Oleh
FATMAWATI
NIM: 20256122040
A. Latar Belakang
Untuk memahami suatu hakikat yang sebenarnya, ada baiknya menelusuri atau
melacak lebih jauh tentang apa sebab para ahli pemikir hukum menaruh minat pada filsafat
hukum. Mereka berbuat demikian mempunyai beberapa sebab berikut. Pertama: Adanya
ketegangan jiwa dalam pikiran, kebimbangan tentang kebenaran, tentang keadilan dari
hukum yang berlaku dan merasa tidak puas tentang hukum yang berlaku itu. Hukum yang
berlaku tidak sesuai dengan keadaan masyarakat dan mereka berusaha untuk mencari hukum
yang lebih adil dan lebih baik dari hukum yang berlaku. Kedua: Adanya ketegangan antara
kepercayaan atau agama dengan hukum yang berlaku yang memiliki weltanschauung den
lebenschauung (pandangan dunia dan pandangan hidup) tertentu. Mereka melihat suatu
pertentangan peraturan-peraturan yang berlaku dengan peraturan agama atau pandangan
hidup yang mereka anut. Timbullah suatu perang batin dalam pikirannya maka berusaha
untuk mengatasinya dari sini timbul beberapa aliran filsafat hukum. Ketiga: Filsafat hukum
timbul disebabkan kesangsian tentang kebenaran dan keadilan dari hukum yang berlaku
terlepas dari sistem agama atau filsafat umum. Di sini yang dinilai adalah hukum positif.
Apakah keberadaan hukum positif itu adalah hukum yang adil,
Dari uraian di atas jelaslah bahwa ahli pikir hukum mencari hakikat hukum. la ingin
mengetahui yang ada di belakang hukum, mencari apa yang tersembunyi di dalam hukum,
menyelidiki kaidah-kaidah hukum sebagai pertimbangan nilai, dan memberi penjelasan nilai-
nilai postulat (dasar). Akhirnya, apa yang disebut filsafat hukum pada hakikatnya adalah soal
“hati nurani”.
Ada yang berpendapat bahwa hukum dapat dipelajari dalam fungsi sosialnya. Ditinjau
dari fungsi sosial, hukum itu adalah gejala sesuatu masyarakat yang harus melayani
kepentingan masyarakat. Manakala dianggap demikian, landasan hukum adalah
“penghidupan itu sendiri”. Adagium ini dipakai mazhab sejarah sebagai pokok pangkal
pemikiran tentang hukum. Lain halnya kalau hukum itu dijadikan bagian dari suatu agama di
mana agama membedakan hukum yang abadi, hukum kodrat (hukum alam) dan hukum
manusia. Hukum abadi adalah hukum yang dikehendaki oleh pencipta alam semesta,
ciptaannya bergerak atas kehendak tuhan. Hukum alam dilihat dari segi ciptaan dan bergerak
sesuai dengan kehendak tuhan. hukum manusia adalah suatu bentuk hukum yang berdasarkan
akal budi manusia yang ditimba manusia dari hukum kodrat atau hukum alam.
Memahami Aliran Filsafat ini akan membuat visi kita lebih kaya dan lebih terbuka
dalam memandang hukum dan permasalahannya. Dalam tulisan ini hanya akan diuraikan Dua
aliran filsafat hukum, yaitu: Aliran Hukum Alam dan Mazhab Sejarah.
PEMBAHASAN
A. INTISARI ALIRAN HUKUM ALAM
Aliran hukum alam merupakan ajaran hukum yang menitik beratkan pada rasio atau akal
yang melihat keadilan sebagai suatu hal yang mutlak. Penganut ajaran atau aliran hukum
alam antara lain Plato, Aristoteles Aquino, Hugo De Grpot dan lain lain.2 Secara sederhana,
menurut sumbernya, aliran hukum alam dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu:
Rasional
Setelah menyinggung sekilas beberapa pemikir aliran hukum alam Irasional, kiranya
perlu diuraikan pula pendukung-pendukung aliran Hukum alam rasional. Tokoh-tokoh dari
aliran ini antara lain:
a. Hugo de Groot alias Grotius (1583-1643)
Hugo de Groot atau Grotius dikenal sebagai Bapak Hukum Internasional karena
dialah yang mempopulerkan konsep-konsep Hukum dalam hubungan antarnegara, seperti
hukum perang dan damai serta hukum laut. Menurut Grotius, sumber hukum adalah rasio
manusia. Karena karakteristik yang membedakan manusia dengan makhluk lain adalah
kemampuan akalnya, seluruh kehidupan manusia harus berdasarkan pada kemampuan akal
(rasio) itu. Hukum alam, menurutnya adalah hukum yang muncul sesuai kodrat manusia.
Hukum alam ini tidak mungkin dapat diubah, (secara ekstrem) Grotius mengatakan bahwa
oleh Tuhan sekalipun. Hukum alam itu diperoleh manusia dari akalnya, tetapi Tuhanlah yang
memberikan kekuatan mengikatnya.
b. Samuel von Pufndorf (1632-1694) dan Cristian Thomasius (1655-1728) Pufendorf
Adalah penganjur pertama hukum alam di Jerman. Pekerjaannya dilanjutkan oleh
Christian Thomasius. Ia berpendapat bahwa hukum alam adalah aturan yang berasal dari akal
pikiran yang murni. Dalam hal ini unsur naluriah manusia yang lebih berperan. Akibatnya,
ketika manusia mulai hidup bermasyarakat, timbul pertentangan kepentingan satu dengan
lainnya. Agar tidak terjadi pertentangan terus-menerus, dibuatlah perjanjian secara sukarela
di antara rakyat. Baru setelah itu, diadakan perjanjian berikutnya, berupa perjanjian
penaklukan oleh raja. Dengan adanya perjanjian itu, berarti tidak ada kekuasaan yang absolut.
Semua kekuasaan itu dibatasi oleh Tuhan,
c. Imanuel Kant (1724-1804) 5
Imanuel Kant melakukan penyelidikan unsur-unsur mana dalam pemikiran manusia yang
berasal dari rasio (sudah ada terlebih dulu tanpa dibantu oleh pengalaman) dan yang murni
berasal dari empiris.
DAFTAR PUSTAKA
Wantu M. Fence. 2015. Pengantar Ilmu Hukum. Gorontalo: Penerbit Reviva Cendekia
Aprita Serlika, Adhitya Rio. 2020. Filsafat Hukum. Depok: PT Rajagrafindo Persada
Kirana ,20 Oktober 2018. “Hukum Alam, Kehendak Bebas, Perilaku Manusia” qureta.com.
(Diakses 02 November 2022, pukul 20.30 ) tersedia di https://www.qureta.com/post/hukum-
alam-kehendak-bebas-perilaku-manusia
Ilhamsyah Lubis,“Vol 6, No 2 (2016) . “Pemikiran filusuf mazhab sejarah hukum di dalam
pembentukan kesadaran hukum dan karakter empat pilar kebangsaan”. (Diakses pada tanggal
02 November 2022, pukul 20:.30) tersedia di
https://openjournal.unpam.ac.id/index.php/sks/article/view/338
Abdul Jaelani Aris, 01 Oktober 2021. “Kelebihan dan Kekurangan Aliran/Mashab Dalam
Filsafat Hukum” .scribd. (Diakses pada tanggal 02 November 2022, pukul 20.30) dari
https://www.scribd.com/document/533012974/Kelebihan-dan-Kekurangan-Aliran-Mashab-
Dalam-Filsafat-Hukum