Anda di halaman 1dari 16

Nama : Dava Satria Azhar

NIM : 21804244066

Kelas : C21

TI8 UMKM & Koperasi

Penjelasan:
Diatas merupakan contoh surat perizinan usaha mikro dan kecil (UMK) di
Kabupaten Blitas Kecamatan Wlingi. Dengan contoh atas nama H.Wahono.
Berdasarkan peraturan presiden No.98 Tahun 2014 Nomor:222; Peraturan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia No 83 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian
Izin Usaha Mikro dan Kecil,
Peraturan Bupati Blitar Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pemberian Izin Usaha Mikro dan
Kecil (UMK) memberikan izin kepada H.Wahono untuk mendirikan Usaha Mikro dan
Kecil yang mencakup perizinan dasar berupa: Menempati lokasi/domisili, melakukan
kegiatan usaha baik produksi maupun penjualan barang dan jasa.

Berikut contoh perizinan pembuatan NPWP dan alur administrasinya

Berdasarkan pasal 1 Nomor 6 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007, Nomor Pokok


Wajib Pajak (NPWP) adalah identitas atau tanda pengenal yang diberikan Ditjen Pajak
kepada wajib pajak.

Seperti disebutkan di atas, NPWP menjadi identitas wajib pajak yang diperlukan untuk
dalam pengurusan administrasi perpajakan. Layaknya sebuah KTP, setiap wajib
pajak hanya diberikan satu NPWP.

NPWP tersebut terdiri dari 15 digit angka sebagai kode unik. Kode unik inilah yang
nantinya menjamin data perpajakan Anda tidak tertukar.

Contoh NPWP: 12.345.678.9-123.123

9 digit pertama pada NPWP merupakan kode unik dari identitas Wajib Pajak.

3 digit selanjutnya adalah kode unik dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Jika
terdaftar sebagai Wajib Pajak baru, kode tersebut merupakan kode tempat Wajib
Pajak melakukan pendaftaran. Sedangkan bila statusnya sebagai Wajib Pajak
lama, maka itu adalah kode tempat wajib pajak saat ini.

3 digit terakhir menandakan status Wajib Pajak. 000 berarti pusat atau tunggal. 00x
(001,002) berarti cabang dengan nomor terakhir menunjukkan urutan cabang.

Menurut jenisnya, NPWP dibedakan menjadi dua, yaitu:


• NPWP Pribadi, diberikan kepada setiap orang yang mempunyai penghasilan di
Indonesia.
• NPWP Badan, diberikan kepada perusahaan atau badan usaha yang
mempunyai penghasilan di Indonesia.
Berikut contoh prosedur penerbitan IUMK
Dasar Hukum

1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 98 Tahun 2014 Tentang


Perizinan Untuk Usaha Mikro dan Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 222);
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2014 Tentang Pedoman
Pemberian Izin Usaha Mikro dan Kecil (Berita Nerara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 1814);
3. Nota Kesepahaman antara Menteri Dalam Neregi, Menteri Koperasi dan UKM
dan
Menteri Perdagangan Nomor 503/555/SJ; Nomor 03/KB/M.KUKM/I/2015;
Nomor
72/M-DAG/MOU/I/2015 tentang Pembinaan Pemberian Izin Usaha Mikro dan Kecil;
4. Perjanjian Kerjasama antara Dirjen Bina Pembangunan Daerah, Deputi Bidang
Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha, Dirjen Perdagangan Dalam
Negeri, Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia dan Asippindo tentang
Pelaksanaan Nota Kesepahaman Pembinaan Pemberian Izin Usaha Mikro dan
Kecil.
Pengertian

Izin usaha mikro dan kecil yang selanjutnya disingkat dengan IUMK adalah tanda
legalitas kepada seseorang atau pelaku usaha/kegiatan tertentu dalam bentuk izin
usaha mikro dan kecil dalam bentuk satu lembar.

Tujuan

Untuk memberikan kepastian hukum dan sarana pemberdayaan bagi Pelaku Usaha
Mikro dan Kecil (PUMK) dalam mengembangkan usahanya.

Prinsip Pemberian IUMK

1. Prosedur sederhana, mudah dan cepat;


2. Keterbukaan informasi bagi pelaku usaha mikro dan kecil; serta
3. Kepastian hukum dan kenyamanan dalam usaha.

Persyaratan Permohonan IUMK


1. Surat pengantar dari RT atau RW terkait lokasi usaha
2. Kartu tanda penduduk
3. Kartu Keluarga
4. Pas photo terbaru berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak dua lembar 5. Mengisi
formulir yang memuat tentang :
o Nama; o Nomor KTP;
o Nomor telepon; o
Alamat; o Kegiatan
usaha; o Sarana usaha yang
digunakan; o Jumlah
modal usaha.

Klasifikasi

1. Usaha mikro adalah usaha produktif perorangan/badan usaha yang memiliki


kekayaan bersih PALING BANYAK Rp 50.000.000,- tidak termasuk tanah dan
bangunan atau hasil penjualan tahunan PALING BANYAK Rp 300.000.000,-
2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi perorangan/badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang dari perusahaan besar menengah
atau besar, yang memiliki kekayaan bersih LEBIH DARI Rp 50.000.000,- dan
PALING
BANYAK Rp 500.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan atau memiliki
hasil penjualan tahunan LEBIH DARI Rp.300.000.000,- dan PALING
BANYAK Rp
2.500.000.000,-

Berikut contoh perizinan PIRT:


Berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Nomor 22
Tahun 2018 tentang pedoman pemberian sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga,
dijelaskan bahwa pengertian PIRT adalah sertifikat izin Pangan Industri Rumah
Tangga (PIRT) yang diberikan oleh Bupati atau Walikota melalui Dinas Kesehatan.
Sertifikat ini mengacu bahwa pangan hasil produksi yang dihasilkan telah memenuhi
persyaratan dan standar keamanan yang telah ditentukan.

Untuk mendapatkan izin PIRT ini, para pelaku usaha di industri ini juga harus
memenuhi beberapa kualifikasi dasar sebagai berikut :

1. Telah mengikuti, dan memiliki sertifikat penyuluhan keamanan pangan


2. Lolos uji pemeriksaan sarana uji produk pangan
3. Memenuhi peraturan perundang-undangan label pangan

Persyaratan PIRT

Untuk melakukan pembuatan izin PIRT, diperlukan beberapa persyaratan antara lain
:

1. FC KTP pemilik usaha


2. Pas Foto 3×4 pemilik usaha rumahan (3 lembar)
3. Surat keterangan domisili usaha (dari kantor camat)
4. Denah lokasi bangunan
5. Surat dari puskesmas atau dokter untuk pemeriksaan kesehatan dan sanitasi
6. Surat izin produksi makanan atau minuman kepada Dinas Kesehatan
7. Data produk makanan atau minuman yang diproduksi
8. Sampel hasil produksi makanan atau minuman yang diproduksi
9. Label produk makanan minuman yang diproduksi
10. Hasil uji laboratorium yang disarankan oleh Dinas Kesehatan
11. Mengikuti Penyuluhan Keamanan Pangan untuk mendapatkan SPP-IRT.

Cara Mengurus PIRT

Setelah memenuhi semua persyaratan yang ada, barulah pelaku industri bisa
memulai proses pembuatan izin PIRT yang meliputi beberapa tahapan, antara lain :

1. Daftar ke Dinas Kesehatan untuk melakukan pengecekan dan konsultasi


mengenai produk pangan yang akan disertfikasi
2. Melakukan Tes Penyuluhan Keamanan Pangan (PKP)
3. Setelah melakukan Tes PKP akan ada 2 kemungkinan, bila lolos maka akan
dilakukan kunjungan ke tempat produksi pangan, apabila tidak lolos maka akan
diarahkan ke
BPOM.
4. Survey kunjungan akan meliputi beberapa aspek, seperti pemeriksaan sarana
lingkungan, dan hasil sampel pangan. Pengecekan emua sampel akan
dilakukan di Lab Dinas Kesehatan
5. Apabila lolos, maka izin PIRT akan diterbitkan oleh Dinas Kesehatan

Biaya dan Masa Berlaku PIRT

Biaya yang diperlukan untuk pembuatan izin PIRT biasanya akan bervariasi
tergantung dari uji sampel bahan baku, karena pemohon akan menanggung sendiri
biaya pengujian di laboratorium yang biaya nya beragam, tergantung laboratorium
dan jumlah bahan yang perlu diuji.

Untu masa berlaku izin PIRT akan berlaku paling lama 5 (lima) tahun terhitung sejak
diterbitkan dan perpanjangan dapat dilakukan paling lambat 6 (enam) bulan sebelum
masa berlaku teah habis. Apabila masa berlaku telah habis, maka produk dilarang
untuk diedarkan.

Setelah mengetahui berbagai macam informasi tentang izin PIRT. Seharusnya anda
akan lebih memahami bahwa sertifikasi ini memang krusial untuk industri pangan.
Contoh Pendirian PT
Untuk mendirikan PT, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan. PT
setidaknya harus dimiliki oleh dua orang dengan tanggung jawab yang berlaku
pada perusahaan tanpa melibatkan kepemilikan harta pribadi atau
perseorangan.

Badan usaha PT tidak mengharuskan pemilik modal memimpin perusahaan,


melainkan orang lain yang bukan pemodal dapat ditunjuk menjadi pimpinan. Secara
umum, untuk mendirikan Perseroan Terbatas (PT) dokumen yang perlu dipersiapkan,
adalah:
1. Fotokopi KTP, NPWP & KK para pemegang saham dan pengurus, minimal 2
orang
2. Foto Direktur ukuran 3×4 latar belakang merah.
3. Fotokopi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun terakhir sesuai domisili
perusahaan.
4. Fotokopi Surat Kontrak/Sewa Kantor atau bukti kepemilikan tempat usaha.
5. Surat Keterangan Domisili dari pengelola Gedung jika berdomisili di Gedung
Perkantoran.
6. Surat Keterangan RT / RW (jika dibutuhkan, untuk perusahaan yang
berdomisili di lingkungan perumahan) khusus luar jakarta.
7. Kantor berada di Wilayah Perkantoran/Plaza, atau Ruko, atau tidak berada di
wilayah pemukiman.
Selain itu, untuk mendirikan PT juga diperlukan beberapa syarat yang harus dipenuhi,
sebagaimana dilansir laman OJK.
1. Pendiri minimal 2 orang atau lebih.
2. Ada Nama Perusahaan.
3. Susunan pemegang saham (pendiri wajib mengambil bagian dalam saham).
4. Akta pendirian harus disahkan oleh Menteri kehakiman dan diumumkan dalam
BNRI.
5. Menetapkan nilai Modal dasar dan modal disetor (nilai modal setor minimal
25% dari modal dasar).
Prosedur mengajukan syarat pendirian PT adalah sebagai berikut:
1. Datang ke kantor notaris untuk membuat akta pendirian PT. Bawa akta
pendirian PT beserta surat pengantar dari notaris yang bersangkutan kepada
Menteri Kehakiman untuk dimintai pengesahan.
2. Setelah mendapat pengesahan, bawa dokumen tersebut ke kantor
Kepaniteraan Pengadilan Negeri sesuai dengan domisili PT untuk didaftarkan.
3. Bawa akta pendirian PT beserta kedua surat keputusan pengesahan tersebut
ke Kantor Percetakan Negara.
4. Memenuhi syarat pendirian PT biasanya memakan waktu 7 hari kerja, dengan
rincian sebagai berikut: Pengajuan nama perusahaan, pembayaran untuk
pesan nama, penerbitan izin penggunaan nama perusahaan dilakukan dalam
satu sistem pelayanan di Laman Ditjen AHU. Waktu 2 hari kerja, biaya Rp200
ribu.
5. Memperoleh standar Akta Perusahaan dari Notaris. Waktu 1 hari kerja,
maksimal biaya Rp1 juta untuk PT.
6. Pengajuan Izin Pendirian Badan Hukum, Penerbitan Izin Pendirian Badan
Hukum, Pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), Pengesahan
Badan Hukum. Waktu 1 hari kerja, biaya Rp1 juta.
7. Pengajuan SIUP dan TDP, serta BPJS Kesehatan secara online di PTSP
(Pelayanan Terpadu Satu Pintu). Waktu 1 hari kerja, tidak dipungut biaya.
8. Pendaftaran perusahaan di Kemenakertrans/ Dinas tenaga kerja. Waktu 1 hari
kerja, tidak dipungut biaya.
9. Pengajuan daftar BPJS Ketenagakerjaan secara online di laman resmi BPJS.
Waktu 2 hari kerja, gratis atau tidak dipungut biaya.
10. Mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan VAT Collector Number
NPPKP (Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak)

Cara membuat NIB dan izin usaha UMKM secara online dengan sistem OSS

Link video : https://youtu.be/nI_wCFlfc_0

Yang dibutuhkan :

• KTP (NIK, tanggal lahir)


• Nomor telepon aktif
• Email aktif

a. Pembuatan Hak Akses


1. Kunjungi https://oss.go.id/
2. Pilih DAFTAR
3. Pilih Skala Usaha UMK
4. Pilih Jenis Pelaku Usaha UMK
5. Lengkapi Formulir Pendaftaran
6. Masukkan Kode Verifikasi
7. Lengkapi Formulir dan buat Password baru
8. Lengkapi Formulir Data Pelaku Usaha
9. Pendaftaran berhasil
10. Cek email Anda untuk mengetahui Username dan Password
11. Akun Anda siap digunakan
Sumber : https://drive.google.com/file/d/1F-
6zl2kSVTldFD4Xbovfwv85_p5UNrHV/view

b. Alur perizinan UMKM


1. Pastikan Anda telah memiliki hak akses
2. Kunjungi https://oss.go.id/

3. Pilih MASUK

4. Masukkan Username dan Password beserta Captcha yang tertera, lalu klik
tombol MASUK
5. Klik Menu Perizinan Berusaha dan pilih Permohonan Baru

6. Lengkapi Data Pelaku Usaha


7. Lengkapi Data Bidang Usaha
8. Lengkapi Data Detail Bidang Usaha

9. Lengkapi Data Produk/Jasa Bidang Usaha


10. Periksa Daftar Produk/Jasa

11. Periksa Data Usaha


12. Periksa Daftar Kegiatan Usaha
13. Periksa dan Lengkapi Dokumen Persetujuan Lingkungan (KBLI/Bidang
Usaha Tertentu)
14. Pahami dan Centang Pernyataan Mandiri
15. Periksa Draf Perizinan Berusaha
16. Perizinan Berusaha terbit
Sumber :
https://drive.google.com/file/d/13kJm6d8_SgP0gLAnuJcC9JNDB3XH794t/vie
w
Alur Mendapat Izin Usaha Industri Rumah Tangga (PIRT)

1. Datang ke dinas Kesehatan terdekat


2. Mengisi formulir pendaftaran Nama perusahaan
• Alamat perusahaan
• Nama pemilik
• Alamat pemilik
• Nama produk
• Jenis produk
• Proses pembuatan
• Jenis kemasan
• Komposisi
• Design kemasan
3. Menyiapkan fotocopy KTP dan pasfoto 3x4 masing-masing 2 lembar

4. Surat keterangan usaha dari puskesmas

5. Denah lokasi usaha


6. Membuat contoh draft label produk

• Nama produk
• Merek
• Nama produsen
• Alamat produsen
• Komposisi
• Netto
• Tanggal kadaluarsa
• Kode produksi
• Nomor PIRT
7. Stampel usaha

Wajib mengikuti penyuluhan


• Memilih bahan mentah dan bahan tambahan pangan
• Pedoman cara produksi yang baik
• Penyakit-penyakit akibat pangan
• Higienis, sanitasi, pengolahan tangan, dan karyawan
• UU pengawasan pangan
• Pengendalian proses pengolahan pangan

Petugas dinkes akan survey ke tempat usaha

Jika sudah memenuhi kriteria dan standarisasi, nomor PIRT akan keluar

Sumber : https://youtu.be/sSmB5ZFGa5M

Anda mungkin juga menyukai