Anda di halaman 1dari 2

Merdeka.

com - Presiden Joko Widodo telah meluncurkan Paket Kebijakan Ekonomi


jilid ke-16 mengenai Peraturan Presiden (Perpres) tentang Percepatan Pelaksanaan
Berusaha. Tujuannya untuk meningkatkan standar pelayanan perizinan berusaha
yang efisien, mudah dan terintegrasi tanpa mengabaikan tata kelola pemerintahan
yang baik.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan melalui
kebijakan ini, pemerintah ingin mempercepat proses penerbitan perizinan berusaha
sesuai dengan standar pelayanan, memberikan kepastian waktu dan biaya dalam
proses perizinan dan meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi
kementerian/lembaga (K/L) dan pemerintah daerah (pemda).

"Selain itu, kebijakan ini bertujuan menyelesaikan hambatan dalam proses


pelaksanaan serta memanfaatkan teknologi informasi melalui penerapan sistem
perizinan terintegrasi (single submission)," kata Darmin di Jakarta.
Dia menjelaskan, latar belakang dikeluarkannya kebijakan ini adalah perizinan masih
bersifat parsial dan tidak terintegrasi, sekuensial (berurutan), belum seluruhnya
menggunakan teknologi informasi (online), waktu penyelesaian dan biaya perizinan
yang tidak jelas, serta paradigma di tubuh birokrasi sendiri sebagai pemberi izin dan
belum melayani.

Selain itu, beberapa indikator juga menunjukkan bahwa kinerja realisasi investasi,
meski tumbuh tetapi masih di bawah target yang ditetapkan. Oleh sebab itu, kendati
Indonesia sudah masuk sebagai negara layak investasi, namun realisasi dan
kecepatan untuk mulai berusaha belum seperti yang diharapkan.

Investasi dunia ke Indonesia masih rendah (1,97 persen) dengan rata-rata per tahun
(2012-2016) sebesar USD 1.417,58 miliar. Capaian target rasio investasi sebesar
32,7 persen pada 2012-2016, di bawah target RPJMN sebesar 38,9 persen pada
tahun 2019.

Realisasi investasi masih rendah dibandingkan dengan pengajuan/komitmen


investasi untuk PMA 27,5 persen dan PMDN 31,8 persen pada 2010-2016. Serta
belum seimbangnya wilayah investasi di mana investasi di Jawa di atas 50 persen
dibandingkan dengan Luar Jawa

Anda mungkin juga menyukai