Anda di halaman 1dari 3

Tatacara dan alur pendaftaran pendirian PBF:

1. Pemohon harus mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada
Kepala Badan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Balai POM
2. Permohonan harus ditandatangani oleh direktur/ketua dan apoteker calon penanggung jawab
disertai dengan kelengkapan administrative
3. Untuk permohonan izin PBF yang akan menyalurkan bahan obat selain harus memenuhi
persyaratan administrative harus melengkapi surat bukti penguasaan laboratorium dan daftar
peralatan.
4. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak diterimanya tembusan permohonan, Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi melakukan verifikasi kelengkapan administratif.
5. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak diterimanya tembusan permohonan, Kepala
Balai POM melakukan audit pemenuhan persyaratan CDOB.
6. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak dinyatakan memenuhi kelengkapan
administratif, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi mengeluarkan rekomendasi pemenuhan
kelengkapan administratif kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Kepala Balai POM
dan pemohon
7. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak melakukan audit pemenuhan persyaratan
CDOB, Kepala Balai POM melaporkan pemohon yang telah memenuhi persyaratan CDOB
kepada Kepala Badan.
8. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak menerima laporan, Kepala Badan POM
memberikan rekomendasi pemenuhan persyaratan CDOB kepada Direktur Jenderal dengan
tembusan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan pemohon
9. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak menerima rekomendasi serta persyaratan
lainnya yang ditetapkan, Direktur Jenderal menerbitkan izin PBF
10. Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud diatas tidak dilaksanakan pada waktunya, pemohon
dapat membuat surat pernyataan siap melakukan kegiatan kepada Direktur Jenderal dengan
tembusan kepada Kepala Badan, Kepala Balai POM dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.
11. Paling lama 12 (dua belas) hari kerja sejak diterimanya surat pernyataan, Direktur Jenderal
menerbitkan izin PBF dengan tembusan kepada Kepala Badan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi,
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Kepala Balai POM.
Sejak tanggal 2 Agustus 2021, semua permohonan perizinan berusaha dilakukan melalui OSS berbasis
Risiko. NIB atau Nomor Induk berusaha adalah identitas pelaku usaha yang diterbitkan oleh lembaga
OSS. Setelah memiliki NIB, maka pelaku usaha bisa mengajukan Izin Usaha dan Izin Komersial atau
Operasional. Untuk mendapatkan NIB, setiap pelaku usaha bisa melakukan pendaftaran melalui OSS atau
(Online Single Submission) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.

Cara mendapatkan NIB:

Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dan dokumen yang dilengkapi sebelum para pelaku usaha
bisa mendapatkan NIB.

1. Saat melakukan pendaftaran, anda akan diminta untuk mempersiapkan dokumen-dokumen terkait
usaha anda, diantaranya:

- Nomor KTP atau NIK. NIK yang dibutuhkan untuk pendaftaran adalah NIK Penanggung Jawab
Usaha,
- Untuk badan usaha berbentuk PT, atau badan usaha yang didirikan oleh yayasan, CV, koperasi,
firma dan persekutuan perdata, anda harus melakukan proses pengesahan badan usaha di
Kementerian Hukum dan HAM. Anda bisa menggunakan AHU Online untuk membantu dalam
proses pengesahan badan usaha,
- Untuk badan usaha berbentuk perum, perumda, badan layanan umum, badan hukum lainnya
yang dimiliki oleh atau lembaga penyiaran, anda diminta untuk menyiapkan dasar hukum
pembentukan badan usaha,
- Menyertakan bukti pendaftaran kepesertaan BPJamsostek atau BPJS Kesehatan,
- Jika anda berencana/sudah menggunakan tenaga kerja asing, anda diwajibkan memiliki Surat
pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA).
- Data yang disiapkan sebelum mendaftar NIB

Untuk membantu dalam mempersiapkan data sebelum mendaftar NIB dan jika anda pelaku usaha
perseorangan, anda akan diminta untuk memberikan data berikut:

- Nama & NIK


- Alamat Tinggal
- Bidang Usaha
- Lokasi Penanaman Modal
- Besaran Rencana Penanaman Modal
- Rencana Penggunaan Tenaga Kerja
- Nomor Kontak Usaha
- NPWP Pelaku Usaha perseorangan
- Rencana Permintaan Fasilitas Fiskal, Kepabeanan dan/atau fasilitas lainnya

Peraturan BKPM Nomor 4 Tahun 2021 tentang Pedoman dan Tata Cara Pelayanan Berbasis Risiko
mengatur tentang kelengkapan data pelaku usaha pada saat mendaftarkan NIB. Jika anda merupakan
pelaku usaha non-perorangan, berdasarkan Pasal 19, anda akan diminta untuk memberikan data berikut:
 Nama badan usaha
 Jenis bidang usaha
 Status penanaman modal
 Nomor akta pendirian atau nomor pendaftaran beserta pengesahannya
 Alamat korespondensi
 Besaran Rencana Penanaman Modal
 Data pengurus dan pemegang saham
 Negara Asal Penanaman Modal, jika terdapat penanaman modal asing
 Maksud dan tujuan badan usaha
 Nomor telepon badan usaha
 Alamat email badan usaha
 NPWP badan usaha

Jika seluruh dokumen dan data sudah siap, melakukan pendaftaran dan membuat akun OSS melalui
laman Online Single Submission di www.oss.go.id

Setelah mendapatkan NIB, proses berikutnya adalah mendapatkan Izin Usaha dan Izin Komersial atau
Operasional dengan tahapan:

 Pelaku usaha login dalam system OSS. Akses aplikasi e-licensing melalui
http://elic.binfar.kemkes.go.id/ pada address bar web browser user
 Pilih menu permohonan dan klik sertifikat Distribusi Pedagang Besar Farmasi
 Akan tampil ruang unggah dokumen-dokumen persyaratan
 Setelah seluruh persyaratan di unggah lalu klik kirim. System permohonan telah terkirim ke
dashboard akun OSS Kementrian Kesehatan
 Menunggu verifikasi data dan akan muncul kode billing untuk pembayaran
 Proses evaluasi permohonan
 Persetujuan permohonan dan pengiriman persetujuan data teknis ke OSS
 Izin disetujui dengan lampiran data teknis

Badan Koordinasi Penanaman Modal RI, 2021. Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2021 Tentang Pedoman Dan Tata Cara Pelayanan Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko Dan Fasilitas Penanaman Modal.

Anda mungkin juga menyukai