Anda di halaman 1dari 18

Toggle

navigation

 Home

 Artikel

 Poin-poin Penting dalam Proses Pengajuan Izin Usaha Melalui OSS

Poin-poin Penting dalam Proses


Pengajuan Izin Usaha Melalui OSS
 Admin Dpmptsp

 11 April 2019

 Dibaca: 1421 Pengunjung


Demi meningkatkan investasi, pemerintah melakukan terobosan pengajuan
izin usaha dengan meluncurkan Online Single Submission(OSS). Selain
prosesnya 100% online, pengisian informasi untuk mengajukan izin usaha
tidak perlu dilakukan berulang-ulang. Pengajuan izin usaha di OSS juga
bersifat auto approval sehingga tidak ada lagi proses review dokumen
persyaratan.

Sistem ini telah memiliki payung hukum berupa Peraturan Pemerintah No. 24
Tahun 2018 Tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara
Elektronik (PP No.24/2018). PP ini telah ditandatangani oleh Presiden Joko
Widodo dan diundangkan pada tanggal 21 Juni 2018. Ada 107 pasal dan 145
lembar lampiran dalam peraturan yang ditujukan untuk percepatan dan
peningkatan penanaman modal dan berusaha di Indonesia ini.

Sistem OSS ini dinilai revolusioner karena ke depannya diharapkan menjadi


gerbang utama dari sistem pelayanan pemerintah. Jangan kaget jika nantinya
semua sistem perizinan elektronik akan terintegrasi dalam OSS. Semua
perizinan usaha yang tadinya diterbitkan oleh menteri, pimpinan lembaga,
gubernur, dan/atau bupati bisa diperoleh melalui layanan ini. OSS juga
berperan sebagai gerbang (gateway)dari sistem pelayanan yang telah ada di
kementerian/lembaga dan Pemerintah Daerah.

Wajib diketahui oleh para pelaku usaha bahwa dalam PP No. 24/2018 ini
terdapat 20 sektor usaha yang bisa mengatur perizinan berusaha. Adapun
sektor tersebut antara lain sektor ketenagalistrikan, pertanian, keuangan,
pariwisata, pendidikan dan kebudayaan hingga perkoperasian dan usaha
mikro, kecil, menengah serta ketenaganukliran (kontan.co.id, Mei 2018).
Adapun bidang yang tidak bisa diproses adalah perusahaan di sektor
keuangan dan pertambangan. Hal ini terjadi karena prosedur perizinan masih
di bawah wewenang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk
sektor pertambangan dan Bank Indonesia serta Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) untuk sektor pembiayaan (thejakartapost.com; Juli 2018).

Pemerintah sendiri tidak main-main membangun sistem ini. Sebab dalam


aturannya, instansi pemerintah terkait yang tidak memberikan komitmen izin
sesuai standar sistem OSS dapat dijatuhi sanksi. Sanksi yang diberikan
beragam mulai dari teguran tertulis hingga sanksi lain yang sesuai dengan UU
Aparatur Sipil Negara (ASN).

1. Proses di OSS untuk


Perusahaan Dimulai dengan Pembuatan
Akta Pendirian
Untuk perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) langkah pertama untuk
bisa mengajukan izin usaha melalui OSS adalah membuat akta pendirian PT
sekaligus mendapatkan SK pengesahan. Nomor akta dan nomor SK
pengesahan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Administrasi Hukum
Umum (AHU) Kemenkumham nantinya akan dimasukkan ke dalam sistem
OSS. Proses mengisi nomor akta dan SK hanya dilakukan bila data PT dari
AHU belum terkoneksi. Hal ini mungkin terjadi mengingat saat ini proses
migrasi data dari Dirjen AHU ke OSS masih berlangsung. Apabila proses
migrasi sudah 100% selesai, maka memasukkan secara manual tidak perlu
lagi dilakukan.

2. Pihak yang Berhak


Mengajukan Perizinan
Dalam Pasal 6 ayat (1) PP 24/2018 diatur bahwa ada dua kategori yang bisa
mengajukan izin yakni pelaku usaha baik perseorangan maupun non-
perseorangan. Adapun yang dimaksud perseorangan adalah penduduk
Indonesia yang cakap untuk bertindak. Tentu saja definisi perseorangan ini
menarik mengingat jika merujuk pada Pasal 26 ayat (2) UUD 1945, penduduk
ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia.

Melihat aturan tersebut, maka bukan tidak mungkin jika warga negara asing
bisa memperoleh izin usaha di Indonesia. Saat mengecek situs OSS, salah
satu syarat untuk mendaftar di situs tersebut memang bisa menggunakan
paspor. Dalam kolom pilihan pelaku usaha, terdapat pilihan perseorangan
atau non-perseorangan.
Sementara itu untuk kategori yang kedua yang dimaksud pelaku usaha non-
perseorangan adalah:

1. perseroan terbatas;
2. perusahaan umum;
3. perusahaan umum daerah;
4. badan hukum lainnya yang dimiliki oleh negara;
5. badan layanan umum;
6. lembaga penyiaran;
7. badan usaha yang didirikan oleh yayasan;
8. koperasi;
9. persekutuan komanditer (commanditaire vennootschap);
10.persekutuan firma (venootschap onder firma); dan
11.persekutuan perdata.

3. Lembaga OSS
Berdasarkan PP No.24/2018, Lembaga OSS adalah lembaga pemerintah non-
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
koordinasi penanaman modal. Baik NIB, izin usaha, izin operasional, dan
komersial diterbitkan oleh Lembaga OSS untuk dan atas nama menteri,
pimpinan lembaga, gubernur, atau bupati/walikota. Penerbitan izin dilakukan
dalam bentuk Dokumen Elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang informasi dan transaksi elektronik (Pasal 19
ayat (3) PP No.24/2018). Di pasal 94 PP No.24/2018 diatur bahwa Lembaga
OSS berwenang untuk bekerja sama dengan pihak lain dalam pelaksanaan,
pengelolaan, dan pengembangan sistem OSS. Lembaga OSS juga berwenang
untuk menyatakan NIB tidak berlaku bila pelaku usaha melakukan usaha dan
atau kegiatan yang tidak sesuai dengan NIB.

4. Nomor Induk Berusaha (NIB)


Kalau untuk kependudukan ada Nomor Induk Kependudukan (NIK), maka
untuk urusan bisnis ada Nomor Induk Berusaha (NIB). NIB adalah identitas
Pelaku Usaha yang diterbitkan oleh Lembaga OSS setelah Pelaku Usaha
melakukan Pendaftaran. Dokumen ini terdiri atas 13 digit angka acak yang
diberi pengaman dan disertai tanda tangan elektronik. Hal ini merupakan
salah satu terobosan yang terpenting di OSS yang juga berlaku sebagai Tanda
Daftar Perusahaan (TDP), Angka Pengenal Importir (API), dan Hak
Kepabeaan serta RPTKA. Untuk API, Hak Akses Kepabenan, dan RPTKA
otomatis akan diberikan sesuai kebutuhan perusahaan. Kalau PT yang akan
didirikan tidak ada kebutuhan untuk melakukan kegiatan ekspor impor dan
mendatangkan tenaga kerja asing maka tidak perlu diisi saat pengajuan NIB.
Bagaimana dengan NPWP perusahaan? Saat ini masih belum terjadi
keseragaman dalam pengurusan NPWP perusahaan. Ada NPWP yang terbit
bersamaan dengan keluarnya akta pendirian perusahaan dan SK
Kemenkumham. Namun, ada pula NPWP perusahaan yang baru dikeluarkan
berdasarkan proses pengajuan secara manual setelah perusahaan
mendapatkan akta pendirian dan SK Kemenkumham. Meski OSS memberi
fasilitas untuk mendapatkan NPWP melalui sistemnya namun berdasarkan
proses pengisian informasi yang telah kami lakukan belum terlihat apakah
fasilitas ini telah berjalan dengan baik.

5. Izin Usaha
Berdasarkan aturan yang menaungi OSS, Izin Usaha merupakan sesuatu yang
wajib dimiliki oleh Pelaku Usaha yang telah mendapatkan NIB. Izin Usaha ini
bisa berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia dan berlaku selama pelaku
usaha menjalankan usaha dan/atau kegiatannya. Dokumen ini berguna bagi
pelaku usaha untuk memulai usaha dan/atau kegiatan sampai sebelum
pelaksanaan komersial dan/atau operasional dengan memenuhi persyaratan
dan/atau komitmen.

Selain itu, izin usaha juga memiliki peran penting karena jika pelaku usaha
telah mendapatkan Izin Usaha dan akan mengembangkan usaha dan/atau
kegiatan di wilayah lain, harus tetap memenuhi persyaratan Izin Lokasi, Izin
Lokasi Perairan, Izin Lingkungan, dan IMB di masing-masing wilayah tersebut.
Namun, ada kewajiban yang harus dilakukan oleh pelaku usaha. Mereka wajib
memperbaharui informasi pengembangan usaha dan/atau kegiatan pada
sistem OSS.

Beberapa kegiatan di bawah ini bisa dilakukan oleh pelaku usaha yang telah
mendapatkan izin usaha:

1. pengadaan tanah;
2. perubahan luas lahan;
3. pembangunan bangunan gedung dan pengoperasiannya;
4. pengadaan peralatan atau sarana;
5. pengadaan sumber daya manusia;
6. penyelesaian sertifikasi atau kelaikan;
7. pelaksanaan uji coba produksi (commisioning); dan/atau
8. pelaksanaan produksi.

6. Automatic Approval
Ini juga adalah salah satu terobosan penting di sistim OSS. Sebelum adanya
OSS untuk pengajuan izin usaha bisa memakan waktu berminggu bahkan
berbulan-bulan. Sebab, standar persyaratan dan aturan yang dijadikan rujukan
antardaerah berbeda satu dengan yang lain. Persyaratan antara pengajuan
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) antara Jakarta dengan Depok, Jawa
Barat sudah pasti berbeda. Misalnya, perbedaan penggunaan kode Klasifikasi
Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI). Untuk wilayah Jakarta sudah
ditentukan kode KBLI yang bisa menggunakan SIUP sebagai izin usaha.
Sementara di wilayah lain sangat mungkin kode KBLI yang bisa digunakan
untuk SIUP berbeda. Belum lagi antara persyaratan yang tertulis dengan di
lapangan tidak sama. Ada tambahan-tambahan persyaratan untuk pengajuan
izin usaha.

Di OSS untuk pengajuan izin usaha persyaratannya diseragamkan dan tidak


ada proses review dokumen. Untuk KBLI misalnya, semua kode KBLI yang
bisa diakses di website OSS bisa digunakan. Sepanjang telah memenuhi
persyaratan maka akan langsung mendapatkan izin usaha. Hanya saja yang
perlu digarisbawahi disini adalah meski telah mendapatkan izin usaha bukan
berarti bisa langsung menjual produknya. Pelaku usaha harus mendapatkan
terlebih dahulu izin operasional dan/atau izin komersial (Pasal 1 ayat (8) PP
No.24/2018).

Intinya, izin usaha diberikan di awal dengan syarat pelaku usaha harus
memenuhi komitmen yang ditentukan sesuai dengan kegiatan usaha yang
didaftarkan di OSS. Kalau baru mengantongi izin usaha, maka kegiatan yang
bisa dilakukan oleh perusahaan tersebut terbatas. Yang bisa dilakukan
diantaranya adalah: pengadaan sarana, pengadaan SDM, pemenuhan
sertifikasi, dan pelaksanaan produksi. Untuk bisa melakukan kegiatan
operasional/komersial maka harus memenuhi komitmen yang ditentukan. Apa
saja bentuk-bentuk pemenuhan komitmen?

7. Pemenuhan Komitmen
Komitmen adalah pernyataan dari pelaku usaha untuk memenuhi persyaratan
izin usaha dan atau izin komersial atau opersional. Jadi, meski pelaku usaha
telah mendapatkan izin usaha melalui OSS tetap harus memenuhi komitmen
terlebih dahulu untuk bisa mendapatkan izin operasional dan/atau komersial.
Bagi pelaku usaha yang memerlukan prasarana untuk melakukan kegiatan
usaha tapi belum menguasai prasarananya maka bentuk pemenuhan
komitmennya adalah izin lokasi, izin lokasi perairan, izin lingkungan dan atau
IMB. Selain itu, ada pula izin operasional dan/atau izin komersial yang
berdasarkan komitmen yakni standar, sertifikat, dan/atau lisensi, dan/atau
pendaftaran barang dan jasa (Pasal 39 PP No.24/2018). Misalnya untuk usaha
restoran, setelah mendapatkan izin usaha maka komitmen untuk izin
operasionalnya salah satunya adalah sertifikat laik hygiene.

8. Izin Lingkungan
Izin lingkungan adalah prasyarat untuk mendapatkan izin usaha. Mereka yang
ingin mengajukan izin usaha melalui OSS harus memastikan apakah kegiatan
usaha yang dijalankan wajib memiliki Amdal atau UKL-UPL. Bila kegiatan
usahanya wajib Amdal atau UKL-UPL maka pengusaha harus memiliki salah
satu dokumen tersebut. Apakah semua kegiatan usaha wajib memiliki AMDAL
atau UKL-UPL sebagai prasyarat untuk mendapatkan izin usaha? Jawabannya
adalah tidak.

Berdasarkan Pasal 35 PP No.24 Tahun 2018 ada 2 pengecualian syarat izin


lingkungan untuk mendapatkan izin usaha. Pertama, izin lingkungan tidak
dipersyaratkan untuk lokasi usaha yang berada di kawasan ekonomi khusus,
kawasan industri, kawasan perdagangan bebas, dan pelabuhan
bebas. Kedua, untuk kegiatan usaha yang tergolong usaha mikro dan kecil,
kegiatan yang tidak wajib memiliki UKL-UPL, dan kegiatan yang tidak wajib
memiliki Amdal.

9. Izin Operasional dan Izin


Komersial
Pada prinsipnya, setelah mendapatkan izin usaha melalui proses di OSS
pelaku usaha harus memenuhi komitmen terlebih dahulu untuk mendapatkan
izin operasional dan/atau izin komersial. Bentuk-bentuk komitmen terbagi dua
yakni pemenuhan komitmen dan berdasarkan komitmen. Pemenuhan
komitmen diatur di Pasal 32 dan di Pasal 39 PP No.24/2018. Bila komitmen
tidak dipenuhi makai izin usaha bisa dicabut oleh Lembaga OSS. Berdasarkan
proses pengisian informasi dan pengajuan izin usaha yang kami lakukan di
OSS, bentuk pemenuhan komitmen untuk mendapatkan izin operasional atau
izin komersial baru dapat diketahui setelah mengisi kode bidang usaha di
OSS.

Sistem OSS diluncurkan untuk mempermudah pelaku usaha untuk


mendapatkan legalitas. Pahami aturan dan sistem ini sebaik-baiknya agar
proses pengisian data perusahaan kamu berjalan baik sehingga semua
dokumen perusahaan didapatkan.

Sumber: https://www.easybiz.id/poin-poin-penting-dalam-proses-pengajuan-
izin-usaha-melalui-oss/

Share Post :
I Made Kuta, S. Sos

Kepala Dinas
 BERITA TERBARU

 TERPOPULER
3 minggu yang laluNgaturang Lelabaan di Pura Agung Pulaki1 bulan yang
laluMonitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Perumahan 1 bulan yang laluRapat
Pembahasan Permohonan Persetujuan Pemakaian Tanah Untuk Jaringan
utilitas Telepon/Selular oleh PT. Indosat Tbk1 bulan yang laluRapat Persiapan
“Budaya Bali Aga The Spirit of Sobeyan Buleleng“1 bulan yang laluSidang Pleno
TABG terkait Permohonan IMB Gedung Gereja Katolik Santo Paulus dan
Gedung Kampus STAHN Mpu Kuturan Singaraja

KONTAK KAMI

Jl. Ngurah Rai No. 72 Singaraja

(0362) 22063

dpmptsp@bulelengkab.go.id

STATISTIK PENGUNJUNG

628193
Total pengunjung : 628193
Pengunjung Online: 60

FACEBOOK

Copyright © 2017 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Buleleng. All rights reserved.

Anda mungkin juga menyukai