Anda di halaman 1dari 3

Tata cara/Prosedur dan Syarat Mendirikan Perusahaan CV

Tidak sembarangan, dalam mengurus pendirian CV, karena juga harus memenuhi tata
cara/prosedur dan syarat antara lain sebagai berikut :
1. Minimal didirikan oleh 2 orang, yang selanjutnya disebut Sekutu Aktif dan Pasif.
2. Akta notaris dalam bahasa Indonesia.
3. Pendiri CV harus warga negara Indonesia.
4. Kepemilikan 100% oleh Warga Negara Indonesia. Tidak diperkenankan partisipasi modal
asing. 

Berdasarkan Pasal 16-35 dalam KItab Undang - Undang Hukum Perdata, di Indonesia,
pendirian CV wajib menyertakan persyaratan sebagai berikut:

1. Membuat Akta Pendirian CV


Persyaratan pertama yang harus pendiri siapkan adalah membuat akta pendirian CV, yang
diatur dalam pasal ke-19 dalam Kitab Undang - Undang Hukum Dagang.
Berikut deskripsi lengkapnya dalam membuat akta :
 Kartu Tanda Penduduk (KTP): KTP harus dilampirkan oleh masing-masing orang
yang terlibat dalam pembentukan CV, baik sebagai persero aktif maupun pasif (Nama
Lengkap, pekerjaan, dan tempat tanggal lahir).
 Nama yang akan digunakan untuk CV.
 Tempat kedudukan CV.
 Maksud dan tujuan lengkap dengan spesifik didirikannya CV.
 Nama Sekutu yang berkuasa (sebagai orang yang menandatangani perjanjian atas
Nama Persekutuan)
 Klausul-klausul penting lainnya, yang berkaitan dengan Pihak Ketiga terhadap Sekutu
Pendiri.
 Pendaftaran Akta Pendirian ke PN yang diberi tanggal
 Pembentukan kas (uang) dari CV yang khusus disediakan bagi penagih dari pihak
Ketiga. Jika sudah kosong, berlakulah tanggung jawab Sekutu Secara Pribadi untuk
Keseluruhan.
 Pengeluaran satu atau beberapa sekutu dari wewenangnya untuk bertindak atas Nama
Persekutuan.
2. Mendaftarkan Akta Pendirian CV
Cara dan syarat mendirikan perusahaan CV selanjutnya adalah mendaftarkan akta
pendirian CV, yang sebelumnya sudah dibuat di kantor notaris, selanjutnya mendaftarkan
akta pendirian CV di Kepaniteraan Pengadilan Negeri setempat, sesuai yang diatur dalam
Kitab Undang - Undang Dagang pasal ke-23

Dalam proses mendaftarkan akta pendirian CV, memerlukan dua aspek kelengkapan yang
harus dipenuhi, diantaranya adalah:

 Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP), dimana surat ini bisa diperoleh dari
Kelurahan setempat sesuai domisili CV. Mengurus SKDP dibutuhkan persyaratan
berupa: Surat pengantar RT dan RW, KTP pemilik, dan akta pendirian CV oleh
notaris. SKDP berlaku maksimal satu tahun dan setelahnya dapat dilakukan
perpanjangan.
 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), yang bisa didapatkan di Kantor Pajak setempat
sesuai domisili CV. Dalam mendaftar NPWP untuk CV, wajib melampirkan beberapa
dokumen persyaratan, di antaranya adalah: Akta pendirian, SK Menteri Hukum dan
HAM, SKDP, fotokopi KTP, NPWP, dan KK direktur perusahaan. Selain
mendapatkan NPWP, kita juga akan mendapatkan surat keterangan wajib pajak
perusahaan.
3. Mengurus Izin Usaha (SIUI atau SIUP)
Jika sudah mendaftarkan akta pendirian CV ke pengadilan Negeri menurut cara dan syarat
mendirikan perusahaan CV selanjutnya, adalah wajib mengurus izin usaha. Dalam
mengurus izin usaha, harus bisa disesuaikan dengan bidang usaha yang dijalankan oleh
CV.

Untuk selanjutnya mengurus izin usaha di kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)
atau di kantor perwakilan dinas terkait. Misalnya jika CV di bidang perdagangan, maka
perlu memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).

Beberapa hal yang perlu disiapkan untuk pembuatan SIUP diantaranya adalah dokumen
legalitas perusahaan seperti akta pendirian, SK Menteri Hukum dan HAM, SKDP, dan
NPWP.
Namun ada perbedaan jika CV berdiri di bidang industri, sehingga perlu memiliki Surat
Izin Usaha Perdagangan Industri (SIUI).

4. Mengurus Tanda Daftar Perusahaan (TDP)


Selain mengurus SIUP, cara mendirikan CV selanjutnya adalah membuat Tanda Daftar
Perusahaan (TDP). Tak perlu repot, untuk membuat TDP bisa dilakukan secara online.
Sedangkan untuk pengurusan offline, bisa diurus langsung ke Dinas Perdagangan
Kota/Kabupaten sesuai dengan domisili perusahaan CV dengan cara mengisi formulir
pengajuan SIUP, melampirkan legalitas perusahaan berupa SK dari Kemenkumham,
NPWP, Akta pendirian, dan SKDP..

5. Mengumumkan Ikhtisar Resmi


Dalam proses yang terakhir, serta akta pendirian CV sudah disahkan oleh Pengadilan
Negeri, prosedur selanjutnya adalah untuk mengumumkan ikhtisar resmi. Para pendiri CV
harus mengumumkan ikhtisar resmi akta pendirian CV dalam Tambahan Berita Negara RI
(Pasal 28 KUHD).

Anda mungkin juga menyukai