Konsep time value of money atau nilai waktu uang merupakan pemikiran yang
didasarkan atas perhitungan bahwa nilai uang pada waktu yang akan datang tidak sama
dengan nilai uang pada saat sekarang.
Hal ini dikarenakan nilai uang pada saat ini dinilai lebih tinggi daripada nilai
uang pada beberapa tahun yang akan datang. Sebab dengan uang yang ada saat ini
dimungkinkan untuk menerima kompensasi / tambahan pembayaran dimasa yang akan
datang. Kompensasi inilah yang seringkali disebut bunga.
Dalam pembahasan time value of money ada dua konsep:
1. Nilai majemuk / Compound value
Adalah penjumlahan dari uang pada permulaan periode atau jumlah modal pokok
dengan jumlah bunga yang diperoleh selama periode tertentu.
Secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut:
Vn = P + I
= P + (P x i )
= P (1 + i)
Atau secara umum ditulis : Vn = P ( 1 + i )n
Dimana :
P = Jumlah uang pada awal periode atau modal pokok
i = Tingkat suku bunga
I = Jumlah bunga dalam rupiah yang diperoleh selama periode tertentu
Vn = Jumlah uang pada akhir periode tertentu (V ke n)
Pada beberapa literature telah dibuat sebuah table Interest Factor dari berbagai
tingkat bunga dan berbagai tingkatan periode. Dengan menggunakan tasbel tersebut
akan sangat mudah bagi kita untuk menghitung jumlah pada akhir suatu periode
tertentu, yaitu dengan mengalikan jumlah uang pada awal periode (P) dengan
interest factor (IF) yang terdapat dalam table tersebut sehingga:
Vn = P (IF)
Pada dasarnya table IF tersebut disusun berdasarkan rumus (1 + i ) n dikalikan Rp
1,00. Kolom pertama menunjukkan periode (n) , sedangkan pada baris menunjukkan
tingkat bunga.
Seandainya pada awal periode jum;lah uang sebesar Rp.1.000.000,00 (P), disimpan
selama 3 tahun(n) ,dengan bunga 12% setahun maka jumlah uang tersebut pada
akhir tahun ke 3 atau awal tahun ke 4 adalah:
V3 = Rp 1.000.000 (1 + 0.12)3
= Rp 1.000.000 (1,404928) = Rp 1.404.928,00
Dari table interest factor pada n= 3; dan I= 12% diperoleh angka 1,4049. Jadi V
Tahun ke 3 = Rp 1.404.900,- Sehingga sejalan dengan hasil perhitungan diatas.
Apabila setiap awal tahun setoran yang sama ditambahkan maka pada akhir tahun ke
3 jumlahnya adalah:
V3 = Pi (I + i)n + P2 (1 +i)n-1 + P3 (I +i)n-2
= P [ (I + i)n + (I +i)n-1 + (I + i)n-2]
= Rp 1.000.000 [(1 + 0,12)3 + (I + 0,12)2 + (I + 0,12)1]
= Rp 1.000.000 [1,1404928 + 1,2544 + 1,12]
= Rp 1.000.000 [3,779328] = Rp 3.779.328,00
Sehingga untuk menghitung jumlah annuity sampai dengan akhir periode tertentu
dari nilai pembayaran yang konstan adalah:
Vn = P [ (1 + i)n + (1 + i)n-1 + …….. + (1 + n)1]
Compounding dalam satu tahun dapat dibagi menjadi:
a. Tengah tahunan (Semiannual compounding)
b. Kuartalan (Quarterly compounding)
c. Bulanan (Mounthly compounding)
d. Harian (Dayly compounding)
Berdasarkan formula matematis diatas maka , rumus tersebut disesuaikan sebagai
berikut =
Vn = P (1 + i/m)m.n
Dimana:
M = Frekuensi perhitungan bunga dalam satu tahun
n = Periode waktu penyimpanan
Contoh: Untuk kuartalan maka; Vn = P (I + i/4)4n
Untuk bulanan Vn = P (I + i/12)12n
2. Present Value
Perhitungan nilai sekarang (Present Value) menunjukkan besarnya nilai uang
sekarang dari sejumlah uang yang akan diterima pada masa yang aka n dating (tahun
ke n).
Discounting atau perhitungan present value berhubungan terbalik dengan konsep
bunga majemuk (compounding value). Sehingga perhitungan terhadap nilai
sekarang dengan menggunakan rumus compounding dimuka adalah:
Vn = P (I + i)n menjadi P = Vn
----------
(I + i)n
Dimana : P = nilai sekarang
Vn = nilai penerimaan yang akan datang
i = tingkat bunga
n = periode
Sebagai contoh misalnya 2 tahun yang akan datang kita menerima uang sebesar Rp
5.000.000,00 sedangkan tingkat bunga yang berlaku sekarang penerimaan tersebut
nilainya adalah:
P = Rp 5.000.000,00 = Rp 5.000.000,00
(I + 0,10)2 = 1,21
= Rp 4.132.231,405
Sebagaimana Interest Faktor pada bunga majemuk, maka untuk perhitungan present
value beberapa literature telah membuat table discount factor yang dihitung dari:
I : (I + i)n
Sehingga untuk mencari nilai sekarang : P = Vnx (DF)
Dimana DF merupakan discount factor yang tertera dalam table. Dari contoh diatas
misalnya, dilihat pada tigkat suku bunga 10% dan pada n ke 2 didapat nilai DF
sebesar 0,82645 sehingga nilai sekarang dari penerimaan sebesar Rp
5.000.000,00 adalah:
P = Rp 5.000.000,00 (0,82645) =Rp 4.132.250,00.
Selisih hasil perhitungan ini disebabkan oleh pembulatan yang dilakukan pada daftar
tabel.
Untuk suatu penerimaan yang konstan pada beberapa periode dapat pula dihitung
dengan table khusus untuk DF annuity. Sebagai contoh misalnya penerimaan per
tahun diperkirakan Rp 1.000.000,00 selama lima tahun. Jumlah penerimaan tersebut
jika dinilai saat ini adalah:
P = V. (DF annuity tahun ke 5)
P = Rp 1.000.000,00 (3,7908)= Rp 3.790.800,00
Jika dihitung satu persatu dengan masing-masing DF adalah:
P = Rp 1.000.000 (0,90909) +Rp 1.000.000 (0,82645) +
Rp 1.000.000 (0.75131) + Rp1.000.000 (0,68301) + Rp 1000.000 (0,62092)
= Rp. 3.790.780,00
Sekali lagi perbedaan hasil ini karena pembulatan angka discount factor.
0 1 2 3 4 5
1 jt 1jt 1jt 1jt 1jt
2. Reza dan Rosi dua mahasiswa dari perguruan tinggi yang berbeda. Keduanya menerima beasiswa dari
Perguruan Tinggi masing-masing. Beasiswa tersebut diterima setiap akhir semester. Berikut data beasiswa
keduanya per semester.
Semester ke Reza Rosi Hitunglah nilai Majemuk(Future
1 Rp 2.500.000 Rp 7.000.000 Value) tabungan Rosi, jika diketahui
2 Rp 2.500.000 Rp 6.500.000 Nisbah bagi Hasil dari Bank ‘Amin’
3 Rp 2.500.000 Rp 4.500.000 sebesar 12% per tahun.
4 Rp 2.500.000 Rp 4.000.000
5 Rp 2.500.000 Rp 3.500.000
6 Rp 2.500.000 Rp 3.000.000
7 Rp 2.500.000 Rp 2.500.000
8 Rp 2.500.000 Rp 2.000.000
3. Tn Salman memiki dana Rp 70 jt. Ingin diinvestasikan suatu usaha. Ada 2 alternatif investasi yang mungkin
dengan proyeksi penerimaan bersih sebagai berikut :
Tahun ke IVESTASI I INVESTASI II Alternatif manakah yang lebih
1 Rp 12.500.000 Rp 17.500.000 menguntungkan ?
2 Rp 12.500.000 Rp 17.500.000 Gunakan analisa present Value untuk
3 Rp 17.500.000 Rp 17.500.000 pengambilan keputusan
4 Rp 17.500.000 Rp 17.500.000 Diketahui tingkat bunga yang berlaku 9%
5 Rp 22.500.000 Rp 17.500.000
6 Rp 22.500.000 Rp 17.500.000
4. Perusahaan Penggilingan Padi “DEWI SRI” sedang mempertimbangkan untuk membeli salah satu mesin dari 3
Merk yang ditawarkan Dealer ,yaitu:
Kubota Honda Yanmar
Harga Beli Rp. 14 juta Rp. 12 juta Rp. 16 juta
Umur Ekonomis/Life Time 5 tahun 4 tahun 6 tahun
Salvage Value(nilai Residu) Rp.1,5 juta Rp.1,5 juta Rp.1,5 juta
Biaya Reparasi/tahun Rp. 800.000 Rp. 1.000.000 Rp. 700.000
Biaya Operasi/tahun Rp. 1.000,000 Rp. 1.000,000 Rp. 1.200,000
Analisislah merk mana yang sebaiknya dibeli berdasarkan Present Value of Cost dengan discount Rate 10%
5. Dalam rangka penambahan mesin baru PT Mahadewa mempertimbangkan antara menyewa atau membeli.
Apabila mesin itu dibeli oleh perusahaan , harga belinya adalah Rp.50.000.000,00 ditambah biaya pasang
Rp.5.000.000,00 sedangkan biaya operasional Rp 6000.000,00 dan biaya pemeliharaan Rp.4.000.000,00 per
tahun. Umur ekonomis mesin tersebut adalah 10 tahun. Apabila dilakukan kontrak sewa, biaya sewa per tahun
besarnya Rp.15.000.000,00 per tahun termasuk biaya pemeliharaan. Biaya Operasional Rp. 5.000.000,00 per
tahun. Diskon rate ditetapkan 12% pertahun. Analisislah dengan Konsep Time Value of Money (Present Value)
alternatif mana yang menguntungkan
VIII. CAPITAL BUDGETING
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Cash outflow (Rp 2000 juta) (800)
Dalam investasi penggantian dengan menjual aktiva lama, ada 4 kemungkinan keadaan, yaitu:
a. Aktiva terjual melebihi harga beli
b. Aktiva terjual dibawah harga beli, tetapi diatas nilai buku.
c. Aktiva terjual sama dengan nilai buku
d. Aktiva terjual kurang dari nilai buku.
Untuk menghitung dapat digunakan persamaan pada metode NPV diatas, yaitu:
Proceeds Proceeds Proceeds
PV of Net Investment = ------------ + ----------- + ----------- + ------------
(1 + i)1 (1 + i)2 (1 + i)n
Untuk menentukan “i” terpaksa dilakukan dengan coba-coba. Dari hasil coba-coba tersebut
tidak selalu diperoleh hasil/angka yang relative dapat (menyamakan kedua PV). Untuk itu dari
perhitungan coba-coba kemudian dilakukan interpolasi dari dua tingktat bunga yang memberikan
hasil antara PV of investment mendekati PV of proceeds.
Adapun formulanya sebagai berikut:
(P2 – P1)
r = P1 – [C1 -------------]
(C2 – C1)
Dimana : r = i pada IRR
P1 = tingkat bunga ke 1
P2 = tingkat bunga ke 2
C1 = NPV ke 1
C2 = NPV ke 2
d. Profitability Indeks
Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih dimasa
yang akan dating (present value of proceeds) dengan nilai sekarang dari investasi (present value of
investment).
Penilaian didasarkan angka indeks yang diperoleh, yaitu bila PI lebih dari 1 (satu) maka
investasi dikatakan menguntungkan. Dan bila PI kurang dari 1(satu) maka investasi tidak
menguntungkan.
Present Value of proceeds
Profitability Indeks = ---------------------------------
Present value of investment
e. Accounting Rate Of Retunrn (ARR)
Metode ini mengukur tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh dari suatu investasi. Angka
yang dipergunakan adalah laba setelah pajak dibandingkan dengan total investment atau rata-rata
investment.
Earning after taxe rata-rata
ARR = --------------------------------- x 100%
Total investment
Atau:
Earning after taxe rata-rata
ARR = --------------------------------- x 100%
Rata- rata investment
Hasil perhitungan ini kemudian diperbandingkan dengan tingkat keuntungan yang
diisyaratkan. Apabila lebih besar daripada tingkat keuntungan, maka dikatakan menguntungkan. Dan
sebaliknya bila lebih kecil dari tingkat keuntungan yang diisyaratkan, dikatakan tidak
menguntungkan.
Sebagai kelemahan metode ini adalah:
1. Tidak memperhatikan value of money.
2. Menitik beratkan pada masaah accounting, dan kurang memperhatikan data cash flow.
3. Merupakan pendekatan jangka pendek dengan menggunakan angka rata-rata.
4. Kurang memperhatikan panjangnya jangka waktu investasi.
Empat metode pertama, penilaian didasrkan pada aliran kas, sedangkan metode ke-5
didasarkan atas keuntungan netto sesudah pajak yang dilaporkan dalam buku (laporan keuangan).
Dari contoh perhitungan aliran kas didepan, diketahui Nilai investasi sebesar Rp.100 juta,
umur ekonomis 5 tahun. Aliran kas bersih tiap tahun Rp.35 juta. Maka menurut kriteria investasi
diperoleh perhitungan sebagai berikut:
1. Discounted Payback Periode
Tabel.6.5.Perhitungan Present Value, DF 15%
Tahun Proceeds DF 15% Presen Value
1 35 juta 0,870 30,450
2 35 juta 0,769 26,915
3 35 juta 0,658 23,030
4 35 juta 0,572 20,020
5 35 juta 0,497 17,395
Langkah perhitungan DPP:
PV of Net Investment ( (1/1,15)º x Rp 100 juta = (Rp 100 )
PV of Proceeds th ke I (diambil dr tabel 6.5) = Rp 30,450
Sisa = (Rp 69,550 )
RP.100.juta
PBP = --------------- x 1 tahun = 2 tahun 10,29 bulan
Rp. 35 juta
Oleh karena hasil sampai tahun ke 4 discounted negative maka cukup dihitung samapi
tahun ke 3, dan sisanya diperhitungkan sebagai berikut:
3 tahun + (Rp.100 – Rp. 35 (2,297) x 1 tahun = 3,979
Discounted PBP = ------------------------------------------
Rp.35 juta (0,572)
Atau 3 tahun 11,75 bulan
Tabel.6.5.Perhitungan NPV, DF 15%
Tahun Proceeds DF 15% Presen Value
1 35 juta 0,870 30,450
2 35 juta 0,769 26,915
3 35 juta 0,658 23,030
4 35 juta 0,572 20,020
5 35 juta 0,497 17,395
Proceeds 117,810
Total PV of Invesment (100,00)
NPV 17,810
Dari perhitungan diatas maka NPV positif, maka rencana investasi dapat dilaksanakan.
1. PT Harapan merencanakan menambah sebuah mesin yang lebih modern. Harga beli mesin Rp 250 juta, dengan ongkos
pengiriman dan pemasangan Rp. 50 juta. Umur ekonomis mesin diperkirakan 6 tahun , nilai residu mesin diakhir umur
ekonomisnya sebesar Rp. Rp.60 juta. Dengan mesin baru tersebut perusahaan dapat menghasilkan penjualan sebagai
berikut :
Tahun Volume penjualan Tahun Volume Penjualan
1 3.600 unit 4 5.400 unit
2 4.600 unit 5 5.800 unit
3 4.400 unit 6 6.000 unit
Harga jual produk tersebut per unit Rp. 100.000,-
Harga pokok produksi sebesar 60% belum termasuk biaya depresiasi, sedangkan biaya penjualan sebesar 10% dari nilai
penjualan. Untuk biaya administrasi dan umum, pada tahun 1 – 3 sebesar Rp. 15 juta per tahun. Sedangkan untuk tahun
ke 4 – 6 sebesar Rp. 20 juta per tahun. Diketahui pajak pendapatan sebesar 30%. Metode perhitungan biaya depresiasi
garis Lurus. Dengan tingkat bunga yang berlaku 12 % per tahun.
Dari data tersebut hitunglah:
b. Besarnya capital Expenditure (Net Investment)
c. Biaya depresiasi
d. Buatlah proyeksi Laba/Rugi tahun 1-6
e. Net Cash Inflow
f. Terminal Cashflow
g. Buatlah kesimpulan rencana investasi tersebut dengan metode Discounted Paybak Periode dan Net Present Value
2. Perusahaan Adillah merencanakan penggantian mesin , dengan mesin yang lebih modern. Harga mesin baru Rp. 540 juta.
Biaya pemesangan dan instalasi Rp. 40 juta. Diperkirakan jangka waktu pemakaian 10 tahun. Tanpa ada nilai Salvage
Value di akhir umur ekonomis mesin.
Masin yang lama dibeli 2 tahun yang lalu dengan harga Rp. 360 juta. Diperkirakan dapat dipakai selama 10 tahun. Saat
ini jika mesin ini dijual akan laku seharga Rp. 400 juta.
Diketahui Capital Gain Tax rate sebesar 30%, sedangkan normal tax rate 25%.
Data perkiraaan Earning Before Depreciation and taxe (Laba sebelum biaya depresiasi dan Pajak) adalah sebagai berikut
( dalam rupiah ).
Th Mesin lama Mesin baru Th Mesin Lama Mesin Baru
1 300 juta 420 juta 5 350 juta 420 juta
2 320 juta 420 juta 6 340 juta 420 juta
3 310 juta 420 juta 7 300 juta 420 juta
4 340 juta 420 juta 8 250 juta 420 juta
4. Empat tahun yang lalu ,perusahaan “Ridhomu “ membeli sebuah mesin dengan harga Rp 175 juta dengan umur
penggunaan 12 tahun, diperkirakan memiliki nilai sisa sebesar Rp. 15 juta. Saat ini perusahaan mendapatkan tawaran
mesin sejenis dengan model baru dengan harga Rp. 200 juta. Taksiran umur penggunaan 10 tahun. Menurut perhitungan
apabila mesin lama diganti dapat meningkatkan penjualan dari Rp. 200 juta per tahun menjadi Rp. 220 juta. Selain itu
dapat menghemat biaya operasional (diluar biaya depresiasi) sebesar Rp. 14 juta per tahun. Apabila mesin lama dijual
saat ini akan laku Rp. 110 juta. Analisislah penggantian mesin ini jika Taxe Rate 25% dan discount Rate yang digunakan
12%.