Anda di halaman 1dari 14

BLOK KESEHATAN KAPAL & PELABUHAN – CASE FEMU

2 R

KAPAL MOTOR KURA-KURA


(FIRST SESSION)

1. Dokumen bidang kesehatan apa yang diperlukan untuk ABK yang akan
mengawaki KM kura-kura?
Dokumen bidang kesehatan yang diperlukan adalah :
a. Dilaksanakan pengecekan tentang buku kesehatan ABK, apakah masih berlaku atau
sudah kadaluwarsa.
b. Untuk ABK yang buku kesehatannya sudah berakhir masa berlakunya
(kadaluwarsa) / calon ABK yang baru dilaksanakan pemeriksaan kesehatan untuk
mendapat buku kesehatan pelaut yang baru.

2. Dalam pemeriksaan kesehatan pelaut, kelompok apa saja yang diperiksa (rumus
kesehatan)?
Dokter penguji harus memperhatikan hubungan antara hasil pemeriksaan kesehatan
dengan kemampuan fisik dan mental yang dipelukan oleh Pelaut/Calon Pelaut untuk
pelaksanaan tugasnya.
Rumus kesehatan yang digunakan adalah UGDL Ps
U – Kapasitas fisik dan mental
Kelompok ini terutama menyatakan keadaan tubuh pada umumnya yang dipengaruhi
oleh keadaan fisik/organik dan keadaan mental/psikiatrik yang berkaitan dengan : umur,
bentuk tubuh, tinggi, berat, koordinasi otot-otot badan, fungsi gigi geligi, cara berbicara,
tingkah laku, kontak psikik, perhatian dan lain-lain, kecuali yang termasuk (b) sampai
dengan (e) berikut ini.
G – Anggota badan atas dan anggota badan bawah
Kelompok ini terutama menyatakan keadaan fungsi tangan, lengan bawah dan atas,
tulang belakang (cervical sampai dengan lumbal). Serta menyatakan fungsi kaki, tungkai,
pinggul, sendi-sendi dan tulang belakang bagian sacral.
D – Alat pendengaran dan alat keseimbangan (vestibulair)
Kelompok ini menyatakan tajam pendengaran dan kelainan organik dari alat
pendengaran dan keseimbangan (vestibulair).
L – Penglihatan
Kelompok ini menyatakan tajam penglihatan dan kelainan organik dari alat penglihatan.
Ps – Psikologi
Kelompok ini menyatakan tingkat kecerdasan, logika dan daya tangkap.

3. Dalam pemeriksaan kesehatan tersebut diatas, kesimpulan hasil apa yang


dicantumkan?
a. Tingkat I = Baik
Tidak ada kelainan/penyakit sama sekali atau kalau ada, kelainan tersebut adalah
sangat ringan atau tidak berarti, sehingga masih memenuhi persyaratan medis untuk
Pelaut/Calon Pelaut.

1
BLOK KESEHATAN KAPAL & PELABUHAN – CASE FEMU
2 R

b. Tingkat II = Cukup
Mempunyai kelainan/penyakit ringan yang tidak mengganggu fungsi tubuh
keseluruhan sehingga masih memenuhi persyaratan meis untuk menjadi Pelaut.
c. Tingkat III = Kurang
Mempunyai kelainan/penyakit yang akan mempengaruhi fungsi tubuh keseluruhan
akan tetapi masih dapat atau tidak menghalangi Pelaut/Calon Pelaut melakukan
tugas-tugas yang terbatas sebagai Pelaut.
d. Tingkat IV = Kurang Sekali
Mempunyai kelainan/penyakit berat yang akan mengganggu fungsi tubuh
keseluruhan, sehingga tidak lagi memenuhi persyaratan minimal untuk diterima
sebagai Pelaut.

4. Apa arti nilai kemampuan tingkat kesehatan bagi pelaut?


Arti nilai kemampuan bagi pelaut, adalah :
a. Nilai Kemampuan I = Cakap untuk semua bidang pekerjaan di kapal / di
laut, yaitu mempunyai tingkat I untuk semua
kelompok U, G, D, L, dan Ps.
b. Nilai Kemampuan II = Cakap untuk beberapa bidang tertentu saja di kapal /
di laut, yaitu mempunyai tingkat II untuk satu
kelompok atau lebih sebagai tingkat terendah sesuai
dengan daftar pembagian tugas pada butir 5 (lima).
c. Nilai Kemampuan III = Cakap untuk beberapa bidang tertentu saja di kapal /
di laut, yaitu mempunyai tingkat III untuk satu
kelompok atau lebih sebagai tingkat terendah sesuai
dengan daftar pembagian tugas pada butir 5 (lima).
d. Nilai Kemampuan IV = Tidak cakap untuk semua bidang pekerjaan di kapal /
di laut dan sifatnya tetap yaitu mempunyai tingkat IV
untuk satu kelompok atau lebih sebagai tingkat
terendah.

5. Bagaimana status kesehatan pelaut tersebut bila sakit atau masih dalam tahap
perawatan?
Apabila seseorang yang diuji sedang dalam proses pengobatan/perawatan dokter, hal
ini harus dicatat dengan menulis huruf “P” di belakang angka yang menunjukan tingkat
dalam kelompok menurut butir 1 (satu).
Hal ini berarti bahwa yang bersangkutan digolongkan tidak cakap selama waktu
tertentu (maksimum 24 bulan).
Di dalam Surat Keterangan harus dicantumkan bahwa yang bersangkutan masih
dirawat/berobat secara teratur selama suatu waktu tertentu dan pengujian pemeriksaan
kesehatan ulang harus dilakukan dalam batas tertentu paling lama 24 (dua puluh empat)
bulan terhitung sejak Surat Keterangan Kesehatan diterbitkan
2
BLOK KESEHATAN KAPAL & PELABUHAN – CASE FEMU
2 R

6. Bagaimana penggunaan rumus UGDL Ps dalam penentuan lingkungan tugas


pekerjaan serta tanggung jawabnya sebagai pelaut yang menghendaki persyaratan-
persyaratan medis yang berlainan?
Penggunaan rumus UGDL Ps
Adanya bermacam-macam lingkungan kerja/tugas dan tanggung jawab sebagai Pelaut,
menghendaki persyaratan-persyaratan medis yang berlainan.
Persyaratan tersebut secara minimal bagi Pelaut untuk berbagai tugas ditentukan sebagai
berikut :
NILAI
No TUGAS U G D L Ps KEMAM KET
PUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
A. PENDIDIKAN

1. Siswa dengan rating II I I I I II


2. Siswa tanpa rating II I I II I II
3. Taruna P.L.A.P II I I I I II
4. Taruna B.P.L.P II I I I I II
5. Peningkatan ke Bintara II II II II II II
6. Peningkatan ke Perwira II II II II I II
7. Ke Luar Negeri untuk Bintara II II II II I II
8. Ke Luar Negeri untuk Perwira II II II II I II

B, PELAUT

1. Perwira Nautika dan Tehnika II II II II I II


2. Neutika lainnya II II II I I II
3. Tehnika lainnya II II I II I II

C. KEJURUAN

1. Dokter/Dokter Gigi II II II II I II
2. Para Medis/Tenaga Kesehatan II II II II I II
Kerja dan lain-lain
3. Tenaga perbekalan II II II II II II
4. Tenaga juru/pengatur listrik II II II II II II
5. Tenaga ahli/juru keruk II II II II I II
6. Tenaga juru/pengatur selam II I I I I II
7. Tenaga telekomunikasi II II I II I II
8. Tenaga tata usaha kapal II II II II II II
9. Tenaga catering dan dapur II II III III III III
10. Tenaga pelayan/Pramugara II II III III III III
3
BLOK KESEHATAN KAPAL & PELABUHAN – CASE FEMU
2 R

7. Sumber air di kapal


 Air laut digunakan utk :
- Sebagai balast
- Pembersihan
- Sumber air tawar
 Air tawar: dr pangkalan / pelabuhan dan verdamper kapal
- Tongkang
- Mobil tangki air

8. Syarat air sebagai air minum


Sebagai air minum, air harus memenuhi syarat fisik, syarat kimia dan syarat
bakteriologis

9. Chlorinasi
 Bahan
- Larutan chlor (Cl2)  100% chlor aktif
- Kaporit  50 - 79 chlor aktif
- Zat penglantong (CaOCl2)
 Syarat sisa chlor aktif : 0,1 – 0,2 ppm (max 0,5 ppm)
 Cara menghitung:
(D / 1000.000) X ppm X 100/E=... gram, dimana;
D = jumlah air dlm Cc
E = kesatuan aktif chlor dr zat desinfektan (dlm 100%)

Contoh kaporit yg harus digunakan:


- Air yg akn di desinfeksi : 20 ton
- Bahan ; kaporit yg mengandung chlor aktif 50%
- Kita inginkan hasil akhir air akan mengandung 0,2 ppm
- Perhitungan :
20.000.000 : 1.000.000 X 0,2 X 100/50 = 8 gram

10. Bagaimana peran air dalam penyebaran penyakit?


 Bakteri
- sakit perut (typhoid,cholera,dysentri bacilair)
- sakit kulit (scabies,ulcera,iritasi kulit)
- sakit mata (trachoma & conjunctivitas lain)
- penyakit lain (poliomyelitis,leptospirosis dll)
 Non bakteri
- caries dentis,mottled enamel,gondok,blue baby,batu ginjal)
4
BLOK KESEHATAN KAPAL & PELABUHAN – CASE FEMU
2 R

11. Faktor apa yang berpengaruh dalam penyusunan menu?


Untuk menyusun menu tergantung dari :
 Masak memasak
 Harga bahan makanan
 Uang yg tersedia per hari
 Jumlah abk/penumpang
 Gizi yg diperlukan

12. Pengadaan bahan makanan dikapal berupa?


Bahan makanan dikapal dapat diadakan berupa :
 Bahan basah
Daging
Ikan
Telur
Sayur
Susu,dll
 Bahan kering
Gula
Beras, dll
 Makanan kaleng disiapkan dalam keadaan darurat

13. Makanan dapat mengakami pembusukan. Jelaskan hal hal yang dapat mengalami
pembusukan?
Beberapa mikroba pembusuk
No Bahan Pangan Jenis Kebusukan Mikroba
1 Sayur segar,buah Jamur -> busuk Penicilium (jamur biru)
Aspergilus (jamur hitam)
2 Sayur & buah yg Sayur,buah -> asam Haneinapora,lactofocilkus,
diproses Asinan -> lembek Clostridium
Makanan kaleng Streptokokus
3 Daging segar Berlendir Pseudomonas
Noda biru,kuning,hijau Mikrokokus,penisilium
4 Daging olahan Gas dlm kantong vacuum Laktobasilus
Lender pda sosis Mikrobakterium
Bacon berjamur Aspergiluis,monilia
5 Telur Noda hijau Pseudomonas
Hasil telur Busuk dingin Alkaligenes
6 Susu Asam Aerobakter

5
BLOK KESEHATAN KAPAL & PELABUHAN – CASE FEMU
2 R

Hasil susu Asam,kental Laktobasilus


Keju berjamur Alkaligenes

14. Apa tanda – tanda keberadaan tikus dikapal ?


a. Kotoran tikus
b. Run ways (jalan tikus)
c. Rub marks (bekas sentuhan tubuh tikus)
d. Tracks (jejak, tapak kaki)
e. Burrows (lubang)
f. Gnawing ( bekas gigitan )
g. Tikus hidup / mati
h. Tanda lain : bau, bulu, kencing

15. Terangkan berapa penyakit yang berhubungan dengan tikus?


Beberapa penyakit yang berhubungan dengan tikus
a. Pes
b. Tularemia
c. Rat bite fever
d. Leptospirosis
e. Salmonellosis
f. Murine typhus

16. Usaha apa yang dapat dilakukan untuk pemberantasan / pengendalian tikus di
kapal?
Usaha pemberantasan tikus di kapal
a. Pencegahan masuknya tikus di kapal
b. Pemberantasan tikus yang sudah di dalam kapal

Pencegahan masuknya tikus di kapal


a. Pasang perangkap tikus
b. Pengaturan tinggi tangga kapal
c. Penerangan tangga kapal ( jarak 1.5 -2 m)
d. Pengawasan ketat barang yang masuk
e. Pelihara kebersihan lingkungan
f. Pengaturan kapal sandar
g. Pasang alat penangkal tikus elektronik
h. Pemeriksaan terus menerus dan terpadu

Pemberantasan tikus yang sudah ada di dalam kapal


a. Perangkap
b. Lem
6
BLOK KESEHATAN KAPAL & PELABUHAN – CASE FEMU
2 R

c. Racun
d. Cegah adanya ruang – ruang tersembunyi
e. Fumigasi :
 Sulfur dioksida ( SO2 )  Methyl bromide ( CH3BR )
 Asam sianida ( HCN )

17. Sebutkan beberapa penyakit yang dapat ditularkan oleh serangga


Beberapa penyakit yang disebarkan oleh serangga
Penyakit Penyebab Vector Cara infeksi reservoir
Penyakit tidur Tripanosoma Lalat tsetse Gigitan Binatang
gambiense
Cholera Vibrio cholera Lalat Pencemaran Manusia
rumah(Musca makanan
domestica)
Conjunctivitis Haemophilus Hippelates pusio Infeksi jaringan Manusia
aegyptius mata
Dengue Virus Aedes aegypti Gigitan Manusia
Desentri Entamoba Lalat Kontaminasi Manusia
amoeba histolytica rumah(Musca makanan
domestica)
Disentri Shigella Lalat Kontaminasi Manusia
basilaris dysenteriae rumah(Musca makanan
domestica)
Encephalitis Virus Nyamuk culex Gigitan Burung dan
tarsalis binatang
menyusui
Filariasis Wuchereria Nyamuk, culex, Gigitan melalui Manusia
bancrofti aedes anopheles, kulit
Brugia malayi mansonia
Malaria Plasmadium Nyamuk Gigitan Manusia
vivax anopheles
Plasmadium
malaria
Plasmodium
falciparum
Pes Pateurella pestis Pijal : Xenopsylla Gigitan, juga Tikus dan
cheosis karena kontak binatang
dengan binatang mengerat
mengerat yang lainnya
terinfeksi
Demam bolak- Borelia Kutu badan Penetrasi kulit Manusia
balik(relapsin recurrentis (pediculus
g fever) humanus)

7
BLOK KESEHATAN KAPAL & PELABUHAN – CASE FEMU
2 R

Richettialpox Richettsia akari Kutu tikus, Gigitan Tikus


allodermaysu rumah
sanguineus (home
mice)
Trackoma Virus Lalat (Musca spp) Pencemaran Manusia
Tularemia Fracisella Lalat (Chrysope) Gigitan atau Kelinci dan
tuloreusis Kutu dermacentor kontak dengan lain-lain
binatang yang Binatang
terinfeksi mengerat
di hutan
Typhus Salmonella typhi Lalat rumah Pencemaran Manusia
abdominalis (Musca makanan dan air
domestica)
Epidemic Richettsia Kutu badan Pengotoran kulit, Manusia
typus prowazeki (pediculus gigitan, kulit lecet
hummanus)
Murine typus Richettsia typhi Kutu tikus : Pengotoran kulit, Tikus
xenopsylacheopsis gigitan, kulit lecet
Scrub typus Richettsia Trombicula Gigitan Binatang
tsutugamushi mengerat
Demama Virus Aedes aegypti Gigitan Manusia,
kera

18. Bagaimana cara pemberantasan serangga di kapal ?


Pemberantasan serangga di kapal dapat dilakukan dengan cara:
a. Penggunaan insektisida
Spraying/fogging
b. Fumigasi

KAPAL MOTOR KURA-KURA


(SECOND SESSION)

1. Hal-hal apa saja yang mempengaruhi lingkungan kerja di kapal?


Lingkungan kerja di kapal dipengaruhi oleh makroklimat dan mikroklimat.
Makroklimat/pengaruh alam:
 Ombak → mabuk laut
 Angin
 Musim
 Sinar matahari → kesehatan kulit dan mata
 Temperature
 Kelembapan

Mikroklimat/ pengaruh suhu ruangan


8
BLOK KESEHATAN KAPAL & PELABUHAN – CASE FEMU
2 R

 Pencahayaan
o Sumber penerangan tidak boleh menimbulkan penambahan suhu udara yang
berlebihan.
o Sumber cahaya harus bisa memberikan cahaya dengan intensitas tetap,
menyebar, merata, tidak silau, tidak menimbulkan bayangan yang
mengganggu.
o Pencahayaan harus cukup intensitasnya sesuai dengan bebak aktivitas
penerangan (permen perburuhan no 7 tahun 1984)
 Penerangan darurat 0.5 FC
 Halaman/jalan:2 FC
 Beda-bedakan barang besar:5 FC
 Barang kecil:10 fc
 Kecil, agak teliti, dan halus: 20 FC
 Kecil, teliti, halus:30 fc
 Halus, kontras, lama: 50-100 fc
 Kontras kurang, lama: 200 fc

 Kebisingan
Sumber kebisingan kapal:
o Mesin kapal
o Tembakan senjata
o Orang kerja (ngetok)
o Music (tempat hiburan)
Dapat mempengaruhi:
o Pendengaran
o Tingkah laku

Hubungan intensitas dan waktu yang diperkenankan


Intensitas Suara (dlm db) Waktu maksimal yang aman dalam sehari
90 dB 8 Jam
91 dB 6 Jam 15 menit
93 dB 4 Jam
94 dB 3 Jam 5 menit
96 dB 2 Jam
99 dB 1 Jam
102 dB 30 menit
105 dB 15 menit
110 dB Kurang dari 15 menit
120 dB Kurang dari 20 detik

 Udara dingin
o Komposisi
9
BLOK KESEHATAN KAPAL & PELABUHAN – CASE FEMU
2 R

o Ventilasi/ kecepatan aliran udara


o Volume ruangan
 Kapal volter terbatas
 Volume untuk peralatan, muatan/penumpang
 Minimal 3-4 m³, lantai 1,5 m², per ABK
 Jarak tempat tidur :1 m
 Kebutuhan minimal lain :
 Wc:1/18 ABK
 Urinoir :1/40 SBK
 KM :1/60 ABK
 Cuci tangan :1/15 ABK
o Temperature
o Kelembapan

2. Kapan dilakukan rujukan melalui radio medic?


 Rujukan melalui radio medic dilakukan bila dokter kapal mendapatkan problem
kesehatan yang tidak dapat diatasinya sendiri dan memerlukan konsultasi medis ke
dokter ahli
 Rujukan medic melalui radio/telekomunikasi dapat ditujukan ke pusat kesehatan
pelabuhan yang terdekat atau di rumah sakit – rumah sakit lain yang memiliki sarana
radio medic

3. Bagaimana evakuasi medic di kapal dilakukan?


 Evakuasi medic dapat dilakukan di dalam kapal sendiri atau keluar kapal
 Teknik evakuasi medic dapat dikerjakan tanpa alat atau dengan alat, perorangan
maupun beregu
 Evakuasi medic perorangan dapat dikerjakan dengan cara dipapah, digotong,
digendong
 Evakuasi medic dikapal dengan menggunakan alat dapat digunakan tandu khusus
mengingat ruangan kapal yang sempit dan memiliki tangga yang kemiringannya
curam
 Evakuasi medic keluar kapal/ masuk kedalam kapal dapat dilakukan dengan sarana-
sarana
o Tangga utama
o Dewi dewi kapal
o Sekoci
o Helicopter,dll

KAPAL MOTOR KURA-KURA


(THIRD SESSION)

10
BLOK KESEHATAN KAPAL & PELABUHAN – CASE FEMU
2 R

Dalam perjalanan/pelayaran sorong – ambon, KM kura-kura bertemu dengan kapal pesiar


dari belanda yang mengibarkan bendera q, dari hasil kontak telekomunikasi kapal belanda
mengabarkan bahwa di dalam kapalnya terdapat 10 orang wisatawan yang mengalami
muntah-muntah dan berak terus menerus lebih dari 20x /hari. Yang diduga karena kolera
stelah 5-7 hari yang lalu meninggalkan wilayah Raja Ampat.

1. Pengertian tentang karantina


 Tindakan karantina : ialah tindakan-tindakan terhadap kapal beserta isinya dan
daerah pelabuhan untuk mencegah penjangkitan dan penjalaran penyakit karantina
 Dalam karantina : ialah suatu keadaan kapal yang berada di suatu tempat yang
tertentu untuk dapat menyelenggarakan tindakan karantina
 Wabah : ialah penjalaran atau penambahan banyaknya peristiwa penyakit karantina
 Seorang terjangkit: ialah seorang yang menderita atau yang dianggap oleh dokter
pelabuhan menderita penyakit karantina
 Pelabuhan : ialah suatu daerah yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai tempat
kapal berlabuh
 Kapal : ialah semua alat pengangkut, juga termasuk kepunyaan angkatan bersenjata,
yang dapat berlayar
 Awak kapal ialah para pegawai suatu kapal yang dipekerjakan untuk bertugas di
atasnya
 Dokter pelabuhan : ialah dokter yang berwenang untuk menjalankan undang-undang
ini
 Isolasi : ialah pengasingan seseorang atau beberapa orang dari yang lain dalam suatu
stasiun karantina, rumah sakit atau tempat lain oleh dokter pelabuhan untuk
mencegah penularan penyakit
 Suatu keterangan kesehatan ialah keterangan kesehatan yang harus diberikan kepada
dokter pelabuhan oleh nakhoda mengenai keadaan kesehatan di kapal yang
memenuhi syarat-syarat internasional

2. Dasar Yuridis
Dasar Yuridis Formal pada karantina adalah undang – undang no 1 tahun 1962
tentang karantina laut. Undang – undang ini bermaksud menolak adan mencegah masuk
dan keluarnya penyakit karantina dengan Kapal.

3. Penyakit karantina sesuai dengan undang – undang no 1 tahun 1962 adalah :


 Pes
 Kolera
 Demam Kuning
 Cacar (smallpox)
 Tifus bercak wabahi (typhus exanthematicusinfection(louse borne typhus)
11
BLOK KESEHATAN KAPAL & PELABUHAN – CASE FEMU
2 R

 Demam balik-balik (loouse borne relapsing typhus)

Jenis-jenis penyakit karantina berdasarkan permenkes no 560/mekes/per/VIII/1989


1. Kolera 11. Demam bolak balik
2. Demam kuning 12. DHF
3. Tifus bercak wabahi 13. Polio
4. Campak 14. Pertussis
5. Difteri 15. Malaria
6. Rabies 16. Hepatitis
7. Influenza 17. Meningitis
8. Tifus perut 18. Antrax
9. Encephalitis 19. Sars
10. Pes 20. Flu burung
21. Flu babi
a. Kepmenkes no 424/menkes/SK/IV/2003 tentang severe acute respiratory
syndrome
b. Kepmenkes no 1371/menkes/SK/IX/2005 tentang Flu burung H5N1
c. Kepmenkes no 311/menkes/SK/V/2009 tentang Flu Babi H1N1

4. Kapan suatu pelabuhan / daerah wilayah Indonesia ditetapkan sebagai daerah


terjangkit penyakit karantina? Bagaimana dengan pelabuhan / wilayah luar
negeri?
Suatu pelabuhan dan / daerah wilayah Indonesia ditetapkan terjangkit penyakit karantina,
bila terdapat :
a. Seorang penderita penyakit karantina yang bukan berasala dari luar pelabuhan atau
daerah wilayah itu
b. Tikus berpenyakit PES di daratan atau di kapal yang termasuk perlengkapan
pelabuhan
c. Binatang – binatang yang bertulang punggung yang mengandung virus penyakit
demam kuning yang aktif.
d. Wabah tikus bercak wabahi atau demam bolak balik

Suatu pelabuhan dan / daerah wilayah Luar Negeri ditetapkan terjangkit penyakit
karantina , bila terdapat :
a. Keadaan seperti tersebut sebelumnya (a-e)
b. Penetapan terjangkit oleh pemerintah yang bersangkutan

5. Kapan dilaksanakan penetapan pencabutan karantina?


Pencabutan penetapan :
a. Setelah mereka yang menderita kolera, cacar, pes, tifus bercak wabahi, demam
balik–balik sembuh kembali, meninggal dunia atau diisolasikan selama waktu
sekurang–kurangnya dua kali masa tunas penyakit–penyakit tersebut dan penyakit–

12
BLOK KESEHATAN KAPAL & PELABUHAN – CASE FEMU
2 R

penyakit itu tidak timbul kembali ; dalam pada itu dijalankan segala tindakan yang
memberikan jaminan penyakit itu tidak menjalar ke daerah lain.
b. Sebulan sesudah lenyap epizooti, dalam penyakit PES
c. Tiga bulan sesudah tidak timbul keaktifan penyakit demam kuning yang disebarkan
oleh nyamuk yang bukan nyamuk aedes aegypti
d. Tiga bulan sesudah lenyap penyakit demam kuning pada manusia yang disebarkan
oleh nyamuk aedes aegypti atau sebulan sesudah penderita terakhir penyakit demam
kuning , sedang dalam waktu itu angka index aedes aegypti kurang dari 1%.

6. Apa tanda-tanda kapal dikarantina? Serta bagaimana penggolongan kapal


terhadap penyakit karantina?
 Pada siang hari :
Bendera Q (Kuning)
 Pada malam hari :
Dua lampu putih, yang satu ditempatkan diatas yang lain, dengan jarak dua meter
yang tampak dari jarak dua mil.
Golongan kapal (terhadap penyakit karantina)
a. Kapal sehat
b. Kapal terjangkit
c. Kapal tersangka

7. Apa isyarat permohonan ijin nahkoda tentang karantina?


Isyarat permohonan ijin nahkoda.
 Siang hari
- Bendera Q: kapal sehat/saya minta izin karantina.
- Bendera Q diatas panji pengganti kesatu : kapal saya tersangka.
- Bendera Q diatas bendera L : kapal saya terjangkit.
 Malam hari
- Lampu merah diatas lampu putih dengan jarak maksimum 1,80 meter : saya
belum mendapat izin karantina.

8. Terangkan dokumen kesehatan yang berhubungan dengan karantina laut!


Dokumen kesehatan yang berhubungan dengan karantina laut.
Untuk kapal yang dikenakan pemeriksaan kesehatan, nahkoda harus mengisi keterangan
kesehatan maritime mengenai awak keadaan kesehatan dikapalnya kepada dokter
pelabuhan.
Tiap penumpang dan awak kapal dari suatu kapal di dalam perjalanan internasional
diharuskan memiliki keterangan:
 Vaksinasi cacar yang berlaku sesuai dengan penetapan menteri kesehatan.
 Surat keterangan hapus tikus / surat keterangan bebas hapus tikus.

13
BLOK KESEHATAN KAPAL & PELABUHAN – CASE FEMU
2 R

 Dokumen-dokumen tersebut bentuk dan isinya disesuaikan dengan bentuk yang


dilampirkan pada “Internasional Sanitary Regulations 1951”.

9. Terangkan tata cara kedatangan kapal kepelabuhan!


Tata cara kedatangan kapal kepelabuhan :
 Tiap kapal yang datang dari luar negeri berada dalam karantina
 Tiap kapal yang datang dari suatu pelabuhan dan/atau daerah wilayah Indonesia
yang ditetapkan terjangkit suatu penyakit karantina berada dalam karantina.
 Tiap kapal yang mengambil penumpang dan/atau muatan dari kapal tersebut dalam
ayat (1) dan (2) berada dalam karantina.
 Kapal yang disebut pada ayat (1), (2), dan (3) baru bebas dari karantina, bila telah
mendapat surat izin karantina.
 Nahkoda kapal yang dalam karantina dilarang menurunkan atau menaikkan orang,
barang, tanaman dan hewan sebelum memperoleh surat izin karantina.

10. Terangkan izin lepas karantina oleh dokter pelabuhan.


Izin lepas karantina oleh dokter pelabuhan diberikan setelah pemeriksaan dan ternyata:
 Kapal dinyatakan sehat / tindakan yang dianggap perlu oleh dokter pelabuhan telah
selesai dilakukan.
 Jika pada suatu kapal tidak dapat diberikan izin karantina, tetapi dokter pelabuhan
berpendapat bahwa bahaya kemasukan serangga suatu penyakit karantina tidak
seberapa membahayakan, maka dokter pelabuhan dapat memberikan izin terbatas
karantina kepada kapal yang bersangkutan untuk jangka waktu tertentu.
 Jika dalam waktu berlakunya izin lepas dan / atau izin lepas terbatas karantina
timbul suatu kematian atau terjangkit penyakit karantina, izin yang dimaksud diatas
tidak berlaku lagi. Dalam hal ini, kapal harus menuju ke pelabuhan karantina untuk
mendapat tindakan – tindakan karantina yang diperlukan.

11. Terangkan macam penggolongan pelabuhan karantina di Indonesia!


Macam penggolongan pelabuhan karantina di Indonesia.
 Pelabuhan karantina kelas I
Dokter pelabuhan dapat menyelenggarakan tindakan karantina sepenuhnya.
 Pelabuhan karantina kelas II
Dokter pelabuhan dapat menyelenggarakan sebagian dari tindakan karantina.
 Pelabuhan karantina kelas III
Dimana sama sekali tidak dapat diselenggarakan tindakan karantina.

14

Anda mungkin juga menyukai