TEORI HUKUM
Magister Hukum
Fakultas Hukum
Universitas Indonesia
A. Pendahuluan
menjadi isu yang memberikan pengaruh dan implikasi tertentu.2 Dalam beberapa
pada 3C; cooperation, competitions dan conflicts.3 Salah satu realisasi hubungan
internasional biasanya terjadi dalam perjanjian internasional dan beberapa bentuk lain
teori hukum yang dapat menyelesaikan semua sengketa wilayah maupun perbatasan.
Sangat tidak mungkin bagi sebuah negara untuk menyerah dan mengorbankan
hukum internasional.5
Meskipun tidak dapat dipungkiri juga fakta bahwa negara-negara yang terlibat
dalam sengketa seperti itu selalu berusaha untuk memperkuat posisi hukum mereka
yang akan memperkuat posisi suatu pihak dalam sengketa mungkin mempunyai efek
1
untuk menyelesaikan sengketa tersebut melalui jalur ajudikatif maupun non ajudikatif
samping fungsi dasarnya yaitu untuk menjamin kepastian dan ketertiban. Hal ini
berarti bahwa hukum dalam arti kaidah atau peraturan hukum memang dapat
berfungsi sebagai alat (pengatur) atau sarana pembangunan dalam arti penyalur arah
atau pembaharuan.7
pemikiran tersebut dipengaruhi oleh presepsi atas kondisi sosial, politik dan ekonomi
pemikiran yang tidak henti-hentinya dalam lapangan ilmu hukum. Apabila pada masa
lalu, filsafat hukum merupakan produk sampingan dari para filsuf, dewasa ini
pemikiran dalam filsafat hukum adalah Samuel von Pufendorf yang terkenal dengan
6
Ibid.
7
Mochtar Kusumaatmadja, Hukum Masyarakat dan Pembinaan Hukum Nasional. Bandung: Binacipta, 1976,
hlm. 13.
2
B. Riwayat Hidup Samuel von Pufendorf
Samuel von Pufendorf lahir pada tanggal 8 Januari 1632 di Jerman, filsuf dari
jerman yang terkenal dengan teori hukum alam. Ayah Pufendorf adalah seorang
ketetarikan di bidang ilmu hukum, filologi, filsafat, dan sejarah. Pada tahun 1656 ia
pergi ke kota Jena, disana ia memperdalam ilmu filsafat dan matematika dari Rene
Descartes, ilmu hukum dari Hugo Grotius, dan Filsuf Thomas hobbes.
Pada tahun 1658, ia bekerja sebagai seorang pengajar privat untuk keluarga
duta besar Swedia di Copenhagen. Ketika perang dunia pertama pecah, ia dipenjara
bersama dengan keluarga duta besar Swedia lainya. Selama didalam penjara, ia
menciptakan buku pertamanya mengenai hukum alam, yang berjudul “Two Books
Berkat bukunya tersebut, pada tahun 1668 Pufendorf menjadi pengajar hukum
alam di University of Lund di Swedia dan berlanjut selama 20 tahun. Pada masa ia
Teori hukum alam sendiri telah berkembang sejak zaman Yunani. Filsafat
Yunani melahirkan standar yang absolut mengenai hak dan keadilan. Hal ini
didasarkan pada kepercayaan pada berlakunya kekuasaan tuhan atas hukum, di mana
dari sudut terminologi filsafat berasal dari abad ke 6SM. Hukum manusia dikatakan
3
mendapat tempatnya dalam tatanan benda-benda berdasarkanatas kekuatan yang
mengontrol segala hal. Reaksi dari ajaran ini datang pada abad-abad berikutnya
dimana ada perbedaan dan kemungkinan timbulnya konflik antara Hukum Alam dan
hukum yang dibuat manusia. Pada zaman Yunani, Aritoteles dan Platomembangun
kembali Hukum Alam. Sampai hari ini hanya Aristoteles yangmempunyai pengaruh
terbesar dalam doktrin Hukum Alam. Aristoteles menganggap manusia adalah bagian
dari alam, bagian dari sesuatu, tetapi juga, diikuti denganakal yang cemerlang, yang
menonjol.
Teori hukum alam (the natural right/natural law) dikenalkan pertama kali
oleh Aristoteles. Aristoteles membagi sifat hukum ke dalam hukum yang bersifat
khusus dan universal. Hukum bersifat khusus yang dimaksud adalah hukum positif,
yang dengannya suatu negara tertentu dijalankan. Sementara hukum yang bersifat
universal adalah hukum alam, yang dengannya prinsip-prinsip yang tidak tertulis
diakui oleh semua umat manusia. Namun, pemikir setelahnya lah yang
mengembangkan lebih jauh teori hukum alam ini, seperti Kaum Stoa, Thomas
Aquinas, Cicero dan Hugo Grotius. Teori hukum alam seringkali digunakan sebagai
mengenai Hukum Alam. Stoic mengatakan, akal berlaku terhadap semua bagian
darialam semesta dan manusia adalah bagian dari alam semesta, diperintah akal.
Manusia hidup pada dasarnya jika ia hidup menurut akalnya. Doktrin Hukum Alam
kemudiansampai pada tingkat di mana alam universal memimpin, melalui akal dan
8
Arif Lutvi Anshori, Rezim HKI Sebagai Konsep Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual Atas Pengetahuan
Tradisional (traditional knowledge) di Indonesia; FH UII, 2008, hlm. 10 1
4
kritik yangdijalankan oleh manusia, langsung kepada tingkah laku yang seharusnya
integral dan didukung olehmoral. Stoic menambahkan unsur agama dalam tingkah
laku manusia. Era cemerlang dariHukum Alam lahir dari doktrin hukum agama dari
Thomas Aquinas. Padamasa itu Tuhan dari agama Kristen dianggap sebagai sumber
kekuatan akal yang berasal dariTuhan. Misalnya hal ini diketemukan dalam 10
Perintah Tuhan.
Thomas Hobbes dan Grotius. Ahli-ahli filsafat abad ke-17 ini pada umumnya
berpendapat Hukum Alam itu mengindikasikan bahwa tindakan manusia itu datang
kebutuhan moral,dan akibatnya perbuatan itu dilarang atau diperintahkan oleh Tuhan.
dengan suatu fenomena yang cukup kompleks, seperti hukum. Oleh karena itulah
muncul beberapa aliran atau madzhab dalam ilmu hukum sesuai sudut pandang yang
demikian, teori-teori dalam ilmu hukum yang sudah dikembangkan oleh masing-
alam adalah aturan yang berasal dari alam pikiran yang murni. Dalam hal ini unsur
5
naluriah manusia yang lebih berperan. Akibatnya, ketika manusia mulai hidup
bermasyarakat, timbul pertentangan kepentingan satu dengan yang lainya. Agar tidak
Baru setelah itu, diadakan perjanian berikutnya, berupa perjanjian penaklukan oleh
raja. Dengan adanya perjanjian itu, berarti tidak ada kekuasaan yang absolut. Semua
kekuasaan itu dibatasi oleh Tuhan, hukum alam, kebiasaan, dan tujuan dari negara
yang didirikan. Karangan Pufendorf tentang dasar-dasar hukum alam dan hukum
Dalam teori hukum alam yang dikemukakan oleh Pufendorf terdapat tiga
a. Kelompok Masyarakat;
b. Penguasa;
c. Tuhan.
Ketiga unsur tersebut memiliki peran masing masing dalam lahirnya suatu peraturan.
Pufendorf berpendapat bahwa hukum alam adalah aturan yang berasal dari
akal pikiran yang murni. Dalam hal ini unsur naluriah manusia lebih berperan
menerus dibuatlah perjanjian sukarela di antara rakyat, baru setelah itu diadakan
9
Serlika Aprita dan Rio Adhitya, “Filsafat Hukum”, (Raja Grafindo Persada: Depok), 2020. Hlm 95
6
Dengan adanya perjanjian itu berarti tidak ada kekuasaan yang absolute,
semua kekuasaan dibatasi oleh Tuhan, hukum alam, kebiasaan dan tujuan dari negara
yang didirikan.
Penguasa mengatur dengan membuat peraturan agar pertentangan tidak terjadi terus
Keberadaan Tuhan atau spiritual dalam teori hukum alam Pufendorf sangatlah
penting. Tuhan menjadi kekuasaan tertinggi yang membatasi tingkah laku manusia.
Penguasa dalam membuat aturan tidak akan bisa bertentangan dengan hukum yang