NPM : 17-075
-
Online Single Submission (OSS)
Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau Online Single Submission (OSS)
adalah Perizinan Berusaha yang diterbitkan oleh Lembaga OSS untuk dan atas nama menteri,
pimpinan lembaga, gubernur, atau bupati/wali kota kepada Pelaku Usaha melalui sistem
elektronik yang terintegrasi.
OSS digunakan dalam pengurusan izin berusaha oleh pelaku usaha dengan karakteristik
sebagai berikut:
a. Berbentuk badan usaha maupun perorangan;
b. Usaha mikro, kecil, menengah maupun besar;
c. Usaha perorangan/badan usaha baik yang baru maupun yang sudah berdiri sebelum
operasionalisasi OSS;
d. Usaha dengan modal yang seluruhnya berasal dari dalam negeri, maupun terdapat
komposisi modal asing
1. Memiliki NIK dan menginputnya dalam proses pembuatan user-ID. Khusus untuk pelaku
usaha berbentuk badan usaha, Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang dibutuhkan adalah
NIK Penanggung Jawab Badan Usaha.
2. Pelaku usaha badan usaha berbentuk PT, badan usaha yang didirikan oleh yayasan,
koperasi, CV, firma, dan persekutuan perdata menyelesaikan proses pengesahan badan
usaha di Kementerian Hukum dan HAM melalui AHU Online, sebelum mengakses OSS.
3. Pelaku usaha badan usaha berbentuk perum, perumda, badan hukum lainnya yang dimiliki
oleh negara, badan layanan umum atau lembaga penyiaran menyiapkan dasar hukum
pembentukan badan usaha.
1. Beberapa perizinan sektor yang dialihkan pada lembaga OSS masih menjadi kewenangan
daerah. Meskipun Pemerintah telah mencoba merapikan regulasi perizinan sebelum
meluncurkan OSS, namun ternyata masih ada pekerjaan lanjutan yang perlu dilakukan.
Tumpang-tindih kewenangan (atau persepsi mengenai hal itu) juga membingungkan
Pemerintah Daerah dan pengusaha.
2. OSS (dipersepsikan) berbenturan dengan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).
Meskipun, Pemerintah Pusat sudah menegaskan mengenai peranan lembaga masing-
masing, namun kebingungan masih terjadi di akar rumput terutama dalam bentuk
implementasi sistem OSS.
3. Masih dapat diragukannya keabsahan setiap keputusan yang diambil secara elektronik,
khususnya bagi kalangan usaha. Mengingat bentuk pengesahan yang ditawarkan oleh
OSS adalah berbentuk QR Code, sementara yang dikehendaki adalah yang berbentuk
tanda tangan digital. Pemerintah sendiri sudah mulai mengatur mengenai tanda tangan
digital sehingga perlu diapresiasi.
4. Sistem OSS yang masih belum sempurna. Hal tersebut sebenarnya wajar mengingat OSS
masih baru dan sedang dalam perjalanan untuk mendapatkan bentuk terbaik sistem OSS.
Akan tetapi, pelayanan kepada masyarakat dirasa masih bisa ditingkatkan lebih baik.
5. Sistem OSS yang masih ada kekurang sinkronan di antara pusat dan daerah, terlepas dari
berbagai tindakan yang telah dilakukan oleh Pemerintah untuk melancarkan berjalannya
sistem OSS. Hal tersebut berpengaruh kepada perizinan usaha yang masih berlarut-larut
di beberapa daerah untuk beberapa bidang usaha.
Dalam rangka percepatan dan peningkatan penanaman modal dan berusaha, pemerintah
memandang perlu menerapkan pelayanan Perizinan Berusaha terintegrasi secara elektronik. Atas
dasar pertimbangan tersebut, pada 21 Juni 2018, Presiden Joko Widodo telah menandatangani
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara
Elektronik.