimaksudkan sebagai akumulasi dari suatu bentuk
aktiva untuk memperoleh manfaat dimasa yang akan datang. Dengan adanya
investasi maka perusahaan mengharapkan beberapa keuntungan yakni terjaminnya
manajemen kas, terciptanya hubungan yang erat dan memperkuat posisi keuangan
suatu perusahaan. Investasi merupakan unsur yang sangat penting dalam perusahaan.
Aktivitas investasi yang dilakukan oleh perusahaan akan dijadikan sebagai dasar
penilaian manajemen kas perusahaan.
Penilaian kinerja perusahaan ini sebagian atau seluruhnya dapat dinilai dari
penggunaan kas untuk investasi. Bagi perusahaan investasi adalah cara untuk
menempatkan kelebihan dana sedangkan untuk perusahaan lainnya investasi
merupakan sarana untuk mempererat hubungan bisnis atau memperoleh suatu
keuntungan perdagangan. Apapun motivasi perusahaan dalam melakukan investasi,
investasi tetap merupakan sarana dalam menentukan posisi keuangan perusahaan.
Dalam manajemen keuangan, hal yang digunakan untuk menghitung
pengeluaran dan pemasukan serta sudah bersih dari biaya biaya lain dikenal dengan
NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), payback period, ac rate of
return, av rate of return, dan profitability indeks(PI). Namundalam makalah ini
membahas penggunaan NPV (Net Present Value), dan IRR (Internal Rate
of Return) dalam metode investasi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, berikut ini rumusan
masalah dalam makalah.

1
(1) Apa pengertian Net Present Value (NPV)?
(2) Bagaimana langkah-langkah perhitungan Net Present Value (NPV)?
(3) Apa keunggulan dan kelemahan penggunaan metode Net Present Value
(NPV) ?
(4) Bagaimana perhitungan Net Present Value (NPV)?
(5) Apa pengertian Internal Rate of Return (IRR) ?
(6) Bagaimana langkah-langkah perhitungan Internal Rate of Return (IRR) ?
(7) Apa keunggulan dan kelemahan penggunaan metode Internal Rate
of Return (IRR) ?
(8) Bagaimana perhitungan Internal Rate of Return (IRR) ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, berikut ini dipaparkan
tujuan penulisan makalah.
(1) Mengetahui pengertian Net Present Value (NPV)
(2) Mengetahui langkah-langkah perhitungan Net Present Value (NPV)
(3) Mengetahui keunggulan dan kelemahan penggunaan metode Net Present
Value (NPV)
(4) Mengetahui cara perhitungan Net Present Value (NPV)
(5) Mengetahui pengertian Internal Rate of Return (IRR)
(6) Mengetahui langkah-langkah perhitungan Internal Rate of Return (IRR)
(7) Mengetahui keunggulan dan kelemahan penggunaan metode Internal Rate
of Return (IRR)
(8) Mengetahui cara perhitungan Internal Rate of Return (IRR)

BAB II
PEMBAHASAN
NET PRESENT VALUE (NPV)
Arus kas masuk dan keluar yang didiskonto pada saat ini (present value) yang
dijumlahkan selama masa hidup dari proyek tersebut di hitung dengan rumus

2
t = waktu arus kas
i = suku bunga diskonto yang digunakan
Pt = arus kas bersih (the net cash flow) dalam waktu t
DF = faktor diskonto
Faktor diskonto adalah suatu bilangan lebih kecil dari 1 yang dapat dipakai untuk
menghitung nilai sekarang dari suatu jumlah di masa datang.
Net Present Value adalah arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang
yang didiskontokan pada saat ini. Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang
perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan
manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan. Jadi perhitungan NPV
mengandalkan pada teknik arus kas yang didiskontokan.
Langkah langkah menghitung NPV:
(1) Tentukan nilai sekarang dari setiap arus kas, termasuk arus masuk dan arus
keluar, yang didiskontokan pada biaya modal proyek,
(2) Jumlahkan arus kas yang didiskontokan ini, hasil ini didefinisikan sebagai NPV
proyek.
(3) Jika NPV adalah positif, maka proyek harus diterima, sementara jika NPV adalah
negatif, maka proyek itu harus ditolak. Jika dua proyek dengan NPV positif
adalah mutually exclusive, maka salah satu dengan nilai NPV terbesar harus
dipilih .
NPV sebesar nol menyiratkan bahwa arus kas proyek sudah mencukupi untuk
membayar kembali modal yang diinvestasikan dan memberikan tingkat
pengembalian yang diperlukan atas modal tersebut. Jika proyek memiliki NPV
positif, maka proyek tersebut menghasilkan lebih banyak kas dari yang dibutuhkan
untuk menutup utang dan memberikan pengembalian yang diperlukan kepada
pemegang saham perusahaan.
Teknik Net Present Value menggunakan nilai masa kini untuk menaksir
keuntungan dari suatu perusahaan. Contohnya, biaya (yang diindikasikan dengan
tanda minus), dan pengembalian suatu projek, yang diestimasikan oleh tim projek,
tercantum pada Tabel 5.3.

3
Masalah yang dihadapi manager projek adalah apakah investasi tersebut
bernilai sementara. Keputusan yang dibuat menjadi sangat sulit karena pengembalian
terkait projek tersebut akan diterima pada waktu mendatang sedangkan biaya
biasanya terjadi saat ini. Maka dari itu, untuk membuat suatu keputusan, manager
projek perlu membandingkan biaya dan pengembalian, semua dikembalikan pada
nilai masa kini. Pengembalian ini kemudian dibandingkan dengan biaya masa kini
untuk mengestimasi perhitungan net present value pada projek,

Pemasukan nilai arus kas masa kini Pengeluaran nilai arus kas masa kini

(5.18)

NPV =

NPV = CF0

Keterangan : t = waktu arus kas


i = suku bunga diskonto yang digunakan
Pt = arus kas bersih (the net cash flow) dalam waktu t
PV = present value
CF0 = cost awal (investasi awal)
Tabel 5.3 Arus kas suatu investasi projek
Tahun Arus Kas (000)
0 -400
1 120
2 130
3 140
4 150
Contoh 5.13 Menghitung Net Present Value
Hitunglah Net Present Value dari investasi projek seperti disajikan pada Tabel 5.3
dengan asumsi 8% diskonto setiap tahun.
Catatan: ketika nilai masa depan dikembalikan pada nilai masa kini pada tingkat
bunga tertentu, maka tingkat bunga tersebut dianggap sebagai tingkat diskonto.
Penyelesaian:

4
Nilai masa kini dari arus kas keluar adalah awal dari pengeluaran 400 000. Nilai
masa kini dari arus kas masuk dihitung dengan menjumlahkan nilai masa kini dari
masing-masing arus kas masuk sebagai berikut:
Nilai masa kini (PV) pada pengembalian tahun pertama :

Nilai masa kini (PV) pada pengembalian tahun kedua :

Nilai masa kini (PV) pada pengembalian tahun ketiga :

Nilai masa kini (PV) pada pengembalian tahun keempat :

Total nilai masa kini (PV) dalam empat tahun :

Net Present Value:

Karena bernilai positif, perusahaan akan berinvestasi pada projek ini. Dengan

demikian,biaya investasinya akan efektif pada tingkat diskonto 8% setiap tahun.

Ukuran akan menjadi kecil (berkurang) ketika:

(i) Biaya awal pengeluaran meningkat


(ii) Tingkat diskonto di mana yang dihitung meningkat.

5
Catatan:
Nilai masa kini dari setiap arus kas masa depan di atas dihitung dengan mengalikan

kas dalam t tahun oleh faktor , dimana i adalah tingkat diskonto. Pada

kenyataannya, tabel faktor diskonto tersedia untuk berbagai tingkat. Namun, dalam
masalah berikut, faktor diskonto mudah dihitung dengan menggunakan kalkulator,
jadi kita tidak akan menggunakan tabel.

TINGKAT PENGEMBALIAN INTERNAL (IRR)


Pada bagian sebelumnya, profitabilitas suatu proyek dinilai berdasarkan NPV
yang dihitung dengan tingkat bunga 8%. Profitabilitas berubah karena tingkat suku
bunga berubah. Jika tingkat bunga 12,6555%, maka NPV akan menjadi nol,
sementara kenaikan lebih lanjut di tingkat bunga, seperti r = 15%, akan
menghasilkan NPV negatif. Tabel 5.4 menunjukkan perhitungan NPV untuk ketiga
suku bunga ini.
IRR adalah tingkat bunga di mana NPV nya adalah nol. Suatu proyek layak
dilakukan jika tingkat bunga yang berlaku kurang dari IRR, namun tidak
menguntungkan jika tingkat bunga yang berlaku lebih besar dari IRR. Aturan
keputusannya adalah

Terimalah proyek jika IRR lebih besar dari tingkat bunga pasar.

Untuk menghitung IRR dari proyek tertentu: (a) secara grafis, (b) dengan
perhitungan
(a) Metode grafis: NPV untuk beberapa tingkat bunga diplot terhadap tingkat suku
bunga, sehingga NPV berkisar dari positif ke negatif. Kemudian, berdasarkan

6
definisi di atas, IRR merupakan tingkat bunga di mana NPV = 0. Inilah titik di
mana kurva melintasi sumbu horizontal.
(b) Dengan perhitungan: Sebagai tindak lanjut dari metode grafis yang dijelaskan
di atas, titik dapat dihitung di mana kurva NPV diplot terhadap i melintasi sumbu

horizontal. Jika dua titik pada kurva diketahui, satu di atas sumbu di

mana dan yang lainnya di bawah sumbu di mana

, IRR, dan yang merupakan titik perpotongan dengan sumbu

horizontal, diberikan dengan rumus

Catatan: IRR ditentukan dengan interpolasi linier, yaitu garis lurus yang mengikuti

titik ke . Garis ini merupakan aproksimasi pada kurva. Oleh

karena itu, IRR mungkin memiliki nilai yang sedikit berbeda bila dihitung dengan
menggunakan pasangan titik yang berbeda. Perkiraan terbaik diperoleh dengan
mengambil titik pada sisi yang berlawanan, tapi sedekat mungkin dengan sumbu
horizontal.

CONTOH 5.14
IRR DITENTUKAN SECARA GRAFIS (EXCEL) DAN DENGAN
PERHITUNGAN
Sebuah proyek melibatkan pengeluaran awal sebesar 550000. Arus kas yang
diharapkan pada lima tahun ke depan diberikan sebagai
Tahun 1 2 3 4 5
Arus Kas 108 300 130 500 170 900 200 000 160 000

Tentukan IRR
(a) Secara grafis dengan merencanakan NPV melawan i untuk
i=0.05;0.07;0.09;0.11;0.13;0.15;0.17
(b) Dengan perhitungan. Tunjukkan bahwa nilai dari IRR sedikit berbeda jika
dihitung dari berbagai pasang titik

7
Penyelesaian:
(a) Secara grafis : Excel sangat ideal pada saat ini, karena perhitungan NPV
membutuhkan penggunaan berulang rumus. Untuk bagian (a), beberapa NPV
diwajibkan untuk merencanakan kurva NPV terhadap i. Rumus yang
menghitung nilai sekarang dari arus kas pada tingkat diskonto i, dinyatakan
sebagai desimal, dimasukkan ke dalam yang sesuai sel sebagai berikut:
= (cash flow)*(1/(1+i)^t)
Karena nilai t selalu berada di kolom A dan arus kas pada kolom B (Tabel 5.5),
alamat dari kolom-kolom ini dapat dimasukkan dalam rumus berikut di sel C2:
= ($B2)*(1/(1+i)^$A2)
Masukkan formula ini ke dalam sel C2, dengan (1 + i) = 1,05. Kemudian
salin rumusnya
turunkan kolom C untuk menghitung nilai sekarang selama bertahun-tahun 1
sampai 5. Tunjuk ke sel C8. Kemudian gunakan tombol untuk jumlah isi sel
C2 ke C7 untuk mencari NPV.
Untuk menghitung NPV untuk masing-masing tingkat diskonto lainnya, salin
rumus di sel C2 di baris 2. Tanda $ di depan A dan B berarti bahwa ini
referensi tidak berubah Namun, karena tingkat diskonto berbeda untuk
Tabel 5.5 Excel sheet untuk perhitungan NPV pada tingkat bunga yang berbeda

Setiap kolom, bagian formula ini harus diubah. Misalnya, di kolom 11%, ganti (1 + i)
dengan 1.11.
Ulangi prosedur 'copy down and sum' yang dijelaskan di atas untuk kolom D,
E, F, G, H dan I pada Tabel 5.5. NPV untuk setiap tingkat diskonto diplot
pada Gambar 5.1. IRR adalah nilai dari Saya di mana grafik ini melintasi

8
sumbu horizontal. Pada Gambar 5.1, titik ini adalah antara i = 11% dan 13%,
namun mendekati 11%. IRR ** 11,45%.
(b) Dengan perhitungan: Pada Tabel 5.5, ada beberapa NPV positif dan negatif.
Oleh karena itu, IRR yang diberikan dengan rumus (5.19) dihitung dari pasangan
tersebut. Meringkas poin yang telah dihitung,
Titik C D E F G H I
i 0.05 0.07 0.09 0.11 0.13 0.15 0.17
109
NPV 71 361 36 837 5143 -24 011 -50 881 -75 691
045

Gambar 5.1 Menentukan grafis IRR


Catatan: Untuk kenyamanan, titik-titik diberi label sesuai dengan judul kolom pada
Tabel 5.5
(i) Dari titik C dan G

Oleh karena itu, IRR = 11,556%


(ii) Dari titik F dan I

9
Oleh karena itu, IRR = 11,382%
Dua hasil (i) dan (ii) menunjukkan perkiraan yang sedikit berbeda dihitung dari
berbagai pasang titik.

PERBANDINGAN TEKNIK PENAKSIRAN NPV DAN IRR


Ketika membandingkan keuntungan antara dua atau lebih proyek, Proyek
yang paling menguntungkan dengan (a) proyek dengan NPV terbesar (b) proyek
dengan IRR terbesar.
Keuntungan dari metode NPV adalah dapat memberikan pendapatan dalam
tarif tunai, itu praktis sebagai diskon bersih arus kas. Kelemahannya adalah NPV
mengandalkan pilihan pada satu tarif diskon, itu memungkinkan bahwa perubahan
tarif diskon dapat menuntun pada perubahan pilihan proyek. Metode IRR dari
penaksiran tidak bergantung pada suatu tarif eksternal dari bunga, tetapi kelemahan
yang lebih besar dari metode ini adalah tidak membedakan antara skala proyek,

sebagai contoh, satu proyek melibatkan arus kas dalam satuan 100.000 sedangkan

yang lain melibatkan satuan 1.

1. Fokus NPV adalah berapa tambahan nilai proyek pada nilai perusahaan dengan
asumsi semua arus kas dapat direalisir. Fokus IRR memberikan indikasi tingkat
hasil pengembalian proyek jika sesuai dengan yang diharapkan.
2. Jika kedua metode digunakan untuk menilai satu proyek maka kedua metode ini
selalu memberikan kesimpulan yang sama karena NPV positif dari suatu proyek
akan memberikan IRR yang lebih besar dari biaya modal.
3. Jika proyek yang dinilai bersifat eksklusif (mutually exclusive) kedua metode
NPV dan IRR dapat menghasilkan penilaian (kesimpulan) yang berbeda. Konflik
antara kedua metode NPV dan IRR terjadi karena profil NPV dari proyek
berbeda, misalnya biaya investasi berbeda dan umur proyek lebih panjang dari
yang lain.
Metode NPV lebih baik secara teoritis jika dibandingkan dengan metode IRR,
meskipun dalam kenyataannya perusahaan lebih banyak menggunakan metode IRR
dibandingkan dengan metode NPV. Hal ini disebabkan bahwa metode IRR

10
dikembangkan lebih dahulu dari metode NPV dan metode IRR sudah lama
digunakan.
Semakin besar risiko, semakin besar batas return yang diminta investor. Sebuah
proyek yang memberikan IRR 18% akan diterima jika return patokan adalah 15%.
Tetapi jika dinilai berisiko tinggi, proyek yang sama ini akan ditolak karena investor
sangat mungkin menaikkan return minimal menjadi 20%. Dengan NPV, semakin
besar risiko sebuah proyek, semakin besar tingkat diskonto yang akan digunakan
yang berimplikasi semakin rendahnya NPV yang akan diperoleh. Dengan kata lain,
proyek yang diterima pada tingkat diskonto tertentu, karena mempunyai NPV positif,
mungkin saja ditolak karena NPV menjadi negatif jika tingkat diskonto dinaikkan
untuk kompensasi tambahan risiko yang ada. Tingkat diskonto tinggi dapat membuat
NPV semakin tinggi atau malah membuat proyek menjadi diterima.

LATIHAN SOAL NPV DAN IRR

1. Perusahan Zamanria sedang mempertimbangkan suatu usulan proyek investasi


senilai Rp. 150.000.000, umur proyek diperkirakan 5 tahun tanpa nilai sisa.
Dengan asumsi diskonto 10 %. Tentukan NPV.
Arus kas yang dihasilkan :

11
Tahun 1 adalah Rp. 60.000.000
Tahun 2 adalah Rp. 50.000.000
Tahun 3 adalah Rp. 40.000.000
Tahun 4 adalah Rp. 35.000.000
Tahun 5 adalah Rp. 28.000.000
Jawab :
Nilai masa kini (PV) pada pengembalian tahun pertama :

Nilai masa kini (PV) pada pengembalian tahun kedua :

Nilai masa kini (PV) pada pengembalian tahun ketiga :

Nilai masa kini (PV) pada pengembalian tahun keempat :

Nilai masa kini (PV) pada pengembalian tahun kelima :

Total nilai masa kini (PV) dalam lima tahun : 167.202.200

Karena bernilai positif, perusahaan akan berinvestasi pada projek ini. Dengan

demikian,biaya investasinya akan efektif pada tingkat diskonto 10 % setiap tahun.


2. Perusahan Zamanria sedang mempertimbangkan suatu usulan proyek investasi
senilai Rp. 150.000.000, umur proyek diperkirakan 5 tahun tanpa nilai sisa.
Arus kas yang dihasilkan :
Tahun 1 adalah Rp. 60.000.000
Tahun 2 adalah Rp. 50.000.000

12
Tahun 3 adalah Rp. 40.000.000
Tahun 4 adalah Rp. 35.000.000
Tahun 5 adalah Rp. 28.000.000
Jika diasumsikan tingkat diskonto10 % , berapakah IRR?
Jawab :
Dicoba dengan faktor diskonto 16%
Tahun 1 arus kas = Rp 60.000.000 x 0,8621 = Rp 51.726.000
Tahun 2 arus kas = Rp 50.000.000 x 0,7432 = Rp 37.160.000
Tahun 3 arus kas = Rp 40.000.000 x 0,6407 = Rp 25.628.000
Tahun 4 arus kas = Rp 35.000.000 x 0,5523 = Rp 19.330.500
Tahun 5 arus kas = Rp 28.000.000 x 0,4761 = Rp 13.330.800
___________________________________________________+
Total PV = Rp 147.175.300
Investasi Awal = Rp 150.000.000
Net Present Value = - Rp 2.824.700

Dicoba dengan faktor diskonto 10%


Tahun 1 arus kas = Rp 60.000.000 x 0,9090 = Rp 54.540.000
Tahun 2 arus kas = Rp 50.000.000 x 0,8264 = Rp 41.320.000
Tahun 3 arus kas = Rp 40.000.000 x 0,7513 = Rp 30.052.000
Tahun 4 arus kas = Rp 35.000.000 x 0,6830 = Rp 23.905.000
Tahun 5 arus kas = Rp 28.000.000 x 0,6209 = Rp 17.385.200
____________________________________________________+
Total PV = Rp 167.202.200
Investasi Awal = Rp 150.000.000
Net Present Value = Rp 17.202.200

13
Kesimpulan : Usulan proyek investasi tersebut sebaiknya diterima, karena IRR >
10%
3. PT. Asthree akan melakukan investasi melalui pembelian sebuah gudang seharga
Rp 80.000.000,00 Gudang tersebut mempunyai umur ekonomis 4 tahun dan nilai
residu Rp 25.000.000, Perusahaan membayar bunga 20% dengan tingkat
pendapatan bersih sebagai berikut :
Tahun 1 : Rp. 2.500.000
Tahun 2 : Rp. 3.500.000
Tahun 3 : Rp. 4.500.000
Tahun 4 : Rp. 5.000.000
Tentukan NPV ?
Jawab :
Depresiasi = 80.000.000 - 25.000.000 = Rp. 13.750.000
4

Tahun Arus Kas Depresiasi Pt Df PV


1 2.500.000 13.750.000 16.250.000 0,833 13.536.250
2 3.500.000 13.750.000 17.250.000 0,694 11.971.500
3 4.500.000 13.750.000 18.250.000 0,579 10.566.750
4 5.000.000 13.750.000 18.750.000 0,482 9.037.500
15.000.000 25.000.000 0,482 12.050.000
57.162.000

NPV = CF0

= 57.162.000 - 80.000.000
= - Rp 22.838.000 (ditolak)
4. Arus kas bersih untuk dua proyek, A (makanan cepat saji) dan B (hiburan), adalah
sebagai berikut:

Tahun 0 1 2 3 4 5

14
Proyek A -420.000 -5000 122.000 130.000 148.000 150.000
Proyek B -95.000 -10.000 -120.000 200.000 110.000 -50.000

(a) Gunakan kriteria NPV untuk menentukan proyek mana yang paling
menguntungkan jika tingkat diskon (i) 6% dan (ii) 8% digunakan.
(b) Perkirakan IRR setiap proyek. Proyek mana yang sekarang akan dianggap lebih
menguntungkan ?
Jawab :
A (Makanan Cepat Saji )

DF 6% DF(8%)
Tahun Arus Kas PV (6%) PV (8%)

0 -95.000 1 -95.000 1 -95.000


1 -10.000 0,943 -9.430 0,925 -9.250
2 -120.000 0,889 -106.680 0,8573 -102.876
3 200.000 0,839 167.800 0,794 158.800
4 110.000 0,792 87.120 0,735 80.850
5 -50.000 0,747 -37.350 0,681 -34.050
NPV = 6460 NPV = -1.526

B (Hiburan)

DF 6% : DF 8% PV 8%

Tahun Arus Kas PV (6%)

15
0 -420.000 1 -420.000 1 -420.000
1 -50.000 0,943 -4.715 0,925 -4.625
2 122.000 0,889 108.458 0,857 104.590
3 130.000 0,839 109.070 0,794 103.220
4 148.000 0,792 117.216 0,735 108.780
5 150.000 0,747 112.050 0,681 102.150
NPV=22.079 NPV= -5.885

NPV A pada 6% = 22.079


NPA A pada 8% = - 5885

IRR A =

= 0,075
IRR A = 0,075 100% = 7,5%
NPV B pada 6% = 6460
B pada 8% = - 1526

IIR B =

= 0,076
IRR B = 0,076 x 100%
= 7,6 %
Jadi pada diskonto 6% proyek A lebih untung
pada diskonto 8% proyek B lebih untung
pada IRR B lebih untung.
5. Projek A dan B melibatkan arus kas bersih dibawah ini
Biaya Awal Arus Kas Bersih

16
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4
Projek A 600 000 -300 650 000 885 000 -2000
Projek B 4045 2000 2500 3000 3500

Tentukan projek mana yang paling menguntungkan dengan menentukan NPV pada
tingkat diskonto 6.5%
Jawab :

Diketahui:

Projek A
Tahun Arus Kas Bersih
0 -600.000 (awal)
1 -300
2 650.000
3 885.000
4 -2.000

PV tahun ke 1:

PV tahun ke 2:

PV tahun ke 3:

PV tahun ke 4: +

1304032.37

NPV = 1304032.37 600 000 = 704302,37

Karena bernilai positif, perusahaan akan berinvestasi pada projek A. Dengan

demikian,biaya investasinya akan efektif pada tingkat diskonto 6.5% setiap tahun.
Projek B
Tahun Arus Kas Bersih
0 4045
1 2000

17
2 2500
3 3000
4 3500

PV tahun ke 1:

PV tahun ke 2:

PV tahun ke 3:

PV tahun ke 4: +

9286.939
NPV= 9286.939 4045 = 5241.939

Karena bernilai positif, perusahaan akan berinvestasi pada projek B. Dengan

demikian,biaya investasinya akan efektif pada tingkat diskonto 6.5% setiap tahun.

6. a. Gunakan rumus faktor NPV


b. Arus kas masa kini untuk 2 projek A dan B, seperti di bawah ini.

Tahun 0 1 2 3 4
Projek A -10000 -3000 4000 6000 8000
Projek B -5000 -2000 1000 3000 5000

(i) Gunakan criteria NPV untuk memutuskan projek yang menguntungkan dengan
tingkat diskonto 6% yang digunakan.
(ii) Nyatakan kesimpulanmu.

Jawab:

18
DF 6% PV (6%)
Arus Kas PV (6%)
Tahun Arus Kas Projek B
Projek A Projek A
Projek B
0 -10000 -5000 1 -10000 -10000
1 -3000 -2000 0,943 -2829 -1886
2 4000 1000 0,889 3556 889
3 6000 3000 0,839 5034 2517
4 8000 5000 0,792 6336 3960
NPV = 2097 NPV = -4520

Jadi dengan tingkat diskonto sebesar 6% menghasilkan NPV yang positif pada projek A
sehingga projek A layak diterima, sedangkan pada projek B menghasilkan NPV negatif
sehingga projek B berhak ditolak.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

19
Investasi merupakan suatu tindakan melepas dana saat sekarang dengan
harapan untuk dapat menghasilkan arus dana masa datang dengan jumlah yang lebih
besar dari dana yang dilepaskan pada saat investasi awal (initial investment).
Beberapa metode yang dapat dipergunakan untuk menganalisis kelayakan investasi
diantaranya:
1. Net Present Value (NPV)

NPV =

t = waktu arus kas


i = suku bunga diskonto yang digunakan
Pt = arus kas bersih (the net cash flow) dalam waktu t
PV = Present Value
2. Internal Rate of Return (IRR)
IRR diperoleh ketika NPV = 0.
Untuk menghitung IRR dari proyek tertentu: (a) secara grafis, (b) dengan
perhitungan
(a) Metode grafis
(b)Dengan perhitungan:

DAFTAR PUSTAKA

20
Alfiyan. 2016. Makalah internal Rate Of Return Dan Profitability Indexs. Kudus : upload by
Alfiyan
Bradley, Teresa, Paul Patton. 2002. Essential Mathematics for Economics and
Business. New York. : ISBN 0-470-84466-3.
Rahardja, Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi Edisi Ketiga. Jakarta :
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

21

Anda mungkin juga menyukai