Anda di halaman 1dari 11

HUKUM ALAM

(FILSAFAT HUKUM)
Pengertian Hukum Alam
menurut Friedmann (1990 :47) aliran ini timbul karena kegagalan umat manusia
dalam mencari keadilan yang absolute. Kebebasan mengenai hukum alam
didasarkan pada asumsi bahwa melalui penalaran hakikat makhluk hidup akan
diketahui. Pengetahuan tersebut mungkin menjadi dasar bagi tertib social
serta tertib hukum eksistensi manusia. Aliran hukum alam menurut sumbernya
terbagi atas hukum alam Irasional dan hukum alam Rasional.
A. Hukum Alam Irasional
Hukum alam ini berpendapat bahwa hukum yang berlaku universal dan
abadi itu bersumber dari Tuhan secara langsung, penganut aliran ini antara
lain; Thomas Aquinas, John Salisbury, Dante Aliegry, dan Piere Dubois.

B. Hukum Alam Rasional


Aliran hukum alam yang rasional berpendapat bahwa sumber dari hukum
yang universal dan abadi itu adalah rasio manusia. Tokoh aliran iniantara
lain : Hugo De Groot (Grotius), Christian Thomasius dan Samuel Von Pafundor.
Sejarah dan Perkembangan
Teori Hukum Alam

Menurut Friedmann Aliran Hukum Alam timbul karena kegagalan umat manusia dalam mencari keadilan yang
absolut, sehingga hukum alam dipandang sebagai hukum yang berlaku universal dan abadi. Hukum alam
dianggap lebih tinggi dari hukum yang sengaja dibentuk oleh manusia.
Hukum Alam itu sebenarnya bukan merupakan satu jenis hukum, tetapi penamaan seragam untuk banyak ide
yang dikelompokkan menjadi satu nama yaitu Hukum Alam. Salah satu pemikiran Hukum Alam yang khas adalah
tidak dipisahkannya secara tegas antara hukum dan nilai moral.
Pada umumnya penganut aliran Hukum Alam mamandang hukum dan moral sebagai pencerminan dan
pengaturan secara internal dan eksternal dari kehidupan manusia dan hubungan sesama manusia. Didalam aliran
Hukum Alam ini terdapat suatu pembedaan- pembedaan, yaitu:
Hukum Alam sebagai metode adalah yang tertua yang dapat dikenali sejak zaman yang kuno sekali sampaipada
permulaan abad pertengahan. Hukum ini memusatkan perhatiannya pada usaha untuk menemukan metode
yang bisa digunakan untuk menciptakan peraturan- peraturan yang mampu untuk mengatasi keadaan yang
berlain-lainan.
Perkembangan ajaran Hukum Alam tidak terlepas dari pendapat para tokoh dan
pakar Hukum Alam, yang menjadi pelopor sekaligus melakukan pengembangan
ajaran Hukum Alam itu sendiri. Adapun tokoh dan pakar itu menurut zamannya
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Tokoh-tokoh Hukum Alam Yunani antara lain: socrates, plato, Aristotle 2. Tokoh-
tokoh Hukum Alam Romawi antara lain:Cicero, Gaius
3. Tokoh-tokoh Hukum Alam di abad pertengahan antara lain: Auguste, Isidor,
Thomas Aguinas dan Wiliam Occam
4. Tokoh-tokoh Hukum Alam di abad ke enam belas sampai ke delapan belas antara
lain :Bodin, Grotius, Thomas Hobbes, Spinoza, John Lock, Montesquieu dan JJ
Rousseau
5. Tokoh-tokoh idealisme transedental antara lain: Imanuel Kant dan Hegel.
6. Tokoh-tokoh kebangkitan kembali Hukum Alam antara lain : Kohler, Stamler,Leon
Duguit,Gustav Radbruch, Del Vecchio
Hukum positif tergantung/berdasarkan tertib yang lebih
tinggi/supranatural, yaitu dipengaruhi oleh:

1. Pengaruh ajaran Tuhan;


2. Alasan yang suci;
3. Kodrat manusia (misalnya pikiran
manusia dimanapun, kapanpun adalah sama).

Jadi hukum dimana saja, kapan saja, bagi siapa saja berlaku sama
(universal). Penguasa yang tidak mensejahterakan warganya dianggap
tidak adil dan dianggap tidak mencerminkan hukum yang baik.
TEORI HUKUM ALAM
TEORI HUKUM ALAM ( tokoh : aristoteles, Thomas aquino dan hugo de groot/
grotius)

A. TEORI SEJARAH ( fried cral vo savigny 1779-1861)


hukum itu penjelmaan jiwa / rohani manusia , hukum bukan disusun /
diciptakan manusia tetapi tumbuh sendiri ditengah rakyat dan akan mati bila
suatu bangsa kehilangan kepribadiannya

B. TEORI TEOKRASI
teori ini mendasarkan kekuatan hukum itu atas kepercayaan pada tuhan ,
manusia di perintahkan tuhan harus tunduk pada hukum . Tujuan dan
legitimasi hokum dikaitkan dengan kepercayaan agama
C. TEORI KEDAULATAN RAKYAT
( Rousseau) : akal dan rasio manusia , sebagaimana aliran rasionalisme , raja atau penguasa Negara
memperoleh kekuasaan bukan dari tuhan tetapi dari rakyatnya melalui suatu perjanjian masyarakat
( kontrak social ) yang diadakan antara anggota masyarakat untuk mendirikan Negara

D. TEORI KEDAULATAN NEGARA (Hans kelsen)


hukum ditaati karena Negara menghendakinya , hukum adalah kehendak Negara dan Negara
punya kekuasaan tak terbatas

E. TEORI KEDAULATAN HUKUM ( prof. Mr. Crabe , Hugo De Groot, Imanuel Kant & Leon Duguit )
sumber hukum itu rasa keadialan hukum hanyalah apa yang memenuhi rasa keadilan dari jumlah
terbanyak orang, tidak dapat mengikat peraturan demikian bukanlah hukum , walaupun masih
ditaati atau pun dipaksakan.

F. TEORI KESEIMBANGAN ( prof. Mr. R. Kranenburg)


kesadaran hukum orang menjadi sumber hukum , hukum itu berfungsi menurut suatu dalil yang
nyata.
FUNGSI HUKUM ALAM
Menurut Soedjono Dirdjosisworo dalam Ishaq, fungsi hukum alam
terhadap hukum positif adalah sebagai berikut:
a. Hukum alam sebagai sarana koreksi bagi hukum positif.
b. Hukum alam menjadi inti hukum positif seperti hukum
internasional. c. Hukum alam sebagai pembenaran hak asasi manusia.

Menurut Friedman dalam Satjipto Rahardjo, fungsi hukum alam adalah sebagai berikut:
a. Instrumen utama pada saat hukum perdata Romawi kuno ditransformasikan menjadi
suatu sistem internasional yang luas.
b. Menjadi senjata yang dipakai oleh kedua pihak (pihak gereja dan pihak kerajaan)
dalam pergaulan mereka.
c. Keabsahan hukum internasional ditegakkan atas nama hukum alam.
d. Menjadi tumpuan pada saat orang melancarkan perjuangan bagi kebebasan individu
berhadapan dengan absolutisme.
KEKUATAN DAN KELEMAHAN HUKUM ALAM
Prinsip utama hukum alam adalah hukum tersebut bersifat universal. Nilai-nilai yang
diajarkan dalam hukum alam berlaku bagi semua pihak, tidak berubah karena kaitannya
dengan alam. Unversalitas tersebut menjadi kekuatan hukum alam, karena ia menjadi
ukuran validitas hukum positif. Hukum alam dapat digunakan sebagai landasan dalam
melakukan kritik terhadap keputusan-keputusan dan peraturan-peraturan, dan bahkan
mengkritik hukum.

Namun demikian, universalitas tersebut juga menjadi kelemahan dari hukum alam sendiri.
Karena sifatnya yang universal, maka perlu untuk dilakukan ‘positivisasi’ nilai-nilai dalam
hukum alam tersebut, agar secara konkrit dapat diketahui bentuk hukumnya untuk dapat
diterapkan dalam kehidupan sosial. Mengacu pada Struktural-Fungsional (Talcott
Parson), secara singkat dapat dikatakan bahwa kekuatan hukum alam adalah pada nilai-
nilainya (the values) dan kelemahannya adalah pada kekuatan berlakunya (the energy).
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai