Anda di halaman 1dari 19

ANGGARAN PENGELUARAN MODAL

A. Pengertian
Pengeluaran Modal (capital expenditures atau capital budgeting) adalah penggunaan
dana (kas) untuk mendapatkan aktiva operasional yang akan membantu memperoleh
penghasilan atau mengurangi biaya – biaya di masa datang.
Persoalan utama di dalam perencanaan pengeluaran modal adalah persoalan untuk
menyakinkan bahwa perusahaan memiliki kapasitas untuk memproduksi barang dan jasa
yang diperlukan untuk memenuhi rencana penjualan produk atau jasa tersebut.
Sedangkan persoalan utama di dalam pengendalian pengeluaran modal adalah persoalan
untuk menyakinkan bahwa modal aktual telah sesuai dengan rencana – rencana
penjualan.

B. Fungsi Manajer Keuangan


Fungsi manajer keuangan dalam hubungannya dengan tujuan perusahaan dapat dibagi
menjadi 4 kelompok, yaitu:
a. Merencanakan jumlah kebutuhan modal (financial planning)
b. Melakukan pengelolaan investasi (investment management), dimana di dalamnya
termasuk pengambilan keputusan yang menyangkut pemilihan investasi (investment
decision), pemilihan sumber – sumber modal yang akan digunakan (financing
decision) dan penentuan kebijaksanaan tentang penggunaan keuntungan usaha
(earning decision)
c. Mengusahakan permodalan yang dibutuhkan serta memelihara likuiditas usaha.
d. Menyelenggarakan pengawasan keuangan, termasuk di dalamnya penyelenggaraan
pembukuan perusahaan.

C. Karakteristik Budget Pengeluaran Modal


Anggaran pengeluaran modal dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua), yaitu budget
pengeluaran modal besar (major capital expenditures) dan pengeluaran modal kecil
(minor capital expenditures).
 Pengeluaran modal besar
Meliputi waktu yang relatif panjang (lebih dari satu tahun) dan memerlukan dana
yang cukup besar, misalnya pembangunan gedung, pembelian mesin – mesin pabrik.
 Pengeluaran modal kecil
Meliputi penembahan – penambahan yang tidak memerlukan perencanaan rinci dan
waktu yang lama, misalnya perbaikan gedung, pembelian peralatan mesin dan lain –
lain.

D. Konsep Anggaran Pengeluaran Modal


Anggaran pengeluaran modal membantu dalam pengambilan keputusan untuk menolak
ataupun menerima sebuah usulan investasi. Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan
untuk menentukan penilaian suatu investasi.

Tahap 1:
Menentukan nilai investasi awal (initial outlays) dari investasi yang dilakukan, misalnya
harga beli mesin fotocopy Xerox.

Anggaran Pengeluaran Modal 62


Tahap 2:
Menentukan modal atau sumber dana yang akan digunakan. Dalam hal ini ada 3 (tiga)
alternatif, yaitu:
a. Modal sendiri seluruhnya.
b. Modal dari pihak lain (Bank dan lembaga keuangan lainnya) seluruhnya.
c. Sebagian modal sendiri dan sebagian dari pihak lain.

Tahap 3:
Memperkirakan pola arus kas dari investasi yang diusulkan.
Setiap arus pengeluaran modal atau yang dikenal dengan capital expenditure mempunyai
2 (dua) macam arus kas (cash flow), yaitu:
1. Arus Kas Masuk (cash in flow)
Merupakan sumber penerimaan tunai yang didapat dari hasil investasi. Dalam hal ini
penerimaan uang dan penerimaan lain yang mempunyai nilai uang tertentu.
a. Yang termasuk dalam penerimaan uang adalah penerimaan dari penjualan,
pembayaran piutang dang dan sebagainya.
b. Yang termasuk penerimaan lain yang, mengandung nilai uang adalah seperti
penerimaan melalui tambahan hutang dari pihak ketiga seperi bank, lembaga
keuangan lainnya, tambahan modal dari pemilik investasi, penjualan aset (aktiva
tetap) dan sebagainya.

2. Arus Kas Keluar (cas out flow)


Merupakan pengeluaran uang ataupun bentuk-bentuk pengorbanan lain yang
mempunyai nilai tertentu. Dalam arus kas keluar dikenal 2 (dua) istilah pengeluaran
berdasarkan waktu, yaitu:
a. Pengeluaran Modal (capital expenditure atau outlays)
Yaitu setiap pengeluaran tunai yang memberikan manfaat jangka panjang seperti
pembelian gedung untuk usaha menjalankan investasi ataupun pembelian aset
lainnya yang mengandung manfaat jangka panjang.
b. Biaya (revenue expenditure)
Yaitu setiap pengeluaran tunai yang diperhitungkan sebagai pengorbanan dalam
memperoleh penghasilan pada periode yang sedang berjalan, misalnya biaya
produksi dan biaya pemasaran.

Tahap 4:
Melakukan perhitungan arus kas masuk bersih (net inflow of cash) atau sering juga
disebut dengan Proceed.
Untuk menghitung Proceed dari laba akuntansi adalah sebagai berikut:
a. apabila usul investasi dibelanjai seluruhnya dengan modal sendiri, maka rumus yang
digunakan:

PROCEED = LABA SETELAH PAJAK + PENYUSUTAN

b. Apabila usul investasi dibelanjai dengan sebagian atau seluruhnya dengan modal
asing (hutang), maka rumus yang digunakan:

PROCEED & BUNGA = LABA SETELAH PAJAK + PENYUSUTAN +


(1 - PAJAK) BUNGA

Anggaran Pengeluaran Modal 63


Tahap 5:
Melakukan penilaian kelayakan investasi.

E. Metode – Metode Penilaian Kelayakn Investasi


Ada 4 (empat) metode yang secara umum dapat digunakan untuk mengukur nilai
ekonomis atau nilai investasi, yaitu:
 Metode Net Present Value (NPV)
Metode Net Present Value (NPV) adalah membandingkan nilai sekarang dari aliran
kas masuk bersih dengan nilai sekarang dari biaya pengeluaran bersih suatu proyek.
Selisih antara kedua jumlah nilai sekarang tersebut disebut net present value. Jadi net
present value adalah selisih antara nilai sekarang dari proceed dengan nilai sekarang
dari outlay. Untuk menggunakan metode ini diperlukan 3 (tiga) hal, yaitu aliran kas
keluar awal (initial cash outflow), aliran kas masuk bersih di masa yang akan datang
(future net cash inflows), dan rate of return minimum yang diinginkan.
Persyaratan:
1. Jika hasil perhitungan net present value adalah positif (favorable), berarti proyek
akan memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan rate of return
minimum yang diinginkan; proyek sebaiknya diterima.
2. Jika hasil perhitungan net present value adalah negatif (unfavorable), berarti
proyek akan memberikan hasil yang lebih rendah dibandingkan dengan rate of
return minimum yang diinginkan; proyek sebaiknya ditolak.

Nilai sisa / nilai residu akan mengurangi aktiva / investasi dan akan menambah
proceed pada akhir tahun.

Contoh:
1. Seorang pengusaha angkutan bus antar kota bermaksud akan menambah armada
kendaraannya dengan sebuah bus lagi mulai awal tahun 2002. Berikut ini adalah
beberapa informasi yang berhubungan dengan rencana penambahan sebuah bus
tersebut.
a. Harga sebuah bus lengkap (siap pakai) Rp 20.000.000.
b. Umur ekonomis diperkirakan 3 (tiga) tahun, dan pada akhir tahun ketiga
diperkirakan masih dapat dijual dengan harga Rp 2.000.000
c. Tahun pertama dan kedua, bus tersebut diperkirakan setiap tahunnya dapat
menghasilkan laba neto sesudah pajak sebesar Rp 3.500.000 dan pada tahun
ketiga diperkirakan dapat menghasilkan laba neto sesudah pajak sebesar
Rp 1.500.000.
d. Metode penyusutan yang dipergunakan adalah metode garis lurus.
e. Diskon faktor ditetapkan sebesar 20 %.

Dari data dan informasi di atas saudara diminta untuk menilai apakah usulan
atau rencana penambahan sebuah bus tersebut dapat dibenarkan atau tidak,
apabila digunakan metode Net Present Value.

Penyelesaian:
Capital Outlay = Rp 20.000.000
Umur Ekonomis= 3 tahun
Nilai sisa/residu = Rp 2.000.000

Anggaran Pengeluaran Modal 64


(Rp 20.000.000 - Rp 2.000.000)
Penyusutan = = Rp 6.000.000 / tahun
3 tahun

Proceed per tahun:


Tahun 1 = Rp 3.500.000 + Rp 6.000.000
= Rp 9.500.000
Tahun 2 = Rp 3.500.000 + Rp 6.000.000
= Rp 9.500.000
Tahun 3 = Rp 1.500.000 + Rp 6.000.000 + Rp 2.000.000 (nilai residu)
= Rp 9.500.000

Present value of proceed = Rp 9.500.000 x 2,106 = Rp 20.007.000


(PV of Proceed)

n=3 i = 20 %
Present value of Outlay = Rp 20.000.000 -
(PV of Outlay)
Net Present Value = Rp 7.000

Kesimpulan:
Dari hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa atas dasar tingkat bunga
20%, Present Value of Proceed lebih besar dari Present Value of Outlay, yang
berarti Net Present Value-nya positif, sehingga investasi tersebut sebaiknya
dilaksanakan.

2. Diketahui data sebagai berikut:


Mesin A Mesin B
Umur ekonomis (tanpa nilai residu) 10 tahun 12 tahun
Aliran kas keluar awal Rp 11.000 Rp 15.000
Rata – rata aliran kas masuk bersih per tahun Rp 2.750 Rp 2.750
Rate of return yang diinginkan 15 % 15 %

Penyelesaian:

Mesin A
Present value of proceed = Rp 2.750 x 5,019 = Rp 13.802,25
(PV of Proceed)

n = 10 i = 15 %

Present value of outlay = Rp 11.000 -


(PV of Outlay)
Net Present Value (NPV) = Rp 2.802,25

Anggaran Pengeluaran Modal 65


Mesin B
Present value of proceed = Rp 2.750 x 5,421 = Rp 14.907,75
(PV of Proceed)

n = 12 i = 15 %

Present value of outlay = Rp 15.000 -


(PV of Outlay)
Net Present Value (NPV) = (Rp 92,25)

Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa peringkat mesin A di atas mesin
B, karena mesin A memiliki net persent value yang lebih tinggi dari pada mesin
B.

 Metode Internal Rate of Return (IRR)


Internal Rate of Return (tingkat bunga) merupakan tingkat bunga yang dapat
menyamakan antara present value dari semua aliran kas masuk dengan aliran kas
keluar dari suatu proyek. Ada 2 (dua) hal yang perlu diperhitungkan dalam internal
rate of return, yaitu aliran kas masuk bersih sama untuk setiap periode dan aliran kas
masuk bersih yang tidak sama untuk dua periode atau lebih.
Persyaratan:
1. Jika IRR > r, maka usulan investasi diterima.
2. Jika IRR < r, maka usulan investasi ditolak.

Contoh:
1. Apabila proceed atau aliran kas masuk bersih sama untuk setiap periode.
Mesin A Mesin B
Umur ekonomis 10 tahun 12 tahun
Aliran kas keluar awal / investasi Rp 11.000 Rp 15.000
Rata – rata aliran kas masuk bersih per tahun / Rp 2.750 Rp 2.750
proceed

Langkah 1:
Hitung factor anuitet yang dapat ditemukan pada tabel present value dengan
rumus dan perhitungan sebagai berikut:

Aliran kas keluar untuk investasi


= Faktor internal rate of return
Rata – rata aliran kas masuk bersih

Rp 11.000
Mesin A = = 4,0 untuk 10 tahun
Rp 2.750

Rp 15.000
Mesin B = = 5,455 untuk 12 tahun
Rp 2.750

Langkah 2:
Anggaran Pengeluaran Modal 66
Untuk mesin A, gunakan tabel Present Value Of An Annuity Of Rp 1,- atau
table A - 2 dan lihat baris n = 10. Carilah discount faktor yang mendekati 4,0.
Pada kasus ini 4,0 berada diantara 21% (4,054) dengan 22% (3,923). Dari angka
tersebut dapat dipastikan bahwa rate of return yang sebenarnya berada antara
21% dan 22%.

Langkah 3:
Untuk memperoleh rate of return yang tepat untuk mesin A, gunakan interpolasi
linear antara 21 % dan 22 % dengan cara sebagai berikut :

22 % 3,923
0,077
? 4,000 0,131

21 % 4,054

0,077
IRR = 22 % - x 1%
0,131

IRR = 22 % - 0,588 %
IRR = 21,412 % (rate of retur yang sebenarnya)

Lakukan cara yang sama untuk menentukan IRR mesin B.

2. Apabila proceed atau aliran kas masuk bersih tidak sama setiap periode.
Mesin X
Umur ekonomis 5 tahun
Aliran kas masuk awal / investasi Rp 15.000
Aliran kas masuk bersih / proceed:
Tahun 1 Rp 5.050
Tahun 2 Rp 4.550
Tahun 3 Rp 4.050
Tahun 4 Rp 3.550
Tahun 5 Rp 3.050
Perhitungan internal rate of return untuk kasus aliran kas masuk yang tidak sama
atau proceed yang tidak sama setiap periode lebih rumit karena harus
menggunkan cara trial and erros.
Langkah 1:
Tentukan rate dengan rumus dan perhitungan sebagai berikut:

(Rata – rata aliran kas) - (Penyusutan)


Discount rate =
Rata – rata investasi

(Rp 20.250 : 5) - (Rp 3.000 )


Discount rate = = 14 %
(Rp 15.000 : 2 )

Langkah 2 :
Anggaran Pengeluaran Modal 67
Dengan rate 14% yang ditentukan pada langkah 1, gunakan tabel Present Value
Of Rp 1,- atau tabel A–1 untuk menghitung present value aliran kas masuk dan
kemudian jumlahkan.
Tahun Proceed Discount Faktor Present Value
1 Rp 5.050 0,877 Rp 4.429
2 Rp 4.550 0,769 Rp 3.499
3 Rp 4.050 0,675 Rp 2.734
4 Rp 3.550 0,592 Rp 2.102
5 Rp 3.050 0,519 Rp 1.583
PV of Proceed Rp 14.302
PV of Outlay Rp 15.000
NPV ( Rp 698 )
Dari hasil perhitungan di atas kita dapatkan NPV negatif ( Rp 698 ). Kemudian
tentukan rate yang lain agar menghasilkan NPV yang positif, misalnya 10%.
Tahun Proceed Discount Faktor Present Value
1 Rp 5.050 0,909 Rp 4.590
2 Rp 4.550 0,826 Rp 3.758
3 Rp 4.050 0,751 Rp 3.042
4 Rp 3.550 0,683 Rp 2.425
5 Rp 3.050 0,621 Rp 1.894
PV of Proceed Rp 15.709
PV of Outlay Rp 15.000
NPV Rp 709

Langkah 3 :
Lakukan interpolasi dengan rumus sebagai berikut :

P2 - P1 Keterangan :
r = P1 - C1 r = internal rate of return
C2 - C1 P1 = tingkat bunga ke-1
P2 = tingkat bunga ke-2
C1 = NPV ke-1
C2 = NPV ke-2

P1 = 10 %
P2 = 14 %
C1 = Rp 709
C2 = - Rp 698

14 % - 10 %
r = 10 % - Rp 709
- Rp 698 - Rp 709

4%
r = 10 % - Rp 709
- Rp 1.407

Rp 709
Anggaran Pengeluaran Modal 68
r = 10 % + x 4%
Rp 1.407

r = 10 % + 2,02 %
r = 12,02 %

 Metode Payback Period


Metode payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup
kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan “proceed” atau aliran kas
masuk (net inflow in cash). Payback Period dari suatu investasi menggambarkan
panjangnya waktu yang diperlukan agar dana yang tertanam pada suatu investasi
dapat diperoleh kembali seluruhnya.
Persyaratan:
1. Jika payback period dari suatu investasi yang diusulkan lebih pendek dari pada
periode payback maksimum, maka usul investasi tersebut dapat diterima.
2. Jika payback period lebih panjang dari pada periode payback maksimum, maka
usul investasi tersebut seharusnya ditolak.

Rumus:

Investasi kas bersih


Payback Period (tahun) =
Aliran kas masuk bersih tahunan

Contoh:
1. PT. SETIA KAWAN merencanakan membeli sebuah mesin baru untuk
melengkapi pabriknya. Harga sebuah mesin sebesar Rp 60.000.000,-. Umur
mesin tersebut selama 4 tahun. Aliran kas masuk bersih pertahun (proceed)
adalah Rp 20.000.000,-. Metode penyusutan yang digunakan adalah metode
garis lurus. Pajak sebesar 20% dan Discount rate sebesar 15%.
Dari data di atas, saudara diminta untuk menghitung besarnya Payback Period.

Penyelesaian:

Rp 60.000.000
Payback Period = = 3 tahun
Rp 20.000.000

b. Diketahui data dari perusahaan Mahameru sebagai berikut:


Anggaran Pengeluaran Modal 69
Mesin A Mesin B
Harga Rp 3.000.000 Rp 3.000.000
Umur ekonomis 5 tahun 5 tahun
Nilai sisa Rp 500.000 Rp 500.000
Laba sesudah pajak:
Tahun I Rp 500.000 Rp 500.000
Tahun II Rp 750.000 Rp 1.000.000
Tahun III Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
Tahun IV Rp 1.250.000 Rp 1.000.000
Tahun V Rp 1.500.000 Rp 1.000.000
Pajak 45 % 45 %

Dari data di atas saudara diminta untuk memilih mesin yang paling
menguntungkan dengan menggunakan metode payback period.

Penyelesaian:

Penyusutan:

Rp 3.000.000 - Rp 500.000
Mesin A = = Rp 500.000,-/ tahun
5

Rp 3.000.000 - Rp 500.000
Mesin B = = Rp 500.000,-/ tahun
5

Proceed per tahun mesin A:


Mesin A
Tahun
EAT Penyusutan Proceed
Tahun I Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 1.000.000
Tahun II Rp 750.000 Rp 500.000 Rp 1.250.000
Tahun III Rp 1.000.000 Rp 500.000 Rp 1.500.000
Tahun IV Rp 1.250.000 Rp 500.000 Rp 1.750.000
Tahun V Rp 1.500.000 Rp 500.000 + Rp 2.500.000
Rp 500.000 (Nilai Sisa)

Mesin B
Tahun
EAT Penyusutan Proceed
Tahun I Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 1.000.000
Tahun II Rp 1.000.000 Rp 500.000 Rp 1.500.000
Tahun III Rp 1.000.000 Rp 500.000 Rp 1.500.000
Tahun IV Rp 1.000.000 Rp 500.000 Rp 1.500.000
Tahun V Rp 1.000.000 Rp 500.000 + Rp 2.500.000
Rp 500.000 (Nilai Sisa)

Mesin A:

Anggaran Pengeluaran Modal 70


Investasi = Rp 3.000.000
Proceed tahun I = Rp 1.000.000
Sisa Investasi = Rp 2.000.000
Proceed tahun II = Rp 1.250.000
Sisa Investasi = Rp 750.000

Rp 750.000
Tahun III = x 12 bulan = 6 bulan
Rp 1.500.000

Payback Period = 2 tahun 6 bulan

Mesin B:
Investasi = Rp 3.000.000
Proceed tahun I = Rp 1.000.000
Sisa Investasi = Rp 2.000.000
Proceed tahun II = Rp 1.500.000
Sisa Investasi = Rp 500.000

Rp 500.000
Tahun III = x 12 bulan = 4 bulan
Rp 1.500.000

Payback Period = 2 tahun 4 bulan

Berdasarkan metode Payback period, lebih baik memilih mesin B.

 Metode Accounting Rate of Return (ARR)


Metode Accounting Rate of Return atau Average Rate of Return adalah metode yang
mendasarkan pada keuntungan yang dilaporkan dalam buku yang menunjukkan
persentase keuntungan bersih setelah pajak dihitung dari rata-rata investasi.
Persyaratan:
1. Jika ARR lebih besar dari minimum ARR yang ditetapkan oleh manajemen,
maka usul investasi diterima.
2. Jika ARR lebih kecil dari minimum ARR yang ditetapkan oleh manajemen,
maka usul investasi ditolak.

Rumus:

EAT Rata-rata
ARR = x 100 %
Investasi Rata-rata

Contoh:
Anggaran Pengeluaran Modal 71
PT. SENTOSA yang baru berdiri memerlukan investasi sebesar Rp 33.000.000. Rate
of retun yang diinginkan sebesar 12%. Keuntungan bersih setelah pajak adalah
sebagai berikut:
Tahun 2018 Rp 1.081.283
Tahun 2019 Rp 2.835.872
Tahun 2020 Rp 2.285.064
Tahun 2021 Rp 1.454.850
Tahun 2022 Rp 19.800

Dari data di atas, saudara diminta untuk menghitung besarnya ARR.

Penyelesaian:

Rp 1.535.374
ARR = x 100 % = 9,31 %
Rp 16.500.000

Kesimpulan:
Usul investasi ditolak, karena ARR 9,31 % lebih kecil dari Rate of Return sebesar
12 %.

Latihan:
Anggaran Pengeluaran Modal 72
1. Budi akan melakukan suatu investasi senilai Rp 10.000.000,-. Usia ekonomis investasi
tersebut 3 tahun. Pada akhir tahun ketiga, diperkirakan investasi itu mempunyai nilai sisa
Rp 1.000.000,-. Tahun pertama dan kedua diperkirakan bisa memperoleh laba bersih
sebelum pajak per tahun Rp 2.500.000,-. Pada tahun ketiga diperkirakan bisa
menghasilkan keuntungan bersih sebelum pajak Rp 1.500.000,-. Penyusutan
menggunakan metoda garis lurus. Tingkat bunga yang dianggap relevan 20%. Pajak
sebesar 10%.
Hitunglah Net Present Value investasi tersebut.
Apakah investasi tersebut sebaiknya diterima?

2. Diketahui data perencanaan yang tersedia sebagai berikut:


a. Harga mesin terpasang Rp 2.000.000,- dengan usia ekonomis 8 tahun tanpa nilai
residu.
b. Rencana penjualan sesuai dengan kapasitas produksi sebesar 30.000 satuan dengan
harga jual Rp 50 per satuan.
c. Rencana biaya:
- 40 % biaya variabel dari nilai jual.
- 20 % biaya tetap, belum terhitung biaya penyusutan dengan metode garis lurus.
d. Pembelanjaan mesin yang 50 % berasal dari pinjaman jangka panjang dengan bunga
10 % setahun jangka waktu 8 tahun.
e. Pajak keuntungan 20 %.
f. Diskon faktor 15 %.

Dari data di atas saudara diminta untuk:


a. Menghitung Capital Outlay dan Net Cash Proceeds tiap tahunnya.
b. Menentukan Payback Period investasi mesin tersebut.
c. Net Present Value.
d. IRR.
e. Apabila pembelian mesin seluruhnya berasal dari modal sendiri. Hitunglah NPVnya?

3. Perusahaan PT. KUMBOKARNO sedang mempertimbangkan investasi sebuah mesin


seharga Rp 100.000,-. Mesin ditaksir berumur 5 tahun tanpa nilai residu/nilai sisa. Mesin
disusut dengan metode garis lurus. Produksi dan penjualan selama 5 (lima) tahun masing-
masing:
Tahun 1 = 5 unit
Tahun 2 = 8 unit
Tahun 3 = 12 unit
Tahun 4 = 10 unit
Tahun 5 = 6 unit
Harga jual per unit untuk tahun pertama sebesar Rp 20.000,- dan diharapkan untuk tahun
berikutnya naik setiap tahun sebesar 2 %.
Harga pokok produk tunai per unit sebesar Rp 10.000,- untuk tahun pertama dan tiap
tahun diperkirakan naik 10 %.
Pajak penghasilan 40 % dan cost of capital 15 %.
Investasi seluruhnya dibiayai dengan modal sendiri.
Dengan menggunakan metode Net Present Value, apakah usulan investasi tersebut dapat
disetujui?

Anggaran Pengeluaran Modal 73


4. PT. Rajawali hingga sekarang ini, untuk surat dan arsip lainnya diperbanyak dengan
mempergunakan jasa fotokopi dari luar seharga Rp 60,- per kopi. Karena keperluan
fotokopi makin meningkat, maka Direktur PT. Rajawali memikirkan tiga alternatif, yaitu:
Alternatif 1. Tetap memfotokopi di luar.
Alternatif 2. Menyewa mesin fotokopi.
Alternatif 3. Membeli mesin fotokopi.
Keperluan 4 (empat) tahun yang akan datang ditaksir sebagai berikut:
Tahun 1 sebanyak 65.000 kopi.
Tahun 2 sebanyak 70.000 kopi.
Tahun 3 sebanyak 80.000 kopi
Tahun 4 sebanyak 90.000 kopi.
Dari dealer mesin fotokopi diperoleh keterangan:
a. Apabila menyewa mesin fotokopi biaya tahun 1 sebesar Rp 500.000,- ditambah Rp
40 per kopi, dan biaya tahun 2, 3 dan 4 masing-masing Rp 50,- per kopi.
b. Apabila membeli mesin fotokopi, maka pada awal tahun (tahun 0) diperlukan dana
sebesar Rp 300.000,-. Umur ekonomis mesin ditaksir 4 tahun tanpa nilai residu.
Selanjutnya biaya tahun 1 dan 2 masing-masing Rp 100.000,- ditambah Rp 20,- per
kopi. Biaya tahun 3 dan 4 masing-masing Rp 200.000,- ditambah Rp 20,- per kopi.
Cost of Capital sebesar 20 %.

Dari ketiga alternatif tersebut, pilihlah alternatif yang paling baik.

5. Pimpinan perusahaan “ Rajawali “ sedang mempertimbangkan suatu usul investasi


sebesar Rp 100.000.000,- yang mempunyai usia ekonomis 5 tahun, dimana pada akhir
tahun proyek dianggap tidak mempunyai nilai residu.
Metode depresiasi yang digunanakan adalah metode garis lurus. Dari proyek tersebut
diperkirakan perusahaan selama umur proyek akan mendapatkan laba neto seteah pajak
setiap tahunnya sebagai berikut:
Tahun Estimasi Laba Neto Setelah Pajak
1 Rp 15.000.000,-
2 Rp 20.000.000,-
3 Rp 25.000.000,-
4 Rp 25.000.000,-
5 Rp 20.000.000,-

Discount rate ditetapkan sebesar 20 %. Perusahaan juga telah menetapkan maksimum


payback period selama 3 tahun.
Dari data di atas saudara diminta untuk menentukan apakah usul investasi tersebut
diterima atau ditolak beserta alasannya, apabila didasarkan pada criteria investasi:
a. Payback period
b. Ner Present Value
c. Internal Rate of Return

Anggaran Pengeluaran Modal 74


Jawaban:
1. ………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Proceed per tahun:
Tahun EBT Pajak EAT Penyusutan Nilai Sisa Proceed
Thn. 1
Thn. 2
Thn. 3

………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

2. ………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Anggaran Pengeluaran Modal 75
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Anggaran Pengeluaran Modal 76
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

3. ………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Keterangan Tahun 1 Tahin 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

1. Penjualan
a. Dalam unit
b. Harga per unit
c. Dalam Rp (1.a x 1.b)
2. Harga Pokok
a. Per unit
b. Dalam Rp (1.a x 2.a)
3. Laba Kotor (1.c – 2.b)
4. Penyusutan
5. Laba (3 – 4)
6. Pajak 40%
7. Laba Bersih

………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

Anggaran Pengeluaran Modal 77


………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

4. Perhitungan alternatif 1 (memfotolopi dari luar)


………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Perhitungan alternatif 2 (menyewa mesin foto kopi)
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Perhitungan alternatif 3 (membeli mesin foto kopi)
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

5. ………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Anggaran Pengeluaran Modal 78
a. Payback Period
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

b. Net Present Value (NPV)


…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

c. Internal Rate of Return (IRR)


…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Anggaran Pengeluaran Modal 79
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

Anggaran Pengeluaran Modal 80

Anda mungkin juga menyukai