Nomor: 128/G/2011/PTUN.JKT
MELAWAN
GUBERNUR PROVINSI DKI JAKARTA, berkedudukan di Jalan Medan Merdeka
Selatan Nomor 8-9 Jakarta Pusat, dalam hal ini berdasarkan Surat Kuasa Khusus
Nomor 1638/1.711.117 tertanggal 1 Juli 2011, memberikan kuasa kepada:
1. Chairani Mecca,S.H,LL.M.
2. Farisa Alifah,S.H.,LL.M.
3. Fadel Muhammad,S.H.,LL.M.
4. Nurfahmi Islami Kaffah,S.H.,LL.M
Semuanya adalah Pegawai Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta,
berkantor pada Biro Hukum Setda Provinsi DKI Jakarta yang beralamat di Gedung
Balai Kota Blok G Lantai IX, Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 8-9, Jakarta
Pusat, yang bertindak untuk dan atas nama Gubernur Provinsi DKI Jakarta
Berdasarkan surat kuasa khusus nomor 1638/1.711.117 tertanggal 1 Juli 2011, yang
selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT;
GEREJA TIBERIAS INDONESIA, yang diwakili oleh PDT.DR YESAYA
PARIADJI, STH, warga Negara Indonesia, selaku Ketua Umum Gereja Tiberias
Indonesia berdasarkan Keputusan Pleno Sinode Gereja Tiberias Indonesia tanggal 21
Juni
2001
berdasarkan
surat
kuasa
khusus
nomor
(70/SK.KHS/LBH
tersebut:
Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
Nomor: 128//PEN//2011/PTUN-JKT, tertanggal 8 Juli 2011, tentang
Penunjukan Majelis Hakim yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan
Sengketa tersebut:
Telah membaca Penetapan Hakim Ketua Majelis Pengadilan Tata Usaha
Negara Jakarta Nomor : 128/PEN/2011/PTUN-JKT, tertanggal 12 Juli 2011,
Nomor
OBJEK GUGATAN
1. Bahawa adapun yang menjadi Objek Gugatan dalam gugatan ini adalah
Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 488/2011 atas Perubahan
Atas Keputusan Gubernur Nomor 685/2007 tentang Persetujuan Pemanfaatan
Tanah Milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta seluas kurang lebih 4.692M2,
terletak di Jl. Kelapa Nias, Kelurahan Kelapa Gading Barat, Kecamatan
Kelapa Gading, Jakarta Utara Kepada Gereja Tiberias Indonesia Untuk
Pembangunan Gereja, yang diterbitkan pada tanggal 5 Maret 2011.
2. Bahwa objek gugatan atau KTUN bersifat konkret, Surat Keputusan tersebut
nyata-nyata dibuat oleh Tergugat, tidak abstrak tetapi terwujud, tertentu, dan
dapat ditentukan apa yang harus dilakukan yaitu persetujuan pemanfaatan
bidang tanah milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta seluas kurang lebih
4.692 M2 yang terletak di Blok HT-60 Jalan Kelapa Nias, Kelurahan Kelapa
Gading Barat, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara Kepada Gereja
Tiberias Indonesia (Dahulu Paroki Santo Yakobus) Untuk Pembangungan
Gereja.
III.
2. Bahwa tergugat adalah Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang
mengeluarkan keputusan yang berdasarkan wewenang yang ada padanya atau
yang dilimpahkan kepadanya yang digugat oleh orang atau badan hukum
perdata, Pasal 1 angka (6) UU No. 5 Tahun 1986.
3. Bahwa gugatan yang diajukan adalah perkara tingkat pertama yang artinya
kewenangan mengadili berada pada Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN),
sesuai dengan Pasal 8 huruf (a) bahwa Pengadilan Tata Usaha Negara
(PTUN) merupakan pengadilan tingkat pertama.
IV.
PERMOHONAN PENUNDAAN
Bahwa objek gugatan sudah dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2011
sehingga terdapat keadaan mendesak;
Bahwa dengan objek gugatan sudah dilaksanakan, Penggugat merasa sangat
dirugikan karena terusiknya ketentraman warga RW. 06 dengan adanya
aktifitas-aktifitas pihak yang tak dikenal memasukan material bangunan
seperti pasak bumi dan alat berat lain yang biasa digunakan untuk mendirikan
konstruksi;
Bahwa fakta-fakta diatas telah memenuhi ketentuan Pasal 67 ayat (2) jo ayat
(4) UU No. 5 Tahun 1986.
Bahwa oleh karenanya Penggugat mohon agar diterbitkan penetapan yang
berisi perintah kepada Tergugat agar menunda pelaksanaan objek gugatan,
sampai perkara a quo berkekuatan hukum tetap (BHT).
V.
POSITA
1. Bahwa Penggugat, adalah tokoh masyarakat yang juga Ketua RW. 06,
Kelurahan Kelapa Gading Barat, Kecamatan Kelapa Gading, Kotamadya
Jakarta Utara merupakan bagian dari warga masyarakat yang terkena dampak
pengalihan lahan terbuka hijau menjadi bangunan Gereja Tiberias Indonesia,
yang selain bertindak untuk dirinya sendiri, juga sekaligus mewakili warga
lainnya di RW.06 Kelurahan Kelapa Gading Barat (KGB), Kecamatan Kelapa
Gading, Kotamadya Jakarta Utara, yang mengalami kerugian berupa
hilangnya lahan terbuka hijau sebagai tempat penyerapan air dan taman
bermain atau olahraga warga;
2. Bahwa mengingat lahan terbuka hijau dimaksud adalah lahan fasilitas sosial
atau fasilitas umum (fasos/fasum), yang dibeli oleh warga bersamaan dengan
membeli rumah yang harganya sudah termasuk harga fasos/ fasumnya,
sehingga harga rumah di wilayah RW.06 KGB, Kecamatan Kelapa Gading,
Kotamadya Jakarta Utara menjadi lebih mahal;
3. Bahwa Prosedur Gugatan Kelompok ini diajukan dengan merujuk pada Pasal
2 huruf a, b, dan c Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2002 tentang
Acara Gugatan Perwakilan Kelompok, yang menyebutkan bahwa Gugatan
dapat diajukan dengan mempergunakan tata cara Gugatan Perwakilan
Kelompok apabila:
----- Jumlah anggota kelompok sedemikian banyak sehingga tidaklah efektif
dan efesien apabila gugatan dilakukan secara sendiri-sendiri atau secara
bersama-sama dalam satu gugatan;
----- Terdapat kesamaan fakta atau peristiwa dan kesamaan dasar hukum
yang digunakan yang bersifat substansial, serta terdapat kesamaan jenis
tuntutan diantara wakil kelompok dengan anggota kelompoknya;
----- Wakil kelompok memiliki kejujuran dan kesungguhan untuk melindungi
kepentingan anggota kelompok yang diwakilinya;
4. Bahwa oleh karena masyarakat warga RW.06 KGB, jumlahnya yang cukup
banyak, dengan fakta yang sama, dan bila masing-masing secara langsung dan
sendiri-sendiri bertindak sebagai Penggugat dalam gugatan ini tidaklah
efektif, sehingga menjadi tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
diatas;
5. Bahwa dengan adanya kesamaan-kesamaan tersebut, maka Penggugat telah
memenuhi syarat untuk dapat melakukan gugatan perwakilan kelompok (class
action) dimana Penggugat selain bertindak untuk dan atas nama dirinya
sendiri juga dapat sekaligus mempunyai kedudukan hukum untuk mewakili
warga masyarakat RW. 06;
masyarakat
setempat
berdasarkan
standar
fasilitas
Pasal 15 ayat (3) karena fasilitas yang dibangun tidak sesuai dengan
kebutuhan masyarakat RW.06 Kecamatan Kelapa Gading Barat.
11. Bahwa masyarakat RW.06 tidak memerlukan lagi fasilitas umum berupa
tempat peribadatan, yang dalam gugatan ini dimaksud adalah Gereja Tiberias
Indonesia, karena disekitar kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara sudah ada
lima Gereja Tiberias Indonesia.
12. Bahwa pembangunan Gereja Tiberias Indonesia yang dibangung di kawasan
tempat tinggal Penggugat berpotensi menimbulkan kemacetan, mengingat
Gereja Tiberias Indonesia memiliki jemaat sebanyak 400.000 (empat ratus
ribut) sehingga aktifitas jemaat sebanyak itu akan menimbulkan kemacetan
dan ketidaknyamanan bagi Penggugat yang tinggal di wilayah RW.06.
13. Bahwa sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang
Perumahan dan Kawasan Pemukiman, dalam Pasal 1 angka ., menyatakan
bahwa pengertian perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari
pemukiman, baik perkotaan maupun pedesaan, yang dilengkapi dengan
prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil uapaya pemenuhan
rumah layak huni. Serta dalam Pasal 42 Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2011 dikatakan bahwa prasarana, sarana, dan utilitas umum merupakan syarat
yang harus dilengkapi dalam suatu perumahan. Bahkan, ketika perumahan
tersebut masih dalam tahp pembangunan, pemasaran perumahan melalui
perjanjian pendahuluan jual beli tersebut barulah dapat dilakukan setelah
adanya kepastian atas ketersediaan prasarana, sarana, dan utilitas umum yang
disediakan developer.
14. Bahwa saat perjanjian jual beli rumah antara Penggugat dengan PT
Summarecon sebagai developer, Penggugat akan mendapatkan fasilitas
umum/fasilitas sosial, salah satunya berupa lahan terbuka hijau yang
diperuntukkan sebagai sarana olahraga/bermain/rekreasi dan juga sebagai
daerah resapan air yang saat ini sudah dialihfungsikan menjadi Gereja Tiberias
Indonesia sesuia dengan Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 488/2011.
15. Bahwa Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 1999 telah
melanggar Pasal 79 yang menyatakan Dalam kegiatan penataan ruang
wilayah, masyarakat berhak :
yang
benar,
jujur,
dan
tidak
diskriminatif
tentang
2008
jo
Putusan
Kasasi
Mahkamah
Agung
RI
Nomor
PETITUM/TUNTUTAN
A. Dalam Penundaan
Mengabulkan Permohanan Penundaan yang diajukan Penggugat.
B. Dalam Pokok Perkara
1. Mengabulkan gugatan penggugat seluruhnya;
2. Menyatakan batal atau tidak sah Keputusan Gubernur No. 488/2011 atas
Perubahan Keputusan Gubernu Nomor 685/2007 Tentang Persetujuan
Pemanfaatan Tanah Milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta seluas kurang
lebih 4.629 M2 yang terletak di Blok HT-60 Jalan Kelapa Nias, Kelurahan
Kelapa Gading Barat, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kepada
Gereja Tiberias Indonesia untuk Pembangungan Gereja.
3. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut Keputusan Gubernur Nomor 488/2011
atas Perubahan Keputusan Gubernu Nomor 685/2007 Tentang Persetujuan
Pemanfaatan Tanah Milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta seluas kurang
lebih 4.629 M2 yang terletak di Blok HT-60 Jalan Kelapa Nias, Kelurahan
Kelapa Gading Barat, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kepada
Gereja Tiberias Indonesia untuk Pembangungan Gereja.
4. Menghukum Tergugat membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara
ini;
Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditetapkan, kedua belah
pihak yang berperkara telah datang menghadap dipersidangan, untuk Penggugat
datang menghadap Kuasa Hukumnya bernama: Dini Oktavia, S.H., LL.M., M.H.,
Rizki Wibowo, S.H., M.H.,. berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor :
267/SK/VI/2011 tertanggal 24 Juni 2011 dan Terguggat datang menghadap Kuasa
Hukumnya bernama: Chairani Mecca, S.H, LL.M, Farisa Alifa, S.H., LL.M.,.
berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor : 1638/1.711.117 tertanggal 1 Juli 2011
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, Tergugat telah
mengajukan Jawaban tertulis pada persidangan tanggal 7 September 2011, yang
isinya sebagai berikut:
I.
Dalam Penundaan
1. Bahwa Gereja sebagai tempat ibadah merupakan fasilitas sosial yang
dibutuhkan dalam lingkungan pemukiman sehingga dikategorikan
Dalam Eksepsi :
Bahwa Tergugat menolak seluruh dalil-dalil gugatan Penggugat kecuali
yang diakui secara tegas dan jelas :
a. Kompetensi Absolut
1. Bahwa Penggugat telah mengajukan gugatan perwakilan kelompok
(class action) pada tanggal 28 Juni 2011 dengan objek gugatan :
- Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 488/2011 atas
Perubahan Atas Keputusan Gubernur Nomor 685/2007 tentang
Persetujuan Pemanfaatan Tanah Milik Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta seluas kurang lebih 4.692M2, terletak di Jl. Kelapa Nias,
Kelurahan Kelapa Gading Barat, Kecamatan Kelapa Gading,
Jakarta
Utara
Kepada
Gereja
Tiberias
Indonesia
Untuk
Pembangunan Gereja.
2. Bahwa Penggugat telah mengabaikan ketentuan Pasal 53 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 jo. Undang-Undang Nomor 51
Tahun 2009 terkait status/kedudukan Penggugat dalam PTUN yang
menyebutkan bahwa Seseorang atau Badan Hukum Perdata yang
merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha
Negara dapat mengajukan Gugatan tertulis kepada Pengadilan yang
berwenang yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara
yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah dengan atau
tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan atau rehabilitasi;
3. Bahwa berdasarkan redaksional Pasal a quo maka yang berhak
menjadi Penggugat ialah seseorang atau Badan Hukum Perdata;
4. Bahwa berdasarkan redaksional Pasal a quo tidak diatur atau
dimungkinkannya dilakukan gugatan perwakilan kelompok;
5. Bahwa berdasarkan surat gugatan yang diajukan Penggugat,
Penggugat yang juga Ketua RW. 06 Kelurahan Kelapa Gading Barat,
Kecamatan Kelapa Gading, Kota Madya Jakarta Utara, menyatakan
diri sebagai perwakilan kelas dalam class action;
6. Bahwa Penggugat keliru dan tidak berdasar dalam mengajukan
gugatan yang mengatasnamakan kelompok (class action) sehingga
tidak memenuhi kriteria dan kepentingan hukum;
7. Bahwa dengan demikian sudah seharusnya gugatan yang diajukan
Penggugat tidak berdasar dan oleh sebab itu haruslah dinyatakan
ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima.
b. Tenggang Waktu Mengajukan Gugatan
1. Bahwa Penggugat dalam gugatannya mendalilkan bahwa Penggugat
mengetahui rencana pembangunan Gereja Tiberias Indonesia (GTI)
pada tanggal 13 April 2011 pada saat Penggugat hadir memenuhi
undangan rapat dari Lurah Kelapa Gading Barat dan kemudian
gugatan diajukan pada tanggal 28 Juni 2011;
2. Bahwa dalil Penggugat diatas adalah dalil yang mengada- ada dan
merupakan rekayasa Penggugat dengan mengatur waktu seolaholah
gugatan Penggugat masih dalam tenggang waktu, padahal fakta
hukumnya Surat Keputusan Gubernur No. 488/2011 di terbitkan pada
tanggal 5 Maret 2011 sehingga berdasarkan asas Erga Omnes,
Penggugat dan anggota kelompoknya dianggap telah mengetahui
putusan a quo sejak diterbitkannya putusan Pejabat Tata Usaha Negara
tersebut.
Asas
tertib
penyelenggaraan
Negara,
dalam
gugatan
tempat
tinggal
Penggugat
berpotensi
menimbulkan
jo
No.147/B/2008/PTUN.JKT
jo
INDONESIA yang
diwakili
oleh
PDT.DR.YESAYA
Dalam Penundaan
1. Bahwa Tergugat II Intervensi menolak seluruh dalil-dalil Penggugat kecuali
yang secara diakui Tergugat II Intervensi.
4. Bahwa berdasarkan Pasal 15 Perda DKI Jakarta No.6 Tahun 1999 tentang
RTRW DKI Jakarta, Interpretasi yang benar adalah holistic yang dalam pasal
15 (3) dikatakan sebagai sarana lingkungan, jenisnya adalah seperti yang
dijabarkan dalam ayat (4), yakni;
Pasal 15 (4) Fasilitas Umum/Fasilitas Sosial sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) meliputi :
a.
b.
c.
d.
e.
Fasilitas Pendidikan ;
Fasilitas Kesehatan ;
Fasilitas Peribadatan ;
Fasilitas Olah Raga/Kesenian/Rekreasi ;
Fasilitas Pelayanan Pemerintah ;
f.
g.
h.
5. Bahwa menurut
sehingga
Kompetensi Absolut
1.1.
Bahwa Penggugat telah mengajukan gugatan perwakilan kelompok
(class action) pada tanggal 28 Juni 2011 dengan objek gugatan
Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 488/2011 atas
Perubahan Atas Keputusan Gubernur Nomor 685/2007 tentang
Persetujuan Pemanfaatan Tanah Milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
seluas kurang lebih 4.692M2, terletak di Jl. Kelapa Nias, Kelurahan
Kelapa Gading Barat, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara Kepada
1.2.
1.3.
selaku Pribadi;
Badan hukum perdata, yaitu setiap badan yang bukan badan
hukum publik.
Bahwa Penggugat mengajukan Gugatan selaku tokoh masyarakat yang
juga Ketua RW. 06 Kelurahan Kelapa Gading Barat,
Kecamatan
1.6.
action).
Bahwa dengan demikian secara yuridis gugatan yang diajukan oleh
Penggugat telah keliru dan tidak berdasar dengan mengatasnamakan
kelompok (class action) sehingga tidak memenuhi kriteria dan
kepentingan hukum.
2.
2.3.
badan
hukum
perdata yang dituju oleh keputusan badan /Pejabat Tata Usaha Negara adalah 90
(Sembilan puluh) hari sejak saat diterimanya atau diumumkannya
2.4.
tenggang
yaitu sejak si
waktu
90
Penggugat
2.7.
rapat
atas
objek
2.8.
2.9.
2.10.
2.11.
tentang
Perubahan
Kedua
atas
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Jo. SEMA Nomor 2 Tahun 1991 tanggal
3 Juli 1991 tentang Peradilan Tata Usaha Negara
bahwa pembangunan
gereja
tersebut
berpotensi
dijadikan
sebagai
fakta
hukum
3.2.2.
3.3.
3.3.3.
quo.
Bahwa dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa Gugatan Penggugat
kabur (obscuur Libel).
Berdasarkan eksepsi tersebut memohon agar majelis dapat memutuskan yaitu menerima
eksepsi Tergugat II Intervensi dan menolak gugatan Penggugat atau setidak-tidaknya
menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima.
III. Dalam Pokok Perkara
1.
Bahwa dalam Bagian V angka 2 Gugatan Penggugat, Penggugat telah salah dalam
mengklaim bahwa tanah untuk fasilitas umum dan fasilitas sosial dalam daerah perumahan
Penggugat adalah milik Penggugat karena telah termasuk dalam paket pembelian rumah yang
dilakukan Penggugat. Padahal pengembang dalam hal ini PT. Summarecon dalam
penyelenggaraannya telah menyerahkan tanah a quo pada pihak Pemda DKI Jakarta. Terkait
bagaimana selanjutnya penggunaan tanah a quo tadi adalah dengan sepenuhnya kewenangan
Pemda DKI Jakarta sehingga tanah tersebut tidak berada dalam kekuasaan Penggugat.
2.
Bahwa dalam butir 6 pernyataan Penggugat tidak dapat diterima secara logis,
Bahwa dalam butir 9 pernyataan Penggugat telah salah dalam penafsiran Peraturan
Perundang-undangan, dalam hal ini Perda DKI Jakarta No.6 Tahun 1999 tentang RTRW DKI
Jakarta. Penggugat telah melakukan Interpretasi Parsial dalam Pasal 15 tentang Kawasan
Permukiman dengan hanya mengambil ayat (3) dan tidak meneruskan interpretasi pada pasal
selanjutnya, padahal merupakan satu- kesatuan.
4.
Bahwa terkait Pasal 15 Perda DKI Jakarta No.6 Tahun 1999 tentang RTRW DKI
Jakarta, Interpretasi yang benar adalah holistic yang dalam pasal 15 (3) dikatakan sebagai
sarana lingkungan, jenisnya adalah seperti yang dijabarkan dalam ayat (4), yakni;
Pasal 15 (4) Fasilitas Umum/Fasilitas Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi :
1)
Fasilitas Pendidikan ;
1)
Fasilitas Kesehatan ;
2)
Fasilitas Peribadatan ;
3)
4)
5)
6)
Fasilitas Perbelanjaan/Niaga ;
7)
Fasilitas Transportasi.
5.
Telah jelas dan terang bahwa pembangunan Gereja Tiberias adalah termasuk dalam
sarana lingkungan yang dimasukkan dalam Rencana Tata Ruang dan Rencana Tata Wilayah
Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Pembangunannya kemudian dimaksudkan untuk penyediaan
fasilitas peribadatan dan penggunaan oleh masyarkat umum. Keputusan a quo dikeluarkan
adalah untuk pemenuhan rencana tata ruang dan rencana tata wilayah DKI Jakarta, dengan
demikian Pembangunan Gereja Tiberias telah dinyatakan oleh Pemda DKI Jakarta sebagai
bagian dari rencana tata ruang dan rencana tata wilayah (RTRW) DKI Jakarta.
6.
karena sudah ada 5 Gereja tiberias lain di daerah sekitar Kawasan Kelapa Gading, sedangkan
butir 12 menyatakan ada sekitar 400.000 jemaat Gereja Tiberias yang membuat potensi
kemacetan. Dapat dikatakan bahwa justru karena ada sekitar 400.000 jemaat, maka di daerah
Kawasan Kelapa Gading pun dibangun Gereja Tiberias untuk memenuhi kepentingan umum
sekitar 400.000 jemaat yang juga warga Indonesia yang pula berhak atas ketersediaan tempat
peribadatan. Karena fasilitas umum dan fasilitas sosial adaklah milik masyarakat dan
pembangunannya tidak hanya memperhatikan keinginan dari Penggugat belaka, melainkan
perlu melihat kebutuhan masyarakat yang mendesak.
7.
Bahwa
dalam
butir
11
dan
12
pernyataan
Penggugat,
terlihat
ada
penggugat sendiri.
8.
yang groundless, Penggugat mengada-ada, sebab justru dibangunnya Gereja Tiberias yang
keenam adalah untuk memberikan ruang agar tidak terjadi konsentrasi jemaat yang hanya di
lima (5) gereja dengan jumlah jemaat sekitar 400.000, dengan demikian dapat dikurangi
dampak kemacetan, Lebih jauh lagi penggugat yang telah mengada-ada dengan
pernyataannya ini karena tidak berdasarkan suatu penelitian yang sifatnya ilmiah, namun
serta merta mengatakan pasti akan terjadi kemacetan, yang demikian secara logis tidak dapat
dijadikan pertimbangan.
9.
memberikan alasan pertimbangan logis, dalam artian serta merta langsung melakukan
penyimpulan fakta materiil (padahal perlu dilakukan pembuktian dengan menunjukkan bukti
yang nyata-nyata tidak dimiliki oleh Penggugat terkait tuduhan KKN) dan justifikasi
seadanya bahwa telah terjadi adanya pelanggaran hukum terhadap Pasal 79 Perda DKI
Jakarta No. 6 tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang
Penyelenggaraan Negara Bebas Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam Pasal 3.
10.
rencana tata ruang adalah tidak benar, pengguat telah diikutsertakan dan telah ada persetujuan
dari 60 orang warga sekitar Kelapa Gading sebagai bentuk persetujuan warga daerah
bersangkutan sehingga telah sesuai Pasal 79 Perda DKI Jakarta No. 6 tahun 1999.
11.
Bahwa terhadap pemenuhan asas kepentingan umum pun telah sesuai dengan jumlah
jemaat sekitar 400.000 dan hanya ada 5 gereja, pertimbangan logis yang menuntut urgency
adalah dipenuhinya kepentingan masyarakat yang lebih memberikan dampak terhadap
400.000 warga negara Indonesia tersebut atau masyarakat etrsebut daripada untuk alasan
mengada-ada kemacetan oleh sebagian warga RW 6. Menurut asas kepentingan umum
pemenuhan kepentingan masyarakat yang berjumlah 400.000 itulah yang diprioritaskan
daripada sebagian warga RW 06.
12.
pun telah sesuai karena dasar dari keluarnya Keputusan a quo dan persetujuan pembangunan
Gereja adalah untuk pemenuhan RT/RW DKI Jakarta dan kebutuhan dari masyarakat sekitar
daerah Kelapa Gading.
Berdasarkan uraian diatas, bersama ini Tergugat II Intervensi meminta dengan hormat kepada
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini dapat memutuskan sebagai berikut
:
DALAM PENUNDAAN
1. Menolak permohonan penundaan yang diajukan oleh Penggugat
DALAM EKSEPSI
1. Menerima eksepsi Tergugat II Intervensi
2. Menyatakan gugatan Penggugat ditolak atau setidak- tidaknya tidak dapat diterima ( Niet
Out Vankelijk Verklaard).
DALAM POKOK PERKARA
1. Menolak Gugatan Penggugat untuk seluruhnya.
2. Menyatakan sah Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor : Keputusan Gubernur
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 488/2011 tanggal 5 Maret 2011.
3. Membebankan biaya perkara kepada penggugat.
Atau jika Majelis berpendapat lain, mohon putusan yang seadiladilnya menurut hukum (ex
Aequo et Bono).
Menimbang, bahwa terhadap Jawaban Tergugat dan Jawaban Tergugat II Intervensi
tersebut, kuasa hukum Penggugat telah mengajukan Replik pada persidangan tanggal 9
Agustus 2011 dan untuk mempesingkat uraian putusan ini, maka isi selengkapnya dari Replik
tersebut cukup ditunjuk pada Berita Acara Persidangan yang bersangkutan;
Menimbang, bahwa atas Replik penggugat tersebut, pihak Tergugat dan pihak
Tergugat II Intervensi telah mengajukan Duplik pada persidangan tanggal 16 Agustus 2011
dan untuk mempersingkat uraian putusan ini, maka isi selengkapnya dari Duplik tersebut
Perubahan Atas Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor
685/2007 Tentang Persetujuan Pemanfaatan Tanah Milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Kepada Gereja Tiberias Indonesia Untuk Pembangunan Gereja Di Daerah Khusus Ibukota
Jakarta
-
P-2
P-3
P-4
P-5
P-6
Indonesia
-
P-7
P-8
P-9
T-1
T-2
Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus
Ibukota Jakarta Nomor 685 Tahun 2007 Tentang Persetujuan Pemanfaatan Tanah
Milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Kepada Gereja Tiberias Indonesia Untuk
Pembangungan Gereja Di Daerah Khusus Ibukota Jakarta
-
T-3
T-4
Summarecon Agung
-
T-5
T-6
T-7
T-8
Surat
Rekomendasi
Tertulis
Kepada
Forum
Kerukunan
Kepala
Departemen
Agama
Beragama
(FKUB)
Kabupaten/Kota
-
T-9
Surat
Rekomendasi
Umat
Kabupaten/Kota
-
T-10
Peraturan Daerah No. 6 Tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
T-11
tahun 2006
Menimbang, bahwa untuk mempertahankan dalil-dalil Jawabannya,
Tergugat II Intervensi telah mengajukan bukti Tertulis berupan foto kopi
T II Intv-1
Nomor : 685 Tahun 2007 Tentang Persetujuan Pemanfaatan Tanah Milik Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta Seluas Kepada Gereja Tiberias Indonesia Untuk Pembangungan
Gereja Di Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
-
T II Intv-2
Nomor : 488 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Keputusan Gubernur Kepala
Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 685 Tahun 2007 Tentang Persetujuan
Pemanfaatan Tanah Milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Kepada Gereja Tiberias
Indonesia Untuk Pembangungan Gereja Di Daerah Khusus Ibukota Jakarta
-
T II Intv-3
beserta KTP-nya
-
T II Intv-4
T II Intv-5
Gading Barat.
- Tahu mengenai undangan rapat.
- Pada saat rapat membahas tentang sosialisasi pembangunan gereja di
lingkungan RW 06 Kelapa Gading Barat.
- Terdapat 160 orang dari 200 orang yang datang rapat tidak setuju atas
pembangunan gereja tersebut.
- Mengetahui adanya surat pemberitahuan mengenai ketidaksetujuan
warga RW 06 atas pembangunan gereja di papan informasi Kelurahan
dan secara bersama-sama warga mengajukan gugatan ke PTUN.
- Warga mengajukan gugatan karena lahan tersebut sebenarnya
merupakan lahan kosong yang diperuntukan untuk pembangunan
fasos/fasum. Nah, Warga rw 06 berharap lahan itu dibangun sarana
olahraga, namun ternyata malah dibangun sebuah gereja. Makanya
warga merasa dirugikan atas pembangunan tersebut.
- Lahan kosong ini sebenarnya dulu milik Summarecon yang dihibahkan
kepada pemprov DKI. Kemudian dari Pemprov DKI diserahkan
kepada Gereja Tiberias Indonesia untuk dijadikan Gereja. Tapi, SK
Pengalihan dari Pemprov ke Gereja Tiberias itu dulu bermasalah dan
sudah dibatalkan oleh PTUN tahun 2007.
- Mengetahui ada sejumlah warga yang mengajukan permohonan
pembangunan gereja sejak tanggal 10 Januari 2010.
- Sudah beberapa kali sejumlah warga mengusulkan pembangunan
Gereja Tiberias namun hanya secara lisan. Sedangkan pengajuan
permohonan secara tertulis hanya satu kali yaitu pada tanggal 10
Januari 2010.
- Setelah adanya putusan PTUN pada tahun 2007, pembangunan yang
sedang dilakukan di atas lahan tersebut tidak dilanjutkan lagi.
- Mengetahui pembangunan Gereja dari sekitar awal bulan Maret
Dalam hal suatu gugatan telah diterima oleh ketua pengadilan negeri maka
dapat dikatakan bahwa gugatan telah sah hal ini sesuai dengan pasal 63 UU
No 5 tahun 1986 yaitu prosedur penentuan dapat tidaknya suatu gugatan
diajukan dengan perwakilan kelompok ditentukan dalam pemeriksaan
persiapan sesuai dengan pasal 63 UU no 5 tahun 1986.
Ketika suatu SK yang telah dicabut maka dapat dikatakan satau hukumnya
telah tiada, tidak memiliki daya ikat lagi. Sehingga apabila terdapat SK yang
Dalam hal ini yang dimaksud kerugian adalah apabila terdapat tindakan
pejabat TUN yang menerbitkan SK, misalnya SK penggusuran tempat
tinggal warga disuatu wilayah. Tanpa adanya pencabutan SK tersebut dapat
menimbulkan kerugian yang terus-menerus kepada warga, berupa kehilangan
tempat tinggal.
Dasar hukum gugatan class action dalam hukum acara PTUN sebenarnya
secara konkret dalam peraturan perundang undangan belum ada, tapi sudah
ada dalam yurisprudensi. Karena sebelum kasus ini terdapat gugatan class
action yang dinyatakan sah oleh hakim di Pekanbaru.
daerah.
Tahu ada pembangunan Gereja Tiberias Indonesia.
Selain pembangunan gereja ada pembangunan Mall, kios, dll.
Sebelumnya ada banyak pembangunan tapi hanya pembangunan
gereja yang di gugat oleh masyarakat.
selaku
developer/pemilik
awal
lahan
yang
bersangkutan.
Terkait putusan tsb, pemprov DKI menghormati poin gugatan
penggugat NJIS yang dikabulkan hakim. Oleh karenanya, kami
tidak melakukan tindakan apapun yang merugikan para
penggugat.
Prosedur pembangunan gereja tiberias pada saat ini telah sesuai
dengan pasal 14 Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri
Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2006.
banyak
permintaan
terkait
gereja
Maret.
Setuju dengan pembangunan dikarenakan saya tidak merasa
dirugikan dengan pembangunan tersebut, dengan akan adanya
yg
Menimbang,
bahwa
pada
akhirnya
para
pihak
telah
mengajukan
tanggal 10-11-1994 dan Nomor : 270 K/TUN/2001, tanggal 4-03-2002 yang memuat
kaedah hukum sebagai berikut:
Bahwa tenggang waktu pengajuan gugatan bagi pihak ketiga yang tidak dituju
langsung oleh suatu surat Keputusan Tata Usaha Negara, yang merasa
dirugikan kepentingannya adalah 90 (sembilan puluh) hari terhitung sejak saat
mengetahui akan adanya keputusan yang merugikan kepentingan tersebut
Menimbang, bahwa penerbitan objek sengketa ditujukan kepada Gereja
Tiberias Indoensia, sedangkan penggugat beserta anggota kelompoknya merupakan
pihak ketiga yang tidak dituju oleh Keputusan Tata Usaha Negara, sehingga
tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari dihitung sejak saat Penggugat beserta
anggota kelompoknya mengetahui akan adanya keputusan yang merugikan
kepentingan mereka tersebut. Berdasarkan isi gugatan yang diajukan penggugat dan
keteranga dari saksi Peggugat yang bernama Tanti Jatiningrum yang menerangkan
bahwa, Penggugat mengetahui Surat Keputusan Objek Sengketa tersebut pada saat
Penggugat menghadiri rapat yang diadakan oleh Lurah Kelapa Gading Barat dengan
acara Pembahasan Rencana Pembangunan Gereja Tiberitas, pada Tanggal 13
April. Penggugat dianggap mengetahui adanya Surat Keputusan Objek Sengketa
ketika berada pada rapat tersebut walaupun pembangunan fisik tersebut telah
dimulai pada tanggal 10 Maret 2011, bukan berarti bahwa Penggugat dianggap
mengetahui objek sengketa sejak 10 Maret 2011 sedangkan Gugatan Penggugat
didaftarkan ke Panitera pada tanggal 28 Juni 2011. Dengan demikian, Gugatan
Penggugat belum melewati tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari, karenanya
Eksepsi Tergugat dan Tergugat II Intervensi yang ketiga tidak beralasan hukum dan
harus dinyatakan tidak diterima.
Menimbang, bahwa terhadap eksepi Tergugat II Intervensi yang ketiga,
Pengadilan berpendapat bahwa gugatan Penggugat telah memenuhi Ketentuan Pasal
56 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata usaha Negara, baik
syarat formil maupun syarat materil sebagaiman yang disarankan oleh Majelis hakim
dalam Pemeriksaan Persiapan. Dengan demikia gugatan Penggugat telah jelas baik
fasilitas sosial berupa lahan terbuka hijau sebagai penyerapan air dan lapangan
bermain / olah raga yang memang dibutuhkan warga.
Bahwa, tindakan Tergugat menerbitkan Surat Keputusan Objek Sengketa telah
bertentangan dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku dan Asas-Asas
Umum Pemerintahan yang baik, oleh karenanya Penggugat mohon kepada
Pengadilan untuk menyatakan batal atau tidak sah Surat keputusan Objek Sengketa;
Menimbang, bahwa terhadap dalil-dalil gugatan Penggugat tersebut diatas
telah disangkal oleh Tergugat dan Tergugat II Intervensi dalam Jawabannya masingmasing tertanggal 2 Agustus 2011 yang pada pokoknya menayatakan bahwa,
penerbitan Surat Keputusan Objek Sengketa telah sesuai dengan Peraturan
Perundang-Undangan yang berlaku dan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik.
Oleh karena itu, kebenaran akan dalil-dalil gugatan Penggugat haruslah dibuktikan
dalam perkara ini;
Menimbang bahwa dari surat gugatan Penggugat, Jawaban Tergugat dan
Tergugat II Intervensi, Replik Penguggat, duplik Tergugat dan Tergugat II Intervensi
dan Bukti-Bukti tertulis dan keterangan Saksi-Saksi yang diajukan Para Pihak di
Persidangan, maka yang menjadi permasalahan pokok yang akan dipertimbangakan
dalam perkara ini adalah : Apakah penerbitan Surat Keputusan Objek Sengketa telah
sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku dan Asas-Asas Umum
Pemerintahan yang Baik atau tidak?
Menimbang, bahwa Surat Keputusan Objek Sengketa diterbitkan Tergugat
berdasarkan
Keputusan
gubernur
Nomor:
685/2007,
tentang
Persetujuan
MENGADILI
DALAM EKSEPSI:
Menyatakan menerima Eksepsi dari Tergugat:
DALAM POKOK PERKARA
Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke verklaard)
Membatalkan
Putusan
Pengadilan
Tata
Usaha
Negara
Jakarta
Nomor:
Adminstrasi Jakarta Utara Kepada Gereja Tiberias Indonesia (Dahulu paroki Santo
Yakobus) untuk Pembangunan Gereja
Menghukum Tergugat/Terbanding untuk membayar biaya yang timbul dalm
sengketa ini di kedua tingkat Pengadilan yang untuk tingkat banding ditetapkan
sejumlah : Rp 123.000 (seratus dua puluh tiga ribu rupiah)
Minmbang, bahwa dalam tingkat kasasi telah diputus oleh Mahkamah Agung
Republik Indonesia dengan, Putusannya Nomor: 53K/TUN/2009, tanggal 29
Desember 2009 (vide bukti P-2 ) yang Amarnya berbunyi sebagai berikut:
MENGADILI
Menyatakan Permohonan Kasasi dari Pemohon Kasasi : GUBERNUR PROVINSI
DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKRTA TERSEBUT tidak dapat diterima
Menghukum Pemohon Kasasi untuk membayar biaya perkara dalam tingkat Kasasi
Ini ditetapkan sebesar : Rp. 500.000 (lima ratus ribu rupiah)
dimaksud dalam ayat (8) berupa : a. Pencabutan Keputusan Tata Usaha Negara yang
bersangkutan atau
Menimbang, bahwa dengan demikan walaupun tanpa adanya permohon
Eksekusi dari pihak yang berkepentingan putusan Nomor 685/2007 setelah habisnya
tengang waktu selam 60 (enam puluh) hari sejak Putusan Berkekuatan Hukum Tetap
dimaksud diterima oleh Tergugat, maka secara otomatis keputusan tersebut menjadi
batal adanya dengan demikian, Keputusan Gubernur tersebut sudah tidak
mempunyai Kekuatan Hukum lagi dan akibat-akibat hukum lainnya yang
ditimbulkan berdasarkan keputusan Gubernur tersebut harus pula dinyatakan batal.
Menimbang, bahwa oleh karena Surat Keputusan Objek Sengketa diterbitkan
Tergugat berdasarkan Keputusan Tata Usaha Negara yang mengandung cacad
yuridis dan telah dinyatakan batal oleh Putusan Pengadilan yang Berkekuatan
Hukum Tetap dan sudah tidak mempunyai kekuatan hukum lagi, maka menurut
hemat Majelis hakim, Tergugat dalam menerbitkan Surat Keputusan Objek Sengketa
telah bertindak tidak cermat dalam meneliti segala aspek yang terkait dengan Surat
Keputusan Objek Sengketa, karenaya tindakaan Tergugat dalam menerbitkan Surat
Keputsan Objek Sengketa telah melanggar Asas-Asas Umum Pemerintahan yang
Baik khususnya asas Kecermatan.
Menimbang, bahwa berdasarkan keseluruhan pertimbangan hukum tersebut
diatas, Pengadilan berkesimpulan bahwa, oleh karena penerbitan Surat Keputusan
objek Sengketa oleh Tergugat telah melanggar Asas-Asas Umum Pemerintahan yang
Baik khususnya Asas Kecermatan, maka sudah sepatutnya Surat Keputusan Objek
Sengketa dinyatakan batal dengan mewajibkan kepada Tergugat untuk mencabut
Surat Keputusan Objek Sengketa.
Menimbang, bahwa oleh karena Surat Keputusan Objek Sengketa dinyatkan
batal, maka Dalil-dalil gugatan Penggugat telah terbukti di Persidangan dan
karenanya gugatan Penggugat harus dikabulkan untuk seluruhnya serta kepada
Tergugat dan Tergugat II Intervensi dihukum untuk membayar biaya perkara yang
timbul dalam sengketa ini secara tanggung renteng yang akan disebutkan dalam
Amar Putusan ini.
Menimbang, bahwa oleh karena terbukti pembangunan fisik di lapangan
sampai saai ini telah mencapai 75%-80% , maka Permohonan penundaan
pelaksanaan Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat yang diajukan oleh
Penggugat sudah tidak ada urgensinya lagi dan karenanya pula walaupun gugatn
penggugat
dikabulkan
untuk
seluruhnya
terhadap
permohonan
penundaan
pelaksanaan Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat yang diajukan oleh
Penggugat haruslah ditolak.
Menimbang, bahwa terhadap Alat Bukti lainnya yang diajukan Para Pihak
yang tidak/belum dijadikan bahan pertimbangan dalam Putusan ini telah
dikesampingkan karena tidak relevan dan tidak perlu dipertimbangkan akan tetapi
tetap dilampirkan dan menjadi satu kesatuan dalam berkas perkara ini.
Mengingat, Undang-Undang nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata
Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor 9 Tahun
2004 dan Undang-Undang Nomor 51 tahun 2009 serta peraturan perundang-undagan
dan ketentuan hukum lainnya yang berkaitan dengan sengketa ini
MENGADILI
DALAM PENUNDAAN:
1. Menolak Permohonan penundaan Penguggat untuk seluruhnya
DALAM EKSEPSI:
1. Menyatakan Eksepsi-Eksepsi Tergugat dan Tergugat II Intervensi tidak
diterima untuk seluruhnya.
DALAM POKOK SENGKETA:
1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya
HAKIM ANGGOTA I
HAKIM ANGGOTA II
PANITERA PENGGANTI
Chandra S.H