Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KEWIRAUSAHAAN

NAMA : DHEA YULIA RESMONIDA

NPM : 1615011031

Prosedur, cara dan syarat mendirikan Perseroan Terbatas (PT)

Indonesia memiliki Sumber Daya Manusia yang Luar biasa. Banyak pengusaha-pengusaha yang telah
tersebar di Seluruh Indonesia. Ada yang masih berbentuk UMKM, sampai yang sudah memiliki
Perusahaan. Berkembangnya suatu Usaha atau bisnis yang kita jalani pastilah nanti akan di Upgrade
menjadi sebuah Badan Usaha. Badan Usaha itu bisa PT, CV, Firma ataupun lainnya. Namun yang paling
terkenal dan paling banyak dipilih oleh pengusaha-pengusaha di Indonesia adalah Pendirian PT. Sehingga
untuk lebih mudahnya HukumCorner akan membuatkan artikel untuk anda mengenai Prosedur, Cara dan
syarat mendirikan Perseroan Terbatas (PT).

Saat ini di dalam membuat PT pemerintah semakin mempermudah di dalam melakukan pendirian
Perseroan Terbatas ini. Mengenai Prosedur dan cara pendirian PT berikut akan kami jelaskan.

1. Persiapan Modal untuk mendirikan PT

Menurut Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT), mengenai Modal
dasar PT adalah sebesar Rp 50 Juta dengan setoran minimal 25% sebagai modal untuk PT tersebut.
Persyaratan yang tertulis di Undang-undang ini terkadang menjadi kendala atau masalah bagi
pengusaha yang ingin mendirikan PT. Beberapa di antara mereka ingin mendirikan PT namun memiliki
Modal yang pas-pasan, padahal mereka sudah sadar akan pentingnya mendirikan PT yang merupakan
badan Hukum.

Kemudian akhirnya Pemerintah mempermudah kita semua, Pemerintah mengeluarkan Aturan baru
bahwa besarnya modal dasar pendirian PT tergantung kesepakatan dari pendirinya. Hal ini juga telah
disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 2016 tentang Perubahan Modal dasar PT.
Walaupun begitu persyaratan modal ini hanya berlaku untuk para UMKM saja.

2. 2. Menentukan Domisili Usaha

Setelah Modal sudah kita tentukan, saatnya kita menentukan Domisili usaha kita. hal ini untuk kita
mendapatkan Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP). Namun beberapa dari pengusaha juga
terbentur dengan keadaan dana yang belum cukup untuk menyewa ruang kantor. Karena terdapat
Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan
Zonasi. Padahal SKDP ini sangat penting untuk mendapatkan NPWP, TDP, SIUP, atau Izin usaha
lainnya.

Oleh karena itu solusi yang bisa di ambil adalah menggunakan Virtual Office. Virtual Office
merupakan opsi yang lebih hemat untuk usaha yang ingin berdomisili di Jakarta. Memang berbeda
Persyaratan Domisili di tiap daerah. Jika anda berada di Tangerang dan Bogor, anda bisa menggunakan
Rumah sebagai domisili Usaha anda sampai batasan tertentu. Sedangkan di Depok anda harus
menggunakan bangunan dan Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB), bukan rumah tinggal. Tak jarang
ada yang diminta Undang-Undang Gangguan (HO) sebagai persyaratan tambahan

3. Menentukan Bidang Usaha sesuai KBLI

KBLI ini kepanjangan dari Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia. Ini merupakan seperti adanya
Klasifikasi di dalam menentukan Jenis Usaha yang nanti digunakan untuk melihat kode bidang usaha.
Dan nanti Kode Bidang usaha ini akan dimuat di dalam SIUP dan juga TDP.

Biasanya tiap Pemerintah daerah sudah mempermudah kita dalam hal ini. Pemerintah membuat Bentuk
sederhana dari Kode KBLI ini untuk dijadikan rujukan dalam mengurus izin usaha di daerah
berangkutan.

4. Membuat BPJS Ketenagakerjaan untuk PT

Di dalam mengurus BPJS Ketenagakerjaan kita bisa melakukannya dengan Online. Hal ini tentunya
bisa lebih menghemat waktu dan lebih cepat dibanding kita harus mengurusnya secara Offline. BPJS
Ketenagakerjaan ini akan menjadi salah satu persyaratan di dalam mengurus Surat Izin lainnya, Seperti
SKDP.

5. Membuat NPWP Direktur dan NPWP Perusahaan.

Untuk membuat PT kita juga harus lah mengurus NPWP, baik untuk direktur ataupun perusahaan.
NPWP yang dimiliki Direktur PT haruslah sudah dalam format terbaru, tahun 2015, yaitu adanya NIK
KTP direktur yang bersangkutan di Kartu NPWP Pribadinya. Begitu juga terdapat alamat yang tertera
di NPW pribadi tersebut. Selain itu juga Direktur PT yang bersangkutan sebaiknya tidak memiliki
tunggakan pajak

6. Pembuatan SIUP ,TDP, dan SITU

Apabila Anda ingin melakukan kegiatan usaha perdagangan, salah satu langkah awal
yang harus Anda lakukan adalah mendaftarkan keberadaan kegiatan usaha Anda
tersebut dan mendapatkan izin dalam menjalankan bisnis perdagangan. Izin untuk
menjalan usaha perdagangan ini dinamakan Surat Izin Usaha Perdagangan, atau
disingkat SIUP. SIUP merupakan dokumen yang diperlukan dan diwajibkan bagi
orang perseorangan maupun badan usaha yang akan mendirikan usaha perdagangan.
Meskipun Anda hanyalah pedagang regional dalam skala kecil, maka Anda juga
sebaiknya memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan atau SIUP ini, karena pemegang
SIUP tidak harus selalu pedagang berskala besar yang lingkup perdagangannya
hingga mencapai lintas negara melainkan semua jenis pedagang. Sebelum masuk ke
pembahasan tentang cara pembuatan SIUP, Anda perlu mengetahui dahulu jenis-
jenisnya.
SITU sangat penting untuk mengurus dokumen-dokumen Perusahaan lainnya dalam
rangka pendirian, disamping itu SITU juga berfungsi sebagai dokumen legalisasi yang
menunjukan bahwa Tempat yang anda gunakan sebagai tempat usaha sememangnya
telah mendapatkan izin untuk berdiri sebagai tempat usaha.
Menurut Undang-Undang no. 40 tahun 2007, syarat untuk mendirikan
PT terdiri dari 2 macam yaitu syarat umum dan syarat formal. Adapun
syarat-syarat umum tersebut antara lain :

1. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemilik saham dan pengurus dengan masing-
masing minimal sebanyak 2 orang
2. Foto copy Kartu Keluarga (KK) direktur atau penanggung jawab perusahaan
3. Foto berwarna milik penanggung jawab perusahaan ukuran 3×4 cm sebanyak 2 lembar
4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) penanggung jawab perusahaan
5. Foto copy surat-surat kepemilikan perusahaan (surat tanah dan sebagainya) atau surat
perjanjian sewa perusahaan
6. Foto copy Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun terakhir sesuai dengan domisili
perusahaan.
7. Surat keterangan dari RT/RW untuk perusahaan yang berdomisili di area perumahan atau
perkampungan
8. Surat keterangan domisili dari pengelola gedung jika perusahaan berdomisili di sebuah
gedung perkantoran
9. Foto kantor perusahaan tampak depan dan dalam ruangan yang berisi meja, kursi, unit
komputer beserta 1-2 orang karyawan
10. Stempel perusahaan. Jika belum memiliki yang resmi, harus sudah memiliki stempel
sementara guna mengurus perijinan
11. Kantor perusahaan berada di area perkantoran, plaza, atau ruko dan tidak berada di area
pemukiman penduduk
12. Siap dilakukan survei.

Sedangkan syarat-syarat formal pendirian PT adalah sebagai berikut :


1. Pendiri perusahaan minimal 2 orang atau lebih (sesuai pasal 7 ayat 1)
2. Masing-masing pendiri perusahaan harus mengambil bagian atas modal saham, kecuali
dalam rangka peleburan (sesuai pasal 7 ayat 2 dan 3)
3. Akta notaris berbahasa Indonesia
4. Akta pendirian perusahaan harus disahkan Menteri Kehakiman, yang kemudian
diumumkan dalam Berita Acar Negara Republik Indonesia (sesuai pasal 7 ayat 4)
5. Perusahaan memiliki minimal 1 orang direktur dan 1 orang komisaris sebagai
penanggung jawab perusahaan (sesuai pasal 92 ayat 3 dan pasal 108 ayat 3)
6. Pemilik saham harus Warga Negara Indonesia (WNI) atau badan usaha yang didirikan
menurut hukum dan perundangan Indonesia, kecuali perusahaan swasta asing
7. Modal dasar perusahaan minimal Rp 50.000.000 dengan modal disetor minimal 25% dari
modal dasar tersebut (sesuai pasal 32 dan 33)
Ada 3 syarat pendirian Perseroan Terbatas (PT) sebagaimana diatur dalam UU
NO. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT): Pertama tentang
pendirinya; kedua, tentang dasar berdirinya; dan ketiga, tentang permodalan.
Uraiannya sebagai berikut:
1. Tentang Pendirinya

PT harus didirikan minimal oleh 2 orang, dan dibuat dengan akta notaris dalam
bahasa Indonesia. Karena pada dasarnya, Perseroan didirikan berdasarkan perjanjian,
sehingga harus mempunyai lebih dari 1 (satu) orang pemegang saham/pendiri.
Pengertian “orang” di sini, adalah orang perseorangan, baik warga negara Indonesia maupun
asing atau badan hukum Indonesia atau asing (lihat Penjelasan Pasal 7 ayat 1 UUPT).
Bila syarat dua orang tersebut tidak terpenuhi akan berakibat berubahnya tanggungjawab
perseroan yang notabene terbatas menjadi tanggung jawab tidak terbatas. Artinya segala
perikatan dan kerugian PT menjadi tanggungjawab pendirinya secara pribadi.

2. Tentang Dasar Berdirinya

PT harus didirikan dengan dibuat akta otentik di hadapan notaris. Akta otentik ini
memuat Anggaran Dasar dan keterangan lain berkaitan dengan pendirian PT (lihat Pasal 8
UU PT), dan harus mendapat pengesahan sebagai badan hukum dari Menteri Hukum dan
HAM, kemudian wajib didaftarkan dalam daftar perusahaan ke departemen terkait
sebagaimana diatur dalam UU No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan Jo Pasal
29 Ayat 1 sampai 6 UUPT

III. Tentang Permodalan

Berdasarkan Pasal 32 Ayat 1 UUPT modal dasar PT minimal Rp. 50.000.000, (lima puluh
juta rupiah).
Namun sejak diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2016 Tentang Perubahan
Modal Dasar Perseroan Terbatas, ketentuan minimal modal dasar PT tersebut disimpangi
sehingga tidak ada lagi modal dasar minimal PT.
Jadi soal besaran modal dasar PT, diserahkan kepada kesepakatan para pihak (pendiri PT)
mau memasukan modal berapa saja, yang dituangkan dalam Akta Pendirian PT (lihat Pasal 1
Ayat 2 dan 3 PP No. 29/2016)
Sekian semoga bermanfaat.

Dasar Hukum:

Undang-Undang No. 40 tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas


Peraturan Pemerintah 29 Tahun 2016 Tentang Perubahan Modal Dasar Perseroan Terbatas
[1]Pasal 7 ayat 7 UU PT mengatakan, ketentuan yang mewajibkan Perseroan didirikan oleh
minimal 2 orang tidak berlaku bagi: a. Persero yang seluruh sahamnya dimiliki oleh negara;
atau b. Perseroan yang mengelola bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga
penyimpanan dan penyelesaian, dan lembaga lain sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
tentang Pasar Modal.
[2] Penjelasan Pasal 7 UUPT: “…Perseroan didirikan berdasarkan perjanjian, karena itu
mempunyai lebih dari 1 (satu) orang pemegang saham”.

[3] Pasal 7 ayat 6 UUPT: “Dalam hal jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
telah dilampaui, pemegang saham tetap kurang dari 2 (dua) orang, pemegang saham
bertanggung jawab secara pribadi atas segala perikatan dan kerugian Perseroan, dan atas
permohonan pihak yang berkepentingan, pengadilan negeri dapat membubarkan Perseroan
tersebut.”

[4] Pasal 1 Ayat 2 dan 3 PP No. 29/2016 :


(1) Perseroan Terbatas wajib memiliki modal dasar perseroan
(2) Modal dasar Perseroan Terbatas harus dituangkan dalam anggaran dasar yang dimuat
dalam akta pendirian Perseroan Terbatas.
(3) Besaran modal dasar Perseroan Terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditentukan berdasarkan kesepakatan para pendiri Perseroan Terbatas.”

Persyaratan TDP (TANDA DAFTAR PERUSAHAAN )


BARU
1. Fotocopy KTP Penanggung Jawab;
2. Fotocopy Akte Pendirian Perusahaan (bagi usaha yang berbadan hukum);
3. Fotocopy Izin Gangguan (HO);
4. Fotocopy SIUP;
5. Fotocopy NPWP;
6. Map Buffalo warna Merah muda/ Pink
7. Surat kuasa dan fotocopy KTP penerima kuasa bagi pemohon yang pengurusan izinnya
melalui jasa pihak lain.
PERPANJANGAN
1. Fotocopy KTP Penanggung Jawab;
2. Potocopy NPWP;
3. TDP asli & Fotocopy yg berlaku sebelumnya;
4. Fotocopy Akte Pendirian Perusahaan yang sudah di sahkan dan akte perubahan (bila ada);
5. Fotocopy pengesahan/pendaftaran Badan Hukum;
6. Fotocopy Izin Gangguan (HO); dan
7. Fotocopy SIUP;
8. Map Buffalo warna Merah muda/ Pink
9. Surat kuasa dan fotocopy KTP penerima kuasa bagi pemohon yang pengurusan izinnya
melalui jasa pihak lain
PEMBUKAAN CABANG
1. Fotocopy KTP Penanggung Jawab
2. Surat Penunjukan Kepala Cabang/Akte Pembukaan Kantor Cabang;
3. Potocopy NPWP;
4. Fotocopy SIUP kantor pusat perusahaan yang telah dilegalisir oleh pejabat penerbit SIUP
(3 rangkap);
5. Fotocopy Izin Gangguan (HO);
6. Map Buffalo warna Merah muda/ Pink
7. Surat kuasa dan fotocopy KTP penerima kuasa bagi pemohon yang pengurusan izinnya
melalui jasa pihak lain.
PERUBAHAN
1. Fotocopy KTP Penanggung Jawab;
2. Potocopy NPWP;
3. TDP asli & Fotocopy yg berlaku sebelumnya;
4. Fotocopy Akte Pendirian Perusahaan yang telah di sahkan dan akte perubahan (bila ada);
5. Fotocopy pengesahan/pendaftaran Badan Hukum;
6. Fotocopy Izin Gangguan (HO);
7. Map Buffalo warna Merah muda/ Pink
8. Surat kuasa dan fotocopy KTP penerima kuasa bagi pemohon yang pengurusan izinnya
melalui jasa pihak lain
PENUTUPAN
1. Permohonan penutupan izin gangguan yang ditandatangi pemilik usaha dengan materai
6000 ;
2. Fotocopy KTP Penanggung Jawab;
3. Fotocopy NPWP
4. Fotocopy Penutupan izin Gangguan.
5. Fotocopy Penutupan SIUP
6. Map Buffalo warna Merah muda/ Pink
7. Akte perubahan domisili untuk berbadan hukum

Prosedur, cara dan syarat mendirikan Comanditaire Venootschap (CV)


CV atau Comanditaire Venootschap adalah bentuk usaha yang merupakan salah satu alternatif yang
dapat dipilih oleh para pengusaha yang ingin melakukan kegiatan usaha dengan modal yang terbatas.

Karakteristik CV yang tidak dimiliki Badan Usaha lainnya adalah: CV didirikan minimal oleh dua
orang, dimana salah satunya akan bertindak selaku Persero Aktif (persero pengurus) yang nantinya
akan bergelar Direktur, sedangkan yang lain akan bertindak selaku Persero Komanditer (Persero
diam). Seorang persero aktif akan bertindak melakukan segala tindakan pengurusan atas Perseroan;
dengan demikian, dalam hal terjadi kerugian maka Persero Aktif akan bertanggung jawab secara
penuh dengan seluruh harta pribadinya untuk mengganti kerugian yang dituntut oleh pihak ketiga.
Sedangkan untuk Persero Komanditer, karena dia hanya bertindak selaku sleeping partner, maka dia
hanya bertanggung jawab sebesar modal yang disetorkannya ke dalam perseroan.

CV dapat didirikan dengan syarat dan prosedur yang lebih mudah daripada PT, yaitu hanya
mensyaratkan pendirian oleh 2 orang, dengan menggunakan akta Notaris yang berbahasa
Indonesia. Walaupun dewasa ini pendirian CV mengharuskan adanya akta notaris, namun
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dinyatakan bahwa pendirian CV tidak mutlak
harus dengan akta Notaris.

Pada saat para pihak sudah sepakat untuk mendirikan CV, maka dapat datang ke kantor
Notaris dengan membawa KTP. Untuk pendirian CV, tidak diperukan adanya pengecekan
nama CV terlebih dahulu. Oleh karena itu proses nya akan lebih cepat dan mudah
dibandingkan dengan pendirian PT.
Namun demikian, dengan tidak didahuluinya dengan pengecekan nama CV, menyebabkan
nama CV sering sama antara satu dengan yang lainnya.
Pada waktu pendirian CV, yang harus dipersiapkan sebelum datang ke Notaris adalah adanya
persiapan mengenai:
1. Calon nama yang akan digunakan oleh CV tersebut
2. tempat kedudukan dari CV
3. Siapa yang akan bertindak selaku Persero aktif, dan siapa yang akan bertindak selaku
persero diam.
4. Maksud dan tujuan yang spesifik dari CV tersebut (walaupun tentu saja dapat
mencantumkan maksud dan tujuan yang seluas-luasnya).

Untuk menyatakan telah berdirinya suatu CV, sebenarnya cukup hanya dengan akta Notaris
tersebut, namun untuk memperkokoh posisi CV tersebut, sebaiknya CV tersebut di daftarkan
pada Pengadilan Negeri setempat dengan membawa kelengkapan berupa Surat Keterangan
Domisili Perusahaan (SKDP) dan NPWP atas nama CV yang bersangkutan.

Apakah itu akta, SKDP, NPWP dan pendaftaran pengadilan saja sudah cukup?
Sebenarnya semua itu tergantung pada kebutuhannya. Dalam menjalankan suatu usaha yang
tidak memerlukan tender pada instansi pemerintahan, dan hanya digunakan sebagai wadah
berusaha, maka dengan surat-surat tersebut saja sudah cukup untuk pendirian suatu CV.
Namun, apabila menginginkan ijin yang lebih lengkap dan akan digunakan untuk keperluan
tender, biasanya dilengkapi dengan surat-surat lainnya yaitu:
1. Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP)
2. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
3. Tanda Daftar Perseroan (khusus CV)
4. Keanggotaan pada KADIN Jakarta.

Pengurusan ijin-ijin tersebut dapat dilakukan bersamaan sebagai satu rangkaian dengan
pendirian CV dimaksud, dengan melampirkan berkas tambahan berupa:
1. Copy kartu keluarga Persero Pengurus (Direktur) CV
2. Copy NPWP Persero Pengurus (Direktur) CV
3. Copy bukti pemilikan atau penggunaan tempat usaha, dimana
a. apabila milik sendiri, harus dibuktikan dengan copy sertifikat dan copy bukti
pelunasan PBB th terakhir
b. apabila sewa kepada orang lain, maka harus dibuktikan dengan adanya
perjanjian sewa menyewa, yang dilengkapi dengan pembayaran pajak sewa
(Pph) oleh pemilik tempat.
sebagai catatan berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta, untuk wilayah Jakarta, yang
dapat digunakan sebagai tempat usaha hanyalah Rumah toko, pasar atau perkantoran.
Namun ada daerah-daerah tertentu yang dapat digunakan sebagai tempat usaha yang
tidak membayakan lingkungan, asalkan mendapat persetujuan dari RT/RW setempat
4. Pas photo ukuran 3X4 sebanyak 4 lembar dengan latar belakang warna merah

Persyaratan Membuat Surat Izin Tempat Usaha (SITU)


Berdasarkan pengalaman penulis untuk memohon suatu SITU, pemohon harus terlebih
dahulu mempersiapkan dokumen-dokumen persyaratan sebagai berikut:

1. Surat Permohonan yang bersangkutan;


2. Surat Keterangan Rekomendasi Kepala Desa / Lurah;
3. Rekomendasi Camat;
4. Surat Izin Gangguan (HO);
5. Denah Situasi/ Sketsa Lokasi;
6. Berita Acara Pemeriksaan Lokasi;
7. Foto Copy Setoran Retribusi Izin Gangguan ;
8. Foto Copy Pajak Reklame;
9. Foto Copy lunas PBB ;
10. Surat Keterangan Fiskal Daerah (Dispenda);
11. Akte Sertifikat Tanah, Surat Bukti Pemilik;
12. Surat Kuasa / Sewa Bangunan / Kontrak ;
13. Akte Pendirian Perusahaan ;
14. Rekomendasi dari instansi teknis yang berhubungan dengan bidang usaha;
15. Foto Copy IMB;
16. Foto Copy KTP yang dilegalisir dari Camat;dan
17. Pas fhoto 4 lembar ukuran 2 x 3 cm (warna);

Namun yang perlu Anda ingat adalah di beberapa daerah ada Perda yang mengatur
penerbitan SITU, sehingga kemungkinan tiap-tiap daerah mempunyai persyaratan yang
berbeda dalam proses penerbitan SITU tersebut, bisa lebih ataupun kurang dari daftar
persyaratan yang disebutkan di atas, sehingga ketelitian Anda dalam memeriksa Peraturan
Daerah di tempat Perusahaan Anda berada sangat berperan di sini.

b. Prosedur Membuat Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

Berikut prosedur penerbitan SITU:

1. Mengajukan permohonan kepada Bupati melalui Bagian Pemerintahan Sekretariat


Kabupaten dengan melampirkan seluruh dokumen di atas;
2. Selanjutnya Permohonan Izin yang diterima dilakukan pencatatan secara administratif
dan apabila dipandang perlu dilakukan peninjauan lokasi tempat usaha oleh suatu tim;
3. Hasil peninjauan dituangkan dalam Berita Acara yang disampaikan bersama dengan
berkas persyarataan izin yang diajukan kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk;
4. Untuk usaha tertentu sebelum SITU diterbitkan wajib mendapatkan rekomendasi dari
instansi teknis yang berhubungan dengan bidang usaha pemohon;
5. Bupati atau pejabat yang ditunjuk setelah dilakukan pemeriksaan kelengkapaan
persyarataan permohonan izin, peninjauan lokasi tempat usaha, dan menganggap tidak
ada permasalaan segera menerbitkan izin yang diajukan oleh pemohon;
6. Permohonan izin dikabulkan dengan penerbitan SITU apabila semua Persyarataan telah
dipenuhi.

c. Jangka Waktu Penerbitan Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

Tidak ada standar jangka waktu tertentu dalam penerbitan SITU namun dalam prakteknya
SITU akan diterbitkan dalam jangka waktu 4-6 hari setelah permohonan lengkap diterima.

d. Biaya Pengurusan Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

Biaya pengurusan Surat Izin Tempat Usaha pada dasarnya ditentukan berbeda tiap-tiap
daerah, namun rata-rata menarik biaya Per meter sebesar Rp. 5000.

e. Kewajiban Pemegang Izin


Setelah mendapatkan SITU, Pemegang Surat Izin Tempat Usaha mempunyai Kewajiiban
sebagai berikut:

1. memenuhi segala ketentuan yang diatur dalam Peraturan Daerah ini dan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang tempat usaha;
2. melaksanakan kegiatan sesuai dengan tempat usaha yang telah ditentukan; dan
3. melaksanakan pemeliharaan, kebersihan, keselamatan dan kesehatan lingkungan hidup
berdasarkan ketentuan perundangundangan yang berlaku.

f. Sanksi

Pada dasarnya Bupati dapat memberikan sanksi administrasi atas pelanggaran yang dilakuka
oleh Pemegang Izin apabila melanggar atau tidak melaksanakan kewajiban-kewajibannya
yang ditetapkan dalam dokumen SITU. Sanksi administrasi sebagaimana yang dimaksud
dapat berupa:

 peringatan secara tertulis;


 pengambilan atau penahanan SITU sebagai bahan pemeriksaan bila dianggap perlu; dan
/ atau;
 pencabutan SITU.

Jenis-Jenis dan Tempat Mengurus SIUP


SIUP dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan besarnya modal yang digunakan dalam pendirian usaha,
yaitu:
 SIUP Besar: untuk perusahaan dengan modal di atas Rp500.000.000
 SIUP Menengah: untuk perusahaan dengan modal berkisar antara Rp200.000.000 – Rp500.000.000
 SIUP Kecil: untuk perusahaan dengan modal dan kekayaan bersih pemilik lebih kecil atau sama dengan
Rp200.000.000

Pengurusan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), seperti juga pengurusan pelbagai surat izin usaha lainnya,
dapat dilakukan di Kantor Dinas Perdagangan di tingkat kabupaten atau kotamadya atau di Kantor Pelayanan
Perizinan setempat (di beberapa daerah ada Kantor Badan Pelayanan Perizinan Terpadu atau (BP2T).

Persyaratan Administrasi Pembuatan SIUP


Sebelum mengurus pembuatan SIUP, Anda harus terlebih dahulu mempersiapkan dokumen-dokumen tertentu
sebagai syarat administrasi. Persyaratan administrasi untuk pembuatan SIUP ini dibedakan berdasarkan jenis
atau bentuk usaha yang Anda jalankan. Pembagiannya sebagai berikut:
1. Untuk Perseroan Terbatas (PT)
 Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Direktur Utama/Penanggung Jawab Perusahaan atau
pemegang sahamnya
 Fotokopi Kartu Keluarga (KK) jika penanggung jawabnya seorang perempuan
 Fotokopi NPWP
 Surat Keterangan Domisili atau SITU
 Fotokopi Akta Pendirian PT yang disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM.
 Fotokopi Surat Keputusan Pengesahan Badan Hukum dari Menteri Hukum dan HAM
 Surat Izin Gangguan (HO)
 Izin Prinsip
 Neraca perusahaan
 Pasfoto Direktur Utama/Penanggung Jawab/pemilik perusahaan dengan ukuran 4 x 6 (2 lembar)
 Materai Rp6.000
 Izin teknis dari instansi terkait jika diminta

2. Untuk Koperasi
 Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas Koperasi
 Fotokopi NPWP
 Fotokopi Akta Pendirian Koperasi yang telah disahkan instansi berwenang
 Daftar susunan Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas
 Fotokopi SITU dari Pemerintah Daerah (Pemda)
 Neraca koperasi
 Materai senilai Rp6.000
 Pasfoto Direktur Utama/Penanggung Jawab/pemilik perusahaan dengan ukuran 4 x 6 (2 lembar)
 Izin lain yang terkait (Misalnya jika usaha Anda menghasilkan limbah, Anda harus memiliki izin
AMDAL dari Badan pengendalian Dampak Lingkungan Daerah) setempat.

3. Untuk Perusahaan Perseorangan


 Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemegang saham perusahaan
 Fotokopi NPWP
 Surat keterangan domisili atau SITU
 Neraca perusahaan
 Materai senilai Rp6.000
 Foto Direktur Utama/Penanggung Jawab/pemilik perusahaan dengan ukuran 4 x 6 cm (2 lembar).
 Izin lain yang terkait usaha yang dijalankan.

4. Untuk Perusahaan Perseroan Terbuka (Tbk)


 Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Direktur Utama/Penanggung Jawab/pemilik perusahaan
 Fotokopi SIUP sebelum menjadi perseroan terbuka
 Fotokopi Akta Notaris Pendirian dan Perubahan perusahaan dan surat persetujuan status perseroan
tertutup menjadi perseroan terbuka dari Departemen Hukum dan HAM
 Surat keterangan dari Badan Pengawas Pasar Modal bahwa perusahaan yang bersangkutan telah
melakukan penawaran umum secara luas dan terbuka
 Fotokopi Surat Tanda Penerimaan Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan (STP-LKTP) tahun buku
terakhir
 Foto Direktur Utama/Penanggung Jawab/pemilik perusahaan dengan ukuran 4 x 6 cm (2 lembar)

Prosedur Pembuatan SIUP


1. Mengambil formulir pendaftaran/surat permohonan di Kantor Dinas
Perdagangan
Anda sebagai pemilik perusahaan bisa datang langsung ke Kantor Dinas
Perdagangan atau Kantor Pelayanan Perizinan setempat. Jika Anda sibuk atau
berhalangan, Anda bisa mengurusnya melalui orang yang sudah Anda beri kuasa.

2. Formulir pendaftaran diisi dan ditandatangani


Formulir pendaftaran atau surat permohonan sudah disediakan oleh Kantor Dinas
Perdagangan. Silakan Anda isi dengan benar dan lengkap, kemudian ditanda
tangani di atas materai Rp6.000 oleh Pemilik/Direktur Utama/Penanggung Jawab
perusahaan. Formulir yang sudah diisi lengkap kemudian difotokopi sebanyak 2
rangkap dan digabung dengan berkas persyaratan administrasi yang sudah
diuraikan di atas.
Jika Anda menggunakan jasa orang lain untuk mengurus pembuatan SIUP Anda,
maka wajib melampirkan surat kuasa bermaterai cukup yang ditanda tangani oleh
pemilik/Direktur Utama/Penanggung Jawab perusahaan.

3. Membayar tarif pembuatan SIUP


Tarif pembuatan SIUP ini berbeda-beda untuk setiap kotamadya/kabupaten, dan
diatur oleh Peraturan Daerah di masing-masing wilayah.

4. Pengambilan SIUP
Waktu menunggu jadinya SIUP biasanya sekitar dua minggu. Nanti setelah SIUP
Anda jadi, Anda akan dihubungi oleh petugas dan Anda bisa datang ke kantor tempat
Anda mengurus SIUP tersebut untuk mengambilnya.

PENGERTIAN PASAR
Pasar atau market merupakan sebuah tempat bertemunya pembeli dengan penjual guna
melakukan transaksi ekonomi yaitu untuk menjual atau membeli suatu barang dan jasa atau
sumber daya ekonomi dan berbagai faktor produksi yang lainnya. Pada umumnya, pengertian
pasar tidak menunjuk ke sebuah lokasi ataupun tempat-tempat tertentu, hal ini karena pasar
tidak memiliki batas geografis. Adanya sistem jaringan komunikasi modern dapat
meniadakan hambatan atau batasan-batasan geografis, sehingga dapat memungkinkan penjual
dan pembeli bertransaksi tanpa harus saling melihat wajah satu sama lain.

Jenis-Jenis Pasar
Jenis-Jenis Pasar Menurut Cara Transaksinya
Jenis pasar ini dibedakan menjadi pasar tradisional serta pasar modern.

1. Pasar Tradisional
Pasar tradisional ialah pasar yang sifatnya tradisional dimana para pembeli dan penjual
dapat saling tawar menawar secara langsung. Berbagai jenis barang yang
diperjualbelikan merupakan barang yang berupa barang kebutuhan pokok sehari-hari.
2. Pasar Modern
Pasar modern merupakan suatu pasar yang sifatnya modern dimana terdapat berbagai
macam barang diperjualbelikan dengan harga yang sudah pas dan dengan layanan
sendiri. Tempat berlangsungnya dari pasar modern adalah di plaza, mal, dan tempat-
tempat yang lainnya.

Jenis-Jenis Pasar Menurut Jenis Barangnya


Terdapat beberapa pasar hanya menjual 1 jenis barang tertentu, misalnya seperti pasar
sayur, pasar hewan, pasar ikan pasar buah, pasar daging, dan lain sebagainya.

1. Pasar Barang Konsumsi


Pasar barang konsumsi merupakan suatu pasar yang memperjualbelikan berbagai jenis
barang yang dapat dikonsumsi guna memenuhi kebutuhan hidup manusia.
2. Pasar Sumber Daya Produksi
Pasar sumber daya produksi merupakan suatu pasar yang memperjualbelikan tentang
faktor-faktor produksi, contohnya : tenaga kerja, mesin-mesin, tanah, dan tenaga ahli.

Jenis-Jenis Pasar Menurut Waktunya


Jenis pasar menurut waktunya dapat digolongkan ke dalam beberapa bentuk, antara lain
:

1. Pasar Harian
Pasar harian ialah tempat pasar di mana merupakan pertemuan antara pembeli serta
penjual yang dapat dilakukan setiap harinya. Pasar harian pada umumnya menjual
berbagai jenis barang kebutuhan konsumsi, kebutuhan jasa, kebutuhan bahan-bahan
mentah, dan kebutuhan produksi.
2. Pasar Mingguan
Pasar mingguan ialah pasar yang dilakukan setiap seminggu sekali. Biasanya pasar
mingguan terdapat di daerah yang penduduknya masih, seperti di pedesaan.
3. Pasar Bulanan
Pasar bulanan ialah pasar yang dilakukan sebulan sekali, dan terdapat di daerah-daerah
tertentu. Biasanya terdapat para pembeli di pasar tersebut yang membeli barang-barang
tertentu dan kemudian dijual kembali, contoh pasar bulanan adalah pasar hewan.
4. Pasar Tahunan
Pasar tahunan ialah pasar yang diselenggarakan setiap satu tahun sekali. Pasar tahunan
pada umumnya bersifat nasional serta diperuntukkan untuk promosi terhadap suatu
produk baru. Contoh pasar tahunan : Pameran Pembangunan, Pekan Raya Jakarta, dan
lain sebagainya.
5. Pasar Temporer
Pasar temporer ialah pasar yang diselenggarakan pada waktu tertentu serta pasar
temporer dapat terjadi secara tidak rutin. Pada umumnya, pasar temporer dibuka guna
merayakan peristiwa tertentu. Contoh dari pasar temporer adalah Bazar.

Jenis-Jenis Pasar Menurut Keleluasaan Distribusi


Terdapat jenis pasar ini dapat dibedakan menjadi :

1. Pasar Daerah
Pasar daerah ialah suatu pasar yang membeli dan menjual produk di dalam 1 daerah
produk tersebut dihasilkan. Dapat juga dikatakan bahwa pasar daerah melayani
permintaan serta penawaran hanya dalam 1 daerah.
2. Pasar Lokal
Pasar lokal merupakan suatu pasar yang membeli dan menjual produk di dalam 1 kota
tempat produk tersebut dihasilkan. Dapat juga dikatakan pasar lokal melayani
permintaan serta penawaran hanya dalam 1 kota.
3. Pasar Nasional
Pasar nasional merupakan suatu pasar yang membeli dan menjual produk di dalam 1
negara tempat produk tersebut dihasilkan. Dapat juga dikatakan pasar nasional melayani
permintaan serta penjualan dari dalam negerii.
4. Pasar Internasional
Pasar internasional merupakan suatu pasar yang membeli dan menjual produk dari
berbagai negara. Dapat juga dikatakan luas jangkauan dari pasar tersebut adalah di
seluruh dunia. Contoh : Pasar kopi di Santos, Brazil.

Jenis-Jenis Pasar Menurut Bentuk serta Strukturnya


Jenis pasar ini dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu pasar persaingan sempurna,
persaingan monopolistik, pasar oligopoli, serta pasar monopoli.

1. Pasar Persaingan Sempurna


Jenis pasar persaingan sempurna dapat disebut juga pasar persaingan murni yaitu
merupakan pasar di mana terdapat banyak pembeli dan penjual serta mereka sudah
mengetahui keadaan pasar.

Pasar persaingan sempurna mempunyai beberapa ciri-ciri sebagai berikut :


1) Barang yang diperjualbelikan sifatnya homogen (sejenis).
2) Pembeli ataupun penjual mempunyai informasi yang lengkap mengenai pasar.
3) Terdapat banyak pembeli dan penjual.
4) Harga yang sudah ditentukan oleh pasar.
5) Semua faktor produksi dapat bebas keluar masuk pasar.
6) Tidak terdapat campur tangan dari pemerintah.

Kelebihan pasar persaingan sempurna :


1) Pembeli dapat dengan bebas memilih produk.
2) Tidak terdapat hambatan dalam mobilitas berbagai macam sumber ekonomi dari suatu
usaha ke usaha lainnya.
3) Dapat memaksimalkan efesiensi.
4) Kebebasan memilih dan bertindak.

Kelemahan pasar persaingan sempurna :


1) Tidak mendorong inovasi.
2) Membatasi pilihan konsumen atau pembeli dalam satu barang tertentu.
3) Persaingan sempurna yang memberikan ongkos sosial.
4) Distribusi pendapatan yang tidak merata.

Contoh dari pasar persaingan sempurna adalah pasar berbagai jenis hasil pertanian.

2. Pasar Persaingan Tidak Sempurna


Pasar jenis ini merupakan kebalikan dari pasar persaingan sempurna. Untuk pasar
persaingan tidak sempurna merupakan pasar yang terdiri dari sedikit penjual serta
banyak pembeli. Pada pasar ini para penjual dapat untuk menentukan harga barang.
Barang-barang yang diperjualbelikan tersebut memiliki jenis yang berbeda beda atau
terdapat berbagai jenis barang. Jenis-jenis pasar persaingan tidak sempurna mempunyai
bentuk-bentuk pasar, antara lain :
 Pasar Monopoli
Pasar monopoli merupakan suatu pasar yang terjadi ketika seluruh penawaran terhadap
sebuah barang pada pasar yang telah dikuasai oleh salah seorang penjual atau sejumlah
penjual tertentu.

Berikut ciri-ciri pasar monopoli :


1) Hanya terdapat 1 penjual sebagai pengambil keputusan harga (guna melakukan
monopoli pasar).
2) Penjual lain tidak dapat menyaingi dagangannya.
3) Pedagang lain tidak dapat masuk, hal ini karena adanya hambatan dengan undang-
undang atau karena terdapat teknik yang canggih.
4) Jenis barang yang diperjualbelikan tersebut hanya semacam.
5) Tidak ada campur tangan dari pemerintah dalam masalah penentuan harga.

Kelebihan pasar monopoli :


1) Keuntungan penjual yang relatif tinggi.
2) Bagi produk yang menguasai hajat hidup orang pada umumnya diatur oleh
pemerintah.

Kelemahan pasar monopoli :


1) Pembeli atau konsumen tidak terdapat pilihan lain untuk membeli tersebut.
2) Keuntungan hanya terpusat ke 1 perusahaan.
3) Terjadinya eksploitasi pembeli.

Contoh pasar monopoli : PT Pertamina (persero), dan lain sebagainya.

 Pasar Persaingan Monopolistik


Pasar jenis ini merupakan suatu dengan banyak penjual yang menjual barang yang
berbeda corak. Pasar jenis ini banyak dijumpai di sektor perdagangan eceran dan jasa.
Misalnya jasa salon, toko kelontong, angkutan, dan toko obat.

Pada pasar persaingan monopolistik memiliki ciri-ciri, antara lain :


1) Terdapat banyak penjual dan banyak pembeli.
2) Barang yang dihasilkan yaitu sejenis, namun coraknya berbeda. Seperti : sabun,
minyak goreng, pasta gigi, dan lain sebagainya.
3) Terdapat banyak penjual yang memiliki besarnya sama, sehingga tidak terdapat satu
penjual yang dapat menguasai pasar.
4) Penjual dapat dengan mudah menawarkan barangnya di pasar.
5) Penjual memiliki sedikit kekuasaan dalam memengaruhi dan menentukan harga pasar.
6) Adanya peluang guna bersaing dalam keanekaragaman jenis barang yang dijual di
pasar.

Kelebihan pasar persaingan monopolistik :


1) Penjual tidak sebanyak seperti pasar persaingan sempurna.
2) Produsen akan terpacu untuk berkreativitas.
3) Pembeli atau konsumen tidak mudah untuk berpindah dari produk satu ke produk
yang lainnya.

Kelemahan pasar persaingan monopolistik :


1) Biaya yang mahal untuk ke pasar monopolistik, hal ini karena untuk masuk ke pangsa
pasar tertentu dibutuhkan adanya riset dan pengembangan produk.
2) Persaingan yang sangat berat, hal ini karena pasar tersebut pada umumnya didominasi
oleh berbagai jenis produk ternama.

Pasar Oligopoli
Pasar jenis ini merupakan pasar yang terdiri dari beberapa penjual yang menjual suatu
barang tertentu, sehingga penjual yang satu dengan yang lainnya dapat memengaruhi
harga. Seperti : perusahaan rokok, perusahaan menjual mobil dan sepeda motor,
perusahaan semen, dan industri telekomunikasi.

Pasar oligopoli memiliki ciri-ciri sebagai berikut :


1) Hanya terdapat sedikit penjual saja, sehingga keputusan dari salah satu penjual di
pasar tersebut dapat memengaruhi penjual lainnya.
2) Produk-produknya yang berstandar.
3) Kemungkinan terdapat penjual lain untuk masuk ke pasar masih terbuka.
4) Adanya peran iklan yang sangat besar dalam penjualan produk tersebut.

Kelebihan pasar oligopoli :


1) Barang yang dihasilkan memiliki beragam corak.
2) Efesiensi di dalam menggunakan sumber daya.
3) Pengembangan teknologi serta inovasi.

Kelemahan pasar oligopoli :


1) Adanya persaingan harga yang ketat.
2) Banyaknya rintangan yang kuat guna masuk ke pasar oligopoli.

Anda mungkin juga menyukai