Anda di halaman 1dari 3

NIB – NOMOR INDUK BERUSAHA

Nomor Induk Berusaha yang selanjutnya disingkat NIB adalah identitas pelaku usaha yang
diterbitkan oleh Lembaga OSS setelah pelaku usaha melakukan pendaftaran.

Selain sebagai identitas pelaku usaha, NIB juga sekaligus berlaku sebagai Tanda Daftar
Perusahaan (TDP), Angka Pengenal Impor (API) jika pelaku usaha melakukan kegiatan
ekspor, dan Akses Kepabeanan jika pelaku usaha akan melakukan kegiatan ekspor
dan/atau impor. Hal tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018
tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik.

NIB berbentuk atas 13 (tiga belas) digit angka acak yang diberi pengaman dan disertai
dengan Tanda Tangan Elektronik sebagai identitas berusaha dan digunakan oleh pelaku
usaha untuk mendapatkan Izin Usaha dan Izin Komersial atau Operasional termasuk untuk
pemenuhan persyaratan Izin Usaha dan Izin Komersial atau Operasional.

Pelaku usaha yang telah mendapatkan NIB sekaligus terdaftar sebagai peserta jaminan
sosial kesehatan dan jaminan sosial ketenagakerjaan. Jika pelaku usaha akan
mempekerjakan tenaga kerja asing, pelaku usaha harus mengajukan pengesahan rencana
penggunaan tenaga kerja asing (RPTKA). NIB wajib dimiliki pelaku usaha yang ingin
mengurus perizinan berusaha melalui OSS, baik usaha baru maupun usaha yang sudah
berdiri sebelum operasionalisasi OSS.

Fungsi NIB

Mirip dengan NIK bagi penduduk Indonesia, NIB adalah nomor identitas bagi sebuah
perusahaan. Fungsi NIB ini menggantikan beberapa izin sebelumnya. Izin yang digantikan
dengan NIB adalah TDP(Tanda Daftar Perusahaan), API (Angka Pengenal Impor), juga
akses kepabeanan sebagai eksportir dan importir. NIB dapat diperoleh secara online
menggunakan platform terbaru pemerintah yaitu OSS (Online Single Submission). Dengan
adanya NIB, setiap pelaku usaha dengan bentuk badan usaha/non badan usaha kini
memiliki nomor identitas nasional sebagai pengenal.

Adapun pelaku usaha yang bisa mendaftarkan NIB melalui OSS adalah:

1. Perseroan Terbatas
2. Perusahaan Umum
3. Perusahaan Umum Daerah
4. Badan Hukum Lainnya yang dimiliki oleh Negara
5. Badan Layanan Umum
6. Lembaga Penyiaran
7. Badan Usaha yang didirikan oleh Yayasan
8. Koperasi
9. Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennootschap) atau biasa disebut CV
10. Persekutuan Firma (Venootschap Onder Firma)
11. Persekutuan Perdata.

Pemenuhan Komitmen

Berbeda dengan perizinan sebelumnya dimana persyaratan harus dipenuhi terlebih dahulu
sebelum dikeluarkan, izin usaha langsung dikeluarkan oleh OSS. Namun, setelah izin
dikeluarkan ada komitmen yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha. Komitmen ini harus
dipenuhi dalam tenggat waktu yang berbeda tergantung izin yang diajukan. Jika komitmen
belum dipenuhi setelah tenggat waktu berakhir, maka izin yang sudah dikeluarkan akan
secara otomatis dibatalkan oleh sistem. Contoh komitmen yang harus dipenuhi adalah izin
lokasi, izin perairan, izin lingkungan ataupun IMB bagi usaha yang memerlukan prasarana.
 

Izin Usaha dan Izin Komersil

OSS mengeluarkan dua tahap izin yaitu izin usaha dan izin komersial. Izin usaha adalah izin
perdagangan dan jasa yang pada umumnya tidak memerlukan izin tambahan ataupun
melakukan kegiatan produksi sendiri. Sementara Izin Komersial adalah izin yang perlu
didaftarkan untuk keperluan operasional tertentu. Contoh izin komersial adalah izin BPOM
bagi pelaku usaha yang mendistribusi dan memproduksi makanan. Tidak semua usaha
memerlukan izin komersial. Namun bagi yang membutuhkan izin komersial harus
mendapatkan izin usaha dahulu sebelum mengajukan izin komersial.

Jangka Waktu Berlakunya NIB

NIB berlaku selama pelaku usaha menjalankan usaha dan/atau kegiatannya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. NIB dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi
oleh Lembaga OSS dalam hal:
- Pelaku Usaha melakukan usaha dan/atau kegiatan yang tidak sesuai dengan NIB;
dan/atau
- dinyatakan batal atau tidak sah berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan
hukum tetap

Dalam melakukan pengurusan NIB hanya membutuhkan waktu yang cepat sekitar 30
menit.

Pelaku usaha dapat memperoleh dokumen pendaftaran lainnya saat pendaftaran NIB,
yaitu:
- NPWP Badan atau Perorangan, jika pelaku usaha belum memiliki.
- Surat Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA)
- Bukti Pendaftaran Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan
- Notifikasi kelayakan untuk memperoleh fasilitas fiskal dan/atau Izin Usaha, misalnya
untuk Izin Usaha di sektor Perdagangan (Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)).

Cara Mendapatkan NIB

OSS yaitu sistem baru berskala nasional yang dikembangkan pemerintah yang digunakan
untuk pendaftaran izin usaha  dan juga izin komersil. Melalui portal OSS, kita bisa
mendapatkan izin usaha yang dibutuhkan untuk beroperasi di Indonesia. OSS dapat diakses
melalui portal: https://oss.go.id/oss/. Platform OSS bisa digunakan untuk berbagai jenis
badan usaha seperti CV, PT, usaha perorangan ataupun PMA (Perusahaan Modal Asing).
OSS juga berintegrasi dengan berbagai kementrian seperti misalnya Kementerian Hukum
dan HAM sehingga data yang ada di instansi lain terhubung dan bisa diakses untuk
percepatan pengurusan perizinan. Misalnya jika pelaku usaha menggunakan badan hukum
seperti PT (Perseroan Terbatas), nomor Akta dan SK yang sudah dikeluarkan dan terdaftar
di database Kemenkumham akan terintegrasi di OSS.

Para pelaku usaha melakukan pengurusan terhadap pendirian badan usaha seperti
koperasi, Perseroan Terbatas (PT), firma, atau Commanditaire Vennootschap (CV) dengan
membuat akta pendirian perusahaan di Notaris lengkap dengan mendapatkan NPWP.
Setelah mendirikan badan usaha, pelaku usaha dapat mengikuti langkah berikut untuk
mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB):

Langkah memperoleh NIB:


1. Log-in pada sistem OSS
Langkah pertama adalah log-in pada Sistem OSS dengan menggunakan User ID
dan Password.
2. Mengisi data-data yang diperlukan,
Data-data yang diperlukan seperti: data perusahaan, pemegang saham, kepemilikan
modal, nilai investasi dan rencana penggunaan tenaga kerja, termasuk tenaga kerja
asing.

Pelaku Usaha akan menerima notifikasi dari OSS untuk mengubah jenis bidang
usahanya jika bidang investasi yang diinput tidak memenuhi Daftar Negatif Investasi
(DNI).

Jika pelaku usaha menggunakan tenaga kerja asing, maka pelaku usaha akan
menyetujui pernyataan penunjukan tenaga kerja pendamping serta akan
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan (sesuai PERPRES 20/2018) atau
dengan output surat pernyataan.
3. Mengisi informasi bidang usaha yang sesuai dengan 5 digit Klasifikasi Baku
Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) selain informasi KBLI 2 digit yang telah tersedia
dari AHU. Pelaku usaha juga harus memasukan informasi uraian bidang usaha.

Dalam hal KBLI yang dipilih termasuk dalam daftar bidang usaha yang terbuka
dengan persyaratan tertentu dalam ketentuan Daftar Negatif Investasi (DNI) yang
tercantum dalam Lampiran III Peraturan Presiden nomor 44 tahun 2016 , maka
pelaku usaha wajib menyetujui pernyataan kesediaan untuk memenuhi persyaratan
yang ditentukan dalam lampiran III Peraturan Presiden nomor 44 tahun 2016, agar
dapat melanjutkan proses pendaftaran dalam sistem OSS.
4. Memberikan tanda checklist sebagai bukti persetujuan pernyataan mengenai
kebenaran dan keabsahan data yang dimasukkan (disclaimer).
5. Sistem OSS akan menerbitkan Nomor Induk Berusaha (NIB) untuk pelaku usaha
Jika diperlukan, Pelaku usaha dapat memperoleh dokumen pendaftaran lainnya
bersamaan dengan penerbitan NIB.

Dokumen pendaftaran lainnya. Khusus untuk BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS


Kesehatan, nomor kepesertaan yang diperoleh hanya akan diaktifkan menjadi
Sertifikat Kepesertaan BPJS, setelah dilakukan pembayaran premi bulan pertama
berdasarkan pemberitahuan virtual account dari BPJS kepada pelaku usaha.

Kesalahan pengisian data. Pelaku usaha dapat mengubah data melalui menu
perubahan data pada OSS, sepanjang data tersebut bukan komponen data yang
tercantum dalam anggaran dasar perusahaan. Perubahan data ini dapat dilakukan
setelah langkah-langkah pengisian form registrasi pada OSS selesai

Anda mungkin juga menyukai