Anda di halaman 1dari 8

Nama : Romeo Novaldy

NIM : 21010000125
Kelas : B
Matkul : Hukum Dagang
Tugas : Mencari Proses Pendirian perusahaan berbadan hukum, tidak
berbadan hukum, secara online dan secara konvensional

Pendirian Perusahaan berbadan hukum


Pendirian Perseroan Terbatas:

Perusahaan yang berbadan hukum Perseroan Terbatas atau PT adalah badan hukum
yang didirikan berdasarkan “perjanjian”. Seperti yang disebutkan dalam pasal 1313
Kitab Undang – Undang Hukum Perdata bahwa “Suatu perjanjian adalah suatu
perbuatan di mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau
lebih.” Perjanjian pendirian PT yang dilakukan oleh para pendiri tersebut dituangkan
dalam suatu akta notaris yang disebut dengan “Akta Pendirian.” Akta pendirian ini
pada dasarnya mengatur berbagai macam hak dan kewajiban para pihak pendiri
perseroan dalam mengelola dan menjalankan PT tersebut. Hak dan kewajiban tersebut
yang merupakan isi perjanjian selanjutnya disebut dengan anggaran dasar perseroan,
sebagaimana yang sudah dijelaskan dalam pasal 8 ayat 1 UU tentang PT.

- Tahap Pengajuan Nama


Proses ini memiliki tujuan untuk melakukan pengecekan nama PT agar membuktikan
apakah nama PT tersebut sudah ada yang memakai atau tidak. Pengajuan nama
perusahaan ini didaftarkan oleh notaris melalui Sistem Administrasi Badan Hukum
Kemenkumham. Syarat syarat yang dibutuhkanuntuk pengajuan nama sebagai
berikut:
1. Melampirkan asli formulir dan pendirian surat kuasa;
2. Melampirkan fotokopi KTP pendirinya dan para pengurus perusahaan;
3. Melampirkan fotokopi KK pimpinan/pendiri PT

- Tahap Pembuatan Akta Pendirian PT


Pembuatan akta pendirian dilakukan oleh notaris yang berwenang diseluruh wilayah
negara di Indonesia untuk selanjutnya mendapatkan pesetujuan dari Menteri
Kemenkumham. Biasanya akte ini berisi informasi tentang nama perusahaan,
bergerak di bidang apa, nama para pemilik modal, modal dasar, modal disetor,
pengurus perusahaan seperti siapa direktur utama, direktur, dan para komisaris

- Tahap Pembuatan Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP)


Surat ini bisa di dapatkan dari kantor kelurahan di mana perusahaan berada.
Berdasarkan surat ini, Camat mengeluarkan surat keterangan yang sama. Untuk
mendapatkan surat keterangan domisili, pendiri PT memerlukan salinan akte
perusahaan. Persyaratan lain yang dibutuhkan adalah:
- Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun terakhir
- Perjanjian Sewa atau kontrak tempat usaha bagi yang berdomisili bukan di
gedung perkantoran
- Kartu Tanda Penduduk (KTP) Direktur
- Izin Mendirikan Bangun (IMB) jika PT tidak berada di gedung perkantoran.

- Tahap Permohonan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).


Untuk mendapatkan NPWP, pendiri PT memerlukan salinan akte perusahaan dan
surat keterangan domisili. Permohonan pendaftaran NPWP diajukan kepada Kepala
Kantor Pelayanan Pajak sesuai dengan keberadaan domisili PT. Persyaratan lain
yang dibutuhkan, adalah:
- NPWP pribadi Direktur PT
- fotokopi KTP Direktur (atau photocopy Paspor bagi WNA, khusus PT PMA)
- SKDP
- akta pendirian PT.

- Tahap pengesahan Anggaran Dasar Perseroan oleh Menteri Kemenkumham.


Permohonan ini diajukan kepada Menteri Kemenkumham untuk mendapatkan
pengesahan Anggaran Dasar Perseroan (akta pendirian).

- Tahap Pengajuan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).


SIUP ini berguna agar PT dapat menjalankan kegiatan usahanya. Permohonan
pendaftaran SIUP diajukan kepada Kepala Suku Dinas Perindustrian dan
Perdagangan dan/atau Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan kota
atau kabupaten terkait sesuai dengan domisili PT.

- Tahap Pengajuan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)


Permohonan pendaftaran diajukan kepada Kepala Suku Dinas Perindustrian dan
Perdagangan dan/atau Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan kota
atau kabupaten terkait sesuai dengan domisili perusahaan.

- Tahap Berita Acara Negara Republik Indonesia (BNRI).


Setelah perusahaan melakukan wajib daftar perusahaan dan telah mendapatkan
pengesahan dari Menteri Kemenkumham, maka harus di umumkan dalam BNRI dari
perusahaan yang telah diumumkan dalam BNRI, maka PT telah sempurna statusnya
sebagai badan hukum.

Proses pendirian tidak berbadan hukum

Firma, hukum mengenai Firma terdapat dalam bagian 2 dalam KUHD yaitu
“Perseroan Firma dan Perseroan dengan cara meminjamkan uang Atau disebut
Perseroan Komanditer” yang dimulai dari pasal 16 sampai 35. Firma adalah sebuah
bentuk badan usaha yang dijalankan oleh dua orang atau lebih (disebut Firmant)
dengan memakai nama bersama atau satu nama yang digunakan bersama untuk
memperluas usahanya. Sedangkan menurut Pasal 16 dan Pasal 18 KUHD, yang
dimaksudkan dengan Perseroan Firma adalah tiap-tiap perseroan (maatschap) yang
didirikan untuk menjalankan sesuatu perusahaan di bawah satu nama bersama, di
mana anggota-anggotanya langsung bertanggung jawab sepenuhnya terhadap
tindakan yang diadakan dengan orang-orang pihak ketiga. Dengan demikian, firma
bukanlah badan usaha yang berbadan hukum karena tidak ada pemisahan harta
kekayaan antara anggota-anggotanya, setiap anggota bertanggung jawab secara
pribadi untuk keseluruhan, selain itu firma tidak bisa dikatakan berbadan hukum,
sebab firma telah memenuhi syarat secara materiil namun belum memiliki syarat
formal berupa pengesahan atau pengakuan dari negara dalam bentuk perundang-
undangan.

A. Syarat pendirian firma

1) Didirikan oleh minimal dua orang 2) KTP dan NPWP pendiri firma 3) Tentukan
nama yang akan digunakan dan didaftarkan 4) Memiliki badan pengurus dan anggota
yang aktif 5) Menentukan domisili usaha firma 6) Memiliki tujuan usaha yang jelas 7)
Menyertakan modal dari para sekutu
B. Proses pendirian

1) Melakukan Pemesanan Nama Firma Memilih nama perusahaan yang ingin


digunakan kemudian dilakukan pengecekan ketersediaan nama di sistem Administrasi
Hukum Umum Kemenkumham. Apabila nama tersedia, kamu bisa menggunakan
nama yang sudah dipilih.

2) Pembuatan Akta Pendirian Firma Membuat Akta Pendirian Firma di hadapan


Notaris. Di dalam Akta Pendirian Firma, biasanya akan dicantumkan hal-hal penting
dalam firma, contohnya: a) Nama b) Tempat kedudukan c) Kegiatan usaha d) Modal
e) Nama Sekutu

3) Permohonan SK Setelah para pendiri Firma melakukan tandatangan pendirian Akta


Pendirian Firma di Notaris Notaris kemudian akan mengurus Surat Keterangan
Terdaftar (SKT) dari AHU sebagai bukti bahwa Firma telah berdiri secara sah.

4) Pengurusan NPWP Setelah memiliki Akta dan SKT, maka pendiri Firma wajib
mengurus NPWP di kantor pajak. Hal ini wajib karena pada dasarnya semua badan
usaha harus memiliki NPWP sebagai nomor kewajiban pajak., dan kemudian
melaporkan penghasilan Firma setiap tahunnya.

5) Pengurusan SKT Dokumen SKT (Surat Keterangan Terdaftar) juga diurus di


kantor pajak. SKT pajak berisi informasi kewajiban pajak apa yang harus dilakukan
oleh Firma.

6) Pengurusan NIB di OSS OSS atau Online Single Submission adalah platform
untuk perizinan di Indonesia. Setiap pendirian Firma harus mengurus NIB (Nomor
Induk Berusaha) di OSS. Adapun NIB memiliki fungsi sebagai indentitas nomor
bisnis setiap badan usaha di Indonesia. Pengurusan NIB sejak akhir 2021 dilakukan
di sistem OSS RBA (Risk Based Approach
Proses pendirian Perusahaan Secara Modern/Online

- Membuat serta melakukan aktivasi akun

Supaya bisa memanfaatkan situs AHU sebagaimana mestinya, terlebih dahulu


mendaftarkan pembuatan akun. Sebelum itu, sebaiknya pendiri PT menentukan lebih
dulu jenis perusahaan yang akan Anda dirikan, dalam hal ini PT atau PT Perorangan.

Pilihlah menu yang terletak di halaman beranda AHU sesuai dengan jenis PT yang
akan dirikan tersebut kemudian klik Daftar. Sistem selanjutnya akan menampilkan
lembar form registrasi elektronik yang harus mengisi identitas pendiri PT.

Setelah menyelesaikan proses registrasi ini, pendiri PT akan mendapatkan email


verifikasi guna mengaktivasi pembuatan akun. Melalui email tersebut,juga akan
memperoleh informasi mengenai username dan password akun pendiri PT.

- Menjalankan prosedur pendaftaran nama PT

Berdasarkan PP No. 43 Tahun 2011 mengenai Pemberian Nama PT, pendiri PT tidak
boleh menggunakan nama yang sama dengan PT lainnya. Oleh karena itu, perlu lebih
dulu memastikan apakah nama PT yang telah dipilih masih dapat digunakan.

Gunakan username serta password akun yang sudah diperoleh untuk Login ke dalam
situs AHU. Jika Login dari menu PT Perorangan, lanjutkan dengan memilih menu
Pendirian yang terdapat pada daftar di sebelah kiri halaman. Sistem nantinya akan
menuju pendaftaran nama.

Jika Anda melakukan Login dari menu Perseroan Terbatas, pendiri PT bisa memilih
antara menu Cek Nama PT atau Pendaftaran PT. Jika memilih untuk langsung
mendaftar, sistem tetap akan melakukan pemeriksanaan nama PT lebih dulu sebelum
menjalankan prosesnya.

Untuk langkah berikutnya, pilihlah menu Pendirian yang juga terletak pada daftar di
bagian kiri halaman, seperti dalam menu PT Perorangan. Selanjutnya, cukup
mengikuti langkah-langkah sesuai arahan sistem. .

- Membayar biaya pendaftaran melalui pemesanan voucher


Untuk dapat mendaftarkan nama, yang berlanjut pada proses pendirian PT, perlu
membayarkan sejumlah biaya pendaftaran. Sebagai tambahan informasi, pembayaran
ini nantinya akan termasuk sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak atau PNBP.
Untuk melakukan pembayaran ini, cukup mengikuti tuntunan sistem situs AHU untuk
melakukan pemesanan voucher. nantinya akan diminta untuk mengisikan nama,
alamat email, nomor ponsel dan jumlah modal dasar pendirian PT pada form
pemesanannya.
Pendiri PT pun nantinya tidak boleh lupa untuk menyetorkan 25% dari modal tersebut
sesuai ketentuan yang berlaku sebagai syarat mendirikan PT.

- Mengisi Form Registrasi Pendirian PT


Setelah membayar biaya pendaftaran, masukkan kode voucher pembayaran itu untuk
mengarahkan sistem ke tahap selanjutnya. Kali ini, akan mendapati lembar form
registrasi eletronik untuk mendaftarkan pendirian PT.
Bentuk form registrasi yang akan didapatkan melalui menu Perseroan Terbatas sedikit
berbeda dengan PT Perorangan. Perbedaannya adalah form registrasi PT Perorangan
tidak meminta untuk mencantumkan nomor akta notaris seperti form Perseroan
Terbatas.
Seperti mungkin sudah di ketahui, pendirian PT Perorangan memang tidak
membutuhkan adanya akta notaris seperti PT lain pada umumnya. Pendiri PT cukup
membuat sebuah surat pernyataan resmi mengenai pendirian PT Perorangan tersebut.

- Mengurus izin usaha PT


Setelah menyelesaikan prosedur pendirian PT secara online hingga perusahaan itu sah
berdiri, pendiri PT perlu melengkapinya dengan izin usaha yang memadai.
Berdasarkan peraturan perizinan terbaru, setiap perusahaan wajib memiliki Nomor
Induk Berusaha (NIB).
Selain itu, perusahaan juga wajib memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak atau NPWP.
Cara membuat NPWP perusahaan PT ini, sama seperti semua izin usaha lainnya, bisa
di buat secara online melalui situs OSS-RBA.
Proses pendirian perusahaan secara Konvensional

A. Akta Pendirian
Menurut UU No. 40 Tahun 2007 tentang PT diatur di dalam Pasal 7 sampai dengan
Pasal 14 (delapan pasal). Menurut Pasal 7 ayat (1) UU No. 40 Tahun 2007 tentang
PT, dikatakan bahwa “Perseroan didirikan minimal oleh 2 ( dua ) orang atau lebih
dengan akta notaris yang dibuat dalam Bahasa Indonesia.” Akan tetapi, menurut Pasal
7 ayat (7) UU No. 40 Tahun 2007, ketentuan pemegang saham minimal 2 (dua) orang
atau lebih tidak berlaku bagi : 1) Perseroan yang sahamnya dimiliki oleh negara. 2)
Perseroan yang mengelola bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga
penyimpanan dan penyelesaian, dan lembaga lain sebagaimana diatur dalam UU
tentang Pasar Modal.

B. Pengesahan Oleh Menteri


Agar perseroan diakui secara resmi sebagai badan hukum, akta pendirian dalam
bentuk akta notaris tersebut harus diajukan oleh para pendiri secara bersama – sama
melalui sebuah permohonan untuk memperoleh keputusan menteri (Menteri Hukum
dan HAM) mengenai pengesahan badan hukum perseroan.

C. Pendaftaran
Berdasarkan UU no.1 tahun 1995 tentang PT yang melakukan pendaftaran setelah
diperoleh pengesahan yang dibebankan kepada direksi perseroan, di dalam UU No.40
tahun 2007 tentang PT ini maka yang menyelenggarakan daftar perseroan setelah
diperoleh pengesahan, memberikan pengesahan badan hukum dan memasukkan data
perseroan

secara langsung adalah tugas menteri. Daftar perseroan yang memuat data tentang
perseroan meliputi :

a)Nama dan tempat kedudukan, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha, jangka
waktu pendirian, dan permodalan.

b) Alamat lengkap perseroan.

c) Nomor dan tanggal akta pendirian dan keputusan menteri mengenai pengesahan
badan hukum perseroan.
d) Nomor dan tanggal akta perubahan anggaran dasar dan persetujuan menteri.

e) Nomor dan tanggal akta perubahan anggaran dasar dan tanggal penerimaan
pemberitahuan oleh menteri.

f) Nama dan tempat kedudukan notaris yang membuat akta pendirian dan akta
perubahan anggaran dasar.

g) Nama lengkap dan alamat pemegang saham, anggota Direksi dan anggota Dewan
Komisaris Perseroan.

h) Nomor dan tanggal akta pembubaran atau nomor dan tanggal penetapan pengadilan
tentang pembubaran Perseroan yang telah diberitahukan kepada Menteri.

i) Berakhirnya status badan hukum Perseroan.

j) Neraca dan laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan bagi Perseroan
yang wajib diaudit

Anda mungkin juga menyukai