Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 1A

 Ketua : Dede Rosyana Budiman, S.P.


Anggota : Ferdiansyah Kholifah, S.P.
Selly Sintiawati, S.H.
Kartika Wulandari, S.AP.
Dewi, S.Pd

 Widyaiswara : Dr. Tati Iriani SH, MM


 Tugas : Analisis Video Best Practices dikaitkan dengan praktik penerapan nilai –
nilai ANEKA

A. Sumber video Program OSS: https://www.youtube.com/watch?v=Qg_eQXjTIU8

B. Uraian Singkat

Video diatas menceritakan tentang penerapan Sistem Online Single Submission


(OSS) di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Trenggalek dalam pengurusan izin usaha. OSS merupakan aplikasi yang digunakan untuk
proses registrasi dan pengajuan perizinan usaha serta pengajuan perizinan lainnya yang
termasuk di dalam layanan perizinan berusaha menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik.
Sistem OSS ini mulai diterapkan sejak 9 Juli 2018 yang melibatkan 34 Provinsi, 514
Kabupaten/Kota, dan 119 Kawasan Industri di Indonesia. Layanan konsultasi OSS
dilakukan di PTSPBKPM Pusat dan seluruh DPMPTSP Provinsi/Kabupaten/Kota.
Melalui sistem OSS ini, pelaku usaha dapat mengurus izin usaha secara online
dari mana pun dan kapan pun. Perizinan berusaha seluruh sektor wajib diterbitkan
melalui OSS kecuali sektor minerba, migas dan keuangan (perbankan dan asuransi).
Dengan adanya sistem ini, proses perizinan berusaha menjadi lebih cepat.

Adapun proses OSS antara lain:


1. Registrasi User OSS
Pendaftaran User akses OSS mengunakan NIK e-KTP untuk WNI atau
passport untuk WNA.
2. Registrasi Legalitas
Pendaftaran legalitas pendirian badan hukum/usaha non perseorangan. Dapat
berupa akta dari Kemenkumham ataupun Surat Keputusan dari Pemerintah.
3. Proses NIB
Yaitu proses melengkapi data yang belum ada pada data legalitas untuk
penerbitan Nomor Induk Berusaha/NIB. NIB merupakan identitas pelaku usaha yang
diterbitkan oleh Lembaga OSS.
4. Perizinan Berusaha
Mendaftarkan Kegiatan Usaha/project dan diterbitkan izin Usaha berserta izin
– izin sarana prasarana (lokasi, lingkungan dan bangunan) berdasarkan komitmen.
5. Perizinan Komersial dan Operasional
Menentukan izin – izin komersial operasional dalam menjalankan operasional
usahanya, berdasarkan komitmen.
6. Pengajuan Fasilitas
Pengajuan Fasilitas berupa Tax Holiday, Tax Allowance, Pembebasan Bea
Masuk dan Fasilitas lainnya kepada pelaku usaha yang eligible mendapatkan
fasilitas.
7. Pencabutan
Penutupan usaha baik penutupan sebagian usaha atau disebut Non Likuidasi,
maupun penutupan semua usaha atau Likuidasi.

C. Analisis Nilai – Nilai ANEKA

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Wujud nyata akuntabilitas
yang paling mudah kita amati misalnya adanya transparansi. Transparansi erat kaitannya
dengan fungsi utama akuntabilitas publik yaitu peran demokratis dan peran
konstitusional. Dengan adanya transparansi, masyarakat dapat melihat dan menilai
kinerja suatu institusi apakah telah sesuai dengan kepentingan masyarakat atau tidak,
sesuai dengan perundang – undangan atau tidak. Hal ini penting untuk menghindari
adanya penyalahgunaan kekuasaan oleh Pejabat Publik.
Sistem terpadu OSS dilaksanakan untuk mempermudah perizinan berusaha sebab
dengan OSS para pelaku usaha dapat melakukan izin usahanya secara online melalui
website OSS.go.id. Melalui sistem ini, para pelaku usaha atau masyarakat dapat dengan
mudah mendapatkan izin usaha, dimana saja selama ada internet. Apabila para pelaku
tidak dapat mengakses website yang disediakan, maka mereka dapat datang ke kantor
DTMPSP terdekat untuk dilakukan pendampingan.
Dengan adanya OSS, proses perizinan usaha menjadi lebih transparan karena
sistem ini dapat diaskses oleh siapapun. Pelaku usaha dapat memantau sejauh mana
proses perizinan usaha yang sedang diajukannya. Kemudian, apabila persyaratan belum
lengkap, proses perizinan selanjutnya tidak dapat diproses, sehingga dapat mengurangi
konflik kepentingan yang sering terjadi dalam proses pengurusan izin.
Selama ini birokrasi perizinan sering di anggap sulit dan membuat para pelaku
usaha lebih memilih “cara cepat” demi kelangsungan usahanya. Namun dengan adanya
OSS, birokasi perizinan menjadi lebih mudah, karena hanya perlu satu kali penginputan
dan semua data telah terekam. Proses perizinan pun menjadi lebih akuntabel. Selain itu,
laporan mengenai data-data perizinan yang sudah masuk dapat diakses dan dapat menjadi
data-data untuk mengukur kinerja suatu instansi.
Dengan hadirnya OSS ini, dapat memperjelas kewenangan yang dimiliki instansi
dalam hal pengurusan perizinan. Tugas, wewenang dan tanggungjawab individu ataupun
kelompok harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil
yang diharapkan.

2. Nasionalisme
Program OSS sebagai wujud untuk mengimplementasikan sila kelima Pancasila
yaitu, “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Pelayanan perizinan dalam OSS,
bersifat sama dan merata, tidak membeda – bedakan antara Pengusaha besar dan
Pengusaha kecil, antara keluarga pejabat dan masyarakat biasa, serta antara pengusaha
pribadi maupun badan usaha dan badan hukum. Keadilan dengan pilihan utama yang
disepakati secara bersama. Hukum dibuat atas kesepakatan dan berlaku tanpa membeda –
bedakan orang dengan orang, kelompok dengan orang, dan kelompok dengan kelompok.
Dalam konteks tersebut, sistem OSS diciptakan untuk memenuhi adanya kesetaraan dan
keadilan dalam proses perizinan, sehingga tidak membeda – bedakan orang atau badan
usaha.
Pengusaha kecil dalam mengajukan perizinan usahanya hanya bermodalkan KTP
yang mempunyai Nomor Induk Kependudukan (NIK) valid, dimasukkan melalui sistem
OSS, setelah dilaksanakan input data dan terverifikasi oleh sistem, maka izin langsung
keluar tanpa ada izin tambahan dan biaya lain yang dapat menjadikan beban pengusaha
kecil. Sistem ini memberikan kepastian hukum Berusaha dan melindungi pengusaha kecil
melalui kemudahan persyaratan dalam izin usaha.

3. Etika Publik
Dari sisi etika publik program OSS ini dinilai mampu menyederhanakan
pengurusan perizinan yang selama ini terlalu berbelit-belit. Hanya dengan satu platform,
pelaku usaha dapat mengurus berbagai perizinan yang sudah terdaftar di Klasifikasi Buku
Lapangan Usaha Indonesia (KBLI). Pemerintah diharapkan mampu memberikan
pelayanan yang cepat, tepat, tanggap, akurat, berdaya guna, berhasil guna, professional,
dan efektif.
Kebijakan untuk membuat OSS dilandasi kenyataan di lapangan, dimana kinerja
penyelenggaraan pelayanan perizinan bagi dunia usaha masih belum sesuai harapan. Hal
ini dapat dilihat dari banyaknya pengaduan atau keluhan pelaku usaha dalam proses izin
usaha, baik melalui surat pembaca maupun melalui media pengaduan lainnya. Misalnya
menyangkut prosedur dan mekanisme kerja pelayanan yang berbelit-belit, memakan
waktu
lama, tidak transparan, kurang informatif, kurang akomodatif, kurang konsisten,
terbatasnya fasilitas, sarana dan prasarana pelayanan, sehingga tidak menjamin kepastian
hukum, waktu dan biaya.
Dengan adanya OSS, semua pemangku kepentingan atau stakeholder, bisa
mendapatkan fasilitas untuk usaha mereka. Tujuannya agar pelaku usaha dapat
mendapatkan izin secara cepat, aman dan juga real time. OSS juga dapat diandalkan
karena dapat memfasilitasi para pelaku usaha untuk memecahkan berbagai masalah
perizinan dan melaporkannya. Pemilik usaha juga diberikan kebebasan untuk menyimpan
data perizinan.

4. Komitmen Mutu

Menurut laporan World Bank mengenai indeks kemudahan berusaha, pada tahun
2020, Indonesia masih berada di posisi ke-73 dari 190 negara. Hal ini menunjukan posisi
stagnan sejak 3 tahun terakhir. Salah satu penyebabnya ialah terkait proses perizinan
berusaha di Indonesia. Dengan adanya OSS, diharapkan mampu menjadi strategi
pemerintah dalam mengatasi permasalahan tersebut sehingga Indonesia dapat menyusul
negara tetangga seperti Malaysia, Vietnam dan Singapura dalam hal kemudahan berusaha.
Dalam rangka mempermudah pelaku usaha mendaftarkan izin usahanya secara
online, OSS telah menyediakan panduan dan tata cara pendaftaran melalui website
http://www.oss.go.id. Selain itu pelaku usaha juga dapat menghubungi nomor Call
Center OSS sesuai dengan kebutuhannya masing-masing sehingga memudahkan mereka
apabila menghadapi permasalahan tertentu dalam proses pendaftaran perizinannya.
Kemudahan dalam berbagai skala turut didorong Pemerintah dengan reformasi
struktural, termasuk dengan reformasi sistem perizinan. Penerapan Online Single
Submission (OSS) dapat mengurangi birokrasi dan mempermudah para pelaku usaha.
Online Single Submission (OSS) merupakan sistem yang mengintegrasikan seluruh
pelayanan perizinan berusaha yang dilakukan secara elektronik. Permohonan izin melalui
sistem ini tidak dipungut biaya sama sekali, sehingga memenuhi asas kemudahan,
efisiensi dan murah.
Melalui reformasi sistem perizinan ini diharapkan dapat mendorong standardisasi
birokrasi perizinan di tingkat pusat dan daerah sehingga lebih mudah, lebih cepat, dan
terintegrasi. Selain itu, OSS merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk memberikan
pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat dalam rangka efektifitas birokrasi
perizinan usaha di berbagai daerah di Indonesia.

5. Anti Korupsi

Praktik tindak pidana korupsi dalam hal perizinan bukan suatu hal baru. Adanya
kepentingan ekonomi mendorong para pelaku usaha untuk melakukan berbagai usaha
untuk mempercepat proses keluarnya izin usaha dari pemerintah. Akibatnya marak terjadi
penyuapan dalam proses perizinan usaha. Misalnya, kasus korupsi Bupati Rita Widyasari
terkait pemberian izin lokasi PT Sawit Golden Prima pada Desa Muara Kaman seluas
16.000 Ha, kasus korupsi Bupati Bekasi Neneng Hassanah Yasin terkait perizinan
pembangunan proyek Meikarta dan kasus Gubernur Kepulauan Riau terkait izin reklamasi.
Peluncuran program Online Single Submission (OSS) merupakan salah satu upaya
pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah untuk mencegah praktik korupsi yang
sering terjadi. Keberadaan OSS juga berupaya untuk mencegah terjadinya tindak pidana
pencucian uang. Pasalnya, proses pengurusan perizinan minim tatap muka antara pelaku
usaha dan pejabat/pengurus OSS sehingga ikut meminimalisir terjadinya “kongkalikong”
dalam proses perizinan.
Proses perizinan berusaha melalui sistem elektronik terpusat dapat dipantau
(tracking) setiap saat oleh pelaku usaha maupun instansi yang berwenang. Sistem OSS
juga menerapkan standardisasi proses penerbitan perizinan berusaha, dari sisi persyaratan
maupun waktu penyelesaian perizinan, sehingga dapat memberikan kepastian bagi pelaku
usaha. Bahkan sebagai bentuk dukungan pencegahan tindakan korupsi dan TPPU, sistem
OSS juga memberikan data kegiatan usaha secara berkelanjutan kepada Pusat Pelaporan
dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), khususnya untuk bidang usaha perdagangan
mobil, perdagangan perhiasan emas, dan perdagangan properti dengan transaksi di atas
Rp 500 juta.

Anda mungkin juga menyukai