Anda di halaman 1dari 9

LIBERALISASI PERBANKAN

DI INDONESIA

OLEH : M. KHOLIQ MAHFUD

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
Pendahuluan
 Dekade 1980-an merupakan awal liberalisasi perbankan di
Indonesia.
 Deregulasi 1 juni 1983 dan paket deregulasi keuangan, moneter
dan perbankan 27 oktober 1988 atau lebih dikenal dengan Pakto
27,1988 merupakan dasar liberalisasi perbankan di Indonesia.
 Deregulasi perbankan tersebut memberikan dampak terhadap
pola dan strategi manajemen bank dalam menghadapi lingkungan
yang kompetitif, sehingga lebih mempertajam persaingan antar
bank.
 Peralihan tersebut memaksa manajemen bank untuk berorientasi
pasar dengan mengutamakan prinsip-prinsip efisiensi dan
profesionalisme.
Deregulasi 1 Juni 1983
 Kebijakan ini dapat dikatakan sebagai awal menuju
sistem keuangan yang lebih liberal dan efisien yang
intinya adalah :
1. Penghapusan pagu kredit perbankan.
2. Pembebasan penetapan suku bunga bagi bank-bank
pemerintah.
3. Pengurangan kredit likuiditas bank indonesia
secara bertahap kecuali bagi sektor-sektor yang
berprioritas tinggi.
Paket Deregulasi 27 Oktober 1988
( Pakto 27, 1988 )

 Paket kebijakan ini merupakan dasar untuk


melakukan kebijakan deregulasi lebih lanjut.
Pakto 27, 1988 ini dikembangkan dengan
beberapa paket lanjutannya.
 Ciri pokok deregulasi ini adalah mencakup
kebijakan berbagai kegiatan usaha bank
meliputi :
1. Usaha peningkatan pengerahan dana masyarakat, dengan :

 Kemudahan pembukaan kantor cabang bank.


 Pendirian bank-bank umum dan BPR baru
 Kemudahan penerbitan sertifikat deposito
 Perluasan jenis tabungan.
2. Peningkatan ekspor non migas, yaitu dengan :

 Perluasan bank-bank devisa.


 Pendirian bank-bank campuran
 Pembukaan kantor cabang pembantu bank asing.
 Penyempurnaan mekanisme swap.
 Perdagangan valuta asing.
3. Peningkatan efisiensi, yaitu dengan :

 Penempatan dana BUMN dan BUMD bukan bank


pada bank-bank swasta.
 Perluasan jumlah bank dan kantor cabang Bank.
 Penetapan batas maksimum pemberian kredit (legal
lending limit)
4. Peningkatan kemampuan pengendalian pelaksanaan
kebijakan moneter yaitu :

 Penurunan likuiditas wajib minimum dari 15%


menjadi 2%.
 Pelaksanaan operasi pasar terbuka dengan
menyempurnakan mekanisme perdagangan SBI
dan SBPU dan fasilitas deskonto.

5.Perbaikan iklim pasar modal yaitu dengan


pembebanan pajak atas bunga deposito dan
tabungan.
Sasaran Deregulasi Perbankan
 Untuk meningkatkan kemampuan bank menghimpun dana
terutama dari masyarakat sebagai sumber pembiayaan.
 Agar perbankan dapat lebih mandiri dan tidak tergantung dari
dukungan Bank Indonesia dalam hal pendanaannya.
 Mendorong efisiensi perbankan melalui kompetisi yang sehat.
 Mengurangi peranan kredit likuiditas BI yang dinilai memiliki
dampak inflatoir.
 Menetapkan/mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai
“lender of Last Resort”.
 Mengubah instrumen kebijakan moneter dari pengaturan
langsung menjadi tidak langsung.

Anda mungkin juga menyukai