Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Untuk mempercepat pelaksanaan berusaha di Indonesia,
pemerintah pada tanggal 26 september 2017 telah mengeluarkan Perpres
Nomor 91 Tahun 2017 tentang percepatan Pelaksanaan Berusaha melalui
instrumen pembentukan satuan tugas di Kementrian/Lembaga, Pemerintah
Daerah provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang bertugas
mengawal pelaksanaan investasi/berusaha dan membantu penyelesaian
perizinan yang diperlukan, membolehkan investor/pelaku usaha yang akan
melakukan kegiatan dikawasan Ekonomi khusus, kawasan Industri,
kawasan strategis Pariwisata Nasional dan perdagangan bebas serta
pelabuhan bebas menunda perizinan tertentu, menyederhanakan regulasi
dan memudahkan birokrasi perizinan berusaha, menggunakan
data/dokumen bersama dalam perizinan berusaha serta meyatukan
pengajuan, proses, dan pengeluaran perizinan berusaha melalui sistem
pengelolaan perizinan secara terpadu secara elektronik (Online Single
Submission).
Investor/pelaku usaha dapat melakukan pendaftaran atau mengurus
perizinan investasi/berusaha secara langsung melalui internet
(www.oss.go.id ) atau mendatangi Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PSTP)
di kantor pusat (BKPM), Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (DPMPSTP) yang berada di setiap provinsi ataupun
kabupaten/kota yang menyediakan pelayanan internet mandiri dan
pelayanan melalui petugas. Investor/pelaku usaha dapat melacak proses
perizinannya serta menyampaikan informasi dan pengaduan melalui
pelayanan protocol communication pada www.oss.go.id aplikasi
smartphone yang dapat diunduh, dan/atau sarana informasi lainya (telepon,
WhatsApp, email, dsb)

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Online Single Submission?
2. Langkah mudah OSS
3. Prinsip sistem OSS
4. Jenis perizinan pokok
5. Pendaftaran berusaha
6. Perizinan perizinan Online Single Submission
7. Pemberian fasilitas insentif fiscal
C. Tujuan
Setelah mempelajari materi pada makalah ini kita diharapkan mampu
1. Menjelasakan apa itu Online Single Submission
2. Mengetahui cara mendaftar melalui OSS
3. Memahami prinsip sistem OSS
4. Memahami jenis perizinan pokok
5. Memahami cara pendaftaran berusaha
6. Memahami perizinan perizinan dalam OSS
7. Mengetahui apa saja fasilitas insentif fiscal yang diberikan

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Apa itu Online Single Submission?


Online Single Submission (OSS) adalah sistem perizinan berbasis
teknologi informasi yang mengintegrasikan perizinan di daerah dan pusat
dalam rangka mempermudah kegiatan usaha di dalam negeri. OSS ini juga
merupakan amanat dari Perpres Nomor 91 Tahun 2017 tentang Percepatan
Pelaksanaan Berusaha. Kebijakan single submission merupakan
implementasi tahap kedua dari Peraturan Presiden (Perpres) No. 91/2017
tentang Percepatan Pelaksanaan Berusaha. Kementerian Koordinator
Perekonomian mengklaim konsep one single submission (OSS) yang
sedang digodok pemerintah saat ini lebih unggul dari China. Kesimpulan
itu di dapat setelah melakukan Teleconference dengan perwakilan
Indonesia di enam negara yakni Kuala Lumpur, Bangkok, Hanoi Beijing,
Taipei, dan Abu Dhabi.
Khusus dengan Beijing, China dari segi konsep OSS Indonesia lebih
unggul. Sebab, di China hanya faktor tertentu atau investasi saja yang
dimudahkan. Sementara, Indonesia seluruh permasalahan berusaha yang
dimudahkan. Pasalnya, OSS merupakan sebuah sistem yang berintegrasi
dengan kementerian dan lembaga (K/L) sehingga nanti, seluruhnya hanya
menjadi satu pintu. Bahkan tak hanya di tingkat K/L, pemerintah pun telah
membentuk satuan tugas di daerah-daerah untuk melancarkan berusaha di
daerah. Sehingga sistem ini bisa disebut sebagai digital NKRI untuk
berusaha, karena di dalamnya tak hanya berisi Sekadar tahu,
teleconference dilakukan guna pemerintah bisa mengetahui bagaimana
pelayanan kemudahan berusaha di negara-negara lain untuk perbandingan.
Dengan begitu, diharapkan ekspor tanah air bisa meningkat seperti arahan
Presiden Joko Widodo.
2. Langkah mudah Online Single Submission
1) Persiapan
 Registrasi

3
 Input superset Dokumen
 Upload persyaratan
2) Submit
 Kirim superset data ke system OSS
3) Tracking
 Trace and track
 Adukan permasalahan
4) Release
 Izin perusahaan diterbitkan
3. Prinsip sistem Online Single Submission
Prinsip keseluruhan sistem OSS ini ada beberapa bagian. Pertama,
proses pendaftaran dan perizinan dasar yang akan diproses langsung oleh
sistem OSS, menggunakan auto approval. Sekadar tahu saja, auto approval
merupakan persetujuan otomatis bilamana persyaratan yang dimasukkan
ke sistem OSS sudah lengkap dan benar. Kedua, proses lingkungan dan
bangunan. Nantinya OSS akan memberikan informasi standar bangunan
dan lingkungan yang harus sesuai kebutuhan investasinya.
Jadi, jika setuju maka akan ada formulir 'komitmen', setelah diisi OSS
akan langsung memberikan persetujuan komitmen dimaksud beserta list
standar bangunan dan lingkungan yang harus dipatuhi dan dibubuhkan
'tanda tangan digital' melalui OSS. Adapun konsep itu disebut checklist.
"Nanti investor setelah mendapatkan persetujuan 'checklist' yang memiliki
batas waktu akan dilakukan pengawasan sampai batas waktu berlakunya
izin 'checklist' ini. bila tidak memenuhi standar bangunan dan lingkungan
sampai batas waktu izin checklistnya, maka seluruh tanda daftar dan izin
investor ini akan dibekukan, jadi bisa urus IMB dan izin lingkungan
belakangan," jelas Muwasiq. Ketiga, izin komersial, di mana ini nantinya
dicakup terkait pada saat investor melaksanakan usahanya, seperti SNI
untuk barangnya, registrasi BPOM untuk industri obat, makanan,
minuman, yang masih dibahas misalnya terkait badan usaha, ini akan
digabungkan pengesahannya di Kemenkumham, Ditjen AHU.

4
Adapun teknis ini harus dijalankan bersama, antara OSS, kominfo
(yang mengembangkan sistem siCANTIK untuk pelayanan daerah),
BKPM dengan sistem SPIPISE nya, Kemendag dengan sistem SIPO,
API Online dan INATRADE, INSW untuk urusan kepabeanan, pajak
dan kementerian keuangan. "Draft PP juga sudah siap, saat ini sedang
dalam pembahasan antar instansi," tutup dia.
Pasalnya alur perizinan sistem OSS ini mengikuti alur perizinan baru
yang sangat berbeda dengan alur proses perizinan yang saat ini sedang
berjalan. Apalagi dari segi legalnya.
4. Jenis Perizinan Pokok
Semua perizinan berusaha/investasi dibagi 4 kategori, yaitu:
1) Pendaftar dan perizinan dasar, yaitu kegiatan mendaftar
investasi/berusaha untuk memperoleh Nomor Induk Berusaha
(NIB) dan perizinan Dasar yang berupa tanda pendaftaran Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) ketenagakerjaan dan
kesehatan; serta pengesahan rencana penggunaan tenaga kerja
asing (RPTKA) bagi perusahaan yang membutuhkan pekerja asing.
I. NIB berfungsi juga sebagai tanda daftar perusahaan (TDP),
angka pengenal importir (API), dan Akses kepabeanan.
2) Perizinan lingkungan dan standar bangunan, yaitu izin yang
diperlukan untuk melakukan kegiatan usaha yang sesuai dengan
ketentuan serta kelayakan fungsi bangunan (sertifikat layak
fungsi/SLF)
3) Perizinan usaha, yaitu perizinan yang menyangkut kegiatan usaha
utama (dalam rangka memproduksi), seperti; izin usaha industry,
izin usaha perdagangan, izin usaha jasa kontruksi, izin usaha jasa
pariwisata, dsb
4) Perizinan komersial, yaitu perizinan yang diperlukan dalam rangka
memasarkan, mendistribusikan, mengekspor barang/jasa yang
dihasilkan, dan/atau mengimpor bahan baku/komponen/barang
jadi.

5
5. Pendaftaran Berusaha
1) Investor/pelaku usaha mengurus pendirian badan usaha Perseroan
Terbatas (PT), CV, Firma, yayasan, atau Koperasi di notaris (sekaligus
mendapatkan NPWP)
2) Setelah mendapatkan pengesahan akta pendirian, investor/pelaku
usaha melakukan registrasi melalui sistem OSS di www.oss.go.id
dengan menggunakan NIK atau paspor untuk mendapatkan user id
3) Setelah berhasil login ke sistem OSS, investor/pelaku usaha memilih
nomor akta, kemudian melengkapi data investasi/berusaha untuk
memperoleh NIB dan perizinan dasar.
4) Komponen data yang dibutuhkan untuk mendapatkan NIB dan
Perizinan Dasar, yaitu data :
a. Perusahaan (sebagai datanya telah tersedia dari sistem AHU
Online)
b. Pemegang saham (sebagai datanya telah tersedia dari sistem AHU
online)
c. Nilai investasi
d. Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA)
e. BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS kesehatan
5) Investor/pelaku usaha mendapatkan NIB, Perizinan dasar, dan
notifikasi perizinan dan fasilitas secara otomatis setelah semua data
diatas dilengkapi dengan benar
6) Investor/pelaku usaha otomatis mendapatkan notifikasi insentif fiscal
jika kegiatan berusaha termasuk dalam kriteria yang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku
7) Dengan dokumen NIB, perizinan dasar, dan Notifikasi Perizinan dan
Fasilitas, investor/pelaku usaha dapat melakukan kegiatan berusaha
mulai dari melakukan konstruksi (jika dibutuhkan), kegiatan produksi
barang atau jasa serta kegiatan komersial dengan kewajiban memenuhi
semua komitmen yang disebut dalam notifikasi perizinan dan fasilitas.

6
6. Perizinan-perizinan Online Single Submission
1.) Perizinan lingkungan dan pemenuhan standar bangunan
Setelah investor/pelaku usaha mendapatkan NIB dan perizinan dasr
1. Bagi investor/pelaku usaha yang melakukan kegiatan
investasi/berusha di wilayah yang telah memiliki Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) atau berada dalam KEK, KI, KSPN, dan
KPBPB, tidak memerlukan izin lokasi dalam melakukan kegiatan
berusaha
2. Bagi yang melakukan kegiatan investasi/berusaha di wilayah yang
belum memiliki RDTR, wajib mengajukan izin lokasi melalui
Sistem OSS
3. Melaksanakan komitmen untuk menyelesaikan pemenuhan standar
dalam jangka waktu tertentu, yaitu :
a. Perizinan lingkungan, yaitu analisis mengenai dampak
lingkungan (AMDAL) sesuai dengan kerangka acuan dan
penilaian serta upaya kelayakan lingkungan-upaya pengelolaan
lingkungan (UKL-UPL)
b. Izin mendirikan bangunan (IMB), berupa standar komposit atau
perbagian (SNI) dan sertifikat laik fungsi (SLF)
4. Dalam melakukan kegiatan konstruksi, investor/pelaku usaha wajib
memenuhi standar UKL-UPL, AMDAL, IMB, dan SLF
5. Pengawasan pemenuhan standar tersebut dilaksanakan oleh
checker atau profesi (auditor)
6. Investor/pelaku usaha yang tidak memenuhi standar sesuai
komitmen pemenuhan persyaratan dalam jangka waktu tertentu
mendapatkan sanksi berupa teguran, pebekuan izin, atau
pencabutan izin.
2.) Perizinan Berusaha
1. Untuk melaksanakan kegiatan usaha sesuai bidang usahanya
(KBLI), investor/pelaku usaha wajib memiliki atau menyelesaikan
Izin usaha sesuai bidang usahanya, seperti Izin Usaha Industri

7
(IUI), surat izin usaha perdagangan (SIUP), Tanda daftar usaha
pariwisata (TDUP), dsb
2. Yang diberikan secara otomatis setelah memenuhi komitmen
perizinan lingkungan dan pemenuhan standar bangunan (bagi izin
usaha sector yng tidak memerlukan komitmen pemenuhan standar,
misalnya surat izin usaha perdagangan /SIUP)
3. Bagi izin usaha yang sektornya memerlukan komitmen pemenuhan
standar, investor/pelaku usaha wajib berkomitmen untuk
menyelesaikan pemenuhan standar dalam jangka waktu tertentu
4. Investor/pelaku usaha wajib mematuhi standar yang ditetapkan
dalam izin usaha sesuai bidang usahanya (KBLI), seperti
pemenuhan standar (terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan
keamanan, misalnya sector kesehatan (cara pembuatan obat yang
baik/CPOB) dan perhubungan udara).
5. Pengawasan terhadap keutuhan standar dilaksanakan oleh checker
atau profesi (auditor)
6. Investor/pelaku usaha yang tidak mematuhi standar sesuai
komitmen yang ditetapkan dalam jangka waktu tertentu
mendapatkan sanski berupa teguran, pembekuan izin, atau
pencabutan izin.
3.) Perizinan komersial
1) Untuk melaksanakan kegiatan komersial (pemasaran, distribusi,
ekspor barang jasa yang dihasilkan, dan/atau impor bahan
baku/komponen/barang jadi), investor/pelaku usaha wajib
memenuhi komitmen atau mematuhi ketentuan dan/atau standar
dalam perizinan komersial yang meliputi Standar Nasional
Indonesia (SNI), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM),
dan/atau Tata Niaga
2) Setelah komitmen pemenuhan standar sebagaimana dimaksud
dipenuhi, investor/pelaku usaha dapat langsung melakukan
kegiatan komersial dengan kewajiban mematuhi standar yang
ditentukan

8
3) Pengawasan kepatuhan pemenuhan standar dilaksanakan oleh
checker atau profesi (auditor)
4) Investor/pelaku usaha yang tidak memenuhi standar sesuai
komitmen yang ditetapkan dalam jangka waktu tertentu
mendapatkan sanksi berupa teguran, pembekuan izin, atau
pencabutan izin.

7. Pemberian fasilitas insetif fiscal


Fasilitas yang diberikan dalam rangka kegiatana berusaha terdiri atas
Tax Holiday, Tax Allowance, pembebasan bea masuk atas impor mesin
tidak termasuk suku cadang dan atas impor barang dan bahan (masterlist),
dan fasilitas lainnya yang menjadi kewenangan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah.
1.) Pemberian fasilitas insentif fiscal tax holiday berupa pengurangan
pajak penghasilan (PPh) badan sebesar 100% dengan jangka waktu
pemberian 5 tahun s.d 20 tahun dan diberikan kepada investor/pelaku
usaha dengan besaran nilai investasi diatas Rp. 500 milyar serta bidang
usahanya masuk dalam cakupan 17 industri pionir.
2.) Pemberian fasilitas insentif tax allowance berupa
I. Pengurangan penghasilan neto sebesar 30% dari jumlah
penanaman modal yang berupa aktiva tetap berwujud, yang
dibebankan selama 6 (enam) tahun masing masing sebesar 5%
II. Penyusutan dan amortisasi dipercepat
III. Pengenaan PPh atas deviden yang dibayarkan kepada wajib
pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap di Indonesia sebesar
10%, atau tarif yang lebih rendah menurut tax treaty yang
berlaku,
IV. Kompensasi kerugian yang lebih lama dari 5 tahun tetapi tidak
lebih dari 10 tahun, pada bidang usaha tertentu dan/atau daerah
tertentu dengan kriteria, antara lain : nilai investasi yang tinggi
atau untuk ekspo, penyerapan tenaga kerja yang besar, dan
kandungan lokal

9
3.) Pemberian fasilitas masterlist berupa pembebasan bea masuk atau
impor mesin untuk pembangunan industry untuk jangka waktu
pengimporan selama 2 (dua) tahun terhitung sejak berlakunya
keputusan pembebasan bea masuk serta dapat diperpanjang.

BAB III

KESIMPULAN

Online Single Submission (OSS) adalah sistem perizinan berbasis


teknologi informasi yang mengintegrasikan perizinan di daerah dan pusat
dalam rangka mempermudah kegiatan usaha di dalam negeri. OSS ini juga
merupakan amanat dari Perpres Nomor 91 Tahun 2017 tentang Percepatan
Pelaksanaan Berusaha. Kebijakan single submission merupakan
implementasi tahap kedua dari Peraturan Presiden (Perpres) No. 91/2017
tentang Percepatan Pelaksanaan Berusaha. Investor/pelaku usaha dapat
melakukan pendaftaran atau mengurus perizinan investasi/berusaha secara
langsung melalui internet (www.oss.go.id ) atau mendatangi Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (PSTP) di kantor pusat (BKPM), Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPSTP) yang berada di
setiap provinsi ataupun kabupaten/kota yang menyediakan pelayanan
internet mandiri dan pelayanan melalui petugas. Investor/pelaku usaha
dapat melacak proses perizinannya serta menyampaikan informasi dan
pengaduan melalui pelayanan protocol communication pada
www.oss.go.id aplikasi smartphone yang dapat diunduh, dan/atau sarana
informasi lainya (telepon, WhatsApp, email, dsb)

10
DAFTAR PUSTAKA

Online single submission.2018.”Pedoman Percepatan berusaha”.Website,


(Internet),(http://oss.ekon.go.id/web/). Diakses tanggal 2 juni 2018

kontan.co.id.2018.“Sistem 'one single submission' Indonesia lebih unggul dari


China”. Artikel, (Internet),(https://nasional.kontan.co.id/news/sistem-one-single-
submission-indonesia-lebih-unggul-dari-china). Diakses tanggal 2 juni 2018

11

Anda mungkin juga menyukai