Anda di halaman 1dari 24

FAKULTAS HUKUM

MAGISTER ILMU HUKUM


UNIVERSITAS HANG – TUAH SURABAYA

TEORI HUKUM

Dr. Sulaksono, SH., MH.


082131976679
son_kop7@yahoo.co.id
MATERI - 1

2
ALIRAN-ALIRAN DALAM TEORI HUKUM

A. Hukum Alam
B. Positivisme
C. Hukum Utilitarianisme
D. Aliran Sejarah
E. Sociological Jurisprudence
F. Realisme Hukum
A. HUKUM ALAM
Latar belakang muncul aliran hukum alam
 Dilihat dari sejarahnya menurut friedman, aliran ini timbul karena
kegagalan umat manusia dalam mencari keadilan yang absolut. Gagasan
hukum alam didasarkan pada assumsi bahwa melalui penalaran, hakikat
mahluk hidup akan dapat diketahui, dan pengetahuan tersebut mungkin
menjadi dasar bagi tertib sosial serta tertib hukum eksistensi manusia.
Hukum alam dianggap lebih tinggi dari hukum yang sengaja dibentuk oleh
manusia .
 Pandangan yang muncul setelah jaman renesanse (yaitu di era ketika rasio
manusia dipandang terlepas dari tertib keTuhanan.) berpendapat bahwa
hukum alam muncul dari pikiran manusia sendiri tentang apa yang baik
dan buruk, yang penilaiannya diserahkan kepada kesusilaan (moral) alam
 Menurut Friedman ((1990 : 47) Aliran hukum alam telah berkembang sejak
kurun waktu 2.500 tahun yang lalu, dan muncul dalam berbagai bentuk
pemikiran. Dilihat dari sejarahnya, aliran ini timbul karena kegagalan umat
manusia dalam mencari keadilan yang absolut. Hukum alam disini
dipandang sebagai hukum yang berlaku universal dan abadi.
 Menurut (Soekanto, 1985 : 5-6) Gagasan mengenai hukum alam didasarkan
pada asumsi bahwa melalui penalaran, hakikat mahluk hidup akan dapat
diketahui, dan pengetahuan tersebut mungkin menjadi dasar bagi tertib
hukum eksistensi manusia. Hukum alam dianggap lebih tinggi dari hukum
yang sengaja dibentuk oleh manusia.
 Hukum Alam Secara Sederhana dibedakan 2 aliran :

1. Aliran Hukum Alam IRASIONAL:


hukum yang berlaku universal dan abadi itu bersumber dari tuhan
secara langsung.

2. Aliran Hukum Alam RASIONAL l yang muncul setelah zaman


renesanse:
bahwa sumber dari hukum yang universal dan abadi itu adalah rasio
manusia. Pandangan ini berpendapat bahwa hukum alam tersebut
muncul dari pikiran manusia sendiri tentang apa yang baik dan buruk,
yang penilaiannya diserahkan kepada kesusilaan (moral alam), zaman
Renesanse adal era ketika rasio manusia dipandang lepas dari tertib
ketuhanan.
1. Hukum Alam IRASIONAL
Beberapa pendukung Aliran Hukum Alam Irasional yang akan diuraikan pandangan-
pandangannya adalah Thomas Aquinas , John Salisbury, Dante Alighieri, Piere Dubois,
Marsilius Padua, William Occam, John Wycliffe, dan Johannes Huss.
 Thomas Aquinas (1225-12I4S
Filsafat Thomas Aquinas berkaitan erat dengan teologia. Ia mengakui bahwa di samping
kebenaran wahyu juga terdapat kebenaran akal. Menurutnya, ada pengetahuan yang
tidak dapat ditembus oleh akal, dan untuk itulah diperlukan iman. Sekalipun akalmanusia
tidak dapat memecahkan misteri, ia dapat meratakan jalan menuju pemahaman
terhadapnya. Dengan demikian, menurut Aquinas, ada dua pengetahuan yang berjalan
bersama-sama, yaitu (1) pengetahuan alamiah (berpangkal pada akal), (2) pengetahuan
iman (berpangkal pada wahyu ilahi).
 Pembedaan tersebut juga digunakan oleh Aquinas dalam menjelaskan perbedaan antara
Filsafat dengan teologia.
Thomas Aquinas menbedakan hukum menjadi 4 yaitu :
a. Lex aeterna (hukum rasio Tuhan yang tdk dpt ditangkap oleh panca indra manusia),
b. Lex divinia (hukum rasio Tuhan yang dapat ditangkap oleh panca indra manusia,
merupakan petunjuk khusus dari Tuhan tentang bagaimana manusia itu harus
menjalani hidupnya (tercantum dalam kitab suci).
c. lex naturalis (hukumalam, yaitu penjelmaan lex aeterna ke dalam rasio manusia),
Merupakan petunjuk umum yang paling mendasar, misalnya yang baik harus dilakukan,
sedangkan yang jelek harus ditinggalkan
d. lex positivis merupakan penerapan lex naturalis dalam kehidupan manusia didunia
(disebut juga lex human).
o Beberapa Karya Thomas Aquinas terkenal Summa theologiae, De Ente et essentia dan
Summa Contra Gentiles
Lanjutan Tokoh Hukum Alam IRASIONAL :
 John Salisbury (1115-1180)
Pendapatnya dalam menjalankan pemerintahan penguasa wajib
memperhatikan hukum tertulis dan tidak tertulis (hukum alam),
yang mencerminkan hukum Tuhan. Tugas rohaniah adalah
membimbing penguasa agar tidak merugikan kepentingan rakyat
bahkan seharusnya penguasa itu harus manjadi abdi gereja.
o Pemikiran yang terkenal dituangkan dalam satu kumpulan buku
yang diberi judul “Policracitus Sive De Nubis Curialtum Et
Vestigis Philoshophorum Libri VIII, dan bukunya yang berjudul
Metalogicus.

 Dante Aligheiri (1265-1321)


Dia menyarankan bahwa segala kekuasaan harus diserahkan kepada
satu tangan yaitu pemerintahan yang absolut. Ia memberikan
legitimasi terhadap kekuasaan monarkhi yang bersifat mondial.
Menurutnya badan tertinggi yang memperoleh legitimasi dari
Tuhan sebagai monarki dunia ini adalah kekaisaran Romawi.
o Pemikiran tertuang dalam bukunya yang berjudul “ De
Monarchia”
Lanjutan Tokoh Hukum Alam IRASIONAl :

 Piere Dubois (1255


Filsuf terkemuka Perancis sebagai Pengacara Raja Perancis mencita-
citakan kekuasaan Perancis mahaluas sebagai pemerintah tunggal
dunia.
Penguasa dapat langsung menerima kekuasaan dari Tuhan, tanpa perlu
melalui Pemimpin Gereja. Bahkan Dubois menginginkan agar
kekuasaan duniawi gereja dicabut dan diserahkan sepenuhnya
kepada Raja.
o Pemikiran dubois tertuang dalam bukunya yang berjudul “De
Recuperatione Terre Sancte”.
Lanjutan Tokoh Hukum Alam IRASIONAL :
 Marsilius Padua (1270-11340) dan William Occam (1280-1317)
Kedua tokoh ini memiliki banyak persamaan pandangan. keduanya
termasuk tokoh penting abad k-14 dari ordo fransiscan dan pernah
memberi kuliah di sebuah universitas di kota Paris. Keduanya sama-
sama dikeluarkan dari gereja oleh paus.
Marsilius Padua dalam berpendapat tentang kenegaraan banyak
dipengaruhi oleh Aristoteles, tetapi dalam banyak hal pemikirannya
mirip dengan Rousseau.

Pendapat Marsilius Padua sebagai berikut :


1; negara berada di atas kekuasaan paus, yang mana kedaulatan
tertinggi beradaditangan rakyat.
2; Tujuan Negara adalah untuk memajukan kemakmuran dan
memberikan kesempatanseluas-luasnya bagi warga Negara agar
dapat mengembangkan dirinya secara bebas.
3; Kekuasaan Negara adalah dibatasi oleh undang-undang dan tidak
absolut,
karenahukum harus mengabdi kepada rakyat, rakyat bisa menghu
kum hinggamemberhentikan raja yang melanggar undang-undang
o William Occam sering disebut nominalisne lawan dari pemikiran
Thomas. Occam bahwa rasio manusia tidak dapat memastikan
suatu kebenaran.
o Karya Padua yang terkenal berjudul Defensor Pacis, sedangkan
karya Occam di antaranya yang berjudul: De Imperatorum Et
Pantificum Potestate.

 John Wycliffe (1320-1384) dan Johannes Huss (1369-1415)


o Bagi Wicliffe Gereja dan pemerintah memiliki lahan masing-
masing, tidak boleh saling mencampuri.
o Johannes Huss menyatakan bahwa gereja tidak perlu mempunyai
hak milik, penguasa dapat merampas hak yang disalah gunakan
oleh gereja.
TOKOH-TOKOH ALIRAN HUKUM ALAM YANG RASIONAL :
1. Hugo de Groot atau Grotius (1583-1643):
Dia terkenal dengan sebutan bapak Hukum Internasional karena dialah yang
mempopulerkan konsep-konsep hukum dalam hubungan antar negara, seperti
hukum perang. Menurut Grotius sumber hukum adalah rasio manusia karena
karakteristik yang membedakan manusia dengan makhluk lain adalah
kemampuan akalnya. Hukum alam menurutnya adalah hukum yang sesuai
dengan kodrat manusia. Hukum tidak mungkin dapat dirubah.
2. Samuel V.P. (1632-1694) dan Christian Thomasius (1655-1728)
 Samuel (Jerman); hukum alam adalah aturan yang berasal dari akal
pikiran yang murni. Menurutnya hukum alam yang lahir dari factor-faktor
yang bersifat takdir dan berdasarkan sifat manusia yang fitri, seperti
naluri akan terdesak kebelakang. Disisi lain undang-undang akan semakin
maju.
 Menurut Thomasius manusia hidup dengan berbagai macam Naluri yang
bertentangan, sehingga diperlukan aturan yang mengikat.
3. Immanuel Kant (1724-1804)
Dikenal sebagai penganut dengan paham empirisme, berpendapat bahwa sumber
pengetahuan manusia bukan rasio, melainkan pengalaman (empiris), tepatnya
pengalaman yang berasal dari pengenalan inderawi, filsafat kantesius dari empiris
dengan rasional yakni filsafat rasionalis yang memulai perjalanan dengan terlebih
dahulu menyelidiki kemampuan dan batas-batas rasio.
Adapun peranan hukum alam sepanjang sejarah memiliki fungsi jamak,
sebagai berikut:
`
a. Hukum alam digunakan untuk mengubah hukum perdata romawi
yang lama menjadi suatu sistem hukum umum yang berlaaku
diseluruh dunia.
b. Sebagai senjata bagi pihak greja dan kaisar dalam berebut
kekuasaan
c. Dasar hukum internasional dan dasar kebebasan perseorangan
terhadap pemerintahan yang bersifat absolut.
d. Digunakan para hakim amerika serikat dalam menafsirkan
konstitusi mereka.
e. Dipergunakan untuk mempertahankan pemerintahan yang berkuasa,
atau sebaliknya untuk mengobarkan pemberontakan terhadap
kekuasaan yang ada.
f. Untuk mempertahankan segala bentuk idiologi
g. Sebagai dasar ketertiban international hukum alam terus menerus
memberikan ilham kepada kaum stoa , ilmu dan filsafat romawi ,
pendeta pendeta dan greja greja pada abad pertengahan, dan lain-
lain
B. ALIRAN HUKUM POSITIVISME
Positivisme merupakan sebuah sikap ilmiah, menolak spekulasi-spekulasi
apriori dan berusaha membangun dirinya pada data pengalaman. Dimulai
dengan pertengahan kedua abad ke-19, positivism menjalar ke dalam segala
cabang ilmu pengetahuan sosial, termasuk ilmu pengetahuan hukum.
Para positivis mengajarkan bahwa hukum positiflah yang merupakan hukum
yang berlaku; dan hukum positif disini adalah norma-norma yudisial yang
dibangun oleh otoritas negara. la juga menekankan pemisahan ketat hukum
positif dari etika dan kebijaksanaan sosial dan cenderung mengidentifikasikan
keadilan dengan legalitas, yaitu ketaatan kepada aturan-aturan yang
ditentukan oleh negara.

Munculnya aliran hukum positif, juga di anggap sebagai pemberontakan


terhadap hukum alam atau hukum kodrat. karena hukum kodrat dianggap
sbagai muslihat penguasa gereja pada saat itu. hal ini seperti di ungkapkan
kelsen,

Menurut Kelsen: teori-teori hukum kodrat sesungguhnya adalah suatu


muslihat untuk memperkuat penguasa-penguasa yang sedang berkuasa dan
menghalang-halangi kemajuan.
 Aliran Hukum positivis (Positivisme hukum) memisahkan antara
hukum dengan moral: memisahkan antara hukum yang berlaku (das
sein) dengan hukum yang seharusnya (das sollen).

 Menurut aliran positif, tidak ada hukum lain kecuali perintah


penguasa (law is command of the souverign).

 Bahkan bagian dari aliran hukum positif (yaitu legisme)


berpendapat lebih tegas: Hukum ialah undang-undang.

 Aliran hukum positif dapat dibedakan:


1). Aliran hukum positif Analitis (Analytical jurisprudence)
yang dipelopori oleh John Austin (1790): dan
2). Aliran hukum Murni (Reine Rechtslere-The Pure of Law)
yang dipelopori oleh Hans Kelsen.
1. Aliran hukum positif Analitis (Analitycal jurisprudence)
John Austin (1730-1859)
Menurut aliran ini hukum adalah perintah dari penguasa negara.
 Hakekat hukum terletak pada unsur “perintah” itu.
 Hukum dipandang sebagai suatu sistem yang tetap, Logis, dan tertutup.

Austin membedakan lagi:


1). Hukum yang sebenarnya,
adalah hukum yang dibuat oleh penguasa dan hukum yang dibuat oleh
manusia individu untuk melaksanakan hak-hak yang diberikan kepadanya
(hukum positif)
2). Hukum yang tidak tidak sebenarnya.
adalah hukum yang tidak dibuat oleh penguasa, sehingga tidak memenuhi
persyaratan sebagai hukum.

Hukum menurut aliran ini harus memiliki empat unsur:


1. Perintah (command);
2. Sanksi (sanction);
3. Kewajiban (duty);
4. Kedaulatan (sovereignty).
2. Aliran Hukum Murni
Hans Kelsen (1881-1973)
 Menurut aliran hukum murni: hukum harus dibersihkan dari
anasir-anasir non hukum, seperti sosiologis, politis, historis
bahkan etis. Itulah sebabnya aliran ini disebut aliran murni
tentang hukum.
 Hukum adalah kategori keharusan (sollens katagorie) bukan
sein katagorie (katagori Faktual).
 Hukum adalah suatu keharusan yang mengatur tingkah laku
manusia. Dalam hal ini yang dipersoalkan oleh hukum bukanlah
“bagaimana hukum itu seharusnya” (what the law ought to be),
tetapi ”apa hukumnya “ (what the law is).
 Teori ini melihat hukum sebagai suatu sistem terdiri dari
susunan norma yang berbentuk piramida.
C. ALIRAN HUKUM UTILITARIANISME

 Utilitaianisme adalah aliran ini meletakkan


kemanfaatan sebagai tujuan dari hukum. Yang
dimaksud kemanfaatan disini adalah kebahagiaan
(happiness).
 Aliran ini sesungguhnya dapat pula dimasukan
kedalam Positivisme Hukum, mengingat faham ini
pada akhirnya sampai pada kesimpulan tujun hukum
adalah menciptakan ketertiban masyarakat.
 Hukum dinilai baik atau tidak baik sangat bergantung
apakah ia membahagiakan atau tidak bagi umat
manusia.
 Tokohnya adalah Jeremy Bentham, John Stuart, Mill,
dan Rudolf Von Jhering.
TOKOH ALIRAN HUKUM UTILITARIANISME
1. Jeremy Bentham (1748-1832)
 Berpendapat : Bahwa alam memberikan kebahagiaan dan
kerusakan. Tugas hukum adalah memelihara kebahagiaan dan
mencegah kejahatan. Menurutnya pemidanaan haruslah bersifat
spesifik untuk tiap jenis kejahatan, dan seberapa besar pidana itu
boleh diberikan, hal ini tidak boleh melebihi jumlah yang
dibutuhkan untuk mencegah timbulnya kejahatan.
 Bentham adalah pejuang yang gigih untuk hukum yang
dikodifikasikan dan untuk merombak hukum Inggris yang baginya
merupakan suatu yang kacau. Sumbangan terbesarnya terletak
dalam bidang kejahatan dan pemidanaan. Dalilnya adalah, bahwa
manusia itu akan berbuat dengan cara sedemikian rupa sehingga ia
mendapatkan kenikmatan yang sebesar-besarnya dan menekan
serendah-rendahnya penderitaan. Standar penilaian yang di pakai
adalah “apakah suatu tindakan menghasilkan kebahagiaan”.
 Selanjutnya, Betham mengemukakan agar pembentuk hukum harus
membentuk hukum yang adil bagi segenap warga masyarakat secara
individual.
2. John Stuart Mill (1806-1873)
Pemikirannya dipengaruhi oleh pertimbangan psikologi. Ia menyatakan
bahwa tujuan manusia mencari kebahagiaan. Yang ingin dicapai manusia
bukanlah benda atau sesuatu hal tertentu, tetapi kebahagiaan yang dapat
ditimbulkannya. Ia dalam pemikirannya menjelaskan hubungan antara
keadilan, kegunaan, kapentingan individu dan kepentingan umum.

3. Rudolf Von Jhering (1818-1892)


Jhering mengajarkan tentang utilitarian sosial. Mulanya ia penganut paham
sejarah (yang dikembangkan oleh Savigny). Namun pada akhirnya ia justru
menentang pendapat dari Savigny. Menurut Savigny hukum Romawi adalah
pernyataan dari jiwa bangsa Romawi, dan oleh karena itu ia adalah hukum
nasional (Romawi). Hal inilah yang dibantah oleh Jhering, Jhering mengatakan
Seperti dalam hidup sebagai perkembangan biologis, senantiasa terdapat
asimilasi dari unsur-unsur yang mempengaruhinya. Demikian pula dalam bidang
kebudayaan. Hukum Romawi pada hakekatnya juga mengalami hal ini. Suatu
barang tentu lapisan tertua hukum Romawi adalah bersifat nasionalis tetapi
pada tingkat-tingkat perkembangan berikutnya hukum itu makin mendapat ciri
universal. Lebih lanjut Jhering mengatakan bahwa hukum Romawi dapat
menjadi dasar hukum Jerman bukan karena hukum Romawi bersifat nasional,
akan tetapi justru karena hukum Romawi dalam perkembangannya sudah
berhadapan dengan aturan hidup lain, sehingga hukum tersebut lebih bersifat
universal daripada nasional
D. ALIRAN SEJARAH
Munculnya aliran sejarah setidaknya dilatar belakangi oleh tiga
hal :
1. Rasionalisme abad XVIII yang didasarkan pada hukum alam
yang dipandang tidak memperhatikan fakta sejarah.
2. Semangat revolusi Perancis yang menentang tradisi dan lebih
mengutamakan rasio.
3. Adanya larangan penafsiran oleh hakim karena undang-undang
dipandang telah dapat memecahkan semua masalah hukum.

 Sebagaimana diketahui abad XVII adalah abad rasionalisme.


Pemikiran rasionalisme mengajarkan universalisme dalam
berpikir. Cara pandang inilah yang menjadi sebab utama
munculnya madzab/aliran sejarah yang menentang
universalisme.
 Madzab/Aliran sejarah lebih memfokuskan pada keberadaan
suatu bangsa tepatnya adalah jiwa bangsa (volkgeist).
 Tokoh penting aliran sejarah: Von Savigny, Puchta dan Henry
Summer Maine.
TOKOH ALIRAN SEJARAH
1.Friedrich Karl Von Savigny (1770-1861)
menganalogikan timbulnya hukum itu sama dengan timbulnya bahasa bagi
suatu bangsa. Hukum timbul bukan karena perintah penguasa (seperti
dikemukakan aliran positivis), tetapi karena perasaan keadilan yang terletak
pada jiwa bangsa itu. Jiwa bangsa (volkgeist) itulah yang menjadi sumber
hukum law is an expression of the common consciousness or spirit of people.
Hukum tidak dibuat, tetapi tumbuh dan berkembang bersama masyarakat. Ia
mengingatkan untuk membangun hukum, studi terhadap sejarah suatu bangsa
mutlak diperlukan.

2.Pucha (1798-1846)
Puchta adalah murid Von Savigny yang mengembangkan lebih lanjut pemikiran
gurunya. Ia berpendapat sama dengan gurunya, bahwa hukum suatu bangsa
terikat pada jiwa bangsa (Volksgeist) yang bersangkutan. Hukum tersebut
menurutnya dapat berbentuk:1) langsung berupa adat istiadat, 2) melalui undang-
undang, 3) melalui ilmu hukum dalam bentuk karya para ahli hukum.

3.Henry Sumner Maine (1822-1888)


Maine banyak dipengaruhi oleh pemikiran Savigny. Ia dianggap sebagai pelopor aliran
sejarah di Inggris. Salah satu penelitiannya yang terkenal adalah studi perbandingan
perkembangan lembaga-lembaga hukum yang ada pada masyarakat yang sederhana dan
masyarakat yang sudah maju, yang dilakukan berdasarkan pendekatan sejarah
E. SOCIOLOGYCAL JURISPRUDENCE
 Aliran sociological jurisprudence ialah aliran yang menghendaki bahwa
dalam proses pembentukan pembaharuan hukum harus memperhatikan
kesadaran masyarakat. Memperhatikan nilai-nilai hukum yang hidup dalam
masyarakat.
 Aliran ini berkembang di Amerika, pada intinya aliran ini hendak
mengatakan bahwa hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan
hukum yang hidup dalam masyarakat. Kata “sesuai” diartikan sebagai
hukum yang mencerminkan nilai-nilai yang hidup di dalam masyarakat.
 Aliran Sociological Jurispurdence sebagai salah satu aliran pemikiran filsafat
hukum menitik beratkan pada hukum dalam kaitannya dengan masyarakat.
Menurut aliran ini : “ Hukum yang baik haruslah hukum yang sesuai dengan
hukum yang hidup di antara masyarakat”.
 G. W Paton lebih suka menggunakan istilah metode fungsional untuk
menggantikan istilah Sociologycal jurisprudence. Hal ini dilakukan untuk
menghindari adanya kerancuan antara “Sociologycal Jurisprudence” dengan
“sosiologi Hukum” (Sociology of law). Menurut Lily Rasjidi, ada perbedaan
antara keduanya, sosiologi hukum memandang hukum sebagai gejala soaial
belaka, dengan pendekatan dari masyarakat ke hukum, untuk sosiological
jurisprudence mendekati hubungan hukum dengan masyarakat, mulai dari
hukum ke masyarakat.
 Pelopor aliran adalah Eugen Ehrlich dan Roscoe Pound.
TOKOH ALIRAN SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE
1. Eugen Ehrlich (1862-1922)
Ia melihat adanya perbedaan antara hukum positif di satu pihak
dengan hukum yang hidup dalam masyarakat di pihak yang lain. Titik
pusat perkembangan hukum tidak terletak pada undang-undang,
putusan hukum atau ilmu hukum, tetapi pada masyarakat itu sendiri.
Menurutnya hukum positif baru akan memiliki daya berlaku yang
efektif apabila berisikan atau selaras dengan hukum yang hidup
dalam masyarakat.

2. Roscoe Pound (1870-1964)


Pound adalah orang yang pertama kali mencetuskan gagasan bahwa
hukum tidaklah semata-mata sebagai sarana untuk mengendalikan
ketertiban dalam masyarakat, tetapi hukum juga dapat berfungsi
sebagai sarana untuk merekayasa masyarakat untuk mencapai tujuan
tertentu (law as a tool of social engineering). Hal ini tidak lepas dari
hubungan timbal balik antara hukum dan masyarakat. Pemikirannya
ini dikembangkan oleh orang Indonesia antara lain: Mochtar
Kusumaatmadja, Satjipto Raharjo dan lain-lain.
F. REALISME HUKUM
Realisme hukum berasal dari pengaruh pemikiran modern yang berkembang
di Amerika dan di Skandinavia. Realisme hukum pada dasarnya merupakan
aliran yang meninggalkan pembicaraan mengenai hukum yang abstrak.
Realisme hukum lebih menitikberatkan pada kajian terhadap pekerjaan-
pekerjaan hukum yang praktis dalam menyelesaikan problem-problem dalam
masyarakat.
Pokok-pokok pendekatan kaum realis menurut Liewelyn adalah sebagai berikut:
1. Hendaknya konsepsi hukum itu menyinggung hukum yang berubah-ubah dan
hukum yang diciptakan pengadilan.
2. Hukum adalah alat untuk mencapai tujuan sosial tertentu.
3. Masyarakat berubah lebih cepat daripada hukum, dan oleh karena itu selalu
ada kebutuhan untuk menyelidiki bagaimana hukum itu menghadapi
problem-problem sosial yang ada.
4. Untuk studi dipisahkan antara yang ada dan yang seharusnya.
5. Tidak mempercayai bahwa peraturan-peraturan dan konsep-konsep hukum
itu sudah mencukupi untuk menunjukkan apa yang harus dilakukan
pengadilan.
6. Menolak peraturan hukum sebagai faktor utama dalam pengambilan
keputusan.
7. Mempelajari hukum hendaknya dalam lingkup yang lebih sempit sehingga
lebih nyata.
8. Hendaknya hukum itu dinilai dari efektifitasnya dan kemanfaatannya.
TOKOH ALIRAN REALISME HUKUM
1. John Chipman Gray (1839-1915)
Gray adalah salah seorang penganut Realisme hukum di Amerika.
Semboyannya terkenal: All the law is judge-made law. Ia
menyatakan di samping logika sebagai unsur undang-undang, maka
unsur kepribadian, prasangka dan faktor-faktor lain yang tidak logis
memiliki pengaruh yang besar dalam pembentukan hukum.
2. Oliver Wendell Holmes Jr. (1841-1935)
Holmes memandang apa yang dilakukan oleh pengadilan (hakim)
itulah yang disebut dengan hukum. Holmes juga menyatakan: Di
samping norma-norma hukum bersama tafsirannya, moralitas hidup
dan kepentingan-kepentingan sosial ikut menentukan keputusan
para hakim.
3. Axel Hagerstorm (1868-1939)
Axel adalah tokoh realisme hukum Skandinavia. Pemikirannya
tentang (realisme) hukum dapat dilihat dari pendapatnya tentang
bagaimana rakyat Romawi mentaati hukum. Menurutnya, rakyat
Romawi mentaati hukum secara Irrasional, yaitu hukum yang
bersumber dari Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai