Anda di halaman 1dari 9

Contoh Surat Ijin Usaha Perdagangan

(SIUP)
Surat ijin usaha perdagangan adalah surat yang diperlukan untuk menjalankan suatu usaha.
Surat ini dikeluarkan oleh instansi Pemerintah, yaitu melalui Dinas Perindustrian dan
Perdagangan kota atau wilayah domisili perusahaan tersebut.

Surat ini berlaku selama perusahaan masih terus berjalan. SIUP dibedakan menjadi 3
golongan berdasarkan modal dan kekayaan perusahaan yang bersangkutan, yaitu:

SIUP besar, akan diberikan kepada perusahaan yang modal dan kekayaanya dalam
akta pendirian berjumlah di atas Rp 500.000.000,- (Lima Ratus Juta Rupiah).

SIUP sedang, akan diberikan kepada kepada perusahaan yang modal dan kekayaanya
dalam akta pendirian berjumlah di atas Rp 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah).

SIUP kecil, akan diberikan kepada kepada perusahaan yang modal dan kekayaanya
dalam akta pendirian berjumlah sampai dengan Rp 200.000.000,- (Dua Ratus Juta
Rupiah).

Persayaratan yang dibutuhkan untuk memperoleh SIUP adalah:

1. Copy seluruh Akta Perusahaan, mulai dari Akta Pendirian sampai dengan Akta
Perubahan terakhir
2. Copy seluruh SK/Pelaporan dari Depkumham
3. Copy NPWP Perusahaan

4. Copy TDP ( Untuk perubahan / daftar ulang SIUP )


5. Copy KTP Direktur Utama
6. Copy Kartu Keluarga Direktur Utama jika Direktur Utama seorang wanita
7. ASLI Surat Keterangan Domisili Perusahaan
8. ASLI SIUP yang lama (untuk perubahan/daftar ulang SIUP)

9. Pas Photo Direktur Utama, 34 = 2 lbr berwarna

Proses normal pembuatan SIUP adalah membutuhkan waktu sekitar14 hari kerja dan harga
dari jenis-jenis SIUP inipun berbeda-beda sesuai dengan domisili perusahaan yang
bersangkutan.
Ini adalah contoh SIUP.

KEWIRAUSAHAAN
BAB I
I. Pengertian SIUP

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) adalah surat izin untuk dapat
melaksanakan kegiatan usaha perdagangan. Setiap perusahaan, koperasi,
persekutuan maupun perusahaan perseorangan, yang melakukan kegiatan usaha
perdagangan wajib memperoleh SIUP yang diterbitkan berdasarkan domisili
perusahaan dan berlaku di seluruh wilayah Republik Indonesia.
A. SIUP terdiri atas kategori sebagai berikut :

(1) SIUP Kecil wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang kekayaan
bersihnya lebih dari Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling
banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha.
(2) SIUP Menengah wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang kekayaan
bersihnya lebih dari Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling
banyak Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha.
(3) SIUP Besar wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang kekayaan
bersihnya lebih dari Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha.

B. Perusahaan yang dibebaskan dari kewajiban memperoleh SIUP adalah


Cabang/perwakilan perusahaan yang dalam menjalankan kegiatan usaha
perdagangan mempergunakan SIUP perusahaan pusat.

o Perusahaan kecil perorangan yang memenuhi ketentuan sebagai berikut :


Tidak berbentuk badan hukum atau persekutuan, dan Diurus, dijalankan atau dikelola
sendiri oleh pemiliknya atau dengan mempekerjakan anggota keluarganya/kerabat
terdekat.

Pedagang keliling, pedagang asongan, pedagang pinggir jalan atau pedagang kaki
lima.

II. Fungsi SIUP


Siup dapat di artikan dalam 4 hal yakni :
1. Untuk pengajuan pinjaman melalui CSR BUMN
2. Pengajuan pinjaman bank lebih dari 50 Jt
3. Bantuan modal/ alat dari Negara
4. Silahkan ditambah (CMIIW)
Cara membuat SIUP Perorangan :
1. Datang ke pemkot/ pemkab ke bagian perijinan.
2. Mengurus SIUP, TDP, HO secara bersama.
3. Biaya akan ditentukan oleh besar usaha, luas lahan, jenis jalan tempat usaha,
jumlah mesin, jumlah karyawan, dll.
Perkiraan biaya SIUP Perorangan :
1. Rp 500 Rb - 1 Jt.
Syarat SIUP Perorangan :
a) FC sertifikat
b) FC IMB / Perjanjian sewa menyewa
c) FC PBB
d) FC NPWP
e) FC KTP

III. Manfaat SIUP


Manfaat SIUP untuk memudahkan masyarakat meminjam dana ke bank
maupun lembaga keuangan resmi lainnya.

IV. Bentuk SIUP


Contoh SIUP Besar

Ada beberapa jenis perijinan usaha, antara lain berdasarkan klasifikasi besarnya
usaha yaitu Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP). SIUP terdiri dari: SIUP Kecil,
SIUP Menengah, SIUP Besar; dan SIUP Mikro kepada Perusahaan Perdagangan
Mikro.kalau soal perbedaan, setau saya sih beda dari dana angsurannya hehe
CMIIW
V. Cara membuat SIUP
Cara Membuat SIUP sebagai berikut :
Siapkan Fc Direktur Utama.
Siapkan Fc Akta Pendirian Perusahaan beserta SK Menhum dan HAM RI.
Siapkan Fc NPWP Perusahaan.
Siapkan Fc SKDP
Buat Surat Permohonan Pembuatan SIUP ke Kepala Suku Dinas Koperasi, Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan di Wilayah Perusahaan anda masing-
masing.
o Contoh Jakarta :
- Kepala Suku Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan
Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Barat.
- Kepala Suku Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan
Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Pusat.
- dst.
Pas foto berwarna Direktur Utama ukuran 46 sebanyak 6 lembar.
Selanjutnya ikuti prosedur pengurusan SIUP yang berlaku.

Setelah semua persyaratan diatas terpenuhi, silahkan anda mengunjungi loket


pendaftaran pembuatan SIUP / membuat Surat Ijin Usaha Perdagangan, lalu isi
Formulir dan lampirkan persyaratan sebagaimana tersebut diatas.

BAB II
1.Perseroan Terbatas (PT) :

Fotokopi akte okumes pendirian perusahaan.


Fotokopi SK Pengesahan badan okum dari Menteri Kehakiman dan HAM.
Fotokopi KTP pemilik/Direktur Utama/penanggungjawab perusahaan.
Fotokopi NPWP perusahaan.
Fotokopi Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dari Pemda setempat bagi kegiatan
usaha perdagangan yang dipersyaratkan SITU berdasarkan Undang-Undang
Gangguan(HO).
Neraca perusahaan.

2. Koperasi :
Fotokopi akte pendirian koperasi yang telah disahkan instansi yang berwenang.
Fotokopi KTP pimpinan/penanggungjawab koperasi.
Fotokopi NPWP perusahaan.
Fotokopi Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dari Pemda setempat bagi kegiatan
usaha
perdagangan yang dipersyaratkan SITU berdasarkan Undang-Undang Gangguan
(HO);
Neraca perusahaan.

3.Perusahaan Persekutuan :

Fotokopi akte otaries pendirian perusahaan/akte otaries yang telah didaftarkan


pada Pengadilan Negeri;\.
Fotokopi KTP pemilik/penanggungjawab perusahaan;
Fotokopi NPWP perusahaan;
Fotokopi Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dari Pemda setempat bagi kegiatan
usaha
perdagangan yang dipersyaratkan SITU berdasarkan Undang-Undang Gangguan
(HO);
Neraca perusahaan.

4.Perusahaan Perorangan :

Fotokopi KTP pemilik/penanggungjawab perusahaan;


Fotokopi NPWP perusahaan;
Fotokopi Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dari Pemda setempat bagi kegiatan
usaha
perdagangan yang dipersyaratkan SITU berdasarkan Undang-Undang Gangguan
(HO);
Neraca perusahaan.
5. Cabang/Perwakilan Perusahaan :

Fotokopi SIUP Perusahaan Pusat yang dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang
menerbitkan SIUP tersebut.
Fotokopi akte notaris atau bukti lainnya tentang pembukaan kantor cabang
perusahaan.
Fotokopi KTP penanggungjawab kantor cabang perusahaan di tempat kedudukan
kantor
cabang bersangkutan.
Fotokopi Tanda Daftar Perusahaan (kantor pusat).
Fotokopi Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dari Pemda setempat bagi kegiatan
usaha
perdagangan yang dipersyaratkan SITU berdasarkan Undang-Undang Gangguan
(HO).
BAB III
Perusahaan Yang Ditunjuk Sebagai Perwakilan Perusahaan

Fotokopi SIUP dan TDP perusahaan yang menunjuk;


Fotokopi SIUP dan TDP perusahaan yang ditunjuk;
Salinan/fotokopi akte penunjukan perwakilan atau surat tentang penunjukan
perwakilan;
Fotokopi KTP penanggungjawab perusahaan;
Fotokopi Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dari Pemda setempat bagi kegiatan
usaha
perdagangan yang dipersyaratkan SITU berdasarkan Undang-Undang Gangguan
(HO).

Waktu Pengurusan Dan Masa Belaku

SIUP dikeluarkan dalam waktu 5 hari kerja setelah Form Surat Permohonan (SP)-
SIUP Model A diterima secara lengkap dan benar. Masa berlaku SIUP adalah
selama perusahaan bersangkutan masih melakukan kegiatan perdagangan.
BAB IV
Persyaratan Izin Usaha Perdagangan :
1. Photo copy KTP pemohonan
2. Photo copy KTP Direksi
3. Photo copy NPWP
4. Photo copy Akte Pendirian Perusahaan
5. Photo copy Persetujuan Prinsip
6. Photo copy Izin Lokasi
7. Photo copy IMB
8. Photo copy SITU
9. Photo copy UKL/UPL atau SPPL
10. Pas poto 3 x 4 sebanyak 2 buah
11. Photo copy Neraca perusahaan
12. Photo copy Bukti Pembelian mesin
13. Photo copy Formulir model Pm II

BAB V
1.Prosedur Permohonan Siup

Perusahaan mengambil formulir, mengisi dan mengajukan permohonan SIUP


beserta persyaratannya melalui Kantor Dinas Perindustrian & Perdagangan
Kota/Wilayah sesuai domisili perusahaan untuk permohonan SIUP Menengah
dan SIUP Kecil.

Sedangkan untuk permohonan SIUP-BESAR diajukan melalui Kanwil


Perindustrian dan Perdagangan Kota/Propinsi sesuai domisili perusahaan.

A. Pendiri Perseroan
o Anda harus menetapkan Nama Para Pendiri Perseroan dengan ketentuan seperti
dibawah ini.
o Jumlah Pendiri minimal 2 (dua) orang.
o Pendiri harus Warga Negara Indonesia kecuali pendirian PT yang dimaksud adalah
dalam rangka fasilitas Penanaman Modal Asing (PMA).
o Para pendiri pada saat perseroan ini didirikan yaitu saat Pembuatan Akta Pendirian
PT harus menjadi Pemegang Saham didalam Perseroan.
o Para pendiri juga dapat diangkat sebagai salah satu pengurus baik sebagai Direktur
atau Komisaris dan jika Anggota Direktur atau Komisaris lebih dari satu orang maka
salah satu dapat diangkat menjadi Direktur Utama atau Komisaris Utama.
B. Nama Perseroan Terbatas
Anda harus menetapkan Nama dan Tempat kedudukan perseroan melakukan
kegiatan usaha seperti dibawah:
o Mengingat pemakaian PT tidak boleh sama atau mirip sekali dengan Nama
o PT yang sudah ada maka yang perlu siapkan adalah 2 atau 3 pilihan nama PT,
usahakan nama PT mencerminkan kegiatan usaha anda.
o Sebelum akta dibuat Notaris akan melakukan pengecekan terlebih dahulu untuk
mengetahui Nama PT tersebut bisa gunakan atau tidak. Jika bisa sebaiknya anda
langsung melakukan pemesanan untuk menghindari nama tersebut akan digunakan
oleh pihak lain.
o Pemakaian nama Perseroan Terbatas diatur oleh Peraturan Pemerintah No.26 tahun
1998 tentang Pemakaian Nama Perseroan Terbatas. Kedudukan perseroan harus
berada di wilayah Republik Indonesia dengan menyebutkan nama Kota dimana
perseroan melakukan kegiatan usaha sebagai Kantor Pusat.

[OOT dari tugas, Sumber link dibawah]


A. Jenis-jenis Izin Usaha

Beberapa jenis izin usaha yang dikeluarkan oleh pemerintah yang menyangkut izin
usaha perdagangan, yaitu:

1. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)


Merupakan surat izin yang diberikan oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk
kepada pengusaha untuk melaksanakan kegiatan usaha dibidang perdagangan dan
jasa. Surat izin usaha perdagangan (SIUP) diberikan kepada para pengusaha, baik
perseorangan, firma, CV, PT, koperasi, maupun BUMN.
Kewajiban pemegang SIUP yaitu melaporkan kepada kepala kantor wilayah
Departemen Perdagangan dan Industri atau kantor Departemen Perdagangan yang
menerbitkan SIUP apabila perusahaan tidak melakukan lagi kegiatan perdagangan
atau menutup perusahaan disertai dengan pembelian SIUP.

2. SITU (Surat Izin Tempat Usaha)


Setiap perusahaan yang ada perlu dan harus mengurus SITU, demi keamanan
dan kelancaran usahanya. SITU dikeluarkan oleh pemerintah Kabupaten atau
Kotamadya sepanjang ketentuan-ketentuan Undang-Undang Gangguan
mewajibkannya.

Dalam menjalankan perusahaan, pengusaha yang bersangkutan wajib menaati


syarat-syarat antara lain:
a. Keamanan
b. Kesehatan
c. Ketertiban
d. Syarat-syarat lain (mengutamakan tenaga kerja dari sekitarnya dan menjaga
keindahan lingkungan, serta penghijauan)

3. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)


Setiap pribadi yang berpenghasilan diatas penghasilan tidak kena pajak (PTKP),
dan badan usaha wajib atau harus mendaftarkan diri sebagai wajib pajak pada
Kantor Pelayanan Pajak setempat dan akan diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP). Terhadap para wajib pajak yang tidak mendaftarkan dirinya sebagai wajib
pajak dan mendaftarkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), akan dikenakan sanksi
pidana sesuai dengan ketentuan Undang-undang Nomor X Tahun 2000, yaitu
sebagai berikut: "Barang siapa dengan sengaja tidak mendaftarkan dirinya atau
menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP, sehingga dapat
menimbulkan kerugian pada negara, dipidana dengan pidana penjara selama-
lamanya tiga tahun dan atau denda setinggi-tingginya empat kali jumlah pajak yang
terutang atau yang kurang atau yang tidak dibayar."

4. NRP (Nomor Register Perusahaan) atau TDP (Tanda Daftar Perusahaan)


Berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang wajib daftar
perusahaan, maka perusahaan diwajibkan mendaftarkan ke kantor pendaftaran
perusahaan, yaitu di Kantor Departemen Perdagangan setempat. NRP (Nomor
Register Perusahaan) disebut juga TDP. NRP/TDP wajib dipasang di tempat yang
mudah dilihat oleh umum. Nomor NRP/TDP wajib dicantumkan pada papan nama
perusahaan dan dokumen-dokumen yang dipergunakan dalam kegiatan usaha.

5. AMDAL (Analisis Mengenal Dampak Lingkungan)


AMDAL adalah suatu hasil studi yang dilakukan dengan pendekatan ilmiah,
dipandang dari beberapa sudut pandang ilmu pengetahuan, yang merupakan
dampak penting usaha atau kegiatan yang terpadu yang direncanakan terhadap
lingkungan hidup dalam suatu kesatuan hamparan ekosistem dan melibatkan
kewenangan lebih dari satu instansi yang bertanggung jawab.

Chellme Informatica 2011-2012 by chellme | Supported by | Informatica qnd Google |


Chellme Informatica
- See more at: http://chellme.blogspot.com/2012/08/pengertian-tujuan-fungsi-manfaat-
bentuk.html#sthash.BvE0obTs.dpuf

Anda mungkin juga menyukai