Anda di halaman 1dari 32

SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN ( SIUP )

A. Pengertian Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

SIUP adalah izin operasional bagi perusahaan atau badan yang


melakukan kegiatan usaha dibidang perdagangan, yaitu berupa kegiatan jual
beli barang/jasa. SIUP untuk perdagangan jasa mencakup penyediaan jasa dan
sewa menyewa. Sedangkan SIUP untuk perdagangan barang hanya mencakup
kegiatan jual beli barang yang tidak memerlukan proses pengolahan atau
produksi.
Berdasarkan peraturan menteri Perdagangan RI No.46/2009, SIUP
diwajibkan bagi setiap usaha dengan kekayaan bersih diatas Rp 50 juta ( tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha ). Namun usaha dengan kekayaan
bersih dibawah Rp 50 juta dapat mengajukan SIUP jika pelaku usaha
menghendaki, misalnya dalam rangka memenuhi persyaratan untuk
mendapatkan pinjaman perbankan atau ingin mengikuti lelang/tender
pengadaan barang/jasa tertentu.
Contoh usaha yang membutuhkan SIUP sebagai izin operasional antara lain :
• Terkait jual beli barang: usaha toko seperti toserba, toko oleh-oleh,
toko sembako, toko pakaian, elektronik, alat komunikasi, dll.
• Terkait Usaha sewa menyewa: Usaha rental komputer/warung internet,
coworking space yang menyewakan ruang bekerja atau rapat, rental
mobil, dll.
• Terkait Usaha jasa: Jasa konsultan,jasa penempatan tenaga kerja,jasa
fotokopi, pengelolaan gedung, call center, kebersihan umum,
administrasi kantor, periklanan dan usaha jasa lainnya.
Sesuai dengan permendag RI No.46/2009, pelaku UKM bisa mengajukan
SIUP dengan kategori sebagai berikut:
• SIUP mikro jika kekayaan bersih kurang dari Rp 50 juta;

1
• SIUP kecil jika kekayaan bersih lebih dari Rp 50 juta s.d Rp 500 Juta;
• SIUP menengah jika kekayaan bersih diatas Rp 500 juta s.d Rp 10
milyar;
• SIUP Besar jika kekayaan bersih diatas Rp 10 milyar.

B. Syarat Surat Izin Usaha Perdagangan

1. Syarat SIUP Perusahaan Perseorangan

• Foto kopi identitas (KTP) penanggung jawab atau pemilik perusahaan


• Foto kopi NPWP atas nama perusahaan
• Foto kopi Surat Izin Tempat Usaha (SITU) oleh pemerintah daerah
sesuai domisili Anda
• Neraca perusahaan
• Foto direktur utama/pemilik perusahaan/penanggungjawab sebanyak 2
lembar berukuran 4x6
• Materai Rp.6.000

2. Syarat SIUP Koperasi


• Foto kopi identitas berupa KTP dari Dewan Pengawas Koperasi
• Foto kopi NPWP
• Daftar susunan Dewan Pengurus serta Dewan Pengawas dari koperasi
• Foto kopi akta pendirian koperasi
• Foto kopi SITU
• Neraca koperasi
• Foto ukuran 4x6 direktur utama/penanggungjawab sebanyak 2 lembar

3. Syarat SIUP Perseroan Terbatas (PT)


• Foto kopi identitas (KTP) direktur utama/penanggungjawab
perusahaan

2
• Pas foto direktur utama/penanggung jawab ukuran 4x6 sebanyak 2
lembar
• Foto kopi Kartu Keluarga, bagi perusahaan yang memiliki
penanggungjawab seorang perempuan
• Foto kopi SITU
• Foto kopi NPWP
• Foto kopi akta pendirian perusahaan dan surat keputusan pengesahan
dari Kementerian Hukum dan HAM
• Surat Izin Prinsip dan Surat Izin Gangguan
• Neraca perusahaan
• Surat izin teknis yang dikeluarkan oleh instansi terkait
• Materai Rp.6.000

4. Syarat SIUP Perseroan Terbuka (Tbk)


• Foto kopi SIUP sebelum perusahaan berstatus PT
• Foto kopi identitas (KTP) dari direktur utama/penanggungjawab
• Foto kopi akta pendirian
• Surat keterangan dari Badan Pengawas Pasar Modal (BPPM) yang
menyebutkan bahwa perusahaan telah melakukan penawaran umum
• Foto kopi Surat TandaTerima Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan
atau STP-LKTP untuk tahun pembukuan terakhir
• Pas foto direktur utama/penanggungjawab berukuran 4x6 sebanyak 2
lembar.

C. Masa Berlaku
Selama usaha berjalan (produksi) dan wajib didaftar ulang setiap 5
(lima) tahun sekali di tempat diterbitkannya SIUP.

3
D. Cara Membuat Surat Izin Usaha Offline
Perizinan usaha dapat dilakukan secara offline dengan mendatangi
kantor dinas perdagangan terdekat. Simak langkah-langkahnya:

1. Mengambil formulir pendaftaran

Langkah pertama dengan mendatangi kantor dinas perdagangan sesuai


domisili usaha dengan membawa syarat yang diperlukan. Kemudian
mengambil formulir pendaftaran SIUP.

2. Mengisi formulir pendaftaran

Mengisi formulir pengajuan SIUP. Isi formulir dengan data yang benar dan
lengkap. Formulir harus disetujui oleh direktur utama/pemilik
perusahaan/penanggungjawab dengan tanda tangan di atas materai. Setelah
formulir terisi lengkap, foto kopi formulir sebanyak 2 lembar.

3. Pembayaran biaya

Pemerintah tidak menetapkan standar nasional biaya penerbitan surat izin


usaha. Oleh karena itu, besaran biaya berbeda-beda antara masing-masing
wilayah.

4. Pengambilan SIUP

Saat seluruh formulir dan berkas persyaratan sudahlengkap, Anda dapat


menyerahkan kepada petugas di kantor dinas perdagangan. Jangka waktu
mengurus SIUP selama 2 minggu. Saat SIUP telah terbit, pihak dinas akan
menghubungi Anda

5. Proses pengurusan melalui kantor dinas perdagangan tidak harus dilakukan


oleh pemilik usaha. Orang lain dapat mengurusnya dengan disertai surat kuasa
bermaterai.

4
E. Cara Membuat Surat Izin Usaha Online

Mengurus SIUP dapat dilakukan lebih praktis secara online. Cara


membuat surat izin usaha online dengan memanfaatkan layanan dari Online
Single Submission (OSS). Proses pengurusan surat izinu saha dengan OSS
jauh lebih praktis sebab menggunakan sistem elektronik terintegrasi.
Landasan hukum dalam pemanfaatan OSS sebagai sarana pengurusan
surat izin usaha adalah Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 Tentang
Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik.
1. Melakukan Pendaftaran
Silahkan mengunjungi situs resmi OSS pada oss.go.id lalu pilih menu
Daftar. Kemudian Anda diminta untuk mengisi data pribadi seperti nomor
identitas, tanggal lahir, alamat email, dan nomor telepon. Pastikan data
yang diisi lengkap dan benar.
2. Melakukan Verifikasi Akun
Setelah formulir pendaftaran terisi lengkap, berikutnya tekan tombol
Submit. Sistem OSS akan mengirimkan tautan verifikasi akun pada alamat
email yang telah didaftarkan. Dalam email, Anda menerima informasi
username dan password.
3. Login Akun dan Pengisian Data Usaha.
Berikut langkah-langkah mengisi data usaha pada situs pendaftaran SIUP:
• Gunakan data username dan password untuk login. Muncul formulir
pengisian data usaha. Isi data usaha secara lengkap dan benar.
• Pemilik usaha perusahaan yang berbentuk PT, pengisian data
dilakukan dengan cara menyalindari AHU Online. Ahu online adalah
situs ahu.go.id yang dimiliki Direktorat Jenderal Administrasi
HukumUmum.
• Pemilik usaha berbentuk perseorangan, koperasi, atau CV, perlu
melakukan pengisian data secara manual.

5
• Data usaha yang harus diisi mencakup informasi data perusahaan,
rencana penggunaan tenaga kerja, nilai investasi, kepemilikan modal,
pemegang saham, dan sebagainya.
• Setelah data terisi lengkap, silahkan menuju menu Permohonan
Berusaha. PilihAkta. Pada notifikasi terkait Informasi Validasi KSWP
dan NPWP, pilih proses.
• Anda akan dialihkan kehalaman baru untuk memastikan bahwa data
terkait Akta Pendirian Perusahaan dan Kelengkapan Data telahbenar.
• Menuju halaman Komitmen Izin Usaha, Anda harus mencentang izin
yang diperlukan. Lakukan hals ama pada halaman Komitmen Izin
Komersial. Kemudian sesuaikan output.
4. Penerbitan NIB Ketika semua langkah di atas selesai, Sistem OSS akan
menerbitkan NIB untuk Anda. Selain itu, Anda juga akan mendapatkan
dokumen pendaftaran terkait bersamaan dengan penerbitan NIB.

6
SURAT IZIN TEMPAT USAHA (SITU)

A. Pengertian SITU Dan Dasar Hukumnya

Dalam memulai bisnis bukan hanya tentang membuat produk dan


strategi marketing saja, ada satu hal penting lain dan ini sering terlewat yaitu
urusan perizinan. Sekarang memulai bisnis tidak bisa langsung buka begitu
saja, ada beberapa perizinan yang harus Anda selesaikan terlebih dahulu yaitu
SITU dan juga SIUP. Lalu apa itu SITU dan SIUP itu? Pada kesempatan
halaman ini saya akan sedikit menguraikan tentang SITU. Untuk SIUP nya
akan dibahas dilain pembahasan.

Surat Izin Tempat Usaha atau biasa disebut SITU adalah surat yang
dikeluarkan secara resmi untuk perorangan, badan usaha dan juga perusahaan
yang membuka tempat usaha. Surat tersebut isinya menyatakan bahwa usaha
yang dijalankan sudah sesuai dengan ketentuan tata ruang pada wilayah
sekitar tempat usaha. SITU ini berlaku untuk semua bidang usaha seperti
perdagangan, perkantoran, perusahaan dan lainnya. Dengan memiliki SITU,
legalitas usaha Anda sudah diakui dan sudah sesuai dengan aturan hukum
yang berlaku di Indonesia. SITU ini bisa diurus saat bersamaan dengan
pendirian usaha/bisnis, karena SITU menjadi kewajiban bagi para pelaku
usaha. Usaha Anda bisa dibubarkan dan digusur secara paksa oleh aparat
keamanan jika tidak memiliki SITU. Maka dari itu jika belum memiliki
sampai sekarang maka segeralah mengurusnya sebelum terkena penertiban
dari aparat keamanan.

Dasar hukum Surat Izin Tempat Usaha (SITU) biasanya dikeluarkan


oleh pemerintah dalam bentuk Perda (Peraturan Daerah). Di dalam peraturan
daerah tersebut diatur mengenai bagaimana sistem untuk mendapatkan SITU

7
dan informasi lainnya yang terkait dengan SITU (Surat Izin Tempat Usaha)
tersebut.

B. Prosedur Pengurusan Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

Berikut ini prosedur dalam mengurus SITU (Surat Izin Tempat Usaha)
diantaranya yaitu:

• Mengisi formulir SITU dengan dilampiri keterangan izin surat tertulis dari
tetangga kanan, kiri, depan, dan belakang. Izin tersebut dalam bentuk
tanda tangan dan menyatakan tidak keberatan dengan adanya usaha yang
akan dijalankan oleh orang yang membuat SITU tersebut.
• Meminta pengesahan terhadap formulir permohonan SITU yang diketahui
oleh pejabat kelurahan dan kecamatan setempat untuk memperkuat izin
SITU (Surat Izin Tempat Usaha) tersebut.
• Setelah izin SITU tersebut sudah diketahui oleh lurah dan camat setempat,
maka selanjutnya formulir permohonan SITU tersebut diurus ke kota
madia atau kabupaten setempat untuk memperoleh SITU (Surat Izin
Tempat Usaha).
• Membayar izin usaha tersebut dan mendaftar ulang.
• Selesai.

C. Persyaratan Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

Adapun syarat yang harus dipenuhi jika ingin membuat surat izin
tempat usaha diantaranya yaitu:

• Surat permohonan dengan ditempel materai Rp. 6000,- dan lengkap


dengan stempel atau cap perusahaan tersebut.
• Fotocopy KTP pemohon (direktur/pemilik/penanggung jawab) dan
surat izin khusus bagi warga negara asing. Adanya surat kuasa dan

8
fotocopy KTP penerima kuasa apabila pengurusan SITU tersebut
diserahkan kepada orang lain.
• Fotocopy IMBG yang sesuai dengan aktivitas usaha dan masih
berlaku.
• Fotocopy evidensi penguasaan hak tanah yang terdiri dari perjanjian
sewa menyewa, sertifikat, perjanjian pinjam pakai dan perjanjian
lainnya yang masih memiliki keterkaitan dengan pembuatan SITU
(Surat Izin Tempat Usaha) tersebut.
• Fotocopy STTS PBB dan SPPT tahun terakhir.
• Fotocopy akte pendirian perusahaan atau kantor dan akte
perubahannya serta akte pengesahannya.
• Adanya persetujuan dari lingkungan seperti dari warga atau tetangga
yang berjarak radius 200 m dari lokasi tempat usaha yang dikenal oleh
RT/RW/Lurah/Camat.
• Adanya surat keterangan domisili usaha nya tersebut.

D. Syarat Perpanjangan Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

SITU (Surat Izin Tempat Usaha) biasanya bisa dilakukan


perpanjangan paling lama 3 tahun serta jika sudah habis masa berlakunya
SITU (Surat Izin Tempat Usaha) tersebut. Adapun syarat untuk
memperpanjang SITU (Surat Izin Tempat Usaha) diantaranya yaitu:

• Fotocopy IMB
• Fotocopy SITU (Surat Izin Tempat Usaha) yang lama
• Fotocopy STTS PBB dan SPPT tahun terakhir
• Fotocopy akte pendirian usaha khususnya bagi perseroan terbatas (PT)
segera mungkin dan melampirkan pengesahan atas pendirian
perusahaan atau kantor dari HAM atau menteri hukum.
• Adanya surat keterangan domisili usaha dari kecamatan setempat.

9
E. Jangka Masa Penyelesaian SITU (Surat Izin Tempat Usaha)

Jangka waktu penyelesaian Surat Izin Tempat Usaha tergantung pada


situ tersebut apakah situ baru atau hanya perpanjangan,

• Jika SITU baru, umumnya paling lama 5 hari kerja dari persyaratan
dinyatakan lengkap.
• Jika SITU perpanjangan, umumnya paling lama 5 hari kerja dari
persyaratan dinyatakan lengkap.

SITU (Surat Izin Tempat Usaha) berlaku selama 3 tahun dan bisa
diperpanjang jika memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan.

10
MEREK

A. Pengertian Merek

Merek atau brand adalah suatu tanda atau simbol yang terdiri dari
nama, istilah, gambar, logo, lambang, desain atau kombinasi dari semua itu
yang ditujukan untuk mengidentifikasi, mendefinisi atau memberi identitas
kepada suatu barang atau layanan (jasa) dari suatu penjual serta
membedakannya dari pesaing.

Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2016 tentang Merk dan


Indikasi Geografis, menyebutkan bahwa merek adalah tanda yang berupa
gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi
dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam
kegiatan perdagangan barang atau jasa.

Merek merupakan suatu tanda pengenal dalam kegiatan perdagangan


barang atau jasa yang sejenis dan sekaligus merupakan jaminan mutunya bila
dibandingkan dengan produk barang atau jasa sejenis yang dibuat pihak lain.
Merek mengandung janji perusahaan untuk secara konsisten memberikan ciri,
manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli.

B. Bagian-bagian Merek

Menurut Kotler dan Keller (2009), suatu merek umumnya terdiri dari
beberapa bagian, yaitu Nama merek (brand name), adalah sebagian dari merek
dan yang diucapkan.

11
1. Tanda merek (brand merk), adalah sebagian dari merek yang dapat dikenal,
tetapi tidak dapat diucapkan, seperti lambang, desain, huruf, atau warna
khusus.
2. Tanda merek dagang (trademark), adalah merek atau sebagian dari merek
yang dilindungi hukum karena kemampuannya menghasilkan sesuatu yang
istimewa.
3. Hak cipta (copyright), adalah hak istimewa yang dilindungi undang-undang
untuk memproduksi, menertibkan, dan menjual karya tulis, karya musik, atau
karya seni.

C. Fungsi dan Manfaat Merek


Merek berfungsi untuk memberi identitas pada barang atau jasa dan
berfungsi menjamin kualitas suatu barang dan jas bagi konsumen. Merek juga
berfungsi sebagai penbeda dari produk barang atau jas yang dibuat oleh
seseorang atau badan hukum dengan produk barang atau jasa yang dibuat oleh
seseorang atau badan hukum lain. Menurut Saidin (2004), fungsi merek antara
lain adalah sebagai berikut:

1. Fungsi indikator sumber: Merek berfungsi untuk menunjukkan bahwa suatu


produk bersumber secara sah pada suatu unit usaha dan karenanya juga
berfungsi untuk memberikan indikasi bahwa produk itu dibuat secara
profesional.
2. Fungsi indikator kualitas: Merek berfungsi sebagai jaminan kualitas
khususnya dalam kaitan dengan produk-produk bergengsi.
3. Fungsi sugestif: Merek memberikan kesan akan menjadi kolektor produk
tersebut.

D. Jenis-jenis Merek
Menurut Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek, secara
umum merek terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

12
1. Merek Dagang, yaitu merek yang digunakan pada barang yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama
atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.

2. Merek Jasa, yaitu merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan
oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum
untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
3. Merek Kolektif, yaitu merek yang digunakan pada barang dan atau jasa
dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang
atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang
dan atau jasa sejenis lainnya.

Berdasarkan wujudnya, merek dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai


berikut:

1. Merek lukisan. Bentuk ini mempunyai daya pembeda dalam wujud lukisan
atau gambar antara barang atau jasa yang satu dengan barang atau jasa yang
lain yang sejenis. Contoh: merek cat Kuda Terbang, yaitu lukisan atau gambar
kuda bersayap yang terbang.
2. Merek kata. Merek ini mempunyai daya pembeda dalam bunyi kata antara
barang atau jasa yang satu dengan barang atau jasa yang lain yang sejenis.
Contoh: Pepsodent untuk pasta gigi, Ultraflu untuk obat flu, Toyota untuk
mobil.
3. Merek huruf atau angka. Bentuk ini mempunyai daya pembeda dalam
wujud huruf atau angka antara barang atau jasa yang satu dengan barang atau
jasa yang lain yang sejenis. Contoh: ABC untuk kecap dan sirup, 555 untuk
buku tulis.
4. Merek nama. Bentuk ini mempunyai daya pembeda dalam wujud nama
antara barang atau jasa yang satu dengan barang atau jasa yang lain yang
sejenis. Contoh: Louis Vuiton untuk tas, Vinesia untuk dompet.

13
5. Merek kombinasi. Bentuk ini mempunyai daya pembeda dalam wujud
lukisan/gambar dan kata antara barang atau jasa yang satu dengan barang atau
jasa yang lain yang sejenis. Contoh: jamu Nyonya Meneer yang merupakan
kombinasi gambar seorang nyonya dan kata-kata nyonya Meneer.

E. Tahapan Perkembangan Merek

Menurut Rangkuti (2008), sebuah merek biasanya mengalami


beberapa fase atau tahapan perkembangan, yaitu sebagai berikut:

a) Produk yang tidak memiliki merek (unbranded goods)

Pada tahap ini, produk dikelola sebagai komoditi sehingga merek


hampir tidak diperlukan. Kondisi ini sangat mendukung apabila permintaan
(demand) lebih banyak dibandingkan dengan dengan pasokan (supply) yang
biasanya sering terjadi dalam situasi perekonomian yang bersifat
monopolistic. Contoh: beras murah, BBM, obat generik dll.

b) Merek yang dipakai sebagai referensi (brand as reference)

Pada tahap ini sudah terjadi persaingan sedikit-sedikit, meskipun


tingkatnya belum begitu ketat. Persaingan ini merangsang produsen untuk
membuat diferensiasi produk yang dihasilkan. Tujuannya adalah agar produk
yang ia hasilkan memiliki perbedaan dari produk perusahaan lain. Contoh:
sepatu olahraga, sepatu ke kantor, buku tulis, buku gambar dll.

c) Merek sebagai personality

Pada tahap ini, diferensiasi antar merek berdasarkan atribut fungsi


menjadi semakin sulit menjadi semakin sulit dilakukan. Karena hampir
sebagian perusahaan melakukan kegiatan yang sama. Untuk membedakan
produk yang dihasilkan dari produk pesaing, perusahaan melakukan tambahan
nilai-nilai personality pada masing-masing merek. Contoh: sabun mandi
kesehatan, sabun mandi untuk bayi dll.

14
d) Merek sebagai simbol (icon)

Pada tahap ini, Merek menjadi milik pelanggan. Pelanggan memiliki


pengetahuan yang lebih mendalam mengenai merek yang ia gunakan. Pada
umumnya merk yang masuk pada tahap ini sudah bersifat internasional dan
pelanggan yang menggunakan merk ini dapat mengekspresikan dirinya atau
dapat menunjukkan jati dirinya. Contoh: rokok Marlboro.

e) Merek sebagai sebuah perusahaan


Iklan pada tahap ini memiliki identitas yang sangat kompleks dan
lebih bersifat interaktif, sehingga pelanggan dapat dengan mudah
menghubungi merek. Karena merek perusahaan tersebut merupakan wakil
perusahaan sehingga merek=perusahaan, semua direksi dan karyawan
memiliki persepsi yang sama tentang merek yang dimilikinya. Komunikasi
yang keluar dari perusahaan telah terintegrasi ke semua lini kegiatan
operasional, sehingga informasi mengalir secara lancar baik dari manajemen
ke pelanggan maupun sebaliknya, dari pelanggan ke manajemen. Contohnya,
Microsoft Software dimana pelanggan dapat berkomunikasi secara langsung
setiap saat melalui internet dengan perusahaan, begitu juga sebaliknya
perusahaan dapat menginformasikan produknya kepada pelanggan kapan saja.

f) Merek sebagai kebijakan moral


Saat ini hanya ada beberapa perusahaan yang telah berada pada tahap
ini, yaitu perusahaan yang telah mengoperasikan kegiatannya secara
transparan baik mulai dari bahan baku yang digunakan, proses produksi, dan
operasionalnya sampai produk maupun jasa dan pelayanan purna jualnya
kepada pelanggan. Informasi disampaikan secara transparan, jelas dan tidak
ada yang ditutup-tutupi secara etika bisnis, sosial maupun politisnya.
Contohnya adalah iklan Body Shop dan Benetton.

15
JOINT VENTURE

A. Pengertian Joint Venture


Joint venture adalah usaha bisnis yang dilakukan oleh dua entitas
bisnis atau lebih untuk periode waktu tertentu. kerja sama ini diciptakan
untuk memberikan tujuan spesifik danditentukan dalam rencana yang telah
disepakati. Sistem ini biasanya berakhir setelah tujuan-tujuan tersebut
terpenuhi kecuali para pihak memutuskan untuk terus bekerja sama.

Para pihak yang terlibat dalam sistem ini diatur oleh perjanjian kontrak
yang mereka buat.Perjanjian tersebut menetapkan hal-hal seperti kewajiban
mereka, tingkat di mana merekaakan berbagi keuntungan atau kerugian, hak
dan kewajiban mereka satu sama lain.

B. Jenis dan Industri Joint Venture


Dalam kontrak, joint venture terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Domestik
dan Internasional.

Dan bila melihat industri atau bidang bisnis, ada beberapa industri
yang pendirianya wajib menggunakan perjanjian joint venture, yaitu :
Pelabuhan, Pelayanan, Penerbangan, Produksi transmisi, Distribusi tenaga
listrik, Telekomunikasi, Pembangkit tenaga atom, Mass media atau media
masa, Air minum, Kereta api umum.

Sementara untuk industri atau bidang bisnis yang dilarang untuk


penanaman adalah industri yang terkait dengan pertahanan negara, yaitu:
Produksi senjata, Mesin perang, Alat-alat peledakan, Peralatan perang.

C. Undang Undang Pengaturan Regulasi Joint Venture

Regulasi tentang joint venture telah diatur dalam UU, PP, dan SK
Menteri. Berikut adalah rangkuman landasan hukum mengenai joint venture :

16
• UU no 25 tahun 2007 sebagai kegiatan Penanaman Modal Asing.
• UU Nomor 1 Tahun 1967 Pasal 23 tentang Penanaman Modal Asing.
• PP Nomor 7 Tahun 1993 tentang Pemilik Saham perusahaan
penanaman Modal Asing.
• PP Nomor 20 Tahun Pemilikan Saham dalam Perusahaan yang
didirikan dalamrangka penanaman modal asing .
• SK Menteri negara Penggerak Dana Investasi/ Ketua Badan
Koordinasi PenanamanModal Nomor: 15/SK/1994 tentang ketentuan
pelaksanaan pemilikan saham dalam perusahaan yang didirikan dalam
rangka penanaman modal asing.

D. Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Sistem Joint Venture


a) Tujuan Khusus
Para pihak yang terlibat dalam sistem joint venture biasanya telah
memiliki tujuan yang telahditentukan sebelumnya. Mereka umumnya
menyatakan tujuan ini dengan jelas dalam persetujuan dan perjanjian yang
telah disepakati oleh mereka..
b) Kesepakatan

Para pihak dalam sistem joint venture, yaitu para venturer bersama,
umumnya melaksanakan perjanjian tertulis di antara mereka. Perjanjian ini
menyatakan perincian seperti kewajibanmereka, rasio pembagian laba /
rugi, hak dan kewajiban mereka.

c) Durasi Tertentu

Karena semua usaha dakam sistem ini dibuat untuk tujuan tertentu,
mereka umumnya berakhir begitu tujuan tersebut terpenuhi. Namun, para
pihak dapat terus bekerja bersama jikamereka sepakat untuk
melakukannya.

17
d) Pembagian Keuntungan
Para pihak selalu menyepakati rasio di mana mereka akan berbagi
keuntungan dan kerugianmereka. Jika tidak ada kesepakatan untuk efek
ini, mereka harus membagi keuntungan secaramerata
e) Struktur Usaha

Para pihak dapat membuat usaha patungan dengan melakukan kontrol


pada salah satu aspek berikut : Aktiva, Operasi Entitas bisnis itu sendiri.

E. Kesimpulan dan Manfaat

Pada dasarnya, sistem joint venture adalah :

• Terdiri dari perusahaan yang berbeda, baik tujuan atau mungkin skala
bisnis.
• Kedua perusahaan memiliki dasar kepemilikan untuk kepentingan
bersamaini. Misalnya, dua perusahaan yang memiliki paten berbeda
mungkin sepakatmembuat aplikasi akuntansi, dan akhirnya
membentuk sistem joint venture.
• Kedua perusahaan setuju untuk berbagi pendapatan dan pengeluaran.

Kedua perusahaan dalam sistem joint venture berhak mempertahankan


identitas perusahaanmereka yang terpisah untuk semua tujuan kecuali yang
sudah tertuang dalam perjanjian kerja sama.

Sedangkan manfaat dari sistem kerjasama ini adalah :

• Untuk menggabungkan sumber daya. Perusahaan akan memiliki lebih


banyak dayasaing dalam industri dan otomatis akan lebih banyak
potensi keberhasilan usaha.
• Untuk menggabungkan keahlian. Dalam bisnis teknis, satu perusahaan
mungkinmemiliki keahlian di satu bagian dan perusahaan lain
mungkin memiliki keahlian di bagian lain. Misalnya, Perusahaan A
pandai membuat perangkat lunak, sedangkanPerusahaan B memiliki

18
pengalaman menciptakan perangkat keras yang diperlukanuntuk suatu
usaha.
• Untuk menghemat uang. Dua perusahaan mungkin
mempertimbangkan sistem jointventure untuk menghemat uang pada
iklan, mungkin pameran dagang atau publikasi produk.

F. Perbedaan Joint Venture Dengan Kemitraan


• Partnership merupakan entitas bisnis tunggal yang dibentuk oleh dua
entitas atau lebih.
• Joint venture adalah penggabungan entitas (dapat berbeda badan
hukum) menjadi entitas baru. Selain itu regulasi pajak penghasilan dari
perjanjian partnership dibayarkan langsung oleh pemilik secara
individual, yang berbanding terbalik dengan perjanjian joint venture.

G. Contoh Perusahaan Dengan Perjanjian Joint Venture

Hingga saat ini ada banyak sekali perusahaan yang telah melakukan
perjanjian joint venture dan membentuk suatu entitas bisnis baru. Berikut
telah kami rangkum beberapa diantaranya yang melakukan bisnis ini dan
berhasil memperbesar entitas bisnisnya dengan cara ini :

• Hulu, ini merupakan realisasi entitas bisnis baru dari tiga korporasi
besar, yaitu NBC Universal Television Group. (21st Century Fox, dan
The Walt Disney Company.
• Asus dan Gigabyte, persaingan bisnis dalam produksi perangkat keras
mendorong perusahaan melakukan inovasi dan melakukan kerjasama.
Pada tahun 2007 dua perusahaan teknologi asal taiwan pun melakukan
perjanjian joint venture untuk produksi motherboard, graphics card,
dan beberapa komponen lainya.
• Sharp dan Sony, pada tahun 2008 SHARP Corporation dan SONY
Corporation telah menandatangani memorandum untuk melakukan

19
sistem kerja sama dalam memproduksi dan menjual panel dan modul
LCD berukuran besar.
• PT Pusri dan NPCI, PT Pusri telah melakukan kerja sama dengan
perusahaan asing yaitu National Petrochemical Company of Iran
(NPCI). Kerjasama ini adalah untuk membangun pabrik pupuk
berkapasitas 1,14 juta ton per tahun.

20
LISENSI

A. Pengertian Lisensi

Lisensi adalah pemberian izin atau penyerahan hak atau sesuatu dari
satu pihak ke pihak lainnya untuk melakukan produksi atas suatu produk atau
jasa tertentu yang sebelumnya telah dipatenkan oleh yang menciptakannya
pertama kali. Hak tersebut bisa berupa atas barang, cipta atau karya,
pembuatan produksi, dan masih banyak lainnya.

Lisensi secara umum dapat diartikan pemberian izin, hal ini termasuk
dalam sebuah perjanjian. Definisi lain, pemberian izin dari pemilik
barang/jasa kepada pihak yang menerima lisensi untuk menggunakan barang
atau jasa yang dilisensikan.

B. Macam-macam Lisensi

1. Lisensi atas hak kekayaan intelektual

Salah satu jenis lisensi adalah lisensi atas hak intelektual, misalnya
perangkat lunak komputer. Pemilik lisensi memberikan hak kepada pengguna
untuk memakai dan menyalin sebuah perangkat lunak yang memiliki hak
paten kedalam sebuah lisensi. Lisensi atas hak intelektual biasanya memiliki
beberapa pasal/bagian didalamnya, antara lain syarat dan ketentuan (term and
condition), wilayah (territory), pembaruan (renewal) dan syarat-syarat lain
yang ditentukan oleh pemilik lisensi.

2. Lisensi massal

Lisensi massal perangkat lunak adalah lisensi dari pemilik ke


perorangan untuk menggunakan sebuah perangkat lunak dalam satu komputer.

21
Rincian lisensi biasanya tertuang dalam "Kesepakatan Lisensi Pengguna
tingkat Akhir" (End User License Agreement (EULA)) dalam sebuah
perangkat lunak. Di bawah perjanjian "EULA" ini pengguna komputer dapat
melakukan instalasi perangkat lunak dalam satu atau lebih komputer
(tergantung perjanjian lisensi).

3. Lisensi merek barang / jasa

Pemilik barang atau jasa dapat memberikan izin (lisensi) kepada


individu atau perseroan agar individu atau perseroan tersebut dapat
mendistribusikan (menjual) sebuah produk atau jasa dari pemilik barang atau
jasa[1] di bawah sebuah merek dagang.

Dengan pemakaian lisensi tipe ini, pemakai lisensi dapat


menggunakan (menjual atau mendistribusikan) merek barang atau jasa di
bawah sebuah merek dagang tanpa khawatir dituntut secara hukum oleh
pemilik lisensi. Sebagai contoh, sebuah perusahaan dapat memakai desain dan
teknologi sebuah produk atau jasa yang berasal dari suatu negara dan
dipasarkan dengan memakai nama lain di negaranya sendiri.

4. Lisensi hasil seni dan karakter

Pemilik lisensi dapat memberikan izin atas penyalinan dan


pendistribusian hak cipta material seni dan karakter (misalnya, Mickey Mouse
menjadi Miki Tikus).

5. Lisensi bidang pendidikan


Gelar akademis termasuk sebuah lisensi. Sebuah Universitas memberikan
izin kepada perorangan untuk memakai gelar akademis.[2] Misalnya
(Diploma I (D1), Ahli Madya (Diploma III, (D3)), Sarjana (S1), Magister
(S2), Doktor (S3)).

22
C. Perjanjian Lisensi

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor. 36 Tahun 2018 Tentang


Pencatatan Perjanjian Lisensi Kekayaan Intelektual, pemegang hak kekayaan
intelektual berwenang memberikan lisensi kepada pihak lain untuk
melaksanakan hak eksklusif yang dimilikinya. Perjanjian lisensi, yaitu
perjanjian antara dua pihak atau lebih dimana satu pihak memberikan lisensi
sebagai pemilik kepada pihak yang menerima lisensi dengan legal untuk
memproduksi dan memasarkan produk/jasanya.

Perjanjian Lisensi dibuat dalam bentuk tertulis dalam bahasa Indonesia


dan harus dicatatkan oleh Menteri dalam daftar umum perjanjian Lisensi
dengan dikenai biaya. Perjanjian Lisensi pada umumnya dapat dibagi menjadi
dua :

1. Perjanjian Lisensi secara eksklusif

Perjanjian Lisensi secara eksklusif adalah perjanjian yang hanya


diberikan kepada satu penerima Lisensi, dan/ atau dalam wilayah tertentu.

2. Perjanjian lisensi non eksklusif

Perjanjian lisensi non eksklusif adalah perjanjian yang dapat diberikan


kepada beberapa penerima Lisensi dan/atau dalam beberapa wilayah.

Selain itu ada perjanjian lisensi wajib yang dapat didefinisikan sebagai
izin untuk melaksanakan Hak Kekayaan Intelektual (Hak Cipta, Paten dan
sebagainya) dengan alasan tertentu yang diberikan oleh pihak
pemerintah/pihak yang diberikan otoritas memberikan izin dilakukannya
lisensi wajib.

23
D. Hak Dan Kewajiban Pemberi Lisensi

1. Pemberi lisensi berkewajiban untuk:


• Kewajiban untuk mengusahakan dan menjamin bahwa hak-hak yang
dilisensikan dapat dipergunakan oleh penerima lisensi. Pemberi lisensi
harus menjamin hak-hak yang dilisensikan akan dapat dipergunakan oleh
penerima lisensi.
• Kewajiban menjaga hak-hak yang dilisensikan dalam keadaan baik.
Pemberi lisensi dibidang know-how, misalnya berkewajiban untuk
menjaga agar informasi mengenai know-how yang dilisensikan adalah
akurat dan terjaga kerahasiaannya.
• Jaminan (warranty). Pada beberapa perjanjian lisensi, pemberi lisensi
biasanya akan mencantumkan “no warranty clause”. Dengan klausula ini,
pemberi lisensi tidak memberikan suatu jaminan apapun kepada penerima
lisensi, kecuali tentang apa-apa yang dengan cara jelas tersebut pada
perjanjian lisensi.

2. Pemberi Lisensi Berhak Memiliki :


• Menerima pembayaran royalti sesuai dengan perjanjian yang telah
disetujui para pihak.
• Melaksanakan sendiri patennya kecuali diperjanjikan lain.
• Menuntut pembatalan perjanjian lisensi apabila penerima lisensi tidak
melaksanakan perjanjian sebagaimana mestinya.

E. Hak Dan Kewajiban Penerima Lisensi

1. Penerima lisensi berkewajiban untuk:


• Tidak melakukan sanggahan atas keabsahan hak yang dilisensikan.
• Kewajiban untuk tidak melakukan kompetensi.
• Kewajiban untuk menjaga kerahasiaan.

24
• Kewajiban menjaga kualitas dari suatu produk
• Kewajiban untuk memenuhi dan mematuhi persyaratan-persyaratan dari
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
• Kewajiban membayar royalty.

2. Penerima Lisensi Berhak Memiliki:


• Melaksanakan paten sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan
dalam perjanjian.
• Memberikan lisensi lebih lanjut pada pihak ketiga apabila diperjanjikan.
• Menuntut pembatalan lisensi apabila lisensi tidak melaksanakan perjanjian
sebagaimana semestinya.
• Mendapatkan informasi yang berhubungan dengan paten yang
dilisensikan, yang diperlukan oleh penerima lisensi untuk melaksanakan
lisensi yang diberikan tersebut.
• Mendapatkan bantuan tenaga ahli dan pelatihan dari pemberi lisensi
mengenai cara pemanfaatan dan atau penggunaan paten yang dilisensikan,
termasuk alih teknologi.
• Melakukan pengembangan paten yang dilisensikan.
• Melakukan permohonan pencatatan atas perjanjian lisensi.
• Melakukan upaya hukum atas segala pelanggaran paten yang dilisensikan.

Pemberi dan penerima lisensi wajib mematuhi hak dan kewajiban


yang disepakati dalam perjanjian, karena dengan terpenuhinya hak dan
kewajiban dalam perjanjian maka penerima lisensi dapat mengambil
keuntungan ekonomi dari ciptaan orang lain dengan tetap menghormati
pencipta dan pemegang hak cipta. Pencatatan perjanjian Lisensi dilakukan
terhadap objek kekayaan intelektual di bidang: Hak Cipta dan Hak Terkait,
Paten, Merek, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpatu, Rahasia
Dagang, dan Varietas Tanaman.

25
TRANSAKSI E- COMMERCE

A. Definisi E-Commerce

E-commerce berasal dari bahasa Inggris, yaitu electronic


commerce atau perdagangan elektronik. Dan sebagaimana perdagangan yang
dilakukan secara langsung atau face to face. Dalam e-commerce juga meliputi
proses promosi, pembelian, dan pemasaran produk. Yang berbeda adalah pada
sistem berdagang yang digunakan, yaitu melalui media elektronik atau
internet. Dalam e-comerce, seluruh proses perdagangan mulai dari proses
pemesanan produk, pertukaran data, hingga transfer dana dilakukan secara
elektronik.

Di tengah perkembangan arus teknologi dan informasi digital yang


semakin canggih. Aktivitas e-commerce adalah suatu penerapan dari e
business atau bisnis elektronik. Yang mana berhubungan dengan kegiatan
transaksi komersial.

Jadi, secara garis besar pengertian e-commerce ini bukan hanya


meliputi aktivitas perniagaan saja, Tapi juga mencakup kolaborasi dengan
mitra bisnis, client service, lowongan pekerjaan, dan sebagainya. E-
Commerce merupakan salah satu bentuk perkembangan teknologi dalam
bidang ekonomi. Di samping memanfaatkan teknologi digital, e-commerce ini
juga membutuhkan database, e-mail, dan juga teknologi lain yang non
internet. Misalnya saja dalam mengirim barang, dan cara membayar produk
dari e- commerce.

26
B. Jenis-jenis E-Commerce

Jika disuruh menjelaskan, perkembangan e-commerce di Indonesia


bisa dikatakan sangat pesat. Apabila dibandingkan dengan negara lain yang
ada di sekitar kita. Seperti yang dapat Anda lihat sendiri, kalau e- commerce
semakin menjamur seiring dengan berjalannya waktu. Tentunya hal ini juga
menyesuaikan dengan permintaan pasar yang semakin menggandrungi
kegiatan perbelanjaan online. Secara umum, ada beberapa jenis e commerce
yang berkembang di tanah air.

Di bawah ini akan dibahas secara tuntas jenis-jenis e commerce yang


ada di Indonesia.

• Business to Business

Jenis e-commerce satu ini memiliki skala paling besar. Karena


transaksi yang dilakukan adalah antar perusahaan. Pada business to business,
kegiatan transaksi di aplikasikan secara fisik dan elektronik. Dan
konsumennya adalah suatu kelompok yang juga menjalankan bisnis.
Contohnya adalah distributor, reseller, dan sebagainya.

• Business to Consumers

Ini adalah jenis e-commerce yang paling terkenal, khususnya di


Indonesia. Dimana produsen atau perusahaan (pihak penjual), memasarkan
produk secara langsung. Dengan customer (pengguna) sebagai mangsa pasar.
Jadi, di ibaratkan seperti toko ritel berbasis online. Dimana pembeli bisa
membeli produk secara eceran, tanpa jumlah minimal tertentu.

27
• Consumer to Business

Dalam jenis consumer to business, transaksi penjualan dilakukan oleh


pihak konsumen. Sedangkan perusahaan adalah target pasarnya. Jadi, individu
memberikan penawaran mengenai sebuah produk berupa barang atau jasa.
Kepada perusahaan-perusahaan yang memang membutuhkan. Misalnya saja
desainer grafis yang menawarkan skill-nya.

• Consumer to Consumer

Jenis e-commerce ini dilakukan dari konsumen ke konsumen.


Klasifikasinya terdiri dari 2 model, yaitu classifed dan marketplace. Kalau
dalam classified, buyer dan seller melakukan transaksi secara langsung.
Sedangkan dalam marketplace, konsumen (penjual) memerlukan platform
untuk tempat melakukan transaksi. Contoh marketplace, adalah Shopee.

• Business to Administration

Pada jenis e-commerce ini, pelaku bisnis menjual produk barang atau
pun jasa dengan menjadikan lembaga pemerintahan sebagai pasar. Transaksi
yang dilakukan juga dalam bentuk tender.

• Online to Offline

Di zaman modern sekarang ini, jenis e-commerce satu ini sangat


populer. Dimana pihak seller melakukan kegiatan promosi, mencari pembeli,
dan menyediakan produk dengan memanfaatkan jaringan online sebagai
media. Namun pembeli memiliki option untuk dapat belanja langsung di toko
offline.

28
C. Tujuan E-Commerce

Tujuan Menggunakan E-Commerce dalam Dunia Bisnis. Tujuan suatu


perusahaan menggunakan sistim E-Commerce adalah dengan menggunakan
E-Commerce maka perusahaan dapat lebih efisien dan efektif dalam
meningkatkan keuntungannya.

D. Manfaat E- Commerce

Selain memiliki beberapa model atau jenis berbeda. Kehadiran e-


commerce juga memberikan manfaat bagi masyarakat secara umum. Bukan
hanya bagi pihak penjual, namun pembeli. Secara umum, ada beberapa
keuntungan dalam penggunaan customer. Di bawah ini adalah manfaat e-
commerce bagi pihak pemilik usaha atau seller.

• Jangkauan pasar luas

Dengan kehadiran e-commerce, maka penjual memiliki jangkauan


pasar yang lebih luas. Karena berbasis pada sistem online global. Bukan
hanya bisa menjangkau market dalam negeri, namun juga luar negeri. Karena
saat ini ada banyak platform e-commerce yang dapat membantu pihak penjual
untuk menjual produknya di berbagai negara.

• Mengurangi infrastruktur

Dengan menggunakan e-commerce sebagai basis berjualan. Sebuah


perusahaan tidak harus lagi membuka cabang di berbagai wilayah. Karena
dengan satu toko online saja, sudah bisa menjangkau seluruh bagian di suatu
Negara.

29
• Anggaran keluar berkurang

Penggunaan anggaran yang berlebihan dapat dikurangi apabila


memanfaatkan e-commerce, yang memang basisnya adalah sistem online.
Jadi, pihak penjual tidak perlu membuang uang untuk membuka toko real,
merekrut karyawan terlalu banyak, dan sebagainya. Karena dengan e-
commerce bisa dilakukan pengerucutan sistem, dengan hasil tetap optimal.

• Harga lebih terjangkau

Jika di akumulasikan, semua manfaat customer yang ada pada poin-


poin sebelumnya. Pihak penjual dapat menekan harga produk sehingga lebih
murah dan terjangkau. Dengan begitu, maka customer juga akan merasa lebih
tertarik membeli barang dari toko Anda, karena harganya customer friendly.
Kehadiran e-commerce memang mendatangkan keuntungan tersendiri bagi
kedua belah pihak, pemilik usaha dan pengguna.

E. Ancaman Menggunakan E- Commerce (Threats)

Threats merupakan kemungkinan-kemungkinan munculnya kejadian


yang dapat membahayakan asset-aset yang berharga. Ada beberapa bentuk
ancaman yang mungkin terjadi:

• Planting
Memasukan sesuatu ke dalam sebuah system yang dianggap legal tetapi
belum tentu legal di masa yang akan datang.
• Communications Monitoring

Seseorang dapat mernantau semua infonnasi rahasia dengan


melakukan monitoring komunikasi sederhana di sebuah tempat pada jaringan
komunikasi.

30
• Communications Tampering
Segala hal yang membahayakan kerahasiaan informasi seseorang
tanpa melakukan penetrasi, seperti mengubah infonnasi transaksi di tengah
jalan atau membuat sistim server palsu yang dapat menipu banyak orang
untuk memberikan infonnasi rahasia mereka secara sukarela.

• Denial of service
Menghalangi seseorang dalam mengakses informasi, sumber, dan
fasilitas-fasilitas lainnya.

• Repudiation
Penolakan terhadap sebuah aktivitas transaksi atau sebuah komunikasi
baik secara sengaja maupun tidak disengaja.

31
DAFTAR PUSTAKA

Internet:

https://dpmpptsp.tulangbawangbaratkab.go.id/pengertian-siup-arti-jenis-
fungsi-dan-manfaat-
siup/#:~:text=SIUP%20sebagai%20surat%20izin%20perdagangan,serta%20s
udah%20diakui%20oleh%20pemerintah.

https://www.ireappos.com/news/id/surat-izin-tempat-usaha-
situ/#:~:text=Secara%20singkat%2C%20Surat%20Izin%20Tempat,wilayah%
20di%20lokasi%20tempat%20usaha.

https://www.kajianpustaka.com/2020/05/merek-brand.html

https://www.online-pajak.com/tentang-ppn-efaktur/joint-venture

https://www.dosenpendidikan.co.id/lisensi/

https://idcloudhost.com/pengertian-e-commerce-dan-contohnya-komponen-
jenis-dan-manfaat-e-commerce/

http://kompetensi.info/materi-bebas/e-commerse-definisi-jenis-tujuan.html

32

Anda mungkin juga menyukai