Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Perizinan Dalam Bisnis dan Anti Monopoli”

Mata Kuliah : Hukum Bisnis

Dosen Pengampu : Sri Rezeki, SE., M.Si., Dr.

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1

1. Nayla Mawaddah S.Pane (7213510060)


2. Najwa Athanya (7211210001)

PRODI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVESITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Perizinan dalam Bisnis dan Anti
Monopoli ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih
kepada Dosen kami selaku Dosen mata kuliah Hukum Bisnis yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita tentang materi ini. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Penyusun

KELOMPOK 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….……………………….ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..…..........iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah…………………..………............…………………………..…………...…....4

1.2 Rumusan Masalah……………..…………………............………………………………...…..….…….4

1.3 Tujuan……………………………………………............…………………..……….…........................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Perizinan dalam Bisnis…………………….…………………….….......…..…….…………….........….5

2.2 Anti Monopoli............………………….………….………………..………………………….....….….7

III PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan……………….......………………………………………………………..……….……...13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hukum persaingan merupakan salah satu perangkat hukum penting dalam ekonomi pasar (market
economy). Melalui hukum persaingan usaha, pemerintah berupaya melindungi persaingan yang sehat
antar pelaku usaha di dalam pasar. Khemani (1998), menjelaskan bahwa persaingan yang sehat akan
memaksa pelaku usaha menjadi lebih efisien dan menawarkan lebih banyak pilihan produk barang dan
jasa dengan harga yang lebih murah. Pengalaman di banyak negara industri baru di Asia Timur
terutama Korea Selatan dan Taiwan menunjukkan bahwa persaingan usaha yang sehat memaksa
pelaku usaha untuk meningkatkan efisiensi dan mutu produk serta melakukan inovasi. Persaingan
yang terjadi dalam dunia usaha telah mendorong perusahaan-perusahaan manufaktur di negara tersebut
untuk meningkatkan daya saing dengan melakukan investasi lebih besar dalam teknologi. Sebaliknya,
perusahaan yang tidak efisien dan tidak kompetitif, serta tidak responsif terhadap kebutuhan
konsumen, akan dipaksa keluar dari persaingan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja bentuk perizinan dalam sebuah bisnis?
2. Apa itu monopoli?
3. Bagaimana cara untuk terhindar dari monopoli?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana bentuk dari perizinan dalam bisnis
2. Untuk mengetahui apa itu monopoli
3. Untuk mengetahui cara menghindari monopoli
BAB II

PEMBAHASAN

1.4 Perizinan Dalam Bisnis

Surat izin Usaha adalah surat yang dikeluarkan oleh badan hukum untuk menunjukkan bahwa suatu
usaha legal dijalankan. SIUP wajib dimiliki setiap pelaku bisnis. urat Izin Usaha Perdagangan atau SIUP
adalah surat izin untuk mengesahkan dan melegalkan berdirinya suatu usaha. Surat izin ini dikeluarkan
oleh badan hukum. Tidak semua jenis usaha wajib memiliki perizinan usaha SIUP. Berdasarkan Peraturan
Menteri Perdagangan RI No.46/2009 SIUP hanya diwajibkan bagi setiap pelaku usaha dengan kekayaan
bersih di atas Rp 50 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan. Tetapi usaha dengan kekayaan bersih di
bawah Rp 50 juta tetap dapat mengajukan SIUP jika menghendaki.

Jenis-jenis izin usaha di antaranya sebagai berikut :

1. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

Surat Izin Tempat Usaha digunakan untuk menandakan kalau tempat usaha yang Anda
pakai sudah bisa untuk digunakan dalam menjalankan bisnis. Pihak berwenang yang
berhak merilis Izin Usaha ini adalah Pemerintah Daerah (Pemda) dan memiliki peraturan
yang berbeda-beda di masing-masing daerah.

2. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

SIUP atau Surat Izin Usaha Perdagangan digunakan untuk menandakan bahwa Anda bisa
melaksanakan kegiatan perdagangan. Bagi setiap wirausaha atau pengusaha, tentunya wajib
memiliki SIUP. SIUP dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah (Pemda). Tanpa memiliki SIUP,
Anda pastinya tidak bisa melakukan aktivitas Perdagangan.

3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Saat ini, NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) sudah menjadi salah satu Izin Usaha yang
dimiliki hampir seluruh masyarakat Indonesia, karena memang sejak lama pemerintah
sudah menggalakkan program ini. Hal itu dikarenakan agar masyarakat yang sudah punya
penghasilan sendiri wajib membayar pajak. Pengusaha pun juga wajib memiliki NPWP
agar membayar pajak yang sesuai dengan usahanya.

4. Nomor Register Perusahaan (NRP)


Nomor Register Perusahaan (NRP), atau yang biasa disebut juga dengan TDP (Tanda
Daftar Perusahaan), wajib dipasang oleh pelaku usaha di tempat usaha agar bisa menjadi
pertanda kalau usahanya sudah terdaftar dengan jelas dan berjalan dengan resmi.

5. Nomor Induk Berusaha (NIB)

Nomor Induk Berusaha (NIB) adalah cara paling mudah dalam membangun usaha, karena
pelaku usaha tidak perlu lagi membuat SIUP atau NRP. Hal itu semua sudah bisa dipenuhi
hanya dengan memiliki NIB saja. Bahkan, pemerintah memberikan klaim hanya perlu
waktu 30 menit saja dalam pembuatan NIB.

6. Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP)

Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP) adalah jenis Izin Usaha yang menandakan
kejelasan tempat usaha yang Anda dirikan/bangun. Adapun yang mengeluarkan SKDP ini
adalah pihak Kelurahan dengan Izin Lurah. Jika usaha Anda berada di desa, maka Kepala
Desa yang akan memberikan Izin tersebut. Ketika individu perlu memiliki KTP, maka unit
usaha perlu memiliki SKDP.

7. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau AMDAL adalah Izin Usaha yang dikeluarkan
untuk mengkaji dampak kepada lingkungan dari usaha Anda sendiri. Hanya saja, AMDAL
hanya digunakan untuk mengkaji saja, karena Izin ini tidak digunakan untuk mengizinkan
usaha tersebut berdiri jika mempengaruhi lingkungan.

8. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Izin Mendirikan Bangunan (IMB) wajib dimiliki bagi pelaku usaha yang ingin membangun
tempat usaha mereka sendiri. Karena hal ini menandakan bangunan tersebut sudah resmi
terdaftar.

9. Surat Keputusan Pengesahan Badan Hukum

Surat Keputusan Pengesahan Badan Hukum adalah surat untuk mengesahkan badan hukum
seperti Perseroan Terbatas (PT). Surat ini dikeluarkan oleh Menteri Hukum dan HAM.
Dengan adanya surat ini, memberikan perusahaan tersebut berdiri dan sah dari kacamata
hukum Indonesia.

10. Akta Pendirian Perseroan Terbatas (PT)


Tidak hanya Surat Keputusan Pengesahan Badan Hukum, Akta Pendirian Perseroan
Terbatas (PT) juga wajib dimiliki agar Anda bisa menjalankan bisnis dengan lancar dan
tidak mendapatkan masalah pada masa-masa mendatang.

11. Izin Gangguan

Izin usaha terakhir adalah Izin Gangguan yang diperuntukkan untuk usaha-usaha yang bisa
menimbulkan potensi bahaya, ketertiban, kerugian, serta gangguan yang bisa muncul kapan
pun. Biasanya, Izin ini diberikan untuk para pelaku usaha hiburan malam.

Cara Membuat Surat Izin Usaha

1. Cara membuat Surat Izin Usaha Offline


Perizinan usaha dapat dilakukan secara offline dengan mendatangi kantor dinas perdagangan
terdekat. Simak langkah-langkahnya:

1) Mengambil Formulir Pendaftaran


Langkah pertama dengan mendatangi kantor dinas perdagangan sesuai domisili usaha dengan
membawa syarat yang diperlukan. Kemudian mengambil formulir pendaftaran SIUP.
2) Mengisis Formulir Pendaftaran
Mengisi formulir pengajuan SIUP. Isi formulir dengan data yang benar dan lengkap. Formulir
harus disetujui oleh direktur utama/pemilik perusahaan/penanggung jawab dengan tanda tangan di
atas materai. Setelah formulir terisi lengkap, fotokopi formulir sebanyak 2 lembar.
3) Pembayaran Biaya
Pemerintah tidak menetapkan standar nasional biaya penerbitan surat izin usaha. Oleh karena itu,
besaran biaya berbeda-beda antara masing-masing wilayah.
4) Pengambilan SIUP
Saat seluruh formulir dan berkas persyaratan sudah lengkap, Anda dapat menyerahkan kepada
petugas di kantor dinas perdagangan. Jangka waktu mengurus SIUP selama 2 minggu. Saat SIUP
telah terbit, pihak dinas akan menghubungi Anda.

Proses pengurusan melalui kantor dinas perdagangan tidak harus dilakukan oleh pemilik usaha. Orang
lain dapat mengurusnya dengan disertai surat kuasa bermaterai.

2. Cara membuat Surat Izin Usaha Online

1) Melakukan Pendaftaran
Silahkan mengunjungi situs resmi OSS pada oss.go.id lalu pilih menu Daftar. Kemudian Anda
diminta untuk mengisi data pribadi seperti nomor identitas, tanggal lahir, alamat email, dan nomor
telepon. Pastikan data yang diisi lengkap dan benar.
2) Melakukan Verifikasi Akun
Setelah formulir pendaftaran terisi lengkap, berikutnya tekan tombol Submit. Sistem OSS akan
mengirimkan tautan verifikasi akun pada alamat email yang telah didaftarkan. Dalam email, Anda
menerima informasi username dan password.
3) Login Akun dan Pengisian Data Usaha
Berikut langkah-langkah mengisi data usaha pada situs pendaftaran SIUP:
a. Gunakan data username dan password untuk login. Muncul formulir pengisian data usaha.
Isi data usaha secara lengkap dan benar.
b. Pemilik usaha perusahaan yang berbentuk PT, pengisian data dilakukan dengan cara
menyalin dari AHU Online. Ahu online adalah situs ahu.go.id yang dimiliki Direktorat
Jenderal Administrasi Hukum Umum.
c. Pemilik usaha berbentuk perseorangan, koperasi, atau CV, perlu melakukan pengisian data
secara manual.
d. Data usaha yang harus diisi mencakup informasi data perusahaan, rencana penggunaan
tenaga kerja, nilai investasi, kepemilikan modal, pemegang saham, dan sebagainya.
e. Setelah data terisi lengkap, silahkan menuju menu Permohonan Berusaha. Pilih Akta. Pada
notifikasi terkait Informasi Validasi KSWP dan NPWP, pilih proses.
f. Anda akan dialihkan ke halaman baru untuk memastikan bahwa data terkait Akta Pendirian
Perusahaan dan Kelengkapan Data telah benar.
g. Menuju halaman Komitmen Izin Usaha, Anda harus mencentang izin yang diperlukan.
Lakukan hal sama pada halaman Komitmen Izin Komersial. Kemudian sesuaikan output.
4) Penerbitan NIB
Ketika semua langkah di atas selesai, Sistem OSS akan menerbitkan NIB untuk Anda. Selain itu,
Anda juga akan mendapatkan dokumen pendaftaran terkait bersamaan dengan penerbitan NIB.

1.5 Anti Monopoli


Secara etimologi, kata “monopoli” berasal dari kata Yunani ‘Monos’ yang berartisendiri dan
‘Polein’ yang berarti penjual. Dari akar kata tersebut secara sederhanaorang lantas memberi
pengertian monopoli sebagai suatu kondisi dimana hanya adasatu penjual yang menawarkan
(supply) suatu barang atau jasa tertentu. (ArieSiswanto:2002).Disamping istilah monopoli
di USA sering digunakan kata “antitrust” untukpengertian yang sepadan dengan istilah “anti
monopoli” atau istilah “dominasi” yangdipakai masyarakat Eropa yang artinya juga sepadan dengan
arti istlah “monopoli”.Disamping itu terdapat istilah yang artinya hampir sama yaitu
“kekuatan pasar”.Dalam praktek keempat kata tersebut, yaitu istilah “monopoli”, “antitrust”,
“kekuatanpasar” dan istilah “dominasi” saling dipertukarkan pemakaiannya. Keempat istilahtersebut
dipergunakan untuk menunjukkan suatu keadaan dimana seseorangmenguasai pasar, dimana
di pasar tersebut tidak tersedia lagi produk subtitusi yangpotensial, dan terdapatnya kemampuan
pelaku pasar tersebut untuk menerapkanharga produk tersebut yang lebih tinggi, tanpa
mengikuti hukum persaingan pasaratau hukum tentang permintaan dan penawaran pasar.
Sebelum dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, pengaturanmengenai
persaingan usaha tidak sehat didasarkan pada Pasal 1365 KUH Perdatamengenai perbuatan melawan
hukum dan Pasal 382 bis KUH Pidana.Berdasarkan rumusan Pasal 382 bis KUH Pidana, seseorang
dapat dikenakan sanksipidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana denda paling
banyaktiga belas ribu lima ratus ribu rupiah atas tindakan persaingan curang bila memenuhibeberapa
kriteria sebagai berikut:
1. Adanya tindakan tertentu yang dikategorikan sebagai persaingan curang.
2. Perbuatan persaingan curang dilakukan dalam rangka mendapatkan,melangsungkan,
dan memperluas hasil dagangan atau perusahaan.
3. Perusahaan, baik milik pelaku maupun perusahaan lain, diuntungkan
karenapersaingan curang tersebut.
4. Perbuatan persaingan curang dilakukan dengan cara menyesatkan khalayakumum
atau orang tertentu.
5. Akibat dari perbuatan persaingan curang tersebut menimbulkan kerugian bagikonkruennya
dari orang lain yang diuntungkan dengan perbuatan pelaku.

Asan Dan Tujuan Monopoli Dan Persaingan Tidak Sehat

Dalam melakukan usaha di Indonesia, pelaku usaha harus berasaskan demokrasiekonomi dengan
memperhatikan keseimbangan antara kepentingan umum dan pelakuusaha. Sementara itu tujuan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah sebagai berikut :

1. Menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi ekonomi nasionalsebagai


salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
2. Mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan persaingan usahayang sehat
sehingga menjamin adanya kepastian kesempatan berusaha yang samabagi pelaku usaha
besar, menengah, dan kecil.
3. Mencegah praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat yang ditimbulkanoleh pelaku
usaha.
4. Menciptakan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha.

Kegiatan yang Dilarang Dalam Monopoli

Dalam UU No.5 Tahun 1999,kegiatan yang dilarang diatur dalam pasal 17 sampaidengan pasal
24. Undang undang ini tidak memberikan defenisi kegiatan,sepertihalnya perjanjian. Namun
demikian, dari kata “kegiatan” kita dapat menyimpulkanbahwa yang dimaksud dengan kegiatan
disini adalah aktivitas,tindakan secarasepihak. Bila dalam perjanjian yang dilarang merupakan
perbuatan hukum dua pihakmaka dalam kegiatan yang dilarang adalah merupakan perbuatan hukum
sepihak.Adapun kegiatan kegiatan yang dilarang tersebut yaitu :

1. Monopoli
Adalah penguasaan atas produksi dan pemasaran barang atas penggunaan jasa tertentuoleh
satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha. Undang-undang no.5 tahun1999
merumuskan beberapa kriteria sebagai berikut :
a. Pelaku usaha dilarang melakukan penguasaan atas produksi dan atau
pemasaranbarang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktik
monopoli danatau persaingan usaha tidak sehat.
b. Pelaku usaha patut diduga atau dianggap melakukan penguasaan atas
produksidan atau pemasaran barang dan atau jasa sebagaimana maksud dalam
ayat(a)apabila: barang dan atau jasa yang bersangkutan belum ada subtitusinya;
c. Mengakibatkan pelaku usaha lain tidak dapat masuk dalam persaingan dan
ataujasa yang sama; atau,d. Satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha
menguasai lebih dari 50%(lima puluh persen) pasangsa pasar atau jenis barang
atau jasa tertentu.
2. Monopsoni
Adalah situasi pasar dimana hanya ada satu pelaku usaha atau kelompok pelaku usahayang
menguasai pangsa pasar yang besar yang bertindak sebagai
pembelitunggal,sementara pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha yang bertindak
sebagaipenjual jumlahnya banyak. Pasal 28 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999
mengaturtentang larangan praktik monopsoni, yaitu sebagai berikut.;
a. Pelaku usaha dilarang melakukan menguasai penerimaan pasokan atau menjadipembeli
tunggal atas barang dan atau jasa dalam pasar bersangkutan yang dapatmengakibatkan
terjadinya praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidaksehat.
b. Pelaku usaha patut diduga atau dianggap menguasai penerimaan pasokan ataumenjadi
pembeli tunggal sebagaimana dimaksud dalam ayat (a) apabila satupelaku usaha
atau satu kelompok pelaku usaha menguasai 50% (lima puluhpersen) pangsa
pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.
2 Penguasaan pasar
Di dalam UU no.5 tahun1999 Pasal 19,bahwa kegiatan yang dilarang
dilakukanpelaku usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya penguasaan pasar yang
merupakanpraktik monopoli atau persaingan usaha tidak sehat yaitu :
a. Menolak dan atau menghalangi pelaku usaha tertentu untuk melakukan kegiatanusaha
yang sama pada pasar yang bersangkutan
b. Menghalangi konsumen atau pelanggan pelaku usaha pesaingnya untuk
tidakmelakukan hubungan usaha dengan pelaku usaha pesaingnya
c. Membatasi peredaran dan atau penjualan barang dan atau jasa pada
pasarbersangkutan
d. Melakukan praktik diskriminasi terhadap pelaku usaha tertentu.
3 Persengkongkolan
Persekongkolan berarti berkomplot atau bersepakat melakukan kecurangan.
Adabeberapa bentuk persekongkolan yang dilarang oleh UU Nomor 5 Th. 1999 dalamPasal 22
sampai Pasal 24, yaitu sebagai berikut :
a. Dilarang melakukan persekongkolan dengan pihak lain untuk mengatur dan
ataumenentukan pemenang tender sehingga mengakibatkan terjadinya
persainganusaha tidak sehat.
b. Dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mendapat informasi kegiatanusaha
pesaingnya yang diklasifikasikan rahasia perusahaan.
c. Dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mengahambat produksi dan ataupemasaran
barang dan atau jasa pelaku usaha pesaing dengan maksud agarbarang dan atau
jasa yang ditawarkan menjadi berkurang, baik jumlah, kualitasmaupun kecepatan waktu
yang disyaratkan.

4 Posisi Dominan
Artinya pengaruhnya sangat kuat, dalam Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 5Tahun
1999 menyebutkan posisi dominan merupakan suatu keadaan dimana pelakuusaha tidak
mempunyai pesaing yang berarti di pasar bersangkutan dalam kaitandengan pangsa yang
dikuasai atau pelaku usaha mempunyai posisi tertinggi diantarapesaingnya di pasar
bersangkutan dalam kaitan dengan kemampuan keuangan,kemampuan akses pada pasokan,
penjualan, serta kemampuan untuk menyesuaikanpasokan dan permintaan barang atau jasa
tertentu.Persentase penguasaan pasar oleh pelaku usaha sehingga dapat
dikatakanmenggunakan posisi dominan sebagaimana ketentuan di atas adalah sebagai berikut :
a. Satu pelaku atau satu kelompok pelaku usaha menguasai 50% atau lebih pangsapasar satu
jenis barang atau jasa tertentu.
b. Dua atau tiga pelaku usaha satau satu kelompok pelaku usaha menguasai 75%atau lebih
pangsa pasar satu jenis barang atau jasa.

5 Jabatan rangkap
Dalam Pasal 26 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 dikatakan bahwa seseorangyang
menduduki jabatan direksi atau komisaris suatu perusahaan dilarang merangkapmenjadi direksi
atau komisaris perusahaan lain pada waktu yang bersamaan apabila:
a. Berada dalam pasar bersangkutan yang sama.
b. Memiliki keterkaitan yang erat dalam bidang dan atau jenis usaha.
c. Secara bersama dapat menguasai pangsa pasar barang dan atau jasa tertentuyang
dapat menimbulkan praktik monopoli atau persaingan usaha tidak sehat.

6 Pemilikan saham
Pelaku usaha dilarang memiliki saham mayoritas pada beberapa perusahaan
sejenis,melakukan kegiatan usaha dalam bidang sama pada pasar bersangkutan yang sama,atau
mendirikan beberapa perusahaan yang sama bila kepemilikan tersebutmengakibatkan
persentase penguasaan pasar yang dapat dikatakan menggunakanposisi dominan (UU
Nomor 5 Tahun 1999 Pasal 27)

7 Penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan


Dalam menjalankan perusahaan, pelaku usaha yang berbadan hukum maupun yangbukan
berbadan hukum, yang menjalankan perusahaan bersifat tetap dan terus-menerus
dengan tujuan mencari laba, secara tegas dilarang melakukan tindakanpenggabungan ,
peleburan, dan pengambilalihan yang berakibat praktik monopoli danpersaingan tidak sehat (UU
Nomor 5 Tahun 1999 Pasal 28). Hanya penggabunganyang bersifat vertikal yang dapat dilakukan
sesuai dengan UU Nomor 5 Tahun 1999Pasal 14.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kegiatan yang dilarang dalam anti monopoli, diantaranya:
monopoli,monopsoni, penguasaan pasar, persengkongkolan, posisi dominan, jabatan
rangkap,pemilikan saham, penggabungan, peleburan dan pengambilalihan.Perjanjian yang dilarang
dalam anti monopoli dan persaingan usaha, diantaranya:oligopoli, penetapan harga, pembagian
wilayah, pemboikotan, kartel, trust, oligopsoni,integrasi vertikal, perjanjian tertutup, dan perjanjian
dengan pihak luar negeri.Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) adalah sebuah lembaga
independen diIndonesia yang dibentuk untuk memenuhi amanat Undang-Undang no. 5 tahun
1999tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.Pasal 36 UU Anti
Monopoli, salah satu wewenang KPPU adalah melakukanpenelitian, penyelidikan dan
menyimpulkan hasil penyelidikan mengenai ada tidaknyapraktik monopoli dan atau persaingan
usaha tidak sehat. Masih di pasal yang sama,KPPU juga berwenang menjatuhkan sanksi
administratif kepada pelaku usaha yangmelanggar UU Anti Monopoli. Apa saja yang
termasuk dalam sanksi administratifdiatur dalam Pasal 47 Ayat (2) UU Anti Monopoli.
Meski KPPU hanya diberikankewenangan menjatuhkan sanksi administratif, UU Anti
Monopoli juga mengaturmengenai sanksi pidana. Pasal 48 menyebutkan mengenai pidana
pokok. Sementarapidana tambahan dijelaskan dalam Pasal 49.

Anda mungkin juga menyukai