Disusun Oleh :
Teori hukum alam sendiri telah berkembang sejak zaman Yunani. Filsafat Yunani
melahirkan standar yang absolut mengenai hak dan keadilan. Hal ini didasarkan pada
kepercayaan pada berlakunya kekuasaan tuhan atas hukum, di mana manusia
seharusnya mematuhinya. Pernyataan riil pertamadari Teori Hukum Alam dari sudut
terminologi filsafat berasal dari abad ke 6SM. Hukum manusia dikatakan mendapat
tempatnya dalam tatanan benda-benda berdasarkanatas kekuatan yang mengontrol
segala hal. Reaksi dari ajaran ini datang pada abad-abad berikutnya dimana ada
perbedaan dan kemungkinan timbulnya konflik antara Hukum Alam dan hukum yang
dibuat manusia. Pada zaman Yunani, Aritoteles dan Platomembangun kembali Hukum
Alam. Sampai hari ini hanya Aristoteles yangmempunyai pengaruh terbesar dalam
doktrin Hukum Alam. Aristoteles menganggap manusia adalah bagian dari alam, bagian
dari sesuatu, tetapi juga, diikuti denganakal yang cemerlang, yang membuat manusia
sesuatu yang istimewa dan memberikannyakekhususan yang menonjol.
Dalam teori hukum alam yang dikemukakan oleh Pufendorf terdapat tiga unsur
dalam pembentukan dan keberlakukan suatu hukum, yaitu:
a. Kelompok Masyarakat;
b. Penguasa;
c. Tuhan.
Ketiga unsur tersebut memiliki peran masing masing dalam lahirnya suatu peraturan.
Pufendorf berpendapat bahwa hukum alam adalah aturan yang berasal dari akal
pikiran yang murni. Dalam hal ini unsur naluriah manusia lebih berperan akibatnya
ketika manusia mulai hidup bermasyarakat timbul pertentangan kepentingan satu
dengan lainnya.
Agar pertentangan didalam masyarakat tidak meluas terjadi secara terus
menerus dibuatlah perjanjian sukarela di antara rakyat, baru setelah itu diadakan
perjanjian berikutnya, berupa perjanjian penaklukan oleh raja agar mendapatkan
legitimasi secara nasional.
Dengan adanya perjanjian itu berarti tidak ada kekuasaan yang absolute, semua
kekuasaan dibatasi oleh Tuhan, hukum alam, kebiasaan dan tujuan dari negara yang
didirikan.
Keberadaan Tuhan atau spiritual dalam teori hukum alam Pufendorf sangatlah
penting. Tuhan menjadi kekuasaan tertinggi yang membatasi tingkah laku manusia.
Penguasa dalam membuat aturan tidak akan bisa bertentangan dengan hukum yang
dibuat oleh Tuhan.