Anda di halaman 1dari 24

Bab 11 Perencanaan dan Pengendalian Pengeluatan

Modal

ART PENGELUARAN MODAL


Pengeluaran modal adalah penggunaan dana (kas) untuk mendapatkan aktiva operasional
yang akan membantu memperoleh penghasilan atau mengurangi biaya-biaya di masa yang
akan datang. Pengeluaran modal seperti aktiva tetap operasional adalah pabrik, ekuipmen,
renovasi besar, dan paten. Proyek-proyek pengeluaran modal memerlukan sejumlah besar
kas, sumber-sumber lain, dan utang yang terikat untuk jangka waktu yang panjang.
Persoalan utama di dalam perencanaan pengeluaran modal adalah persoalan untuk
meyakinkan bahwa perusahaan memiliki kapasitas untuk memproduksi barang danjasa
yang diperlukan untuk memenuhi rencana penjualan produk atau jasa tersebut. Sedangkan
persoalan utama di dalam pengendalian pengeluaran modal adalah persoalan untuk
meyakinkan bahwa pengeluaran modal aktual telah sesuai dengan rencana-rencana
perusahaa.

KARAKTERISTIK BUDGET PENGELUARAN MODAL


Budget atau rencana pengeluaran modal merupakan bagian penting di dalam rencana
laba komprehensif. Pengeluaran modal biasanya diklasifikasikan di dalam budget
pengeluaran modal modal besar dan pengeluaran modal kecil.
Pengeluaran modal besar pada umumnya menyangkut waktu yang relatif panjang
(lebih dari satu tahun) dan memerlukan dana yang cukup besar, misalnya pembangunan
gedung, pembelian mesin-mesin pabrik. Keputusan pengeluaran modal jenis ini biasanya
dilakukanjauh sebelum pelaksanaan dan memerlukan waktu yang lama untuk
mendiskusikan.
Pengeluaran modal kecil meliputi penambahan-penambahan yang tidak memerlukan
perencanaan rinci dan waktu yang lama. Contoh pengeluaran modal jenis ini adalah
perbaikan gedung, pembelian peralatan mesin, dan lain-lain.
Karakteristik-karakteristik utama budget pengeluaran modal yaitu bahwa pengeluaran
modal:
1. sesuai dengan rencana laba komprehensif, terutama berkenaan dengan jangka waktu;

231
2. meliputi rencana strategis jangka panjang dan rencana taktis jangka pendek;
3. hanyauntukpengeluaranmodal yang besarsaja, bukan untukreparasi danpemeliharaan.
TANGGUNGJAWAB PENGELUARAN MODAL
Eksekutif puncak, yang bekerja saama dengan para eksekutif lain, mempunyai
tanggungiawab dalam penyusunan budget pengeluaran modal. Meskipun demikian,
tanggungjawab utama proyek-proyek atau usulan-usulan lain sebaiknya melibatkan para
manajer divisi dan departemen. Kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur sebaiknya
ditetapkan untuk mendorong timbulnya gagasan atau usulan pengeluaran modal baik dari
dalam maupun dari luar perusahaan.
Untuk pengeluaran modal besar, pada umumnya tanggungjawab berada di tangan
manajemen tingkat atas. Setiap usulan haruslah melalui analisis dan evaluasi yang
memadai yang ditetapkan melalui prosesdur. Analisis dan evaluasi sangat penting artinya
sehingga tidak tidak terjadi usulan proyek langsung ditolak karena kelihatan tidak
menguntungkan, padahal jika dikaji lebih mendalam akan memberikan keuntungan yang
tinggi. Usulan pengeluaran modal harus dibuat secara tertulis meliputi:
1. Deskripsi usulan tersebut;
2. Alasan-alasan yang diajukan;
3. Sumber-sumber data relevan;
4. Keuntungan dan kerugian usulan;
5. Kapan mulai dan kapan berakhir.

EVALUASI PENGELUARAN PROYEK


Penilaian proyek-proyek yang dihasilkan mempunyai efek yang besar terhadap
operasi perusahaan di masa yang akan datang; sekali keputusan diambil, dana yang
tertanam üdak mudah bahkan tidak dapat ditarik kembali. Oleh karena itu, manajemen
perlu mengambil sikap hati-hati di dalam membuat keputusan pengeluaran modal; proyek
yang dipilih haruslah proyek yang dapat memberikan harapan keuntungan bagi
perusahaan di masa yang akan datang.
Keputusan pengeluaran modal biasanya didasarkan pada evaluasi nilai investasi
secara obyektif. Pada dasarnya, nilai investasi adalah laba dibagi dengan investasi. Secara
tradisional, oerusahaan mengukur nilai investasi dengan dua pendekatan, yaitu model
discounted cash flow dan estimasi short cut (payback). Tanpa mempertimbangkan dua
pendekatan tersebut, kadang-kadang manajemen membuat pertimbangan-pertimbangan
praktis sebagai berikut:
Urgency. Urgensi merupakan keadaan yang memaksa manajemen untuk segera
melakukan pengeluaran modal. Sebagai contoh, mesin rusak total dan tidak dapat
digunakan lagi sehingga perusahaan harus mengganti dengan mesin baru. Pengeluaran
modal untuk membeli mesin dalam keadaan seperti ini sering disebut dengan metoda
urgency persuasion dan tidak perlu analisis atau perencanaan formal.

232
Repairs. Pertimbangan tersedianya suku cadang dan tenaga ahli yang mampu merawat
mesin yang akan dibeli.
Credit. Kemungkinan adanya beberapa supplier yang dapat memberikan sejumlah kredit
yang lebih murah dibandingkan dengan kredit yang diberikan oleh bank.
Noneconomic. Pertimbangan non ekonomis meliputi pertimbangan-pertimbangan adanya
supplier lokal, politik dan sosial, dan preferensi lain.
METODA-METODA PENGUKURAN NUI EKONOMIS
Ada empat metoda yang secara umum digunakan untuk mengukur nilai ekonomis
atau nilai investasi, yaitu discounted cashflow (DCF) methods (net present value dan
internal rate of return) dan shortcut and simple methods (payback dan accounting rate of
return).

Metoda Net Present Value


Metoda net present value membandingkan nilai sekarang dari aliran kas masuk bersih
dengan nilai sekarang dari biaya pengeluaran bersih suatu proyek. Selisih antara kedua
jumlah nilai sekarang tersebut disebut net present value. Aliran kas masuk bersih (yaitu
aliran kas masuk dikurangi dengan aliran kas keluar) di-present value-kan dengan rate of
return minimum yang diinginkan. Oleh karena itu, metoda ini memerlukan tiga hal, yaitu
aliran kas keluar awal (initial cash outflow), aliran kas masuk bersih di masa yang akan
datang (future net cash inflows), dan rate of return minimum yang diinginkan.
Jika hasil perhitungan net present value adalah positif (favorable), berarti proyek akan
memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan rate of return minimum yang
diinginkan; proyek sebaiknya diterima. Sebaliknya, jika net present value adalah negatif
(unfavorable), berarti proyek akan memberikan hasil yang lebih rendah dibandingkan
dengan rate of return minimum yang diinginkan; proyek sebaiknya ditolak. Jika terdapat
beberapa proyek yang bersifat bersaing (kompetitif), maka proyek yang memiliki net
present value tertinggi merupakan proyek yang berada pada peringkat pertama. Ilustrasi
net present value diberika sebagai berikut:
A MBin B

Umur ekonomis (tanpa nilai residu) 10 tahun 12 tahun


Aliran kas keluar awal Rp 11.000 Rp 15.000
Rata-rata aliran kas masuk bersih per tahun 2.750 2.750
Rate of return yang diinginkan 15% 15%
Perhitungan net present value:
Present Value
Mesin A:
Kas PV Factor - tabel B Mesin A Mesin B

233
Aliran kas masuk bersih tahun Rp 13.802
Aliran kas keluar bersih (investasi) Rp 2.750 11.000
Mesin B: 11.000 (selalu pada PV)
Aliran kas masuk bersih per tahun
Aliran kas keluar bersih (investasi) Rp 2.750 Rp 14.907
15.000 (selalu pada PV) 15.000

Net Present Value Rp 2.802 (Rp 93)

Dari ilustrasi tersebut dapat disimpulkan bahwa peringkat mesin A di atas mesin
Bkarena mesin A memiliki net present value yang lebih tinggi; Mesin B tidak akan dapat
memberikan rate of return 15% seperti yang diinginkan.
Keuntungan-keuntungan penggunaan metoda net present value:
1. Memperhitungkan tingkat bunga yang sebenarnya.
2. Mudah diterapkan karena metoda ini tidak menggunakan pendekatan trial-and-error.
3. Mudah menyesuaikan dengan risiko yaitu dengan menggunakan tingkat bunga yang
berbeda untuk tahun-tahun berikutnya.
Kerugian-kerugian penggunaan metoda net present value:
1. Sulit menentukan rate minimum yang diinginkan.
2. Tidak menunjukkan rate of retum 'sebenamya'.
3. Menggunakan asumsi bahwa semua aliran kas masuk bersih segera dapat
diinvestasikan kembali pada rate yang dipilih.
Metoda Internal rate of return
Pada metoda net present value, rate of return minimum yang diinginkan (tingkat
bunga) telah ditentukan oleh manajemen puncak, sehingga metoda tersebut pada dasarnya
tidak menghitung rate ofretum yang 'sebenarnya'. Sebaliknya, metoda internal rate
ofretum üdak menggunakan rate of return minimum yang diinginkan, sehingga metoda
tersebut pada dasamya menghitung (dengan perhitungan yang lebih komplek) besarnya
rate ofretum yang 'sebenamya'.
Intemal rate ofreturn (tingkat bunga) merupakan tingkat bunga yang dapat
menyamakan antara present value dari semua aliran kas masuk dengan aliran kas keluar
dari suatu investasi proyek. Internal rate of return suatu proyek tidak dapat dihitung secara
langsung. Ada dua masalah dalam perhitungan intemal rate of return, yaitu aliran kas
masuk sama untuk setiap periode dan aliran kas masuk yang üdak sama untuk dua periode
atau lebih.
Ilustrasi aliran kas masuk bersih sama setiap periode:
Mesin A

234
Umur ekonomis (tanpa nilai residu) 10 tahun 12 tahun
Aliran kas keluar awal Rp 11.000 Rp 15.000
Rata-rata aliran kas masuk bersih per tahun 2.750 2.750
Langkah 1:
Hitung faktor anuitet yang dapat ditemukan pada tabel resent value (Tabel B) dengan
rumus dan perhitungan sebagai berikut:

Aliran kas keluar untuk investasi


= Faktor intemal rate of retum
Rata-rata aliran kas masuk bersih
RP 11.000
Mesin A: = 4,0 untuk 10 tahun

RP 15.000
Mesin B: = 5,455 untuk 12 tahun
Langkah 2:
Untuk mesin A, gunakan tabel B dan lihat baris n = 10. Carilah discount faktor yang
mendekati 4,00. Pada kasus ini, 4,00 berada di antara 20% (4, 192) dengan 22% (3,923).
Dari angka tersebut dapat dipastikan bahwa rate of return yang 'sebenarnya' kurang lebih
21 %. Dengan cara yang sama, rate of return yang 'sebenarnya' mesin B kurang lebih
15%.

Langkah 3:.
Untuk memperoleh rate of return yang tepat untuk mesin A, gunakan interpolasi linear
antara 20% dengan 22% dengan cara sebagai berikut:

22% -
3,923

? -
4,000
0,269
20% - 4,192

0,077
— x 2% = 0,572%
0,269

22% - 0,572% = 21 (rate of return yang 'sebenarnya')

235
Dengan cara yang sama, rate of return mesin B dapat diperoleh dengan hasil kurang lebih
15%. Ilustrasi aliran kas masuk tidak sama setiap periode:
Mesin
X
Umur ekonomis (tanpa nilai residu) 5 tahun
Aliran kas keluar awal RP 15.000
Aliran kas masuk bersih:
Tahun 1 RP 5.050
Tahun 2 4.550
Tahun 3 4.050
Tahun 4 3.550
Tahun 5 3.050
Perhitungan internal rate of return untuk kasus aliran kas masuk yang tidak sama
setiap periode lebih rumit karena harus menggunakan cara trial-and-error. Satu persoalan
dalam hal ini adalah dengan rate berapa prosen pendekatan trial-and-error harus dimulai.

Langkah 1:
Tentukan rate dengan rumus dan perhitungan sebagai berikut:

Rata-rata aliran kas - penyusutan (Rp 20.050 : 5) - Rp 3.000

Rata-rata investasi Rp 15.000 : 2


Langkah 2:
Dengan rate 14% yang ditemukan pada langkah 1 , gunakan tabel A untuk
menghitung present value aliran kas masuk dan kemudian jumlahkan

Tahun Aliran kas Discount Present


masuk faktor value
1 Rp 5.050 0,877 Rp 4.429
2 4.550 0,769
3 4.050 0,675 2.734
4 0,592 2.102
3.550
5 0,519 1.583
3.050

Jumlah Rp 20.250 Rp 14.347

Langkah 3:
a. Jikajumlah present value aliran kas masuk lebih kecil dibandingkan dengan aliran kas
keluar (initial outlay), coba lagi menghitung present value dengan rate dibawah 14%

236
(misalnya dengan rate 13%, 12%, 11 %, dst.) sampai akhirnya ditemukanjumlah
present value sama dengan aliran kas keluar awal.
b. Jika ternyata dalam trial-and-error tidak ditemukan rate yang dapat menyamakan
antara jumlah present value dengan aliran kas keluar awal, gunakan interpolasi linear
untuk mendapatkan rate of return yang 'sebenamya'.
Keuntungan-keuntungan penggunaan metoda internal rate of return:
1. Menghindari pemilihan rate of return minimum yang diinginkan.
2. Memperoleh rate of return yang 'sebenamya'.
3. Berdasarkan preferensi rate of return yang 'sebenarnya' , bukan sekedar selisih
net present value.
4. Tidak memiliki beban untuk mengivestasikan kembali seperti yang digambarkan
pada metoda net present value.
Kerugian-kerugian penggunaan metoda internal rate of return:
1. Lebihrumit, terutamajika aliran kas masuk bersih tidak sama untuk setiap periode.
2. Harus menggunakan analisis sensitivitas.
Metoda Payback
Metoda paybackmenghitung lama periode (tahun) yang diperlukan untuk
mengembalikan uang yang diinvestasikan dari aliran kas masuk tahunan yang dihasilkan
oleh proyek investasi tersebut. Rumus dan contoh perhitungan yang digunakan adalah
sebagai berikut:

Investasi kas bersih


Payback period (tahun) =
Aliran kas masuk bersih tahunan

Contoh-contoh:
Mesin A: Umur ekonomis 10 tahun; investasi kas bersih RP 24.000; aliran kas masuk
bersih per tahun RP 4.000

RP 24.000
Payback period = = 6 tahun
RP 4.000

Mesin B: Umur ekonomis 10 tahun; investasi kas bersih RP 19.000; aliran kas masuk
bersih per tahun RP 3.800

RP 19.000

237
Payback period = = 5 tahun RP
3.800

Kesimpulan:
Berdasarkan perhitungan payback, mesin B lebih baik dibanding mesin A karena
periode pengembalian investasi kas mesin B lebih cepat dibandingkan dengan mesin A.
Kelebihan metoda payback yaitu bahwa metoda ini paling sering digunakan daripada
metoda -metoda yang lain, karena metoda ini:
1. Mudah dihitung dan tidak memerlukan data yang banyak.
2. Berdasarkan pada cash basis, bukan accrual basis.
3. Cukup akurat untuk mengukur nilai investasi yang diperbandingkan untuk beberapa
kasus dan bagi pembuat keputusan.
4. Dapat digunakan untuk melihat hasil-hasil yang diperbanding&an dan mengabaikan
alternatif-alternatif investasi yang buruk (tidak menguntungkan).
5. Menekankan pada alternatif-alternatif investasi yang memiliki periode pengembalian
lebih cepat.
Beberapa kekurangan pada metoda payback adalah bahwa metoda ini:
1. Tidak mengukur profitabilitas investasi, misalnya 10% per tahun.
2. Tidak memperhitungkan nilai waktu uang, misalnya bunga.
3. Sulit dalam membuat keputusan jika terdapat dua proyek investasi atau lebih yang
memiliki umur ekonomis tidak sama.
Pada umumnya, metoda ini digunakan jika:
l. Kecepatan informasi atau estimasi nilai investasi sangat diperlukan.
2. Ketepatan perhitungan tidak begitu penting.
3. Tunai dan kredit sulit diperoleh.
4. Risiko di masa yang akan datang diperkirakan cukup tinggi.
Metoda Average Return on Total Investment
Metoda average return on total investment adalah salah satu variasi dari metoda
accounting rate of return. Metoda ini menggunakan dasar accrual basis, bukan cash basis.
Rumus dan perhitungan adalah sebagai berikut:

Rata-rata aliran kas masuk bersih per tahun


Average return on total investment =
Aliran kas keluar untuk investasi

238
Contoh-contoh:
Mesin A: Umurekonomis 10tahun; investasiRp 11.000; rata-rataalirankas
masukbersih per tahun Rp 2.750; rate of return yang diinginkan 15%

Rp 2.750
= 25% average return
Rp
11.000
Umur ekonomis 12 tahun; investasi Rp 15.000; rata-rata aliran kas masuk
Mesin B:
bersih per tahun Rp 2.750; rate of return yang diinginkan 15%

Rp 2.750
= 18% average return
Rp 15.000

Metoda ini memiliki dua keuntungan yaitu mudah dihitung dan hanya berdasarkan
pada aliran kas. Sedangkan kerugian metoda ini adalah mengabaikan nilai waktu uang
dan memaksa menggunakan rata-rata aliran kas masuk bersih, baik untuk aliran kas
masuk yang tidak sama maupun yang sama.
KASUS 1 MENGUKUR NILAI INVESTASI•, ALIRAN KAS MASUK STABL
Manajemen dari Davy-Jones Manufacturing Company akan membeli sebuah mesin
yang dibutuhkan untuk operasi khusus. Perusahaan mempertimbangkan dua mesin yang
bersifat kompetitif. Data berikut telah disusun untuk memberikan dasar pemilihan salah
satu alternatif.
Mesin A

Harga mesin (tunai) Rp 120.000 Rp 120.000


Estimasi umur (tahun) 8 15
Estimasi laba tahunan rata-rata* Rp 24.000 $p 16.800
Nilai residu
Tingkat pajak penghasilan, 30%
Target rate of return, 15%
* sudahtermasukpenyusutan(straightline),tetapisebelumpenguranganpajakpenghasilan.
Diminta:
1. Hitung aliran kas bersih tahunan rata-rata masing-masing mesin
2. Hitunglah nilai ekonomi atau nilai investasi dengan metoda:
a. DCF, metoda net present value
b. DCF, metoda internal rate-of-return

239
c. Metoda payback
d. Average cash return on total cash invested
3. Susunlah tabulasi untukmembandingkan dan mengevaluasi hasil-hasil. Mesinmanakah
yang sebaiknya dipilih? Jelaskan mengapa.
JAWABAN (Estimasi waktu: Penyelesaian 75 menit dan diskusi 30 menit)
1. Rata-rata aliran kas bersih per tahun

Mesin A Mesin
B
Laba sebelum pajak (termasuk penyusutan) Rp 24.000 Rp 16.800
Pajak penghasilan, 30% 7.200 5.040

Laba setelah pajak Rp 16.800 Rp 11.760


Penyusutan (non kas) 15.000 8.000

Rata-rata aliran kas masuk per tahun Rp 31.800 Rp 19.760

240
2. Mengukur nilai ekonomis atau nilai investasi
a. DCF, metoda net present value
Present Value

Kas PV Factor -tabel B MBin A Mesin B

Mesin A: Rp31.80 Rp 142.687


Aliran kas masuk bersih per tahun 0 120.000
Aliran kas keluar bersih 120.000
(selalu pada PV)
(investasi) Mesin B:
Aliran kas masuk bersih per tahun Rp 19.760 Rp 115.537
Aliran kas keluar bersih (investasi) 120.000 (selalu pada PV) 120.000

Net Present Value Rp 22.687 (Rp 4.463)

b. DCF, metoda internal rate-of-return Mesin A:


1) Investasi = laba x discount factor untuk 8 tahun pada rate of return
yang tidak diketahui.
Rp 120.000 = Rp 31.800 x discount faktor pada tabel B
Diperoleh discount factor = 3,774
2) 3,774 berada di antara 22% (3,619) dengan 20% (3,837) 3)
Interpolasi linear untuk menemukan rate of return.

22% -
3,619

? -
4,000
0,218
- 3,837

0,155

0,218

Rate of retum = 22% - =

Rate ofretum mesin B dapat dicari dengan cara yang sama. Hasil akhir
perhitungan untuk mesin B adalah 14,23% rate of return.

c. Metoda payback
Rp 120.000
Payback period mesin A = = 3,77 tahun
Rp 31.800
Rp 120.000
Payback period mesin B = = 6,07 tahun Rp
19.760

d. Average retum on total asset


Rp 31.800
Average return mesin A =
Rp 120.000

Rp 19.760
Average return mesin B =
Rp 120.000

3. Perbandingan dan rekomendasi


Mesin
Mesin A B
Rp 22.687 (Rp
1. Net Present Value 4.463)
Peringkat 1
2
2. Internal Rate of Return
Peringkat
1
3,77 tahun
2
3. Payback 6,07 tahun
Peringkat 1
2
4. Average return
Peringkat 1 2
Berdasarkan masing-masing analisis, mesin A lebih menguntungkan dibandingkan
mesin B. Keputusan, jika didasarkan pada nilai investasi, sebaiknya dibuat atas dasar
hasil analisis discounted cash flow. Pada kasus ini, hasil semua pengukuran
menunjukkan konsistensi bahwa mesin A lebih menguntungkan hal ini dapat
disebabkan oleh perbedaan ekonomis yang cukup significant pada kedua mesin
tersebut.

KASUS2 MENGUKURNILAI INVESTASI UNTUK ALTERNATIF•, ALIRAN KAS


MASUK STABIL
Manajemen dari Walker Company harus mengganti sebuah mesin lama. Perusahaan
sedang mempertimbangkan pembelian mesin baru dengan teknologi mutakhir. Tiga pabrik
yang saling bersaing mempunyai mesin-mesin yang akan memuaskan keinginan
perusahaan. Data yang dikumpulkan sampai dengan hari ini mengenai ketiga mesin yang
saling bersaing adalah sebagai berikut:
242
Mesin
Mesin A Mæin B C
Rp 20.000
Harga mesin (tunai) Rp 12.000 Rp 14.600 Rp
Nilai jual mesin lama* Rp 1,000 Rp 1.100 1.200
Esümasi umur mesin (tabun) 5 Rp 5 5
Estimasi nilai residu 1,000 Rp1.500 Rp
L.aba rata-rata per Rp 4.500 Rp 5.4m 2,000
Rp8.100

mesin lama telah disusut habis


** sebelum pengurangan penyusutan dan pajak penghasilan

Manajemen minta kepada anda untuk 11Enyusun analisis nilai investasi dan memberikan
peringkat pada ketiga mesin berdasarkan pada analisis tersebut. Perusahaan selalu
menggunakan metoda payback dan average return on total assets unmk analisis investasi.
Perusahaan menggunakan metoda penyusutan garis lurus untuk tujuan pajak; tingkat pajak
penghasilan rata-rata 30%. Target rate of return 15%.

Diminta:
1. Hitungaliran kas masuk bersih rata-rata masing-masing mesin. Perlakukan nilai residu
sebagai pengurang harga mesin.
2. Hitung nilai ekonomis atau nilai investasi dengan:
a. DCF, metoda net present value.
b. Metoda payback
c. Average retum on total assets.
3. Berikan evaluasi dan rekomendasi peringkat ketiga alternatif.
JAWABAN (Estimasi waktu: Penyelesaian 45 menit dan diskusi 20 menit)
1. Aliran kas masuk bersih rata-rata per tahun
Main B
Harga mesin Rp 12,000 Rp 14.00 Rp 20.000
Pengurangan nilai Rp l.ooo Rp 1.1(X) Rp 1.200

Aliran kas keluar Rp 11.ooo Rp 13.5m Rp 18.800


Rp l.ooo Rp 1.500 Rp 2.000

243
Nilai residu

Nilai Investasi yang


dapat diusut Rp 10.OOO Rp 12.0 Rp 16.800

Mesin A Mesin B Mesin C

Penghasilan:
Laba rata-rata per tahun* RP 4.500 RP 4.500 RP 8.100
Penyusutan 2.000 2.400 3.360

Laba sebelum pajak RP 2.500 RP 4.470


RP 3.000 900
Pajak (30%) 750 1.422

Laba sesudah pajak RP 1.750 RP 2.100


Penyusutan 2.000 2.400
3.360
Aliran kas masuk rata-
rata per tahun RP 3.750 RP 4.500 RP 6.678

2. Ukuran nilai investasi


a. Discounted cash flow, metoda net present value dengan peringkat:
Mesin
Mesin A Mesin B C
RP 11.000

Aliran kas keluar RP 13.500


497 RP 17.806
PV nilai residu
(i = 15%; n = 5; Tabel A)
Mesin A: RP 1.000 x 745
0,497 Mesin B: RP 1.500 x 994
0,497 Mesin C: RP 2.000 x
RP 10.503 RP 12.755
0,497 RP 17.806

Aliran kas keluar bersih


PV aliran kas masuk rata-rata 12.570
per tahun 15.084
(i = 15%; n = 5; Tabel B)
Mesin A: RP 3.750 x 22.385
3,352 Mesin B: RP 4.500 x
RP 2.067 RP 2.329
3,352 Mesin C: RP 6.678 x RP 4.579

244
3,352 2 1

Net Present Value 3


Peringkat
b. Metoda payback dengan peringkat:

Rp 11.000
Mesin A = = 2,93 tahun (peringkat 2)
Rp 3.750

Rp 13.500
Mesin B — = 3 tahun (peringkat 3)
Rp 4.500

Rp 18.800
Mesin C = = 2,82 tahun (peringkat l) Rp
6.678 c. Metoda Average return on total assets dengan
peringkat:
Rp 3.750
Mesin A = = 34,1% (peringkat 2)
Rp 11.000

Rp 4.500

Mesin B - = 3 3,33% (peringkat 3)


Rp 13.500

Rp 6.678
Mesin C = = 35,5% (peringkat 1)
Rp 18.800

3. Perbandingan dan rekomendasi


Mesin
Mesin A Mesin B C

245
Net Present Value Rp
Rp 2.067 Rp 2.329 4.579
(return minimum 15%)
Peringkat
3 2 1

Payback
2,93 tahun 3 tahun 2,82
Peringkat
2 3 tahun
Average return on total
assets
2 3
Peringkat 1
Peringkat investasi mesin dengan metoda payback dan average retum on tatal assets
adalah tidak benar karena tidak mempertimbangkan nilai waktu uang. Peringkat yang
benar ditunjukkan pada metoda net present value. Mesin C memiliki nilai investasi
yang terbaik dengan NPV yang significant. Peringkat menurut NPV sebaiknya
digunakan karena memperümbangkan nilai waktu uang, yaitu tingkat bunga.

KASUS 3 MANAKAH YANG SEBAIKNYA DIBLI? ALIRAN KAS BERUBAH


Jackson Manufacturing Company merencanakan membeli sebuah mesin bam untuk
salah satu departemen-departemen pabrik yang ada. Dua mesin yang bersifat bersaing
dari supplier yang berbeda sedang dalam pertimbangan. Data yang dapat dipercaya telah
disusun sebagai berikut:

Meän A

Laba tahunan sesudah penyusutan dan pajak Rp 26.563 Rp 26.563


penghasilan Rp 687 Rp 4.687
Tahun 1 1.687 3.687
2.687 2.C7
3.687 1.687
Tahun 4 4.689 689

Rp 13.437 Rp 13.437
Total 5
E.sümasi umur (tahun)
5
Esümasi nilai residu 30%
Estimasi tingkat pajak penghasilan 30%
ROR minimum yang diinginkan, 16%
Diminta:

246
1. Hitung aliran kas masuk bersih masing-masing mesin per tahun dan total.
2. Hitung nilai ekonomis atau nilai investasi dengan:
a. DCF, metoda net present value.
b. Metoda payback
c. Average retum on total invesünent
3. Susunlah evaluasi hasil-hasil tersebut.
JAWABAN (Estimasi waktu: Penyelesaian 45 menit dan diskusi 20 menit)
1. Aliran kas masuk
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Jumlah

Mesin A:
Laba bersih Rp 2.687 Rp 3.687 Rp 4.689
Rp687 Rp 1.687 Rp 13.437
Penyusutan 5.313 5.313 5.313 5.313 26.563

Aliran kas masuk Rp 6.000 Rp 7.000 Rp 8.000 Rp 9.000 Rp 10.000 Rp 40.000

Mesin A:
I.aba bersih Rp 4.687 Rp 3.687 Rp 2.687 Rp 1.687 Rp689 Rp 13.437
Penyusutan 5.313 5.313 5.313 5.313 5.311 26.563

Aliran kas masuk Rp 10.000 Rp 9.000 Rp 8.000 Rp 7.000 Rp 6.000 Rp 40.000

2. Ukuran nilai investasi


a. Discounted cash flow, metoda net present value:
Miran kas Aliran Present Jumlah
Tahun DF pada Present
kas
16% Jumlah value
masuk

1 0,862 Rp6.OOO Rp 5.172 Rp


10.000 Rp 8.620
2 0,743 5.201
9.000 6.687
3 0,641 8.000 5.128
8.00 5.128
4 0,552 9.000 4.968 0 3.864
7.00 2.856
5 0,476 10.000 4.760
0
6.000 Rp 27.155
Jumlah present value aliran kas masuk Rp 25.229
26.563
Aliran kas keluar (selalu pada present value) 26.563

Rp 592
Net Present Value (Rp 1.334)
b. Metodapaybæk

247
Mesin A Mesin B

Tahun 1 Rp 6.000 Rp 10.000


7.000 9.000
Tahun 3 8.000 7.563b
Tahun4 5.563a

Rp 26.563 Rp 26.563
a
Rp 5.563 : Rp 9.000 = 0,62 tahun. Payback period mesin A = 3,62 tahun.
b
Rp 7.563 : Rp 9.000 = 0,95 tahun. Payback period mesin B = 2,95 tahun.
c. Average return on total investment:
(Rp 40.000 : 5)
Mesin A
Rp 26.563
(Rp 40.000 : 5)

Rp 26.563

3. Evaluasi hasil analisis

MBin A

Net present value (Rp 1.334) Rp


Payback 3,62 tahun 592 2,95
Average return on total invesünent tahun
Investasi mesin A dan mesin B memiliki aliran kas keluar yang sarna dan jumlah
aliran kas masuk yang sama pula. Satu perbedaan yaitu bahwa aliran kas masuk
kedua mesin tersebut terbalik, mulai dari tahun pertama sampai dengan tahun ke
lima. Akibamya mesin B lebih menguntungkan karena mesin B memiliki aliran kas
yang lebih besar pada tahun-tahun pertama.
Metoda net present value menunjukkan bahwa mesin B lebih baik karena mesin B
dapat mencapai rate of return minimum yang diinginkan ( 16%) yang ditunjukkan
dengan net present value positifRp 592. Metoda payback memperkuat fakta bahwa
mesin B adalah lebih menguntungkan. Metoda average return on total investment
tidak menunjukkan perbedaan hasil antara kedua mesin tersebut.

KASUS4 KEPUTUSAN PENGELUARAN MODUL TENTANG DUA PROYEK BESAR

248
Big Manufacturing Company menggunakan program perencanaan dan pengendalian
laba komprehensif. Rencana strategis jangka panjang meliputi 10 tahun yang akan datang.
Setiap tahun rencana ini dievaluasi kembali; tahun paling awal dihapus dan ditambahkan
tahun terbaru dalam rencana jangka panjang tersebut. Rencana laba jangka pendek hanya
untuk satu tahun yang berakhir 31 Desember.
Budget pengeluaran modal merupakan elemen penting dalam perencanaan dan
pengendalian karena perusahaan tersebut selalu memiliki sejumlah proyek penggantian
dan perluasan. Dua proyek independen berikut ini diambil dari daftar proyek yang sedang
dipertimbangkan oleh manajemen. Untuk tujuan kasus ini, kedua proyek telah
disederhanakan.
Proyek A:
Perusahaan sedang mempertimbangkan pengeluaran modal untuk komputer besar
dengan nilai Rp 600.000. Komputer tersebut akan memberikan penghematan kas bersih
seüap tahun Rp 110.000. Komputer diperkirakan memiliki umur ekonomis 10 tahun, tanpa
nilai residu. Rate of retum minimum yang diinginkan (target) adalah 12%
Diminta:
1. Hitung payback period
2. Hitung net present value dan internal rate of retum.
3. Apakah perusahaan hams membeli komputer tersebut?
4. Apakah perusahaan harus komputer tersebut, jika umur ekonomis 7 tahun? Pmyek
B:
Perusahaan sedang mempertimbangkanproyekpengeluaran modal senilai Rp
15.000.000. Diperkirakan proyek tersebut akan memberikan pengematan biaya Rp 2.400
per tahun selama umur ekonomis 15 tahun, tanpa nilai residu. Rate ofretum minimum
yang diinginkan (target) adalah 12%.

Diminta:
1. Hitung net present value dan internal rate of return.
2. Proyekpesaingmemilikiumurekonomis 10tahundan target rate of return 12%. Hitung
net present value dan internal rate of return.
3. Apakah perusahaan menyemjui usulan pada buür 1 dan 2 tersebut?
JAWABAN (Estimasi waktu: Penyelesaian 60 menit dan diskusi 20 menit)
PROYEK A:
1. Payback period mesinA=Rp600 : Rp 110 = 5,45 tahun. Periode tersebut merupakan
55% dari umur ekonomis yang diharapkan.
2a. Net present value (n = 10; i = 12%; Tabel B)
Present value penghematan per tahun Rp 110 x 5,650 Rp 622
Initial cost (selalu pada PV)
249
Net present value

2b. Intemalrateofretum(n= 10; i=?; Tabel B)


Discount factor
Ii*at
bunga
5,216 14%
5,455
5,650 12%
0,239
Internal rate of return = 14% -

3. Sebaiknya perusahaan membeli komputer tersebut karena (a) net present value positif
Rp 22, (b) internal rate of return (12,90%) di atas di atas rate of return minimum yang
diinginkan ( 12%), dan payback 5 ,45 tahun (55% dari umur ekonomis yang
diperkirakan).
4. Payback period mesin A = Rp 600 : Rp 110 = 5,45 tahun. Periode tersebut merupakan
79% dari umur ekonomis yang diharapkan.
Present value penghematan per tahun Rp 110 x 4,564 Rp 502
Initial cost (selalu pada PV)

Net present value (Rp 98)

Internal rate of return (n = 7; i = ?; Tabel B)

Discount factor Tingkat bunga


5,206 8%
5,455
5,582 6%
0,249
Internal rate of return = 8% -
0,376

250
Sebaiknya perusahaan tidak membeli komputer tersebut karena (a) net present value
negatif Rp 98, (b) internal rate of return (6,68%) jauh di bawah rate of return minimum
yang diinginkan (12%), dan payback 5,45 tahun (79% dari umur ekonomis yang
diperkirakan).
PROYEK B:
la. Net present value (n = 15; i = 12%; Tabel B)
Present value penghematan per tahun Rp 2.400 x 6,811 Rp 16.346
Initial cost (selalu pada PV) 15.000
Net present value

1b. Internal rate of return (n = 15; i = Tabel B)


Discount Tingkat bunga
factor
6,142 14%
6,250
6,811 12%
0,108
Internal rate of return = 14%
0,669

2. Proyek pesaing
a. Net present value (n= 10; i = 12%; Tabel B):
Present value penghematan per tahun Rp 2.400 x 5,650 Rp
13.560
Initial cost (selalu pada PV) 15.000

Net present value (Rp 1.440)

1b. Internal rate of return (n = 10; i = ?; Tabel B)


Discount factor Tingkat bunga

6,145
6,250
6,710 8%
0,105
Internal rate of return = 10% -

251
0,565
3. Untuk permintaan 1, sebaiknya proyek disetujui karena (a) menghasilkan net present
value positifRp 1.346; artinya bahwa proyek tersebut dapat memberikan keuntungan
di atas rate ofreturn minimum yang diinginkan (12%) dan (b) memberikan internal
rate of return 13,67% di atas rate of return minimum (12%).
Untuk permintaan 2, sebaiknya proyek ditolak karena (a) menghasilkan net present
value negatifRp 1.440; artinya bahwa proyek tersebut tidak dapat memberikan rate of
return minimum yang diinginkan ( 12%) dan (b) hanya memberikan internal rate
ofreturn 9,63% di bawah rate of return minimum (12%).
KASUS 5 PERNGKAT EMPAT PROYEK PENGELUARAN MODAL
Manajemen eksekuüf dari Alaska-Canada Airlines sedang mengevaluasi empat
pengeluaran modal yang berbeda. Data (ringkasan) telah disusun dan diusulkan sebagai
berikut:

Biaya tunai Umur


Proyek
ekonomis Aliran kas masuk
(mesin
(tidak ada bersih per tahun
)
nilai residu) (sesudah pajak)

Rp 120.000 5 Rp 40.000
9.500 15 1.500
12.000 10 3.300
C 50.000 8 12.000
Rate of return minimum (target) yang diinginkan 14%

Diminta:
1. Buatlah empatperingkatproyekdengan menggunakan netpresent value danintemal rate
of return.
2. Jika proyek-proyek tersebut independen (mutually exclusive), proyek manakah yang
sebaiknya dimasukkan di dalam rencana jangka panjang.
3. Jikaperusahaan membatasi modal sampai dengan Rp 150.000, proyek-proyekmanakah
yang sebaiknya dimasukkan dalam rencana jangka panjang.
JAWABAN (Estimasi waktu: Penyelesaian 60 menit dan diskusi 20 menit)
1. Peringkat proyek
a. Net present value (gunakan tabel B):
Mesin A Mesin
D

252
Rp 40.000 x
PV aliran kas masuk per tahun: Rp 137.120
3,433 Rp
Mesin A (n = 5; i = 14%) Rp 1.500 x 6,142 Rp 9.212 Rp 55.668
Mesin B (n = 15; 14%) Rp 3.300 x 5,216 17.213
Mesin c (n = 10; i = 14%) Rp 12.000 x
Mesin D (n — - 8; i = 14%) 50.00
4,639 0
Aliran kas keluar:
120.000 9.500 12.000
Rp5.66
Net present value
Rp 17.320 (Rp 287) Rp5.213 8
Peringkat
1 4 3 2

b. Internal rate of return (gunakan tabel B):


Mesin A RP 120.000 : RP 40.000 =3,00 (carilah df pada n =
Mesin B 5) RP 9.500 : RP 1.500 = 6,333 (carilah df n = 15)
Mesin C RP 12.000 : RP 3.300 = 3,636 (carilah df n = 10)
Mesin D RP 50.000 : RP 12.000 = 4,167 (carilah df pada n =
8)
Internal rate of return mesin A (n = 5; i = ?; Tabel B)
Discount Tingkat bunga
factor
2,991
3,00
3,127
0,009
Internal rate of return = 20% - x 2% = (peringkat 2)
0,136

Internal rate of return mesin B(n = 5; i = ?; Tabel B)


Discount Tingkat bunga
factor
6,142 14%
6,333
6,811 12%
0,191
Internal rate of return = 10% - x 2% = 13,4% (peringkat 4)
0,669

Internal rate of return Mesin C (n = 10; i = ?; Tabel B)

253
Discount Tingkat bunga
factor
3,571 25%
3,636
3,682
0,065
Internal rate of retum = 25% - 24,41% (peringkat l)
0,111
Internal rate of return mesin D (n = 8; i= Tabel B)
Discount Tingkat bunga
factor
4,078 18%
4,167
4,344 16%
0,089
Internal rate of return = x 2% = 17,33% (peringkat 3) 0,266

Perbandingan hasil:
Net present
Peringkat proeyk Internal rate of return
value
Mesin A 1 2
Mesin B 4 4
Mesin C 3 1
mesin D 2 3
2. Jika proyek bersifat independen (mutually exclusive), maka semua proyek yang
memenuhi target rate ofreturn minimum dapat dimasukkan ke dalam rencanaj angka
panjang, yaitu proyek mesin A, C, dan D.
3. Jika budget pengeluaran modal terbatas Rp 150.000, sebaiknya dipilih proyek C (Rp
12.000) dan proyek A (Rp 120.000). Dana yang tidak digunakan sebesar Rp 18.000.
Pada kasus ini, pemilihan dengan menggunakan peringkat metoda IRR dianggap
lebih relevan; peringkat metoda NPV kurang relevan karena terdapat perbedaan umur
ekonomis, initial cost, dan aliran kas masuk yang cukup significant.

254

Anda mungkin juga menyukai