FILSAFAT HUKUM
BAB IV
PENDAHULUAN
Aliran-aliran filsafat hukum yang kan
dibicarakan dalam tulisan ini
meliputi : (1) Aliran Hukum alam (2)
Positivisme Hukum (3)
Utilitarianlisme (4) Mazhab Sejarah;
(5) Socioligozal Jurisprudence (6)
Realisme Hukum; dan (7)
Freirechslehre.
C. POSITIVISME HUKUM
Positivsme hukum memandang perlu memisahkan secara tegas
antara hukum dan moral. Dalam kacamata positivis, tiada hukum
lain kecuali perintah penguasa. Bahkan, bagian dari aliran hukum
positif yang dikenal dengan nama legisme, berpendapat lebih
tegas, bahwa hukum itu identik dengan undang-undang
Positivisme dapat dapat dibedakan dalam dua corak :
1. Aliran hukum positif analitis (analytical jurisprudence)
2. Aliran hukum positif murni (reine rechtlehre)
D. UTILITARIANISME
Utilitarianisme atau Utilisme adalah aliran yang meletakan kemanfaatkan sebagai
tujuan utama hukum. Kemanfaatan disini diartikan sebagai kebahagiaan (happiness).
Jadi baik buruk atau adil tidaknya suatu hukum, tergantung kepada apakah hukum itu
memberikan kebahagiaan kepada manusia atau tidak.
Pendukung Utilitarianisme yang paling penting adalah :
E. MAZHAB SEJARAH
Mazhab Sejarah merupakan reaksi terhadap tiga hal:
1.Rasionalisme Abad ke-18 yang didasarkan atas hukum alam,
kekuatan akal, dan prinsip-prinsip dasar yang semuanya berperan
pada filsafat hukum.
2.Semangat Revolusi Perancis yang menentang wewenang tradisi
dengan misi kosmopolitannya (kepercayaan pada rasio dan daya
kekuatan tekad manusia untuk mengatasi lingkungannya, yaitu
seruannya ke penjuru dunia).
3.Pendapat yang berkembang saat itu yang melarang hakim
menafsirkan hukum karena undang-undang dianggap dapat
memecahkan semua masalah hukum.
F. SOCIOLOGICAL
JURISPRUDENCE
Sociological Jurisprudenceberbeda dengan sosiologi hukum. Yang
pertama,Sociological Jurisprudenceadalah nama aliran dalam
filsafat hukum, sedangkan sosiologi hukum adalah cabang dari
sosiologi. Kedua,Socoilogical Jurisprudencemenggunakan
pendekatan hukum ke masyarakat, sedangkan sosiologi hukum
memilih pendekatan dari masyarakat ke hukum.
Menurut aliranSociological Jurisprudenceini, hukum yang baik
haruslah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup di
masyarakat. Aliran ini memisahkan secara tegas antara hukum
positif dan hukum yang hidup di masyarakat (the living law).
G.REALISME HUKUM
Dalam pandangan penganut Realisme, hukum adalah hasil dari
kekuatan-kekuatan sosial dan alat kontrol sosial. Karena itu,
program ilmu hukum realis hampir tidak terbatas. Kepribadian
manusia, lingkungan sosial, keadaan ekonomi, kepentingan bisnis,
gagasan yang sedang berlaku, emosi-emosi yang umum, semua
itu adalah pembentuk hukum dan hasil hukum dalam kehidupan.
Realisme berpendapat bahwa tidak ada hukum yang mengatur
suatu perkara sampai ada putusan hakim terhadap perkara itu.
Apa yang dianggap hukum dalam buku-buku baru merupakan
taksiran tentang bagaimana hakim akan memutuskan.
REALISME AMERIKA
Realisme Amerika
Sebagaimana dikatakan oleh Oliver Wendell Holmes Jr., dugaandugaan tentang apa yang akan diputuskan oleh pengadilan itulah
yang disebut dengan hukum. Sumber hukum utama ini adalah
putusan hakim.
Seperti diungkapkan oleh John Chipman Gray : All the law is judgemade-law , semua yang dimaksud dengan hukum adalah putusan
hakim.
Hakim lebih sebagai penemu hukum daripada pembuat hukum
yang mengandalkan peraturan perundang-undangan.
REALISME SKANDINAVIA
Julius Stone
Julius Stone memandang hukum sebagai suatu kenyataan sosial.
Makna dari kenyataan sosial ini dapat ditangkap melalui suatu
penyelidikan logis-analitis, sebagaimana telah dipraktekkan dalam
mazhab hukum Austin dan kawan-kawan. Akan tetapi niat Stone
ingin menjangkau lebih jauh lagi. Stone bermaksud mengerjakan
suatu ajaran tentang keadilan yang menjadi ukuran bagi tata
hukum yang berlaku. Hal ini merupakan kemajuan, sebab secara
tradisional dalam mazhab hukum analitis norma-norma hukum
sama sekali tidak dipelajari.
Pandangan Stone tentang hukum tidak jauh berbeda dengan Hart.
Ia juga berpendapat bahwa hukum harus dibedakan dari moral.
Hukum adalah semua aturan, baik yang mengandung aspek moral
maupun tidak.
FREIRECHTSLEHRE
Freirechtslehre (ajaran hukum bebas) merupakan penentang paling keras
Positivisme Hukum. Penemuan hukum bebas bukanlah peradilan yang tidak terikat
pada undang-undang. Hanya saja, undang-undang tidak merupakan peranan utama,
tetapi sebagai alat bantu untuk memperoleh pemecahan yang tepat menurut hukum
dan yang tidak perlu harus sama dengan penyelesaian undang-undang.
Aliran hukum bebas berpendapat bahwa hakim mempunyai tugas untuk
menciptakan hukum. Penemu hukum yang bebas tugasnya bukanlah menerapkan
undang-undang, tetapi menciptakan penyelesaian yang tepat untuk peristiwa
konkret sehingga peristiwa-peristiwa selanjutnya dapat dipecahkan menurut norma
yang telah diciptakan oleh hakim. Tidak mustahil penggunaan metode penemuan
hukum bebas ini akan menghasilkan pemecahan yang sama seperti metode-metode
yang lain. Ini adalah masalah titik tolak cara pendekatan problematik. Seorang yang
menggunakan penemuan hukum bebas tidak akan berpendirianSaya harus
memutuskan demikian karena bunyi undang-undang adalah demikian. Ia harus
mendasarkan pada berbagai argumen, antara lain undang-undang.