Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan perseorangan merupakan bentuk usaha yang paling tua yang
pernah ada. Perusahaan perseorangan dimiliki oleh perseorangan individu yang
bertanggung jawab dan menjalankan semua kegiatan usaha seorang diri. Dalam
perusahaan semacam ini pengusaha yang bersangkutan mempunyai wewenang
sepenuhnya untuk mengelola perusahaannya tanpa keterlibatan pihak lain. Namun
demikian, segala tanggung jawabnya dipikulnya sendiri1.
Pendirian dari perusahaan perseorangan ini cukup mudah dan tidak
memerlukan perbuatan administratif yang kompleks begitu pula dengan
pembubarannya.

Oleh karena itu bentuk usaha ini banyak sekali ditemui di

Indonesia. Bentuk usaha ini bukanlah badan hukum yang memerluka persetuajuan
suatu instansi tertentu untuk mendirikannya sehingga semua tanggung jawab dari
setiap perikatan yang dibuat oleh perusahaan ditanggung oleh pemilik pribadi
perusahaan tersebut dan hanrta kekanyaan pribadi pemilik perusahaan dapat
dituntut guna melulanasi hutang-hutang perusahaan.
Indonesia

belum

mempunyai

peraturan

yang

khuusus

mengenai

perusahaan perseorangan ini. Bentuknya yang sederhana membuat bentuk usha ini
tersebar cukup banyak di Indonesia walaupun demikian tetap tidak ada pengaturan
mengenai perusahaan perseorangan.
Tahun 2015 yang akan datang Indonesia akan dihadapi dengan masyarakat
ekonomi Asean (MEA) dimana akan dibentuk suatu kawasan yang terintergrasi di
daerah Asean. Kawasan Asia Tenggara akan dijadikan suatu wilayah kesatuan
pasar dan basis produksi. Dengan terciptanya kesatuan pasar dan basis produksi
maka akan membuat arus barang, jasa, investasi, modal dalam jumlah yang besar,
1

Agus Sardjono, dkk, Hukum dagang, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm. 26

dan skilled labour tidak ada hambatan dari satu negara ke negara lainnya di
kawasan Asia Tenggara2.
MEA akan sangat berpengaruh sekali kepada semua bentuk usaha yang
ada di Indonesia termasuk perusahaan perseorangan. Maka untuk mengetahui
persiapan Indonesia dalam menghadapi fenomena ini makalah ini akan
membandingkan perusahaan persorangan yang ada di Indonensia dengan yang ada
di singapura.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk menjelaskan perbandingan perusahaan perseorangan Indonesia
dengan Singapura dari segi pembentukan sampai dengan pembubarannya.
2. Untuk mengetahui kesiapan indonesia dalam menghadapi masyarakat
ekonomi Asean.
1.3 Maanfaat penulisan
Makalah ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan kita mengenai
bentuk usaha perusahaan perseorangan selanjutnya makalah ini dapat memberikan
maafaat kepada pembaca termasuk kepada penulis bagaimana pengaturan dari
perusahaan perseorangan yang ada di Indonesia.
Dalam menghadapi tantangan masyarakat ekonomi yang terintergrasi di
kawasan Asean makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca
maupun penulis tentang kesiapan Indonesia dalam mengahadapi fenomena
tersebut.

http://www.crmsindonesia.org/node/624 diunduh pada tanggal 08 Desember 2014

BAB 2
ISI
2.1 Pendirian Perusahaan Perseorangan di Indonesia
Sebelum kita masuk pada tahapan pendirian perusahaan perseorangan baik
di Indonesia maupun perbandingannya di Singapura. Ada baiknya kita terlebih
dahulu mengetahui definisi dari Perusahaan Perseorangan. Badan usaha
perorangan adalah suatu bentuk badan usaha yang hanya didirikan oleh satu
orang, sumber permodalannya juga dari satu orang yang sekaligus berperan
sebagai pemimpin, pemilik, dan bertanggung jawab atas segala pekerjaan dengan
tujuan untuk mencari keuntungan.
Dari definisi diatas, maka dapat dsimpulkan ciri-ciri perusahaan perorangan
yakni:
a. Modalnya milik sendiri.
b. Dipimpin dan bertanggung jawab sendiri.
c. Keuntungan untuk sendiri.
Adapun prosedur pendirian perusahaan perseorangan sebagai berikut:
1. Membuat akta perusahaan ke notaris.
Perusahaan adalah badan hukum, maka wajib untuk sebuah perusahaan
perseorangan yang akan berdiri untuk membuat akta di hadapan notaris.
2. Mendapatkan Surat Keterangan Domisili Usaha.
Setelah ada akta perusahaan, maka selanjutnya ialah mendapatkan surat
keterangan domisili usaha. Surat ini dikeluarkan dari kantor kelurahan atau kantor
kepala desa di mana perusahaan berdomisili. Untuk mendapatkan surat keterangan
domisili, diperlukan salinan akta perusahaan.
3. Mengurus NPWP perusahaan.
Untuk mendirikan perusahaan, NPWP perusahaan adalah mutlak. Untuk
mendapatkan NPWP, seperti surat keterangan domisili usaha diperlukan juga
salinan akta perusahaan dan surat keterangan domisili yang telah didapatkan.
Dalam hal ini, jangka waktu pembuatan telah di reformasi menjadi 2 jam.

4. Mendapatkan Surat Keputusan Pendirian Perusahaan Menkum dan HAM


Setelah terpenuhinya akta notaris, Surat Keterangan Domisili Usaha, dan NPWP
Perusahaan maka berkas tersebut, dimasukkan ke dalam Kementerian Hukum dan
HAM untuk mendapat Surat Keputusan Pendirian Perusahaan yang ditandatangani oleh Menteri Hukum dan HAM. Pada praktiknya di Indonesia hal ini akan
menjadi tugas Notaris.
5. Mengurus SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan).
SIUP merupakan bagian dari proses mendirikan perusahaan agar perusahaan bisa
beroperasi. Setelah semua syarat diatas terpenuhi maka baru SIUP diurus agar
perusahaan dapat beroperasi. Manfaat dari SIUP sendiri ialah sebagai syarat
legalisasi yang diminta pemerintah dan memudahkan kegiatan ekspor impor
yang dijalankanserta sebagai syarat untuk bisa mengikuti lelang legal.
Mengenai jenis SIUP dikelompokan dalam tiga kategori berdasarkan besar
kecilnya modal yang digunakan dalam pendirian usaha, diantaranya adalah :

SIUP Besar untuk perusahaan yang besar modalnya di atas Rp

500.000.000
SIUP Menengah untuk perusahaan dengan kisaran modal antara Rp Rp
500.000.000 besarnya modal tersebut tidak termasuk tanah atau tempat

usaha
SIUP Kecil untuk modal dan kekayaan bersih pemohon mencapai Rp
200.000.000
Selanjutnya, mengenai Tahapan dan Persyaratan Pemilik atau pelaku usaha

mengurus sendiri atau melalui kuasa yang dikuasakan ke kantor Dinas


Perindustrian dan Perdagangan setempat untuk mengurus perizinan. Mengambil
formulir pendaftaran, mengisi formulir SIUP / PDP bermaterai Rp 6.000 yang
ditandatangani oleh pemilik usaha. Kemudian formulir yang sudah diisi kemudian
di fotocopy sebanyak dua rangkap, yang dilengkapi dengan syarat syarat
berikut:

Fotocopy akte pendirian usaha atau badan hukum sebanyak 3 lembar

Fotocopy KTP ( Kartu Tanda Penduduk ) sebanyak 3 lembar

Fotocopy NPWP ( No Pokok Wajib Pajak ) sebanyak 3 lembar

Fotocopy ijin gangguan atau HO sebanyak 3 lembar

Neraca perusahaan sebanyak 3 lembar


Gambar denah lokasi tempat usaha

Untuk biaya pembuatan Surat Izin Usaha Perdagangan ditentukan oleh masing
masing daerah melalui peraturan daerah masing masing. Karena itu di tiap
daerah tarif yang di tentukan berbeda beda.
6. Mengurus Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
Setelah semua terpenuhi, maka langkah selanjutnya ialah mengurus tanda daftar
perusahaan. Mekanismenya dengan syarat-syarat yang sebelumnya harus terlebih
dahulu terpenuhi di atas. TDP diurus pada dinas perindustrian di dalam wilayah
masing-masing.

Di Indonesia memang pengurusan menjadi terlihat sulit karena banyaknya


pintu yang harus dilewati seperti yang telah kami jelaskan di atas. Adanya pihak
notaris, Kemenkum dan HAM, dinas perindustrian, dan dinas perdagangan,
membuat tidak adanya waktu yang pasti dalam pembuatan izin perusahaan
perseorangan. Ditambah lagi dengan biaya yang setiap meja dan wilayah berbedabeda. Ini menyebabkan sangat sulitnya seseorang membuat perusahaan
perseorangan dan menjamurnya para calo jasa pembuatan izin. Walaupun begitu,
terlihat saat ini pemerintah daerah mulai berbenah dengan membuat website yang
setidaknya membantu alur pendaftaran izin perusahaan perseorangan. Selain itu,
daerah juga mulai membuat perizinan menjadi satu atap walaupun belum semua
dinas tekait menjadi satu atap. Bahkan DKI Jakarta melalui Surat Edaran Kadis
KUMKP DKI No.19/SE/2014 telah melakukan terobosan dengan

membuat

pengurusan SIUP dan TDP dijadikan satu paket. Selain itu surat keterangan
domisili kini tidak lagi menjadi salah satu persyaratan dalam mengurus SIUP dan
Pemrov DKI menargetkan kepada para pemohon dengan 3 hari kerja selesai jika
persyaratan semua benar-benar terpenuhi.
2.2 Pendirian Perusahaan Perseorangan di Singapura

Pada Negara Singapura Perusahaan Perseorangan atau yang dikenal


dengan Sole Proprietorship diatur dalam Business Registration Act (Chapter 32)
yang menjelaskan bahwa Perusahaan Perseorangan atau Sole Proprietorship
adalah seseorang yang menjalankan usaha atas nama sendiri dalam rangka
menjalankan bisnis sebagai pemilik tunggal, dan mendaftarkannya sebagai salah
satu syarat sesuai dengan yang diatur dalam Business Registration Act (Chapter
32). Di Singapura, Perusahaan Perseorangan atau Sole Proprietorship bukan
merupakan badan hukum yang terpisah dengan pemilik tunggal sehingga pemilik
tunggalnya secara pribadi bertanggung jawab atas semua hutang ataupun kerugian
yang ditanggung oleh perusahaan perseorangan tersebut sama seperti umumnya
perusahaan perseorangan di tiap negara dalam konteks ini sama dengan Indonesia.
Adapun karakteristik khusus, syarat dan ketentuan serta proses untuk mendirikan
Perusahaan Perseorangan atau Sole Proprietorship yaitu :
1. Untuk mendirikan sebuah Perusahaan Perseorangan atau Sole Proprietorship,
orang-orang yang dimungkinkan untuk mendirikannya yaitu seseorang yang
memiliki alamat tempat tinggal lokal dan secara hukum menetap di Singapura
untuk jangka waktu yang panjang, seperti warga negara Singapura atau
Bertempat tinggal secara permanen di Singapura sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
2. Warga

negara

asing

dimungkinkan

untuk

mendirikan

Perusahaan

Perseorangan/ Sole Proprietorship dengan syarat bahwa manajernya


merupakan warga negara Singapura atau bertempat tinggal secara permanen di
Singapura yang ditunjuk untuk menjadi manager. Berkaitan dengan manager
terdapat syarat umur yakni berusia 21 tahun untuk dapat menjadi manager.
3. Syarat umur untuk mendirikan sebuah Perusahaan Perseorangan atau Sole
Proprietorship yaitu berumur minimal 18 tahun.
4. Dalam hal alamat atau kedudukan Sole Proprietorship yang berada di
Singapura dapat digunakan alamat dari pendiri namun dalam hal ini harus
mendapatkan izin dari HDB (for HDB properties) atau URA (for private

properties) untuk menggunakan rumah milik pendiri atau yang disewakan


oleh pendiri sebagai tempat kedudukan Sole Proprietorship.
5. Warga negara Singapura atau siapapun yang mendaftarkan izin Sole
Proprietorship harus memastikan Medisave accounts yang dimiliki memiliki
cukup dana sebelum registrasi dilakukan.
6. Registrasi Sole Propritorship harus diperbaharui tiap tahunnya
7. Biaya pendaftaran registrasi yakni S$65 (65 Dollar Singapore)
8. Untuk mendaftarkan atau meregister Perusahaan Perseorangan atau Sole
Proprietorship terdapat dua cara yaitu :
-

Mendaftar lewat aplikasi online (Business Name Application and Registration)


via www.bizfile.gov.sg dengan menggunakan nomor identifikasi (number
identification) dan SingPass. Oleh karena dapat dilakukan secara online maka
dapat dilakukan dirumah, kantor atau salah satu gerai BizFile yang tersedia di
ACRA office.

Mendaftar lewat aplikasi online dengan melibatkan kalangan profesional


(Contoh: lawyer, akuntan publik atau chartered secretary) atau Biro Jasa
pendirian perusahaan (DP Bureau)

9. Hal hal yang harus disiapkan untuk mendaftar atau meregister Perusahaan
Perseorangan :

Nama Bisnis

Deskripsi bidang kegiatan usaha

Tempat kedudukan

Copy Identitas Pemilik (Warga Negara Singapura)

Alamat Pemilik

Prosedur registrasi menitikberatkan pada nama bisnis yang digunakan


serta registrasi yang dilakukan telah sesuai prosedur. Prosedur registrasi ini
dilakukan secara komputerisasi dan cepat sehingga dapat dilakukan dalm 1 hari
asalkan segala kelengkapan telah terpenuhi maka dalam waktu 1 hari dapat
langsung segera disahkan. Namun apabila bidang bisnis yang dimaksud
melibatkan persetujuan dari otoritas lain maka pengesahan Sole Proprietorship
dapat menghabiskan waktu beberapa minggu. Dalam hal pengensahan nama
perusahan perseorangan dapat cepat disahkan, maka sebaiknya nama perusahaan
perseorangan yang digunakan :

Tidak sama dengan perusahaan lain di Singapura atau belum dipakai dan

digunakan

Tidak menyalahi atau melanggar hak cipta

Tidak memakai nama yang berbau pornografi


Dalam hal registrasi atau pendaftaran Sole Prroprietorship terdapat

lembaga yang mengurusi secara khusus yang disebut Accounting and Corporate
Regulatory Authorithy (ACRA) dan pendaftaran yang dilakukan secara
komputerisasi yakni didaftarkan pada web resmi ACRA. Yang mana setelah
segala dokumen dan kelengkapan syarat pendirian telah dipenuhi secara online
maka setelah itu akan email pemberitahuan untuk mengkonfirmasikan bahwa
registrasi yang dilakukan berhasil serta didapatkan nomor registrasi. Setelah
diterimanya email pemberitahuan bahwa registrasi yang dilakukan telah berhasil,
maka Sole Proprietorship yang dimaksud membutuhkan hal-hal yang terkait
dengan jalannya bisnis salah satunya adalah akun bank perusahaan. Mengenai
akun bank perusahaan, dapat digunakan bank internasional atau bank lokal yang
ada di Singapura. Mengenai syarat-syarat yang dibutuhkan yakni:

Formulir Pembuatan Akun

Copy Kartu Identitas Pemilik Perusahaan Perseorangan

Dokumen tentang profil perusahaan terutama terkait tempat kedudukan dan nama
usaha

Minimum penyetoran deposit yang ditentukan khusus oleh masing-masing bank.


Mengenai Warga Negara Asing yang ingin mendirikan bisnis di Singapura baik
pada Sole Proprietorship atau jenis bisnis lain terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan yakni

Warga Negara Asing harus menyewa jasa professional firm (Law Firm atau
Accountan Firm) karena hukum Singapura tidak membolehkan Warga Negara
Asing meregister sendiri perusahaan yang ingin didaftarkan

Tidak ada syarat untuk mendapatkan visa spesial Singapura jika hanya sekedar
menginginkan badan hukum berupa private limited company tetapi tidak
merencanakan untuk relokasi ke Singapura.

Jika merencanakan untuk tinggal di Singapura untuk menjalankan perusahaan


maa disyaratkan untuk, memiliki Employment Pass atau Entrepreneur Pass
sebagai kartu untuk bekerja.
Berdasarkan paparan mengenai pendirian Perusahaan Perseorangan/Sole
Proprietorship di negara Singapura dapat dikatakan bahwa Singapura sudah
cukup baik dengan sistem dan mekanisme yang mereka miliki dengan beberapa
keunggulan atau kelebihan yakni sistem satu pintu pendaftaran atau registrasi
yang sudah cukup baik, kejelasan akan alur registrasi, waktu atau proses registrasi
yang cukup singkat serta biaya registrasi yang dikeluarkan. Terkait dengan
persiapan menuju Masyarakat Ekonomi Asean 2015, kami melihat bahwa
Singapura sudah siap menghadapinya terihat dari segi pendiriannya jika
Perusahaan Perseorangan/Sole Proprietorship didirikan oleh warga negara asing
maka disyaratkan haruslah bertempat tinggal lokal atau memiliki alamat lokal di
Singapura atau setidaknya memang bertempat tinggal permanen sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, berdasar pada hal ini bahwa Singapura membatasi bahwa

tidak semua warga negara Asing yang dapat mendirikan Perusahaan


Perseorangan/Sole Proprietorship, namun memang yang menurut hukum
Singapura memenuhi syarat pendirian sehingga msuknya kegiatan usaha asing
tetap dapat dikendalikan. Kemudian syarat yang mengharuskan bahwa dalam
pendirian Perusahaan Perseorangan/Sole Proprietorship oleh warga negara asing
harus memiliki manager seorang warga negara Singapura seperti yang telah
dijelaskan diatas tergambarkan bahwa adanya upaya dari pemerintah Singapura
walaupun suatu kegiatan usaha asing menjalankan aktivitasnya di Singapura tetap
dapat memberikan efek ekonomi kepada masyarakat Singapura itu sendiri.
2.3 Permodalan Perusahaan Perseorangan
Tidak terdapat suatu ketentuan dalam hukum positif di Indonesia yang
mengatur

mengenai

masalah

permodalan

dan

pemasukan

perusahaan

perseorangan. Oleh karena itu pendiri atau pemilik perusahaan perseorangan dapat
memasukkan modal apa saja ke dalam perusahaan perseorangan ini asalkan tidak
melanggar undang-undang yang berlaku. Jika dibandingkan dengan bentuk badan
usaha lain, perusahaan perseorangan tidak membutuhkan jumlah modal yang
banyak. Sumber modal perusahaan berasal dari pemilik atau dapat pula
menggunakan modal pinjaman. Dalam perusahaan perseorangan tidak terdapat
pemisahan kekayaan antara pribadi dan perusahaan.
Sama halnya seperti di Indonesia, di Singapura tidak terdapat ketentuan
yang mengatur mengenai aspek permodalan perusahaan perseorangan. Perusahaan
perseorangan di SIngapura sama halnya seperti di Indonesia bukanlah merupakan
badan hukum sehingga antara pribadi pemiliknya dan perusahaannya tidak
terdapat pemisahan harta kekayaan.
2.4

Kewenangan

Mewakili

Dan

Perseorangan

10

Pertanggungjawaban

Perusahaan

Perusahaan perseorangan perupakan usaha pribadi yang memikul risiko


secara pribadi atau perorangan3. Oleh karena badan usaha ini hanya dimiliki oleh
satu orang secara pribadi, maka yang menanggung seluruh resiko adalah orang
tersebut secara pribadi. Manajemen perusahaan dikelola oleh pemilik, bahkan
terkadang jabatan-jabatan tertentu seperti: direktur, manajer, atau bahkan
sekaligus pelaksana harian di perusahaan tersebut dilakukan oleh pemilik.
Mengenai pengaturan pendirian perusahaan perseorangan, tidak diatur dalam
KUHD dan tidak memerlukan perjanjian karena hanya didirikan oleh satu orang
pengusaha saja. Sementara itu, di Indonesia tidak terdapat peraturan khusus
mengenai perusahaan perseorangan. Terkait kewenangan mewakili dalam
perusahaan perorangan, tentunya yang berhak mewakili dalam menjalankan
kegiatan perusahaan maupun kewenangan untuk berhubungan langsung dengan
pihak lain dalam perusahaan adalah orang yang menjadi pemilik perusahaan
tersebut. Kecuali jika, si pemilik memberi kuasanya kepada seseorang untuk
melakukan sesuatu yang tentunya sesuai dengan ketentuan dalam Bab XVI KUH
Perdata tentang Pemberian Kuasa. Selain itu, perusahaan perseorangan memiliki
struktur yang sederhana dengan kepemilikan tunggal serta memiliki tanggung
jawab tidak terbatas terhadap seluruh utang perusahaan. Artinya, apabila harta
kekayaan perusahaan tidak mencukupi untuk membayar kewajibannya maka akan
digunakan harta milik pribadi guna melunasi utang-utang perusahaan. 4 Sementara
itu, akhir-akhir ini semakin berkembangnya issue mengenai Indonesia menuju
masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) dengan terbentuknya komunitas ekonomi
ASEAN (AEC). Yang mana, AEC (ASEAN Economy Community) sendiri
merupakan pondasi yang diharapkan dapat memperkuat dan memaksimalkan
tujuan integrasi ekonomi dikawasan ASEAN dan membuka peluang bagi negara3

Johannes Ibrahim, Hukum Organisasi Perusahaan, cet. I, (Bandung: Refika Aditama,


2006), hlm 21.
4

Bimo Prasetio, 6 Kelebihan dan Kekurangan Perusahaan


Perseorangan,<http://www.legal4ukm.com/6-kelebihan-dan-kekurangan-perusahaanperseorangan/>, 6 Desember 2014.

11

negara anggota.5 Sampai dengan saat ini, di Indonesia sendiri tahapan dari
pencapaian AEC sudah berjalan mencapai perkembangan peraturan perdangan
bebas dan mulai bergerak mendekati pengembangan sistem kepabeanan serta
pembebasan hambatan-hambatan dalam faktor produksi guna menghadapi
penerapan Custom Union dan Common Market ditahap selanjutnya.6 Karena itu,
sebagai negara anggota ASEAN yang memiliki sektor ekonomi yang terlihat
seperti ladang basah, pemerintah Indonesia harus bekerja ekstra keras untuk
mempersiapkan diri agar menjadi pantas masuk dalam komunitas ekonomi
ASEAN. Apabila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lain, seperti
Brunei, Singapura, Malaysia dan lainnya, kini mereka pun terus meningkatkan
kualitas mereka dalam hal perekonomian demi menghadapi komunitas ekonomi
ASEAN.
Jika dibandingkan dengan negara lain, Singapura contohnya, perusahaan
perseorangan dinamakan dengan Sole-Proprietorship. Perusahaan perseorangan di
Singapura tentunya juga dimiliki hanya satu orang. Karena itu, pemilik pribadi
memiliki seluruh aset dan kewajiban bisnis dan tidak ada perlindungan aset
pribadi dari risiko dan kewajiban bisnis. Artinya, Sebagai satu-satunya pemilik, si
pemilik perusahaan perseorangan memiliki kewajiban yang tidak terbatas, jika
perusahaan perseorangan tersebut tidak dapat membayar semua kewajibannya,
maka para kreditur dapat saja meminta hak atas kerugian kepada si pemilik
dengan meminta aset pribadi si pemilik sebagai jaminan.7 Jika demikian, maka
dalam hal mewakili dalam Sole-Proprietorship, hanya si pemilik perusahaan-lah
yang berhak untuk melakukan kegiatan usaha untuk mewakili perusahaan
perseorangan tersebut.
2.5 Pembagian Laba/Rugi

Sholeh, PERSIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI AEC (ASEAN


ECONOMIC COMMUNITY) 2015, hlm. 1.
6
Ibid. Hlm 3.
7

Types of Business Entities in Singapore,


<http://www.guidemesingapore.com/incorporation/introduction/singapore-incorporation-entitytypes>, 6 Desember 2014.

12

Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, kita dapat


memahami bahwa Perusahaan Perseorangan merupakan perusahaan yang dimiliki
dan dijalankan oleh satu orang. Sebagai akibat dari kepemilikan tunggal tersebut
maka dapat dipahami pula bahwasannya konsekuensi yang timbul adalah ketika
terjadi keuntungan maupun kerugian maka ditanggung secara pribadi oleh pemilik
perusahaan.
Dalam konteks perbandingan antara pengaturan hukum perusahaan
Indonesia dan Singapura maka, kita dapat mengacu pada Business Registration
Act of Singapore dan beberapa peraturan mengenai organisasi perusahaan di
Indonesia. Dalam Business Registration Act of Singapore, disebutkan dengan
tegas bahwa meskipun perusahaan berbentuk Sole Proprietary tetap harus
mendaftarkan diri ke Accounting and Corporate Regulatory Authority (ACRA).
Kemudian perihal pembagian laba dan rugi, masih mengacu pada Business
Registration Act of Singapore, Section 26 (1), disebutkan bahwa, Being an
undischarged bankrupt who directly or indirectly takes part in or is concerned in
the management of any business carried on by any person required to be
registered under this Act, without the leave of the High Court or the written
permission of the Official Assignee..8 Dalam ketentuan tersebut, menjelaskan
bahwasannya dalam suatu usaha apabila mengalami kebangkrutan baik secara
langsung maupun secara tidak langsung sebagai akibat dari sebuah kerjasama,
tetap wajib didaftarkan berdasarkan undang-undang tersebut. Jika disimpulkan,
maka suatu perusahaan perseorangan di Singapore wajib didaftarkan berdasarkan
Business Registration Act of Singapore kepada Accounting and Corporate
Regulatory Authority (ACRA).
Berangkat dari hal tersebut, apabila suatu perusahaan perorangan apabila
mengalami keuntungan maupun kerugian tidak menghindari kewajiban untuk
mendaftarkan perusahaannya dan perihal pembagian laba dan ruginya,
8

Singapore, Business Registration Act of Singapore, Section 26 (1),


Republic of Singapore

13

dikembalikan pada bentuk Perusahaan Perseorangan yang hanya dimiliki


perseorangan maka baik laba maupun ruginya ditanggung secara pribadi oleh
pemilik. Begitu juga dengan adanya kerjasama atau partnership, jika terjadi
keuntungan atau kerugian maka ditanggung secara pribadi oleh pihak-pihak.
Di Indonesia sendiri, perusahaan perseorangan didefinisikan sebagai badan
usaha yang didirikan dan dimiliki oleh pengusaha perseorangan dan bukan
termasuk badan hukum. Badan usaha ini paling mudah diorganisir dan dijalankan
karena wewenang pengelolaannya (manajemen) dipegang olehsatu orang (pemilik
tunggal) sehingga keputusan dapat dibuat dengan cepat. Pendirian badan usaha ini
tidak memerlukan izin dan tata cara tententu sertabebas membuat bisnis
personal/pribadi tanpa adanya batasan untuk mendirikannya.Tanggung jawab
perusahaan terhadap hutang (liabilitas) meliputi seluruh hartakekayaan pribadi
pemiliknya. Penutupan perusahaan terjadi bila pemilik memutuskan menutup
usaha tersebut, bangkrut atau karena kematian pemiliknya.Pada umumnya
perusahaan perseorangan bermodal kecil, jenis serta jumlah produksinya terbatas,
memiliki tenaga kerja/buruh yang sedikit dan masih menggunakan alat produksi
teknologi yang sederhana. Contoh: toko kelontong,tukang bakso keliling,
pedagang asongan, dan lain sebagainya.

Keuntungam dan kerugian pendirian Perusahaan Perseorangan:


a.
b.
c.
d.

Tanggung jawab tidak terbatas dan bisa melibatkan harta pribadi.


Tidak ada kewajiban antar pemilik, karena hanya ada satu pemilik.
Tidak ada pajak, yang ada adalah pungutan dan retribusi.
Seluruh keuntungan dinikmati sendiri.
e. Sulit mengatur roda perusahaan karena diatur sendiri.
f. Keuntungan yang kecil yang terkadang harus mengorbankan
penghasilanyang lebih besar;
g. Jangka waktu badan usaha tidak terbatas atau seumur hidup;
h. Sewaktu-waktu dapat dipindah tangankan.

14

Sebagaimana dijelaskan bahwasannya suatu perusahaan perseroangan


melekat pula harta pribadi si pemilik maka berlaku lah setiap konsekuensi dari
setiap tindakan pemilik sesuai dengan Kitab Undang-undang Hukum Perdata. dan
karena tidak adanya pembagian modal dalam perusahaan bentuk ini, maka setiap
keuntungan dan kerugian yang timbul dari suatu tindakan usaha menjadi tanggung
jawab pemilik.
Menurut Purwosutjipto: Bentuk perusahaan Perseorangan secara resmi
tidak ada,tetapi dalam masyarakat perdaganan bentuk Perusahaan Perseorangan
diterima masyarakat.
Memang setiap perusahaan wajib didaftarkan dalam daftar perusahaan
sebagaimana telah diatur oleh Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 Tentang
Wajib Daftar Perusahaan, akan tetapi ada pengecualiaan dari wajib daftar yaitu:
1. Setiap perusaahan Negara yang berbentuk perusahaan Jawatan (PERJAN)
seperti diatur dalam undang-undang nomor 9 tahun 1969 (lembaran negara
tahun 1969 nomor 40) jo. Indische bedririjvenwet (statblad tahun 1927
nomor 419) sebagaimana telah diubah dan ditambah;
2. Setiap perusaan kecil Perorangan yang dijalankan oleh pribadi
pengusahanya sendiri atau dengan memperkerjakan hanya anggota
keluarganya sendiri yang terdekat serta tidak memerlukan izin usaha dan
tidak merupakan suatu badan hukum dan suatu persekutuan
Dalam praktiknya sebagian Perusahaan Perseorangan pendiriannya
menggunakan akta otentik, yaitu akta yang dibuat oleh Notaris sebagai pejabat
yang berwenang. Mengenai pembagian laba dan rugi Perusahaan Perseorangan
tidak ada peraturan perundang-undangan (hukum) yang mengaturnya, karena
perusahaan ini

dijalankan dan dikendalikan oleh pemilik perusahaan

perseorangan tersebut, maka dari itu segala sesuatunya menjadi tanggung jawab
pemilik.
2.6 Pembubaran Perusahaan Perseorangan

15

Sesuai konsep dari Perusahaan Perseorangan yaitu perusahaan yang


pendiriannya mudah dan sederhana dibandingkan dengan jenis perusahaan
lainnya. Aturan yang ada tidak menentukan suatu kategori khusus tentang bentuk
usaha ini, sehingga tidak ada pemisahan secara hukum antara perusahaan dan
kepentingan pribadi. Semua urusan perusahaan menjadi satu dengan urusan
pribadi pemilik. Di Indonesia belum terdapat aturan yang cukup komprehensif
yang dapat dijadikan dasar hukum perusahaan perseorangan. Namun perusahaan
perseorangan diakui keberadaannya di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dalam
kehidupan sehari-hari dimana masih banyak orang yang membuat usaha dengan
konsep perusahaan perseorangan, misalnya laundry, angkutan bus, pengusahan
konstruksi lokal. Hal ini dikarenakan perusahaan perseorangan mudah untuk
didirikan dan mudah juga untuk membubarkannya. Ciri pokok perusahaan
perseorangan yaitu tanggung jawab tidak terbatas dan bisa melibatkan harta
pribadi dari pemilik perusahaan perseorangan tersebut. Hal tersebut dikarenakan
seluruh keuntungan yang didapatkannya akan dinikmati sendiri, sehingga
kerugian yang akan muncul nantinya juga akan ditanggung oleh dirinya sendiri.
Di Singapura perusahaan perseoranagan (sole proprietorship) tidak
termasuk didalam badan hukum9. Sehingga dilihat dari sudut pandang hukum,
pemilik dan perusahaan perseorangan adalah sama. Sehingga semua pengawasan
dan kegiatan operasi adalah dibawah kendali dari pemilik. Jika dilihat dari
pertanggungjawaban, maka pemilik dapat dituntut dan menuntut oleh pihak
ketiga, segala utang dari perusahaan perseorangan juga merupakan utang dari
pemilik sehingga nantinya apabila unag perusahaan tidak mencukupi maka uang
dari pemilik akan dipakai untuk membayar utang. Di Singapura perusahaan
perseorangan tidak dikenakan pajak negara, sehingga keuntungan yang
didapatkan akan bisa masuk langsung kedalam kas pemilik atau dengan kata lain
bisa dinikmati langsung oelh pemilik perusahaan perseorangan. Selain itu didalam
perusahaan perseorangann juga cukup sulit unruk mendapatkan tambahan modal
9

http://www.guidemesingapore.com/incorporation/other/business-entity-type-comparison,
diakses pada 4 Desember 2014 pukul 10.04.

16

dari pihak ketiga (bank), hal ini dikarenakan tingkat kepercayaan kepada
perusahaan perseorangan masih rendah dari pada perseoran terbatas (PT) yang
merupakan suatu Legal Entity sehingga mempunyai kepercayaan publik yang
cukup tinggi.
Untuk pembubaran perusahan perseorangan di negara Indonesia dan di
negara Singapura tidak ada aturan yang mengatur secara khusus mengenai
pembubaran. Hal ini dikarenakan bentuk perusahaan perseorangan sudah bisa
dilihat siapa yang akan bertanggungjawab apabila terdapat utang dan apabila
utang

tersebut

tidak

bisa

dibayar,

maka

pemilik

akan

bisa

diminta

peranggungjawaban sampai dengan harta pribadinya. Oleh karena sebagai pemilik


maka akan menikmati kekayaan atau untung dengan menikmatinya sendiri
sehingga apabila rugi maka akan ditanggungnya sendiri sampai harta pribadinya.
Untuk kematian pemilik maka akan bisa diberikan kepada ahli waris sesuai aturan
mengenai waris. Dimana berdasarkan Pasal 832 KUHPerdata yang berhak untuk
menjadi ahli waris ialah para keluarga sedara, baik sah, maupun luar kawin dan si
suami atau istri yang hidup terlama.
Sehingga ahli waris dengan sendirinya karena hukum memperoleh hak
milik atas segala barang, segala hak dan segala piutang si yang meninggal (Pasal
833 KUHPerdata). Sehingga sesuai aturan yang ada di KUHPerdata, maka ahli
waris dari pemilik perusahaan perseorangan akan menjadi ahli waris atas usaha
tersebut. Sehingga untuk melanjutkan atau tidak perusahaan perseorangan adalah
hak dari ahli waris.

17

BAB 3
KESIMPULAN
Indonesia belum memiliki aturan yang jelas mengenai perusahaan
perseorangan begitu pula dengan negara Singapura. Akan tetapi di Singapura
pendirian perusahaan perseorangan Singapura tetap diatur hanya terbatas dalam
pendirianya saja. Adanya suatu pendaftaran yang dilakukan oleh negara Singapura
terhadap semua perusahaan yang ada di negara nya membuat dapat diketahui
dengan jelas jumlah dan kriteria usaha yang ada di negara tersebut.
Setidaknya, Singapura selangkah lebih maju dari pada Indonesia dalam
mempersiapkan negara nya dalam menghadapi masyarakat ekonomi Asean
(MEA) dalam hal pengaturan perusahaan perseorangan. Perusahaan perseorangan
merupakan bentuk usaha yang sangat sederhana dan dapat dibuat oleh siapa saja

18

sehingga jumlah nya akan jadi sangat banyak dan akan berpengaruh terhadap
perekonomian Indonesia. Oleh karena itu pemerintah seharusnya memberikan
suatu aturan yang dapat melindungi pelaku usaha yang bentuk usahanya
perusahaan perseorangan yang pada umumnya berada pada tingkat ekonomi kelas
menengah ke bawah. Sehingga negara kita siap bersaing di komunitas ekonomi
Asean 2015 yang akan datang.

Daftar Pustaka

Ibrahim, Johannes. Hukum Organisasi Perusahaan, cet. I. Bandung : Refika


Aditama, 2006.
Prasetio, Bimo. 6 Kelebihan dan Kekurangan Perusahaan Perseorangan
Sardjono, Agus, dkk. Hukum dagang. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Sholeh, Persiapan Indonesia dalam Menghadapi AEC ( Asean Economiv
Community), 2015.
Singapore, Business Registration Act of Singapore, Section 26 (1), Republic of
Singapore

http://www.guidemesingapore.com/incorporation/introduction/singaporeincorporation-entity-types, diakses pada 6 Desember 2014.

19

http://www.guidemesingapore.com/incorporation/other/business-entity-typecomparison, diakses pada 4 Desember 2014 pukul 10.04.


http://www.legal4ukm.com/6-kelebihan-dan-kekurangan-perusahaanperseorangan, diakses pada 6 Desember 2014.
http://www.crmsindonesia.org/node/624 diunduh pada tanggal 08 Desember 2014

20

Anda mungkin juga menyukai