Anda di halaman 1dari 8

YAYASAN PANGUDI LUHUR

SMP PANGUDI LUHUR AMBARAWA


TERAKREDITASI “A”
Jalan Mgr. A. Sugiyapranata SJ. No. 191, Telp./Fax. (0298) 591328/595094
Ambarawa – 50614

UJIAN PRAKTIK BAHASA INDONESIA


TAHUN AJARAN 2020/2021

Menulis Teks Cerita Pendek


Hari, tanggal: Selasa, 9 Maret 2021

1. Kompetensi Dasar
Mengungkapkan pengalaman dan gagasan dalam bentuk cerita pendek
dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaaan
2. Materi
Teks Cerita Pendek
3. Jenis Kegiatan
Keterampilan menulis:
Menulis teks cerita pendek sesuai struktur dan kaidah kebahasaan
4. Bentuk Tagihan
Produk berupa teks cerita pendek
5. Penilaian
a. kesesuaian isi dengan tema
b. kesesuaian teks cerpen dengan struktur dan kaidah kebahasaan
c. penggunaan ejaan dan tanda baca
d. format kerapian tulisan
6. Waktu Pengumpulan
Selasa, 9 Maret 2021
7. Rubrik Penilaian
No. Unsur yang dinilai Skor maksimal
1. Kesesuaian isi dengan tema 10
2. Kesesuaian dengan struktur dan kaidah 60
kebahasaan
3. Ejaan dan tanda baca 20
4. Format dan kerapian tulisan 10
100

Ambarawa, 8 Februari 2021

Kepala Sekolah, Pengampu,

Br. Andrias Djoko Purnomo FIC, S.Pd. Drs. Nikolas Sukarman

Panduan Ujian Praktik Bahasa Indonesia 2: Menulis Teks Cerita Pendek 1


YAYASAN PANGUDI LUHUR
SMP PANGUDI LUHUR AMBARAWA
TERAKREDITASI “A”
Jalan Mgr. A. Sugiyapranata SJ. No. 191, Telp./Fax. (0298) 591328/595094
Ambarawa – 50614

UJIAN PRAKTIK BAHASA INDONESIA


TAHUN AJARAN 2020/2021

Menulis Teks Cerita Pendek


Hari, tanggal: Selasa, 9 Maret 2021

FORMAT PENULISAN

1. Tema cerpen: bebas


2. Identitas ditulis pada
a. baris 1 : Nama peserta ujian:
Alexandra Virginitta Santoso (contoh)
b. baris 2 : Kelas dan nomor:
IXG/31 (contoh)
3. Judul ditulis dengan huruf kapital semua pada baris ke-4:
GELISAH DI HATI NANA
4. Naskah teks cerpen ditulis mulai pada baris-6 (orientasi)
5. Naskah cerpen harus orisinal/ asli buatan sendiri,
bukan hasil plagiat.
6. Naskah ditulis tangan secara rapi.
7. Naskah ditulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
8. Naskah ditulis pada kertas dobel folio garis 70 gram
dengan ketentuan margin:
a. atas : margin kertas
b. kiri : 2,5 cm
c. kanan : 2 cm
d. bawah : margin kertas
7. Setiap pergantian bagian diberi selang 1 baris
8. Tidak ada coretan dan penggunaan label
9. Pengerjaan tugas bisa dilakukan mulai hari ini dan konsultasi
dengan guru mata pelajaran dapat dilakukan setiap saat.
10. Naskah dikumpulkan melalui classroom dan room bahasa
Indonesia email sesuai waktu yang ditentukan: Selasa,
9 Maret 2021

Panduan Ujian Praktik Bahasa Indonesia 2: Menulis Teks Cerita Pendek 2


YAYASAN PANGUDI LUHUR
SMP PANGUDI LUHUR AMBARAWA
TERAKREDITASI “A”
Jalan Mgr. A. Sugiyapranata SJ. No. 191, Telp./Fax. (0298) 591328/595094
Ambarawa – 50614

UJIAN PRAKTIK BAHASA INDONESIA


TAHUN AJARAN 2020/2021

Menulis Teks Cerita Pendek


Hari, tanggal: Selasa, 9 Maret 2021

Nama : Alexandra Virginitta Santoso


Kelas/ nomor : IXG/31

GELISAH DI HATI NANA


Orientasi
Udara sangat cerah, secerah wajah Nana yang hari itu mulai
menyandang status sebagai siswa SMP Pangudi Luhur
Ambarawa. Dikenakannya seragam putih biru, lengkap dengan
dasi dan topi. Ditentengnya tas baru berwarna pink
kesukaannya. Dengan mata berbinar diciumnya tangan ayah dan
ibunya. Dia memohon doa dan restu untuk perjalanan hidupnya
hari ini. Dia berpamitan, selayaknya anak sekolah yang tahu
sopan santun.
Halaman sekolah sudah dipadati siswa baru yang masih
malu-malu untuk memasuki halaman dalam sekolah. Tampak
para pengurus OSIS sibuk mengajak adik-adiknya masuk.
Akhirnya, mereka masuk dengan suara riuh, khas celoteh anak-
anak memasuki suasana dan lingkungan baru. Mereka
berhamburan menuju ke kelas masing-masing sesuai dengan
daftar kelas yang terpajang pada papan pengumuman sekolah.
Lembaran baru mulai dibuka. Hari pertama dijalaninya
dengan perasaan yang tidak menentu. Setiap guru yang masuk
tampil secara berbeda. Tetapi yang pasti, suasananya mulai cair
setelah mereka berkenalan satu sama lain, termasuk dengan wali
kelas dan para guru yang masuk ke kelas mereka hari itu.

Komplikasi
Tiba-tiba Nana tersentak. Ada satu teman yang belakangan
diketahui bernama Linda, mengatakan bahwa dirinya sangat
norak dan kampungan. Nana tidak tahu persis alasan Linda
mengatakan hal itu.Seketika suasana berubah. Keceriaan Nana
seolah hilang ditelan luasnya lingkungan sekolah barunya.
Teman sebangkunya, Risma mengingatkan Nana agar dia
mengabaikan ucapan teman barunya. Namun, ternyata tidak
mudah hal itu dilakukan Nana.
Panduan Ujian Praktik Bahasa Indonesia 2: Menulis Teks Cerita Pendek 3
Perasaan itu dibawanya pulang. Kedua orangtuanya kaget
dengan hilangnya keceriaan putri semata wayangnya. Nana
langsung melempar tas dan menelungkupkan diri di kamarnya
tanpa melepas seragamnya. Sapaan kedua orang tuanya
berjawab tangis. Dia tidak mengatakan sesuatu, takut menjadi
pikiran bapak dan ibunya. Sore hari dia baru keluar untuk bersih
diri dan makan malam.
Sore hari itu hampir tidak ada pembicaraan di antara mereka.
Suasana rumah yang hanya dihuni 3 orang, terasa begitu sunyi.
Tidak ada tanda-tanda kehidupan yang dinamis dan bergairah.
Masing-masing sibuk dengan perasaan dan pikirannya. Malam
kian larut dan menenggelamkan semua penghuni rumah itu
dalam mimpinya masing-masing.
Tanda kehidupan mulai menggeliat manakala sang surya
mulai mengeluarkan semburat merah di ufuk timur. Nana
kembali bersiap menapaki hari ini dengan sisa-sisa keceriaannya.
Dia tidak ingin membuat orang tuanya khawatir. Diyakinkannya
mereka dengan senyum yang mengembang.
“Hai, Na….,” sapa Risma, saat Nana berjalan menuju gerbang
utama sekolah.
“Hai, Ris,” jawab Nana pendek.
“Jangan murung dong. Tersenyumlah biar kamu tampak lebih
cantik,” goda Risma sambil menggandeng lengan temannya.
Nana mencoba mengembangkan bibirnya, memberi senyum
yang sulit ditebak maknanya. Risma cukup puas dengan
senyuman itu, meskipun di benaknya terus berkecamuk berbagai
pertanyaan.
“Na, …,” panggil Risma,”lihat tuh si Linda. Kamu gak usah
takut. Aku teman barumu yang akan selalu menemanimu.”
“Terima kasih, ya Ris,” jawab Nana sambil memegang erat
tangan Risma.

Evaluasi
Linda dan teman-temannya lewat di depan mereka. Dengan
sikap jumawa dan laga seorang jagoan, Linda menyenggol tubuh
Nana. Nana terhuyung hampir jatuh, kepalanya membentur
tembok. Untung tubuh Risma berhasil menopangnya. Emosinya
meledak. Wajahnya merah padam. Ingin rasanya dia mencabik-
cabik wajah temannya yang sangat pongah. Dikepalkannya
tangannya, menahan dorongan yang eksplosif dari dari dadanya.
Ditariknya nafas sedalam-dalamnya untuk mengendalikan
perasannya. Tatapan matanya mulai meredup, mulutnya
mengatup, dan giginya menggeletuk.
Nana tidak dapat menemukan alasan munculnya perasaan itu
pada diri Linda. Mereka sama-sama siswa baru. Bahkan mereka
baru saja kenal di dalam kelas pada hari pertama mereka masuk.
Sejurus lamanya Nana terpaku. Risma segera menggamit
tangannya dan mengajaknya memasuki kelas. Dia mencoba
Panduan Ujian Praktik Bahasa Indonesia 2: Menulis Teks Cerita Pendek 4
tersenyum, meski terasa sangat dipaksakan. Detik demi detik
terasa begitu lamban, seolah tak beranjak dari posisi semula.
“Ah, … hari yang melelahkan,” keluhnya saat keluar
meninggalkan gerbang sekolah. Dengan langkah tergesa
diayunkannya langkah meninggalkan keriuhan saat jam pulang
sekolah.
Evaluasi
Senja temaram, menemani kegelisahan hati Nana. Dia mulai
berpikir untuk menyelesaikan persoalannya tanpa melibatkan
kedua orang tuanya. Meski secara jujur harus diakuinya, apa
yang harus dia lakukan. Muncul berbagai pilihan, namun
semuanya menghadirkan kekhawatiran, bahkan ketakutan.
Memang, selain Risma, tidak ada yang tahu apa yang terjadi
dengan dirinya. Dia bersyukur bahwa Tuhan mengutus teman
sebaik Risma. Angin semilir yang berembus di antara celah
dedaunan menjadikan emosina lerem. Pikiran jernihnya muncul.
Persis pikiran seorang Nana dalam dalam situasi normal.
Direbahkannya badannya di pembaringan, dilepaskannya
segalanya dan malam merangkulnya dalam tidur yang lelap.
Celoteh burung kenari membuatnya terjaga. Dihirupnya
udara segar yang masuh lewat celah jendela. Bergegas dia turun
dan menyambar handuk untuk menyegarkan diri.
Setelah sarapan dan berpamitan, dia berangkat ke sekolah.
Wajahnya seceria hari itu.
Risma terheran dengan penampilan Nana pagi itu. Ada
sesuatu yang lain, yang kontradiktif dengan pemandangan sehari
sebelumnya. Namun disimpannya keheranan itu.
“Hai, Ris…,” sapa Nana dengan senyum mengembang.
“Hai, Na…,” balas Risma dengan senyum yang tak kalah
ramah. Mereka menghambur dan berbaur di antara kerumunan
siswa lain.

Resolusi
Dengan sigap, Nana segera menghampiri Linda yang
kebetulan duduk sendiri. Linda kaget saat Nana menegurnya.
Dengan gugup Linda membalas sapaan Nana. Di luar
dugaannya, Nana menghampirinya dan menyapanya. Sikapnya
lebih gugup lagi karena Risma berdiri di belakang Nana.
“Maafkan aku, ya Na,” kata Linda seraya mengulurkan
tangannya. Nana menyambutnya dengan hangat.
“Tidak ada yang perlu dimaafkan, Lin. Kita kan teman. Kita
berjuang bersama di sekolah ini,” jawab Nana dengan mata
berbinar.
“Ya, Na. Saya mengaku salah. Maafkan sikapku selama ini,”
tambah Linda dengan tatapan sendu.
Nana hanya tersenyum, senyum yang cukup untuk mewakili
jawabannya.

Panduan Ujian Praktik Bahasa Indonesia 2: Menulis Teks Cerita Pendek 5


Hari ini terasa semakin cerah. Segala kekhawatiran Nana
semalam sirna. Tekadnya untuk menyelesaikan masalah secara
mandiri akhirnya terjadi juga.

Koda
Terima kasih Tuhan, bisiknya lirih. Nana sungguh menikmati
hari ini dalam aura persahabatan yang hangat dengan Linda dan
Risma. Keduanya memetik pelajaran berharga atas situasi ini,
bahwa persahabatan membutuhkan ketulusan agar tidak saling
menyakiti dan menorehkan luka. Sikap pongah dan jumawa
ternyata tidak mendukung sikap persahabatan. Dan hari-hari
berlalu dengan indahnya bersama teman-teman yang saling
mendukung. Manisnya sebuah persahabatan.***

Panduan Ujian Praktik Bahasa Indonesia 2: Menulis Teks Cerita Pendek 6


Panduan Ujian Praktik Bahasa Indonesia 2: Menulis Teks Cerita Pendek 7
Panduan Ujian Praktik Bahasa Indonesia 2: Menulis Teks Cerita Pendek 8

Anda mungkin juga menyukai