Anda di halaman 1dari 48

1.

Mempersiapkan Data Pendirian PT


a. Nama PT

Nama PT minimal dari 3 suku kata, tidak boleh menggunakan serapan asing dan
tidak boleh menggunakan nama PT yang sudah digunakan oleh yang lain.

Pengaturan lengkap tentang pemakaian nama PT diatur dalam PP 43/2011 tentang


Tata Cara Pengajuan Dan Pemakaian Nama Perseroan Terbatas.

b. Tempat dan Kedudukan PT


Adalah dimana PT beralamat dan berkedudukan hukum. Berada di dalam wilayah
Kotamadya/Kabupaten.

Apabila memilih Jakarta Selatan sebagai tempat kedudukan PT dalam pendirian PT,
maka alamat PT harus ada di wilayah Jakarta Selatan.

Apabila alamat PT tersebut diatas bukan berada di Jakarta Selatan, maka


berdasarkan praktek dianggap sebagai cabang dan selanjutnya harus dibuat Akta
Cabang dan diurus perizinannya.

c. Maksud dan Tujuan PT

Maksud dan tujuan PT akan diatur dalam Pasal 3 Akta Pendirian PT. Menjelaskan
bahwa PT tersebut didirikan untuk melakukan kegiatan apa saja.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam maksud dan tujuan PT, yaitu:

1. Anda bisa memilih bidang usaha apapun, kecuali yang yang dilarang oleh peraturan
2. Bidang usaha yang akan dijalankan, harus tertulis dalam akta pendirian PT
3. Bidang usaha yang akan dijalankan, harus memiliki izin usaha. Contoh apabila
kegiatan usaha anda adalah restoran, maka anda wajib memiliki Izin Restoran

 CONTOH MAKSUD DAN TUJUAN DALAM AKTA PENDIRIAN


Contoh maksud dan tujuan perusahaan perawatan industri & perbengkelan
dikutip dari sini.

1. Menjalankan usaha dibidang perawatan, pemeliharaan


dan perbaikan mesin-mesin
2. Menjalankan usaha pemeliharaan dan perbaikan
peralatan industri & alat-alat berat.
3. Menjalankan usaha dibidang industri Rekayasa Teknik,
Manufacturing & Fabrikasi
4. Menjalankan usaha dibidang industri perakitan
komponen jadi alat-alat mekanik
5. Menjalankan usaha dibidang industri pelapisan
(coating)
6. Menjalankan usaha dibidang sarana penunjang
perusahaan konstruksi
7. Menjalankan usaha jasa pemeliharaan saluran air/pipa
8. Menjalankan usaha jasa perawatan dan perbaikan
hydrolik
9. Menjalankan usaha jasa pemasangan dan perbaikan
Turbin dan Pompa
10. Menjalankan usaha jasa pemeliharaan, perawatan
dan perbaikan peralatan filter
11. Menjalankan usaha jasa yang berhubungan dengan
mesin-mesin diesel
12. Menjalankan usaha jasa bengkel dan karoseri
13. Menjalankan usaha jasa Regrinding dan Coating
14. Menjalankan usaha jasa penunjang kegiatan dalam
bidang industri minyak dan gas bumi
15. Menjalankan jasa engineering, pelaksanaan dan
pengawasan di bidang industri
16. Menjalankan jasa tenaga ahli untuk pekerjaan
pekerjaan di bidang Industri
17. Menjalankan usaha dalam bidang rancang bangun
dan pemborongan/kontraktor segala jenis bangunan
18. Menyediakan, mengoperasikan, dan memelihara
sarana & prasarana (Pembangunan Kawasan terpadu)
19. Menjalankan jasa pekerjaan refractory, insulation
peralatan pabrik
MAU SEW A VIRTUAL OFF ICE CUMA 7.700 / HAR I?

BONUS 60 JAM MEETING ROOM - BISA PKP

LIHAT VI RTUAL OFFICE

d. Struktur Permodalan PT

UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas mensyaratkan untuk membuat


PT, minimal Modal Dasar adalah Rp 50juta, dan minimal 25% dari Modal Dasar
harus ditempatkan dan disetor.

Dengan demikian seminim-minimnya syarat pendirian PT adalah Modal Dasar Rp


50juta, Modal Disetor/Ditempatkan Rp12.5 juta.

Sesuai dengan Paket Kebijakan XII yang dikeluarkan oleh Presiden Jokowi
berdasarkan PP No. 29 tahun 2016 tentang Perubahan Modal Dasar Perseroan
Terbatas, maka ada ketentuan modal dasar tidak lagi minimum Rp 50juta, tetapi
tergantung kesepakatan para pendiri PT.

FAQ MODAL DISETOR

Apakah modal yang disetor akan mengendap di dalam rekening atas nama
PT?

Modal yang disetor tidak mengendap dalam rekening atas nama PT dan dapat digunakan sewaktu-
waktu untuk kegiatan usaha.

Modal disetor secara konsep adalah setoran modal dari para pemegang saham, modal tersebut
selanjutnya digunakan untuk menjalankan perusahaan.
FAQ MODAL DISETOR

Apakah modal disetor bisa dilakukan dengan setoran aset - bukan uang?

Bisa.

Dan menurut UUPT, setoran aset tersebut harus dinilai oleh appraisal atau penilai independen atas
nilai wajar aset dan apabila setoran atas benda bergerak diumumkan dalam surat kabar.

Contoh, misal salah satu pemegang saham memiliki aset pribadi Macbook Air 2015. Macbook
tersebut ingin dijadikan setoran modal sebagai aset PT dengan kompensasi saham.

Selanjutnya Macbook Air 2015 tersebut harus dinilai oleh appraisal untuk menentukan berapakah
nilai wajarnya untuk dijadikan sebagai setoran modal.

e. Pengurus PT

Pengurus PT terdiri dari unsur Direktur dan Komisaris. Apabila terdapat lebih dari 1
orang Direktur, maka salah satu diangkat sebagai Direktur Utama. Terhadap
Komisaris, juga berlaku hal yang sama.

Direktur bertugas menjalankan perusahaan sehari hari, termasuk tanda tangan


kontrak, tanda tangan giro dan cek atas nama perusahaan, dan kegiatan lainnya.

Komirasi bertugas memberikan nasihat kepada Direktur. Dan Komisaris tidak berhak
bertindak atas nama perusahaan, akibatnya tidak berhak tanda tangan kontrak dan
lainnya.

FAQ PENGURUS PT

Apakah pemegang saham harus menjadi pengurus PT?

Tidak harus. Ini secara prinsip harus dipahami antara perbedaan pemegang saham dan pengurus itu
adalah hal yang berbeda. Pemegang saham adalah pemilik PT, pengurus adalah yang menjalankan
PT. Contoh: PT Djarum, pemiliknya adalah keluarga Hartono, pengurusnya (Direktur dan Komisaris
PT Djarum) bisa saja dari profesional diluar keluarga Hartono. Seluruh keuntungan PT Djarum adalah
milik keluarga Hartono, bukan milik pengurus.
FAQ PENGURUS PT

Bolehkan pengurus PT lokal / PMDN diisi oleh orang asing?

Boleh, tetapi hanya bisa diisi untuk jabatan Direktur saja sedangkan Komisaris tidak boleh dijabat
oleh orang asing.

Ini sesuai dengan ketentuan Permenaker No. 35 tahun 2015 tentang Tata Cara Penggunaan
Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia

2. Membuat Akta Pendirian di Notaris


Akta Pendirian PT tidak harus dibuat oleh Notaris yang bertempat kedudukan sama
dengan tempat kedudukan PT. Bisa menggunakan Notaris mana saja asalkan telah
memperoleh SK pengangkatan, disumpah dan terdaftar di Kemenkumham.

Semua Pendiri PT akan tanda tangan Akta Pendirian PT dihadapan Notaris. Apabila
ada salah satu dan/atau semua pendiri PT ada yang berhalangan untuk menghadap
Notaris, maka dapat dikuasakan.

Notaris juga akan membacakan isi dari Akta Pendirian PT, juga akan menjelaskan
apa saja maksud pasal-pasal dalam Akta Pendirian PT.

Pada saat penandatangan Akta Pendirian PT, Notaris juga akan meminta beberapa
dokumen-dokumen pernyataan diantaranya penggunaan nama PT, alamat lengkap
PT, penyetoran modal dan dokumen-dokumen lainnya.

PAKET PENDIRIAN PT + VIRTUAL OFFICE MULAI DARI 11 JT

SELESAI 25 HARI KERJA - PROSES GAK RIBET

LIHAT P AKET

3. Pengesahan SK Menteri Pendirian


PT
Setelah dibuat Akta Pendirian PT, Notaris akan mengajukan pengesahan badan
hukum atas PT kepada Menteri Hukum dan HAM.

Lalu Menteri akan mengeluarkan Surat Keputusan pengesahan badan hukum PT,
sehingga PT tersebut telah lahir sebagai badan hukum yang diakui oleh Negara.

Akibat PT telah menjadi badan hukum, maka PT dianggap sebagai suatu subjek
hukum baru, yang memiliki hak dan kewajiban yang melekat selamanya.

Salah satu kewajiban tersebut diantaranya adalah harus memiliki nomor pajak dan
kewajiban untuk lapor pajak.

Dan karena telah menjadi badan hukum, PT telah bisa melakukan kontrak dengan
pihak ketiga serta melakukan perbuatan hukum lain atas nama dirinya sendiri (atas
nama PT).

4. Mengurus Domisili Kelurahan


Domisili Kelurahan menerangkan tentang dimana alamat PT berada.

Dan karena izin domisili dikeluarkan oleh Kelurahan. Dengan demikian, pengaturan
izin domisili diatur oleh masing-masing pemerintah daerah.

Contoh untuk DKI Jakarta, berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta


506/1989 tentang Pedoman Penyelengaraan Pelayanan Masyarakat Dikantor Lurah
DKI Jakarta, disebutkan tentang istilah Surat Keterangan Domisili Perusahaan.
Bahwa untuk mengurusnya dibutuhkan persyaratan (1) surat pengantar RT dan RW;
(2) KTP pemilik; dan (3) Akta Notaris pendirian PT.

Izin domisili adalah menerangkan tentang dimana perusahaan beralamat, serta


dicantumkan juga jenis usaha dan jumlah tenaga kerja.

Izin domisili berlaku maksimal 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang. Dalam proses
pembuatan PT, kelengkapan domisili kelurahan adalah sangat penting.
Khusus di DKI Jakarta, dengan berlakunya Perda 1/2014 (Perda Zonasi
Jakarta), maka domisili PT sudah tidak boleh di rumah. Dan selanjutnya mengikuti
daerah-daerah yang sudah di tetapkan. Cek zonasi bisa disini.

VIRTUAL OFFICE SUDAH DIPERBOLEHKAN

Sesuai dengan Surat Edaran Kepala BPTSP DKI Jakarta No. 6/2016 bahwa virtual
office sudah diperbolehkan. Ini tentu saja memberikan dorongan untuk pengusaha
pemula yang ingin mendirikan PT tetapi belum bisa menyewa / memiliki lokasi usaha
yang sesuai dengan zonasi.

LIHAT ATUR ANNY A

5. Mengurus NPWP di Kantor Pajak


Menurut Wikipedia, Nomor Pokok Wajib Pajak biasa disingkat dengan NPWP
adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak (WP) sebagai sarana dalam
administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau
identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.

NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) terdiri atas 15 digit, 9 digit pertama merupakan
kode wajib pajak dan 6 digit berikutnya merupakan kode administrasi.

Contoh Format NPWP :

|0|7| . |4|5|5| . |1|2|3| . |3| . |3|3|5| . |0|0|0|

07 = kode jenis wajib pajak yang mengindikasikan apakah wajib pajak orang pribadi,
wajib pajak badan atau bendaharawan (pemungut).

455.123 = nomor urut wajib pajak

3 = cek digit

335 = kode pemungut pajak

000 = Kode cabang 000 berarti kantor pusat, sedangkan kode cabang 001 berarti
cabang kesatu.

Dalam pembuatan PT, akan memperoleh 2 (dua) dokumen terkait dengan kewajiban
perpajakan, yaitu NPWP dan Surat Keterangan Terdaftar Pajak (SKT Pajak).

Sedangkan dokumen Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah optional, karena tidak
semua pembuatan PT itu wajib menjadi perusahaan PKP.

VIRTUAL OFFICE KAMI BISA PKP

PROSES PKP 2 HARI - TANPA SURVEY

LIHAT PKP

6. Mengurus Izin Usaha


Tujuan dari mendirikan perusahaan adalah melakukan kegiatan komersil atau
dengan kata lain melakukan kegiatan usaha untuk mencari keuntungan.

Dalam menjalankan kegiatan usaha tersebut, setiap perusahaan harus memiliki izin
usaha

SIUP adalah surat izin untuk bisa melaksanakan usaha perdagangan dan jasa,
dimana bidang-bidang usaha perdagangan dan jasa yang bisa dipilih ditentukan oleh
masing-masing pemerintah daerah.

Sesuai dengan Permendag No. 46 tahun 2009, ada 4 (empat) kategori SIUP yang
dapat dipilih dalam prosedur pembuatan PT dengan SIUP, yaitu SIUP Mikro, SIUP
Kecil, SIUP Menengah dan SIUP Besar.

L I H AT P AN D U A N K L B I 2 0 1 7 - K B L I P AL I N G U P D AT E D I
2 0 1 9 DISINI
Dalam SIUP akan diberikan izin usaha atas bidang usaha berupa 4 (empat) digit
KBLI.

KBLI adalah klasifikasi bidang usaha yang disusun oleh pemerintah yang
dikeluarkan oleh Badan Pusat Statitisk sesuai dengan Perka BPS 19 tahun 2017
tentang Perubahan KBLI 2015.

FAQ IZIN USAHA

Bolehkan punya izin lebih dari 1?

Boleh.

Setiap perusahaan boleh memiliki banyak izin. Karena perusahaan bisa memiliki bermacam bidang
usaha.

Yang penting adalah masing-masing usaha yang dijalankan tersebut tersebut memiliki izin.

FAQ IZIN USAHA

Dimanakan saya harus mengurus izin usaha?


Di Indonesia ada banyak sekali izin usaha dan pengurusan izin pun ada yang di tingkat pemerintah
pusat dan di daerah.

Contoh perizinan di tingkat pusat adalah Izin Usaha PMA dilakukan di BKPM di Jakarta.

Dan tingkat daerah, misalnya perizinan SIUP yang di atribusikan ke masing-masing daerah.

7. Mengurus TDP (Tanda Daftar


Perusahaan)
Menurut Wikipedia, TDP adalah daftar catatan resmi yang diadakan menurut atau
berdasarkan ketentuan undang-undang atau peraturan-peraturan pelaksanaannya,
dan memuat hal-hal yang wajib didaftarkan oleh setiap perusahaan serta disahkan
oleh pejabat yang berwenang.

TDP diatur oleh UU 3/1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan. Pasal 5 ayat (1)
menyatakan bahwa "Setiap perusahaan wajib didaftarkan dalam Daftar
Perusahaan"

Pengertian "perusahaan" dalam TDP, mencakup setiap perusahaan yang berbentuk


Perseroan Terbatas (PT), Koperasi, Persekutuan Komanditer (CV), Firma (Fa),
Perorangan, dan Bentuk Usaha Lainnya (BUL), termasuk Perusahaan Asing dengan
status Kantor Pusat, Kantor Tunggal, Kantor Cabang, Kantor Pembantu, Anak
Perusahaan, Agen Perusahaan, dan Perwakilan Perusahaan yang berkedudukan
dan menjalankan usahanya di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib
didaftarkan dalam daftar perusahaan.

Dalam pembuatan PT, proses ini harus dilakukan baik sebagai kantor pusat atau
sebagai kantor cabang. Khusus untuk syarat pendirian PT cabang, maka harus
dibuat Akta Cabang yang menunjuk siapakah pemimpin cabang, bersamaan dengan
pemberian kuasa dari Direksi.
Update: Januari 2018
8. Memiliki Sertifikat BPJS Ketenagakerjaan

KHUSUS syarat pendirian PT di Jakarta Selatan, ketika mengurus SIUP dan TDP di
Walikota Jakarta Selatan maka harus melampirkan sertifikat BPJS
Ketenagakerjaan.

Dimana menurut website www.bpjsketenagakerjaan.go.id, persyaratan untuk


memiliki sertifikat BPJS Ketenagakerjaan adalah sebagai berikut :

1. Asli dan salinan SIUP / Surat Izin Usaha Perdagangan.


2. Asli dan salinan NPWP Perusahaan.
3. Asli dan salinan Akta Perdagangan Perusahaan.
4. Salinan KTP / Kartu Tanda Penduduk masing-masing karyawan.
5. Salinan KK / Kartu Keluarga masing-masing karyawan.
6. Pas foto warna Karyawan, ukuran 2 x 3 sebanyak 1 lembar.

Kelengkapan tersebut disampaikan kepada cabang BJPS Ketenagakerjaan terdekat


dan berikut nya membayar iuran yang telah ditetapkan di bank persepsi.

Kemudian melampirkan bukti pembayaran iuran tersebut dan kemudian perusahaan


akan diberikan Sertifikat Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan.

Sertifikat tersebut kemudian dilampirkan di permohonan SIUP dan TDP di Walikota


Jakarta Selatan.
Pengertian PT

Pengertian PT

Dalam Undang-undang (UU) Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, PT


atau yang disebut Perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan
modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal
dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam UU ini, serta peraturan pelaksanaannya.
Beda Prosedur Mendirikan PT Dulu dan
Sekarang

Beda Prosedur Pendirian PT Dulu dan Sekarang

Dulu, mengurus perizinan termasuk mendirikan PT di pusat maupun daerah seperti


momok bagi para pengusaha. Prosesnya berbelit-belit, dioper sana sini kayak bola
pimpong, butuh waktu berbulan-bulan, sampai biaya ‘selangit’. Itulah wajah birokrasi
Indonesia masa lampau. Tapi kini mau bikin perusahaan, gampang kok, murah lagi.
Itu karena prosedur memulai usaha dengan mendirikan PT dipangkas habis-
habisan. Dari 13 prosedur yang harus dilalui pengusaha menjadi 7 prosedur saja.
Mau tahu bedanya proses mengurus izin pendirian PT, lama, dan biayanya dulu dan
saat ini? Simak di bawah ini:

DULU SEKARAN

Prosedur 13 Prosedur 7 Prosedu


Waktu 47 hari 10 hari

Biaya Rp6,8 juta-Rp7,8 juta Rp2,2 juta

Izin 5 (SIUP, TDP, Akta Pendiran, Izin Tempat 3 (SIUP dan TDP terbit b
Usaha, Izin Gangguan) Pendirian)

*SIUP : Surat Izin Usaha Perdagangan

*TDP : Tanda Daftar Perusahaan.

Baca Juga: 21 Usaha Sampingan dengan Modal Kecil


Langkah Pendirian PT dan Rincian
Biayanya

Langkah Pendirian PT dan Rincian Biayanya


Sebelum masuk ke prosedur, lengkapi dulu dokumen yang dibutuhkan, di
antaranya:
 Fotokopi atau scan KTP atau identitas diri, Kartu Keluarga (KK), maupun NPWP direksi
perusahaan dan pemegang saham
 Fotokopi atau scan bukti pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun terakhir
sesuai lokasi tempat usaha
 Fotokopi surat kontrak atau sewa kantor, maupun bukti kepemilikan tempat usaha
 Surat keterangan domisili dari pengelola gedung atau ruko tempat usaha
 Foto kantor tampak dalam dan luar.
Tahapan dan biaya pendirian PT melalui 7 prosedur, sebagai berikut:
1. Pengajuan nama perusahaan, pembayaran untuk pesan nama, penerbitan izin
penggunaan nama perusahaan dilakukan dalam satu sistem pelayanan di ahu.go.id.
 Waktu 2 hari kerja, biaya Rp200 ribu.
2. Memperoleh standar Akta Perusahaan dari Notaris.

 Waktu 1 hari kerja, maksimal biaya Rp1 juta untuk PT.


3. Pengajuan Izin Pendirian Badan Hukum, Penerbitan Izin Pendirian Badan Hukum,
Pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), Pengesahan Badan Hukum.

 Waktu 1 hari kerja, biaya Rp1 juta.


4. Pengajuan SIUP dan TDP, serta BPJS Kesehatan secara online di PTSP
(Pelayanan Terpadu Satu Pintu).

 Waktu 1 hari kerja, tidak dipungut biaya.


5. Pendaftaran perusahaan di Kemenakertrans/ Dinas tenaga kerja.

 Waktu 1 hari kerja, tidak dipungut biaya.


6. Pengajuan daftar BPJS Ketenagakerjaan secara online
di bpjsketenagakerjaan.go.id.
 Waktu 2 hari kerja, gratis atau tidak dipungut biaya.
7. Mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan VAT Collector
Number NPPKP (Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak) secara online
di https://ereg.pajak.go.id.
Modal Mendirikan PT

Modal Mendirikan PT

Selain prosedur di atas, modal sebagai syarat penting membentuk PT pun


dipermudah. Berdasarkan UU Nomor 40 tahun 2007, modal minimal untuk pendirian
PT dipersyaratkan sebesar Rp50 Juta.

Namun dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2016 tentang


Perubahan Modal Dasar Perseroan Terbatas, maka:
 Modal Dasar Perseroan Terbatas tetap minimal Rp50 Juta (pengusaha di luar kriteria
UMKM)
 Namun untuk UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah), modal dasar ditentukan
berdasarkan kesepakatan para pendiri PT yang dituangkan dalam Akta Pendirian PT.
 Jadi untuk UMKM tidak perlu setor modal Rp50 juta, tapi tergantung kemampuan pemilik
modal. Misalnya didirikan oleh 3 orang dan hanya punya modal masing-masing Rp500 ribu,
maka terkumpul Rp1,5 juta dan tetap akan dilayani proses perizinannya.
 Kriteria UMKM yang mendapatkan kelonggaran modal tersebut, antara lain:
 Usaha Mikro: kekayaan bersih berupa aset maks Rp50 juta dan omset maks Rp300 juta
 Usaha Kecil: Aset lebih dari Rp50-500 juta, omset lebih dari Rp300 juta-Rp2,5 miliar
 Usaha Menengah: Aset lebih dari Rp500 juta-Rp10 miliar, omset Rp2,5-50 miliar.
 Modal dasar PT, minimal 25% atau berarti Rp12,5 juta (dari Rp50 juta) harus ditempatkan
dan disetor penuh. Dibuktikan dengan bukti penyetoran yang sah.

Keuntungan Bikin PT

Keuntungan Bikin PT

Di samping proses pendirian yang kini lebih cepat, keuntungan lain


membentuk PT, yaitu:
1. Lebih kredibel dan profesional karena sudah berbadan hukum

2. Lebih mudah mendapatkan tambahan modal

3. Bisa memilih bidang usaha, baik itu di sektor pariwisata, jasa konstruksi, sampai
sektor perhubungan

4. Lebih mudah bekerja sama dengan pemilik modal asing

5. Dilindungi Undang-undang, seperti nama PT yang harus terdaftar di Kementerian


Hukum dan HAM sehingga tidak dapat digunakan orang lain.
Cari Modal Usaha? Ajukan KTA di Sini
Jika Anda sedang bingung mencari pinjaman modal usaha, baik untuk setoran
modal pendirian PT ataupun biaya operasional kantor, Kredit Tanpa Agunan
(KTA) bisa menjadi solusi tepat. Anda bisa langsung mengajukan KTA
lewat marketplace produk keuangan, Cermati.com. Pilihan produk KTA untuk bisnis
Anda, ada Standard Chartered KTA Online, Dana Bantuan Sahabat dari Bank DBS
Indonesia, KTA TymeDigital dari Commonwealth Bank, dan masih banyak lainnya.
Dijamin prosesnya cepat.

Artikel pendirian PT ini diperbaharui pada tanggal 6 Juli 2018.


Dua tahun berjalan, semakin banyak terobosan untuk mempermudah prosedur
pendirian PT atau perusahaan dan perizinan usaha khususnya di wilayah Jakarta.
Mulai dari pengajuan NPWP perusahaan, SKDP, proses SIUP dan TDP, prosedur
dan persyaratannya jadi lebih mudah. Benarkah sejumlah terobosan terbaru tersebut
membuat perusahaan dan mengurus perizinannya sekarang jadi lebih mudah?

Prosedur dan persyaratan untuk pendirian perusahaan dan perizinan usahanya


makin dipermudah. Pemerintah telah mengeluarkan Perpres No. 91 Tahun 2017
tentang Percepatan Pelaksanaan Berusaha. Salah satu poin penting di Perpres
tersebut adalah arahan presiden bahwa perizinan berusaha yang diterbitkan oleh
kementerian/lembaga dan pemerintah daerah untuk memulai, melaksanakan, dan
mengembangkan kegiatan usaha, perlu ditata kembali agar menjadi pendukung dan
bukan sebaliknya menjadi hambatan perkembangan kegiatan usaha.
Perpres No.91 Tahun 2017 juga menekankan bahwa sebagai bagian dari reformasi
perizinan berusaha pemerintah daerah didorong untuk menerapkan teknologi
informasi online dalam pelaksanaan perizinan berusaha.

Berikut ini beberapa highlight terobosan dari pemerintah yang mempermudah


prosedur dan syarat pendirian PT atau perusahaan dan perizinan usahanya.
Berdasarkan catatan kami, Pemerintah DKI Jakarta termasuk yang cukup responsif
dalam melakukan terobosan. Beberapa diantaranya telah mengedepankan teknolgi
dengan menggunakan platform online dan menghapuskan proses pengajuan secara
manual yang sebelumnya banyak digunakan oleh lembaga pemerintah yang
menangani perizinan usaha.
1. Proses Akta Pendirian PT, SK Pengesahan Badan Hukum, dan NPWP Perusahaan
Di pertengahan bulan Juni 2018, beredar informasi bahwa untuk penerbitan NPWP
perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) tidak lagi dilakukan melalui proses
pengajuan secara manual. Sebab, setelah proses pengesahan SK badan hukum
untuk badan usaha berbentuk PT di Direktorat Jendral Administrasi Hukum Umum di
Kementerian Hukum dan HAM, otomatis akan dikeluarkan NPWP atas nama PT
tersebut. Sebelumnya proses penerbitan NPWP perusahaan dijalankan oleh Kantor
Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya berada di domisili usaha perusahaan
tersebut. Namun di prosedur terbaru, ketika akta pendirian PT dan SK
Kemenkumham diterbitkan, tanpa perlu pengajuan secara manual ke KPP setempat
otomatis akan diterbitkan pula NPWP perusahaan.
Pemberitahuan bahwa NPWP perusahaan sudah selesai diproses disampaikan
setelah proses pengesahan akta dan SK di Kemenkumham. Informasi mengenai
NPWP tersebut disampaikan melalui email dari Direktorat Jendral Pajak
(eregistration@pajak.go.id). Namun hingga detik ini belum dapat dipastikan apakah
ini telah menjadi prosedur baku mengingat tidak semua NPWP perusahaan
diterbitkan bersamaan dengan diterbikannya SK pengesahan badan hukum PT.

2. Domisili Usaha di Virtual Office


Untuk prosedur dan syarat pendirian PT atau perusahaan terbaru di wilayah Jakarta,
tidak ada perubahan yang signifikan terkait dengan penggunaan Virtual Office
sebagai domisili usaha. Sempat ada hambatan melalui peraturan di tahun 2015,
namun antara tahun 2016-2018 pembatasan tersebut sudah tidak ada lagi. Pemda
DKI kelihatannya sudah cukup akomodatif untuk mengizinkan perusahaan yang baru
berdiri untuk menggunakan Virtual Office sebagai domisili usaha yang nantinya akan
dijadikan dasar untuk mengeluarkan perizinan usaha yakni Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP). Situasi ini dimanfaatkan
oleh pengusaha pengelola Virtual Office dan Service Office baik lokal maupun yang
terafiliasi dengan asing untuk memberikan layanan domisili usaha dengan memakai
alamat Virtual Office tersebut.

Easybiz bekerjasama dengan Conclave Simatupang menyediakan layanan paket


Easy untuk UMKM dan Startup yang akan mendirikan perusahaan di Jakarta dengan
menggunakan Virtual Office. Dengan Rp 10,5 juta sudah bisa mendapatkan paket
pembuatan PT mulai dari akta pendirian PT dan SK pengesahan badan hukum,
NPWP perusahaan, SIUP dan TDP. Prosedur dan persyaratan pendirian
perusahaan dengan menggunakan Virtual Office lebih mudah untuk UMKM dan
Startup yang akan mendirikan perusahaan. Selain biaya yang lebih murah, untuk
Paket Easy dokumen persyaratan yang harus disiapkan hanya fotokopi KTP, KK,
NPWP dan pas foto dengan latar belakang merah. Persyaratan selebihnya seperti
Surat Keterangan Gedung, IMB, bukti pembayaran PBB tahun berjalan, dan surat-
surat pernyataan lainnya akan disiapkan oleh Easybiz dan Conclave.
Namun perlu diketahui bahwa tidak semua kegiatan usaha di Jakarta bisa
menggunakan Virtual Office sebagai domisili usahanya dan sementara ini proses
pengajuan SIUP dan TDP-nya tidak bisa menggunakan platform JakEvo. Apa itu
platform JakEvo dan apa kelebihan dibandingkan prosedur dan persyaratan
sebelumnya, bisa dipelajari di bagian bawah artikel ini di bagian SIUP dan TDP.
3. Menentukan Bidang Usaha Sesuai KBLI
Acuan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) terbaru adalah Peraturan
Kepala Badan Pusat Statistik No.19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Kepala
Badan Pusat Statistik No.95 Tahun 2015 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
Indonesia (Perka BPS No.19/2017). Di Perka BPS No.19/2017 tersebut disebutkan
pengelompokkan kegiatan ekonomi ke dalam KBLI sangat penting untuk
keseragaman konsep, definisi, dan klasifikasi lapangan usaha.

Perka BPS yang mengatur KBLI dijadikan acuan untuk masing-masing daerah
dalam menentukan KBLI yang bisa digunakan di daerah masing-masing. Misalnya
untuk wilayah Jakarta acuan KLBI yang digunakan untuk dicantumkan di SIUP
adalah Keputusan Kepala BPTSP No. 50 Tahun 2016 tentang Perubahan atas
Keputusan Kepala BPTSP tentang Penetapan Penggunaan Kode KBLI Pada
Perizinan Perdagangan. Untuk wilayah Tangerang Selatan pilihan KBLI yang bisa
digunakan bisa dicek disini.
4. Penghapusan Persyaratan Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP)
Sejatinya sejak tahun 2016 untuk wilayah Jakarta sudah ada aturan yang
dikeluarkan oleh Kepala DMPTSP yang menyatakan bahwa SKDP sudah tidak lagi
menjadi persyaratan dalam mengajukan perizinan. Namun dalam praktiknya, SKDP
masih diminta saat perusahaan yang baru didirikan ingin mendapatkan NPWP
perusahaan. Kemudian, pada saat pengajuan untuk mendapatkan SIUP juga diminta
untuk menyertakan SKDP.
Baru di tahun 2018 untuk mendapatkan NPWP perusahaan tidak lagi melampirkan
SKDP. Gantinya, perusahaan hanya diminta untuk mengisi surat pernyataan
melakukan kegiatan. Sementara untuk pengajuan SIUP, tidak perlu lagi SKDP tapi
tempat yang dijadikan domisili usaha harus berada pada zonasi yang sesuai dengan
peruntukannya.

5. Persyaratan BPJS Ketenagakerjaan Untuk Mendirikan PT


Untuk pengajuan SIUP di wilayah Jakarta, persyaratan BPJS Ketenagakerjaan
sampai saat ini tidak dijadikan persyaratan lagi. Namun, berdasarkan pengalaman
kami, di tahap mana perusahaan wajib untuk mendaftarkan karyawannya mengikuti
BPJS Ketenagakerjaan kerap berubah-ubah. Pernah dalam satu waktu persyaratan
BPJS Ketenagakerjaan tersebut harus sudah dipenuhi sebelum mengajukan izin
usaha (SIUP). Tapi di lain waktu persyaratan tersebut berubah

Kendatipun kebijakan di tahapan mana pengajuannya berubah-ubah, namun dasar


hukum perusahaan harus mendaftarkan karyawannya mengikuti program BPJS
Ketenagakerjaan tidaklah berubah yakni PP 84/2013 tentang Perubahan
Kesembilan atas Peraturan Pemerintah No.14 Tahun 1993 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Di aturan tersebut
disebutkan bahwa pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10
orang atau lebih, atau membayar upah paling sedikit Rp 1 juta sebulan, wajib
mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja.
Untuk wilayah Jakarta salah satu aturan berkaitan dengan BPJS adalah SE Kepada
BPTSP DKI No. 24/SE/2016.
6. Prosedur Pengajuan NPWP Perusahaan
Sebagaimana disampaikan di poin 1 di atas, proses pengajuan dan penerbitan
NPWP perusahaan berbentuk PT kemungkinan besar tidak perlu lagi dilakukan
dengan pengajuan permohonan ke Kantor Pelayanan Pajak yang
wilayahnya berada di domisili perusahaan. Setelah didapat SK badan hukum di
Kementerian Hukum dan HAM sepertinya dilanjutkan dengan proses penerbitan
NPWP perusahaan. Namun, belum ada penjelasan apakah prosedur ini sudah
dijalankan secara seragam di seluruh Indonesia. Pertanyaan lainnya adalah
bagaimana prosedur dan persyaratan penerbitan NPWP untuk perusahaan yang
bukan badan hukum? Apakah sudah ada prosedur dan persyaratan terbaru atau
tetap diajukan secara manual?
7. Prosedur dan Persyaratan SIUP dan TDP
Prosedur pengajuan SIUP dan TDP di wilayah Jakarta sekarang bisa dilakukan
dengan menggunakan platform JakEvo yang berbasiskan portal online dan aplikasi.
Ini berdampak positif terhadap prosedur dan persyaratan perizinan usaha. Melalui
JakEvo persyaratan untuk mendapatkan SIUP dan TDP tersebut juga semakin
mudah sepanjang memenuhi dan melengkapi persyaratan. Sebagai contoh pada
proses sebelum ada JakEVO, tidak kurang ada 14 surat pernyataan yang harus
disiapkan. Namun di JakEvo surat pernyataan yang diperlukan hanya 4 macam dan
tidak ada lagi pengisian form manual sebagaimana proses sebelumnya.
Diluncurkan pada bulan Mei 2018, pengajuan SIUP dan TDP di JakEvo juga dapat
dilakukan secara simultan dan tidak ada lagi perbedaan proses dan persyaratan
untuk pengajuan SIUP kategori kecil, menengah, dan besar. Tapi sementara ini
pengajuan SIUP dan TDP untuk perusahaan yang berdomisili di Jakarta melalui
sistem JakEvo belum bisa digunakan bila domisili usahanya menggunakan Virtual
Office. Untuk perusahaan di Jakarta yang domisilinya menggunakan Virtual Office
maka prosesnya tetap melalui website DMPTSP.

Hal yang terpenting bila PT yang didirikan ingin memperoleh SIUP dan TDP melalui
platform JakEvo adalah domisili usaha harus berada pada zonasi yang sesuai.
Proses penentuan domisili usaha dilakukan menggunakan geo-tagging dan otomatis
langsung diketahui bila tempat yang dijadikan domisili usaha zonasinya sesuai atau
tidak sesuai.
***
Artikel sebelumnya dipublikasikan pada 4 Agustus 2016 ada di bawah ini:
Sejak awal tahun 2016, Pemerintah terus berupaya untuk mempermudah prosedur
memulai usaha. Selain jumlah pengusaha di Indonesia yang masih sangat sedikit
dibandingkan negara tetangga, mendirikan usaha baru dinilai memberikan nilai
tambah karena membuka lapangan pekerjaan yang lebih banyak dan menggerakkan
perekonomian lokal. Salah satu inisiatif yang dilakukan Pemerintah adalah dengan
mempermudah pendirian Perseroan Terbatas (PT). Berikut ini kami paparkan
prosedur dan syarat pendirian PT terbaru yang wajib anda ketahui bila ingin memulai
atau mengembangkan bisnis.

1. Modal Untuk Mendirikan PT


Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
(“UUPT”), modal dasar PT adalah sebesar Rp 50 juta dengan minimal 25% nya
disetorkan sebagai modal disetor PT. Persyaratan ini kerap menjadi kendala bagi
mereka yang ingin mendirikan PT tapi modalnya pas-pasan. Padahal mereka
paham bahwa mendirikan PT yang memiliki badan hukum dapat mengurangi risiko
berbisnis di kemudian hari.
Pemerintah kemudian mengeluarkan aturan baru dimana besaran modal dasar
untuk pendirian PT tergantung pada kesepakatan para pendirinya. Hal ini disebutkan
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2016 tentang Perubahan Modal
Dasar Perseroan Terbatas (“PP 29/2016”). Meski demikian, persyaratan modal ini
hanya berlaku bagi UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Untuk mempelajari
lebih lanjut mengenai modal dan kemudahan persyaratan lain untuk mendirikan PT
ini bisa dipelajari di tautan berikut ini.

2. Domisili Usaha di Virtual Office


Sebagian customer Easybiz yang ingin mendirikan PT di wilayah Jakarta terhalang
dengan kendala domisili usaha. Hal ini kurang lebih dipengaruhi oleh
adanya Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detail
Tata Ruang dan Peraturan Zonasi. Adanya aturan ini membagi wilayah Jakarta ke
dalam zona-zona seperti zona pemukiman, zona campuran, dan sebagainya. Tanpa
domisili usaha yang sesuai peruntukannya, sebuah badan usaha tidak akan bisa
mendapatkan selembar kertas Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP).
Padahal SKDP ini penting untuk mendapatkan dokumen legalitas usaha lainnya
seperti Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) badan, Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP) atau izin usaha lainnya, dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
Rata-rata mereka belum punya cukup biaya untuk menyewa ruang kantor yang
sesuai zonasi untuk domisili usaha. Oleh karena itulah, berdomisili usaha di Virtual
Office menjadi opsi yang lebih hemat bagi usaha yang ingin berdomisili di Jakarta.
Memang akan ada persyaratan tambahan bila anda menggunakan Virtual Office
sebagai domisili usaha. Salah satunya adalah keharusan adanya salah satu direksi
PT yang akan didirikan memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Jakarta. Untuk
persyaratan lain mendirikan PT di Jakarta dengan menggunakan Virtual Office bisa
dipelajari di link berikut:

Baca dan unduh: Surat Edaran Kepala BPTSP DKI Jakarta tentang Penerbitan SKDP dan Izin-Izin Lanjutann

Memang penting bagi anda untuk mengetahui persyaratan domisili di daerah yang
akan anda jadikan sebagai domisili usaha untuk mendirikan PT. Hal ini karena kerap
kali terdapat perbedaan persyaratan antara daerah yang satu dengan yang lain.
Misalnya, jika domisili usaha Anda di Bogor dan Tangerang, maka Anda bisa
menggunakan rumah sampai batasan tertentu. Sementara jika di Depok, anda harus
menggunakan bangunan yang peruntukannya dalam Izin Mendirikan Bangunan
(IMB) adalah sebagai tempat usaha, bukan rumah tinggal. Selain itu, tak jarang
diminta Undang-Undang Gangguan (UUG atau HO) sebagai persyaratan tambahan,
misalnya di Depok dan Bogor.

Baca juga: Perbedaan Proses dan Syarat Pembuatan PT di Jakarta dengan Daerah Lain

3. Menentukan Bidang Usaha Sesuai KBLI Terbaru Tahun 2015


Dalam menentukan bidang usaha, setidaknya poin-poin berikut perlu anda
perhatikan:

1. Anda bisa memilih bidang usaha apapun, kecuali yang tertutup dan yang dilarang
oleh peraturan.

2. Bidang usaha yang anda pilih harus dimasukkan dan tertera dalam akta pendirian
PT.

3. Bidang usaha yang anda pilih akan menentukan jenis izin usaha yang perlu anda
miliki.

4. Bidang usaha yang anda pilih sebaiknya spesifik dan sesuai KBLI terbaru. Jika
anda ingin berbisnis perdagangan umum (general trading), anda perlu spesifik
komoditas apa yang akan anda jual, misalnya untuk perdagangan pakaian eceran
ada di kode 4771.
5. Anda juga perlu memperhatikan kode KBLI dengan teliti karena hal ini akan terkait
erat dengan prosedur pengurusan izin usaha bagi bisnis anda.
KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia) merupakan klasifikasi aktivitas
atau kegiatan ekonomi yang menjadi rujukan bagi instansi terkait untuk melihat kode
bidang usaha yang akan menentukan jenis izin usaha yang sesuai. Untuk usaha
perdagangan umum, kode bidang usaha ini akan dimuat dalam Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP). Lebih lanjut kode bidang usaha dari bisnis utama anda akan
dicantumkan di Tanda Daftar Perusahaan (TDP).

Merujuk pada praktik di lapangan, ada 2 (dua) jenis KBLI yang masih digunakan
yaitu KBLI Tahun 2009 dan KBLI Tahun 2015. KBLI 2009 merujuk pada Peraturan
Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 57 Tahun 2009 tentang Klasifikasi Baku
Lapangan Usaha Indonesia, sementara KBLI 2015 merujuk pada Peraturan Kepala
Badan Pusat Statistik Nomor 95 Tahun 2015 tentang Klasifikasi Baku Lapangan
Usaha Indonesia. KBLI 2015 merupakan pemuktakhiran data lapangan usaha dari
KBLI 2009 dengan melihat pada pergerakan perubahan pola dan perkembangan
ekonomi Indonesia.

Berdasarkan analisa Easybiz, terdapat perbedaan redaksional dalam uraian kode


bidang usaha di KBLI 2009 dan KBLI 2015. Dalam KBLI 2009, tiap kode disebutkan
secara spesifik dan jumlah kode bidang usaha yang dapat diadopsi ke dalam SIUP
lebih sedikit. Sementara KBLI 2015 tampak berusaha menggeneralisir bidang usaha.
Selain itu, lebih banyak kode bidang usaha dalam KBLI 2015 yang dapat diadopsi ke
dalam SIUP. Hal ini untuk memudahkan bagi pelaku usaha, terutama UMKM, dalam
menentukan bidang usahanya.

Anda tidak perlu bingung mengenai hal ini. Biasanya tiap Pemerintah Daerah sudah
membuat bentuk sederhana dari kode KBLI yang bisa dijadikan rujukan dalam
mengurus izin usaha di daerah bersangkutan. Misalnya untuk di Jakarta, anda bisa
melihat pada Keputusan Kepala BPTSP DKI Jakarta Nomor 90 Tahun 2016 jika
bisnis anda hanya memerlukan SIUP sebagai izin usahanya. Hubungi Easybiz bila
Anda mengalami kesulitan dalam menentukan bidang usaha yang anda inginkan
sesuai dengan KBLI.

4. Persyaratan BPJS Ketenagakerjaan


Untuk Mendirikan PT
Meski terkesan sederhana, persyaratan BPJS untuk mendirikan PT ini kerap
menjadi kendala. Pengurusan online masih memakan waktu lebih lama ketimbang
pengurusan secara manual. Berdasarkan pengalaman kami, prosedur manual
dimana pemohon datang langsung ke kantor BPJS pun belum dapat diselesaikan
pada hari yang sama. Kenapa BPJS Ketenagakerjaan ini penting? Di beberapa
wilayah, misalnya Jakarta, adanya sertifikat BPJS Ketenagakerjaan menjadi salah
satu persyaratan untuk dapat mengurus SKDP. Jika anda menyimak poin 2 diatas,
tanpa SKDP akan sulit untuk mendapatkan dokumen legalitas usaha lainnya seperti
NPWP badan, SIUP atau izin usaha lainnya, dan TDP. Untuk mengurus BPJS
Ketenagakerjaan, berikut dokumen yang perlu anda siapkan:
1. Formulir yang sudah diisi;

2. Akta pendirian PT;

3. Surat pengesahan badan hukum dari Kementerian Hukum dan HAM (bagi PT); dan

4. Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan NPWP dari karyawan PT yang didaftarkan.
Setelah permohonan anda terverifikasi, anda akan mendapat email penetapan
besaran iuran pertama. Kemudian akan ada formulir online yang perlu diisi kembali
sebelum anda mendapatkan lembar kode iuran. Dengan berbekal kode iuran
tersebut, anda melakukan penyetoran iuran pertama BPJS Ketenagakerjaan, dan
akhirnya anda bisa mengambil sertifikat BPJS Ketenagakerjaan atas nama PT anda
di kantor BPJS.

5. NPWP Direktur dan NPWP Perusahaan


Dalam pengurusan NPWP badan bagi PT saat ini, Kantor Pajak memberikan aturan
main baru.

Pertama, NPWP direktur PT yang bersangkutan harus sudah dalam format terbaru
yaitu format tahun 2015. Ciri khas dari format terbaru ini adalah adanya Nomor Induk
Kependudukan (NIK) KTP direktur bersangkutan yang tertera di kartu NPWP
pribadinya. Selain NIK, alamat yang tertera di kartu NPWP pribadi tersebut harus
sama dengan alamat yang tertera dalam KTP yang masih berlaku.
Kedua, untuk meningkatkan ketaatan pajak, direktur PT sebaiknya tidak memiliki
tunggakan pajak. Jika ada tunggakan SPT Tahunan, maka yang bersangkutan harus
terlebih dahulu membayar tunggakan pajak tersebut beserta dengan denda
keterlambatannya. Biaya denda mulai dari Rp 100 ribu per tahun, tergantung pada
seberapa tepat waktu anda dalam melunasi tunggakan beserta denda tersebut.

6. SIUP dan TDP Online


Untuk anda yang ingin mendirikan PT yang bergerak di perdagangan umum, maka
izin usahanya adalah Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). Untungnya bagi anda
yang ingin mendirikan PT di Jakarta, sekarang dapat menggunakan layanan untuk
mendapatkan SIUP dan TDP secara online dan simultan. Namun layanan ini masih
membedakan antara SIUP kecil dengan SIUP menengah dan besar.

Bagi PT dengan SIUP menengah dan besar, artinya modal disetor PT diatas Rp 500
juta, dapat mengajukan permohonan SIUP dan TDP secara online dan simultan.
Artinya, dengan sekali login dan pengisian formulir online, anda akan mendapatkan
SIUP dan TDP sekaligus.

Bagi PT dengan SIUP kecil, artinya modal disetor PT berkisar dari Rp 50 juta sampai
Rp 500 juta, tidak dapat simultan. Setidaknya anda perlu 2 (dua) kali
login, pertama saat mengajukan SIUP secara online. Kedua, saat mengajukan
permohonan TDP secara online setelah SIUP terbit.
Berdasarkan pengalaman Easybiz menggunakan fitur layanan SIUP dan TDP
online, dari waktu ke waktu telah ada perbaikan layanan. Jam terbang akan
berpengaruh pada kesuksesan anda dalam menggunakan fitur ini. Mudah-mudahan
fitur layanan online ini dapat ditiru oleh daerah lain agar dapat
membantu mempermudah prosedur pendirian PT.

Apa saja perubahannya?

*updated on 17 Mei 2019

Tahun 2018, terjadi transisi besar-besaran mengenai prosedur pendirian PT di proses awal dan
juga di proses akhir.

Perubahan yang pertama adalah terintegrasinya sistem Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia (Kemenkumham) serta Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) dengan
sistem di Kantor Pelayanan Pajak (KPP).

Sekarang, ketika Notaris mendaftarkan pendirian PT anda di Kemenkumham, NPWP


Perusahaan anda akan sekaligus terdaftar di KPP. Namun memang pada prakteknya untuk
pencetakan kartu NPWP dan SKT tetap dilakukan secara manual oleh KPP.

Perubahan yang kedua adalah berubahnya sistem perizinan.

SIUP dan TDP yang sebelumnya dikeluarkan oleh pemerintah provinsi masing masing sekarang
dikeluarkan melalui sistem Online Single Submission (OSS) dengan sistem yang berbeda.

Pada Tahun 2019, TDP sudah digantikan dengan sistem NIB yang berfungsi juga sebagai
pengganti API (Angka Pengenal Impor). Namun perlu diingat bahwa bidang usaha ini harus
dijalankan dalam perusahaan setelah didaftarkan.

Perubahan ketiga adalah bidang usaha yang terdaftar di Akta Pendirian harus sesuai dengan
yang tertera pada SIUP & NIB.

Bidang usaha yang tertera di SIUP & NIB harus merupakan bidang usaha yang benar-benar
dijalankan oleh pelaku usaha karena jika pada saat survei bidang usaha tersebut tidak
dijalankan, besar kemungkinan akan ada pembekuan pada izin yang Anda sudah ajukan.

Perubahan terakhir dan yang terbaru adalah dihapuskannya SKDP (Surat Keterangan Domisili
Perusahaan) dan SKDU (Surat Keterangan Domisili Usaha).

Berdasarkan SK DPMPTSP DKI Jakarta No 25 Tahun 2019, SKDP sudah tidak diperlukan lagi.
Akan tetapi, pendirian perusahaan tetap harus dilakukan di zonasi komersial/zonasi perusahaan
yang sudah ditentukan.

Apa syarat pendirian PT terbaru?


Berikut dokumen yang dibutuhkan untuk pendirian PT di 2019

 Copy atau scan E-KTP, KK, dan NPWP dengan format terbaru dari pengurus perusahaan
(direktur dan komisaris)
 Copy atau scan E-KTP, KK, dan NPWP dengan format terbaru dari pemegang saham
 Copy PBB & bukti bayar PBB tahun terakhir sesuai domisili perusahaan
 Copy Surat Kontrak/Sewa Kantor atau bukti kepemilikan tempat usaha
 Surat Keterangan Domisili dari pengelola Gedung/Ruko
 Foto kantor tampak dalam dan luar
 Kantor berada di zonasi perkantoran / zonasi komersial / zonasi campuran

Bagaimana prosedur pendirian PT di Tahun 2019?


Langkah-Langkah:

1. Pengecekan Nama oleh Notaris

Pada Tahap ini, Anda harus menyediakan beberapa opsi nama untuk dicek oleh notaris. Proses
ini akan mengkonfirmasi apakah nama yang diajukan bisa digunakan atau harus menggunakan
nama baru untuk diajukan kembali. Nama yang dipilih harus sesuai dengan panduan memilih
nama PT.

Contoh:

PT. MAJU DAMAI SEJAHTERA


PT. SUKSES MAKMUR ABADI
PT. MAJU JAYA BERSAMA

2. Pembuatan Draft Akta oleh Notaris

Setelah Nama sudah dinyatakan bisa digunakan, notaris akan membuat draft Akta atas nama PT
yang sudah disetujui tadi. Biasanya Anda akan mendapatkan draft awal untuk direvisi sebelum
proses tanda tangan Akta di hadapan notaris.

3. Finalisasi dan Tanda Tangan Akta dihadapan Notaris

Setelah draft akta sudah direvisi, maka Akta akan ditandatangani oleh pemilik saham
perusahaan di hadapan notaris. Setiap pemegang saham diwajibkan untuk hadir
menandatangani Akta. Setelah tahap ini, notaris akan membuat Salinan Akta dan mendaftarkan
akta tersebut di Kemenkumham untuk mendapatkan Surat Keputusan dari Kemenkumham untuk
mengesahkan Akta tersebut yang saat ini sekaligus terdaftar bersama no NPWP di KPP.
4. Pengambilan NPWP dan SKT Perusahaan

Setelah NPWP Perusahaan sudah didaftarkan, Kartu NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dan
SKT (Surat Keterangan Terdaftar) akan dikeluarkan oleh KPP(Kantor Pelayanan Pajak) dengan
persyaratan dokumen yang harus dilengkapi sebelumnya.

Biasanya KPP akan melakukan pengecekan apakah data penanggung jawab pada NPWP
Perusahaan tersebut sudah benar, memiliki format NPWP pribadi terbaru dan tidak terdapat
tunggakan pajak.
5. Pendaftaran NIB

NIB atau Nomor Induk Berusaha adalah nomor pengenal bagi pelaku usaha. NIB berfungsi untuk
menggantikan TDP dan API, Akses Kepabeanan serta RPTKA jika diperlukan oleh si pelaku
USAHA.

Pendaftaran NIB dilakukan melalui sistem OSS (Online Single Submission). Pengajuan API tidak
wajib dan hanya perlu diajukan apabila dibutuhkan.

Bila tidak langsung didaftarkan, API masih bisa didaftarkan setelah NIB sudah keluar ketika
pelaku usaha sudah membutuhkan izin tersebut.

Pemilihan Bidang Usaha di NIB dilakukan dengan memilih KBLI Bidang Usaha yang sesuai.

Silakan cek disini untuk mencocokkan KBLI yang ada dengan bidang usaha yang akan Anda
jalankan
6. Pengajuan Izin Usaha dan Izin Komersial

Sama seperti NIB, Izin Usaha diterbitkan setelah NIB sudah keluar.

Izin Usaha menggantikan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang sebelumnya menjadi
salah satu dokumen perizinan wajib untuk perusahaan.

Izin usaha diajukan terlebih dahulu sebelum izin komersial. Izin Komersial berfungsi untuk pelaku
usaha atau badan usaha yang dengan bidang yang kegiatan operasionalnya membutuhkan izin
khusus.

Contohnya adalah perusahaan yang melakukan produksi makanan atau obat-obatan.


IZIN.co.id dapat membantu Anda untuk mendirikan PT dan juga menyediakan alamat Virtual
Office jika Anda tidak memiliki alamat untuk legalitas. Cukup hubungi kami di WhatsApp atau
mengisi formulir dibawah ini.

Syarat Pendirian PT dan CV

1. COMMANDITAIRE VENNOOTSCHAP (CV)


Persekutuan Komanditer (CV) adalah persekutuan yang didirikan oleh minimal 2 (dua) orang yang mempercayakan uang
atau barang kepada seorang atau beberapa orang yang menjalankan perusahaan.

Berikut ini adalah langkah-langkah pendirian CV :

PEMBUATAN AKTA DAN PENDIRIAN CV

Akta ini dibuat dan ditandatangani oleh notaris, dengan menyerahkan :

 Fotokopi KTP Direktur dan Persero Pasif (Komisaris)

 Fotokopi NPWP Direktur dan Persero Pasif (Komisaris)

 Nama CV

 Penjelasan mengenai bidang usaha

 Foto Direktur ukuran 3x4 latar belakang merah

PEMBUATAN SURAT KETE RANGAN DOMISILI PERU SAHAAN

Surat ini diajukan ke kelurahan setempat, sebagai bukti keterangan alamat perusahaan dengan persyaratan :

 Pengisian formulir pengajuan SKDP

 Melampirkan legalitas perusahaan (Akta Pendirian & SK Menkumham)

 Fotokopi kontrak/sewa tempat usaha atau bukti kepemilikan tempat usaha

 Surat keterangan dan pemilik gedung apabila bedomisili di gedung perkantoran/pertokoan

 Fotokopi PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) tahun terakhir

 Fotokopi IMB (Ijin Mendirikan Bangunan)

 Foto gedung/ruangan tampak luar dan dalam


PEMBUATAN NOMOR POKOK W AJIB PAJAK (NPW P)

Permohonan pendaftaran wajib pajak badan usaha diajukan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) sesuai dengan domisili
perusahaan. Selain mendapat kartu NPWP, nanti juga akan mendapat surat keterangan terdaftar sebagai wajib pajak
dengan persyaratan :

 Pengisian formulir pengajuan NPWP

 Melampirkan legalitas perusahaan (Akta Pendirian, SK Menkumham & SKDP)

 Fotokopi KTP, NPWP & KK Direktur

PEMBUATAN SURAT IJIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP)

Permohonan diajukan ke Dinas Perdagangan Kota/Kabupaten untuk golongan SIUP menengah dan kecil. Sedangkan
SIUP besar diajukan ke Dinas Perdagangan Propinsi dengan persyaratannya:

 Pengisian formulir pengajuan SIUP

 Melampirkan legalitas perusahaan (Akta Pendirian, SK Menkumham, SKDP & NPWP)

 Pas foto direktur perusahaan ukuran 3×4 (2 lembar) berwarna.

PEMBUATAN SURAT KETE RANGAN DOMISILI PERU SAHAAN

Surat ini diajukan ke kelurahan setempat, sebagai bukti keterangan alamat perusahaan dengan persyaratan :

 Pengisian formulir pengajuan SKDP

 Melampirkan legalitas perusahaan (Akta Pendirian & SK Menkumham)

 Fotokopi kontrak/sewa tempat usaha atau bukti kepemilikan tempat usaha

 Surat keterangan dan pemilik gedung apabila bedomisili di gedung perkantoran/pertokoan

 Fotokopi PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) tahun terakhir

 Fotokopi IMB (Ijin Mendirikan Bangunan)

 Foto gedung/ruangan tampak luar dan dalam

PEMBUATAN TANDA DAFTAR PERUSAHAAN (TDP)

Pendaftaran dilakukan ke Dinas Perdagangan yang berada di Kota/Kabupatcn domisili perusahaann :

 Pengisian formulir pengajuan SIUP

 Melampirkan legalitas perusahaan (Akta Pendirian, SK Menkumham, SKDP, NPWP & TDP)

 Pas foto direktur perusahaan ukuran 3×4 (2 lembar) berwarna


Dengan demikian, berkas dokumen yang kita
dapatkan meliputi :
 Akta pendirian CV
 Surat Keterangan Domisili Perusahaan
 NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
 Pengesahan Pengadilan
 SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
 TDP (Tanda Daftar Perusahaan)

2. PERSEROAN TERBATAS (PT)


PT atau Perseroan Terbatas adalah Badan Hukum yang dimiliki oleh minimal dua orang dengan tanggung jawab yang
hanya berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi dari pengurus dan pemegang saham peru sahaan tersebut.
Di dalam PT, Pemilik Modal (Pemegang Saham) tidak harus memimpin perusahaan dengan cara menunjuk orang lain di
untuk menjadi Direktur atau Komisaris.

Syarat umum pendirian perseroan terbatas (PT) adalah :


 Fotokopi KTP, NPWP & KK para pemegang saham dan pengurus,
minimal 2 orang
 Foto Direktur ukuran 3x4 latar belakang merah
 Copy PBB tahun terakhir sesuai domisili perusahaan
 Copy Surat Kontrak/Sewa Kantor atau bukti kepemilikan tempat usaha
 Surat Keterangan Domisili dari pengelola Gedung jika berdomisili di
Gedung Perkantoran
 Surat Keterangan RT / RW (jika dibutuhkan, untuk perusahaan yang
berdomisili di lingkungan perumahan) khusus luar jakarta
 Kantor berada di Wilayah Perkantoran/Plaza, atau Ruko, atau tidak
berada di wilayah pemukiman
 Surat Keterangan Zonasi dari Kelurahan
 Stempel Perusahaan

*Note :

- Sebagian besar daerah di DKI Jakarta mensyaratkan minimal salah satu direktur berasal dari DKI Jakarta, hal ini
ditunjukkan dengan KTP berdomisili DKI Jakarta.
- NPWP yang diberikan disarankan sudah diupdate, baik secara lokasi yang sama dengan KTP maupun kesesuaian
informasi tambahan seperti NIK, No Telepon dan Email.
- Untuk Suami-Istri yang NPWPnya disatukan, maka perlu diupdate agar nama pasangan juga dicantumkan di NPWP
tersebut.
- Untuk Suami-Istri yang tidak memiliki perjanjian pranikah dan ingin mendirikan PT berdua, maka perlu mengajak 1
pihak lagi untuk melengkapi susunan pemegang saham dan pengurus.

Syarat pendirian PT secara formal berdasarkan UU


No. 40/2007 adalah sebagai berikut:

 Pendiri (Direktur dan Komisaris) minimal terdiri dari 2 orang atau


lebih
 Nama Perusahaan
 Susunan pemegang saham (pendiri wajib mengambil bagian dalam
saham)
 Akta pendirian harus disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM
 Menetapkan nilai Modal dasar dan modal disetor (nilai modal setor
minimal 25% dari modal dasar)
 Klasifikasi perusahaan :

PT KECIL
Modal Setor lebih dari

Rp 50.000.000,-

PT MENENGAH

Modal Setor lebih dari

Rp 500.000.000,-

PT BESAR

Modal Setor lebih dari

Rp 10.000.000.000,-

 Pengurus terdiri dari Minimal 1 orang Direktur dan 1 orang Komisaris


 Pemegang saham harus WNI atau Badan Hukum yang didirikan
menurut hukum Indonesia
 Akta Notaris yang berbahasa Indonesia

Tahapan Pendirian Perseroan Terbatas

1. Pengecekan Nama

2. Pembuatan Draft Akta

3. Tanda Tangan Akta

4. Pengesahan di Kementrian Hukum dan HAM

5. Pengajuan SKDP Sementara

6. Pengajuan NPWP Perusahaan

7. Pengajuan SKDP Perpanjangan

8. Pengajuan SIUP

9. Pengajuan TDP
Baca juga : Virtual Office di Jakarta bisa PKP?

1. Pengecekan Nama

Pada Tahap ini, Anda harus menyediakan opsi nama untuk dicek oleh notaris.
Proses ini akan mengkonfirmasi apakah nama yang diajukan bisa digunakan
atau harus menggunakan nama baru untuk diajukan kembali.

2. Pembuatan Draft Akta

Setelah Nama sudah dinyatakan bisa digunakan, notaris akan membuat draft
Akta atas nama PT yang sudah disetujui tadi. Biasanya Anda akan
mendapatkan draft awal untuk direvisi sebelum proses tanda tangan Akta di
hadapan notaris.

3. Tanda Tangan

Setelah draft akta sudah direvisi, maka Akta akan ditandatangani oleh pemilik
saham perusahaan di hadapan notaris. Normalnya setiap pemegang saham
diwajibkan untuk ikut dan menandatangani Akta. Jika Pengurus perusahaan
bukan pemegang saham, tidak perlu untuk hadir di bagian ini.

4. Pengesahan di Kementrian Hukum dan HAM

Notaris akan mengurus pengesahan atas Akta yang baru ditandatangani untuk
disahkan di Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Pengesahan akan
menghasilkan dokumen yang disebut SK Kemenkumham. Tanpa dokumen ini,
maka Akta tidak akan dianggap sah secara hukum. Setiap perubahan yang
dilakukan di Akta memerlukan SK yang baru untuk mengesahkan perubahan
yang dibuat. Akta berlaku seumur hidup, namun masa berlaku pengurus
perusahaan hanya berlaku maksimal 5 tahun. Hal ini membutuhkan Akta untuk
diperbaharui dan disahkan ulang minimal setiap 5 tahun.

5. Pengajuan Surat Keterangan Domisili Perusahaan(SKDP) Sementara


Surat Keterangan Domisili Perusahaan atau disebut SKDP adalah surat yang
menerangkan lokasi domisili dari suatu perusahaan. Biasanya surat ini dibuat di
Kelurahan setempat dimana alamat perusahaan ditulis. Surat ini berlaku
selama 1 bulan setelah surat ini dikeluarkan. Fungsi SKDP Sementara adalah
sebagai syarat pengajuan NPWP Perusahaan.

6. Pengajuan NPWP (Nomor Pokok Wajib Perusahaan) Perusahaan

NPWP Perusahaan dibuat sebagai sarana administrasi perpajakan perusahaan.


NPWP biasanya diurus oleh KPP (Kantor Pelayanan Pajak). Kebanyakan
daerah KPP mensyaratkan adanya SKDP Sementara sebagai persyaratan.
Namun ada beberapa daerah dimana NPWP bisa langsung diajukan setelah
Akta sudah disahkan oleh Kemenkumham. NPWP Perusahaan berlaku seumur
hidup kecuali jika ada perpindahan domisili perusahaan.

7. Pengajuan SKDP Perpanjangan

SKDP Perpanjangan diajukan setelah NPWP Perusahaan sudah diberikan oleh


KPP. Masa berlaku SKDP Perpanjangan adalah 1 tahun untuk domisili virtual
office. Namun untuk domisili fisik seperti ruang kantor berlaku 5 tahun.

8. Pengajuan SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)

SIUP atau Surat Izin Usaha Perdagangan adalah dokumen perizinan yang
melegalkan suatu perusahaan untuk melakukan kegiatan perdagangan.
Biasanya SIUP berisi 3 bidang usaha utama sesuai klasifikasi KBLI yang
dijalankan Perusahaan tersebut. Bidang Usaha yang tidak tercantum di dalam
SIUP masih bisa dijalankan oleh si Perusahaan selama bidang Usaha tersebut
masih tercantum di Akta Perusahaan.

9. Pengajuan TDP (Tanda Daftar Perusahaan)

TDP adalah tahapan akhir dari perizinan umum Perusahaan. TDP atau Tanda
Daftar Perusahaan adalah salah satu bukti bahwa Perusahaan telah melakukan
wajib daftar perusahaan. Sebagian daerah di DKI bisa mendaftarkan SIUP dan
TDP secara paralel. TDP biasanya diisi oleh satu bidang usaha yang paling
utama di SIUP.

Biaya, Syarat & Prosedur Pembuatan Perseroan Terbatas (PT) Terbaru January 15, 2019 Praktik
berbagai sektor usaha erat kaitannya dengan Perseroan Terbatas (PT) karena telah menjadi model
badan usaha yang lazim dan banyak dipilih. Secara garis besar, badan usaha terbagi menjadi dua,
yaitu badan usaha berbadan hukum dan badan usaha yang bukan badan hukum. Perseroan Terbatas
merupakan badan usaha berbadan hukum yang memiliki permodalan dan karakterisik yang khas dan
berbeda dari koperasi, yayasan, serta badan usaha yang bukan badan hukum lainnya. Sebelum
mendirikan PT, Anda harus mengetahui karakteristik dari sebuah PT di bawah ini: Didirikan oleh 2
orang atau lebih Berdasarkan ketentuan pasal 7 ayat (1) UU Perseroan Terbatas (UUPT) dan
penjelasannya, para pihak yang bertindak sebagai pendiri PT merupakan orang perseorangan atau
badan hukum. Pada dasarnya, PT dibentuk atas perjanjian, oleh karena itu memiliki lebih dari 1
orang pendiri. Setiap pendiri wajib mengambil bagian saham. Namun, menurut Pasal 7 ayat (7) UUPT
ketentuan pendiri dua orang atau lebih tersebut tidak berlaku bagi PT yang seluruh sahamnya
dimiliki oleh negara (BUMN) atau PT yang mengelola bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan,
lembaga penyimpanan dan penyelesaian, dan lembaga lain sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang tentang Pasar Modal. Dibuat berdasarkan perjanjian tertulis yang dituang dalam Akta
Notaris Pendirian PT tidak dapat dilakukan secara lisan, artinya harus dilakukan secara tertulis dan
otentik. Pasal 7 ayat (1) UUPT secara tegas menyatakan bahwa perjanjian pendirian PT harus
dituangkan ke dalam akta otentik di hadapan notaris dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian,
pendirian PT dengan akta notaris merupakan syarat mutlak adanya PT. Bila pendirian PT tidak
dilakukan dengan akta notaris, maka batal demi hukum. Modal Dasar, Modal Ditempatkan, dan
Modal Disetor Untuk mendirikan usaha tentunya modal menjadi hal paling utama yang dibutuhkan.
Modal PT terbagi menjadi 3, yaitu modal dasar modal ditempatkan, dan modal disetor. Modal dasar
adalah akumulasi dari seluruh nilai nominal saham yang dikeluarkan oleh PT. Jumlahnya disepakati di
antara para pendiri. Namun untuk kegiatan usaha tertentu dapat ditetapkan minimum modal dasar
yang lebih besar oleh undang-undang yang mengatur kegiatan usaha tersebut. Dari modal dasar
tersebut, paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) harus ditempatkan dan disetor penuh. Modal
ditempatkan adalah modal (saham) yang telah diambil oleh pendiri maupun pemegang saham untuk
dilunasi. Sementara modal disetor adalah saham yang telah dilunasi dan masuk ke dalam kas
PT. Pemisahan Harta Kekayaan PT Pada prinsipnya, PT sebagai badan hukum yang merupakan
subjek hukum memiliki hak dan kewajiban yang berdiri sendiri. Prinsip yang sangat mendasar dari
PT, membedakannya dari firma, CV ataupun jenis badan usaha lain yang bukan merupakan badan
hukum. Prinsip tersebut adalah terdapat pemisahan harta kekayaan antara PT dengan pemegang
saham. PT memiliki harta kekayaan sendiri yang terpisah dari kekayaan organ-organ yang
menjalankan kegiatan dari PT tersebut. Dengan adanya pemisahan tersebut, pemegang saham tidak
bertanggung jawab atas kerugian PT melebihi nilai saham yang telah dimasukkannya dan Direksi
maupun Dewan Komisaris juga tidak bertanggung jawab secara pribadi atas segala perikatan yang
dibuat atas nama PT. Tanggung Jawab Terbatas Pemegang Saham, Direksi, dan Dewan Komisaris Di
dalam PT, direksi memiliki kewenangan bertindak sebagai pengurus. Hal-hal terkait kepengurusan PT
dilakukan oleh anggota direksi. Sedangkan, Dewan Komisaris berwenang mengadakan pengawasan
terhadap pengurusan yang dilakukan oleh direksi. Tugas pengawasan tersebut juga termasuk
memberikan arahan dan petunjuk kepada direksi dan RUPS agar pengurusan berjalan dengan baik.
Perihal kewenangan tersebut, ada sebuah prinsip bernama Bussiness Judgement Rule. Dimana
prinsip ini menyatakan anggota direksi tidak dapat dimintakan pertanggungjawaban secara pribadi
atas tindakannya yang dilakukan dalam kedudukannya sebagai anggota direksi, apabila ia dapat
meyakini dan membuktikan bahwa tindakannya dilakukan dengan jujur, beritikad baik, dan demi
kepentingan PT. Oleh karena itu, jika terjadi kerugian pada PT, direksi tidak dapat dimintakan
pertanggungjawaban secara pribadi sepanjang ia bisa membuktikan bahwa kerugian tersebut bukan
terjadi karena kesalahan atau kelalaiannya. Tanggung jawab terbatas ini juga berlaku terhadap
pemegang saham dan Dewan Komisaris. Objek Pajak PT Berdasarkan UU No. 36 Tahun 2008
tentang Pajak Penghasilan (UU PPh), badan usaha termasuk subjek yang dikenai pajak. Jenis badan
usaha yang sering dipilih oleh para pebisnis adalah CV dan PT. Pada dasarnya, tarif pajak yang
dikenakan kepada CV dan PT sama-sama tergantung jumlah penghasilan yang diperoleh. Namun,
terdapat perbedaan objek pajak keduanya. Telah kita ketahui bahwa CV bukanlah jenis usaha
berbadan hukum, sehingga kekayaan atau aset usaha CV termasuk harta pribadi pendiri ada di
dalamnya. Yang menjadi objek pajak dari CV adalah laba usaha yang merupakan penghasilan yang
diterima pendiri sesuai Pasal 4 ayat (1) huruf c UU PPh. Sementara PT memiliki kekayaan yang terdiri
atas saham-saham. Pemegang saham yang merupakan pemilik PT mendapatkan dividen atas
keuntungan yang diperoleh PT berdasarkan jumlah saham yang dimilikinya. Dividen merupakan
salah satu objek pajak menurut Pasal 4 ayat (1) huruf g UU PPh. Besarnya pajak dividen adalah
sebesar 15% dari penghasilan bruto. Selain dividen, penghasilan dari transaksi saham juga menjadi
objek pajak berdasarkan Pasal 4 ayat (2) huruf c. Dengan karakteristik PT yang telah diuraikan di
atas, apakah minat mendirikan PT anda semakin bertambah? Yuk pelajari dahulu tahapan
mendirikan sebuah PT! Prosedur Pembuatan PT Ketentuan mengenai pembuatan PT diatur dalam
Pasal 7 sampai Pasal 14 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT). Berikut ini
merupakan prosedur yang harus dilalui agar dapat mendirikan PT: Pengajuan Nama Perseroan
Terbatas Sebelum akta pendirian dibuat, para pendiri harus mengajukan permohonan nama PT
secara online di AHU Online yang diselenggarakan oleh Direktorat Jendral Administrasi Hukum
Umum. Prosedur ini dilakukan untuk memastikan bahwa nama PT yang diajukan memenuhi
persyaratan yang ditentukan oleh Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2011, yaitu: ditulis dengan
huruf latin; belum dipakai secara sah oleh PT lain atau tidak sama pada pokoknya dengan Nama PT
lain; tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan; tidak sama atau tidak mirip
dengan nama lembaga negara, lembaga pemerintah, atau lembaga internasional, kecuali mendapat
izin dari lembaga yang bersangkutan; tidak terdiri atas angka atau rangkaian angka, huruf atau
rangkaian huruf yang tidak membentuk kata; tidak mempunyai arti sebagai PT, badan hukum, atau
persekutuan perdata; tidak hanya menggunakan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha sebagai
Nama PT; dan sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha PT, dalam hal maksud dan
tujuan serta kegiatan usaha akan digunakan sebagai bagian dari Nama PT. Menteri memberikan
persetujuan terhadap nama PT paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah pengajuan. Nama PT yang
telah memperoleh persetujuan baru dapat dimuat dalam anggaran dasar. Pembuatan Akta
Pendirian Dalam pembuatan akta pendirian PT tersebut para pendiri harus hadir atau dapat diwakili
oleh orang lain berdasarkan surat kuasa. Akta pendirian berisikan anggaran dasar maupun
keterangan lainnya. Hal-hal yang harus termuat di Anggaran Dasar berdasarkan Pasal 15 UUPT
adalah berikut ini: nama dan tempat kedudukan Perseroan; maksud dan tujuan serta kegiatan usaha
Perseroan; jangka waktu berdirinya Perseroan; besarnya jumlah modal dasar, modal ditempatkan,
dan modal disetor; jumlah saham, klasifikasi saham apabila ada berikut jumlah saham untuk tiap
klasifikasi, hak-hak yang melekat pada setiap saham, dan nilai nominal setiap saham; nama jabatan
dan jumlah anggota Direksi dan Dewan Komisaris; penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan
RUPS; tata cara pengangkatan, penggantian, pemberhentian anggota Direksi dan Dewan Komisaris;
tata cara penggunaan laba dan pembagian dividen Sedangkan keterangan lain yang dimuat dalam
akta pendirian nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, dan
kewarganegaraan pendiri perseorangan, atau nama, tempat kedudukan dan alamat lengkap serta
nomor dan tanggal Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum dari pendiri Perseroan;
nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, kewarganegaraan anggota
Direksi dan Dewan Komisaris yang pertama kali diangkat; nama pemegang saham yang telah
mengambil bagian saham, rincian jumlah saham, dan nilai nominal saham yang telah ditempatkan
dan disetor. Selain hal-hal di atas, Pendiri dibebaskan memuat ketentuan lain di Anggaran Dasar
asalkan tidak bertentangan dengan Undang-Undang. Anggaran dasar tidak boleh memuat:
ketentuan tentang penerimaan bunga tetap atas saham; dan ketentuan tentang pemberian manfaat
pribadi kepada pendiri atau pihak lain. Tempat kedudukan/Domisili PT Badan hukum Indonesia
harus memiliki kedudukan di Indonesia menurut UUPT, oleh karena itu PT sebagai suatu badan
hukum harus memiliki domisili dan alamat yang jelas yang berasa di wilayah Indonesia. Namun,
masih banyak usaha baru belum cukup memiliki biaya untuk mendirikan ataupun menyewa ruang
kantor yang sesuai peraturan zonasi untuk domisili usahanya. Kini ada solusi bagi usaha baru yang
memiliki kendala tersebut, yakni berdomisili usaha di Virtual Office yaitu sewa kantor non-fisik yang
tentunya lebih murah. Contohnya adalah Legalo Virtual Office di Jakarta Selatan. Maksud dan
Tujuan Kegiatan Usaha PT Maksud dan Tujuan kegiatan usaha PT harus disesuaikan dengan melihat
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI). Acuan KBLI terbaru adalah Peraturan Kepala Badan
Pusat Statistik No.19 Tahun 2017 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (Perka BPS
No.19/2017). Hal demikian dimaksud agar tercipta keseragaman definisi dan klasifikasi lapangan
usaha sehingga mempermudah kita. Perka BPS No.19/2017 menjadi pedoman masing-masing
daerah dalam menentukan KBLI yang bisa digunakan di daerah masing-masing. Contoh, jika PT anda
bergerak di bidang perdagangan di di Jakarta, dapat melihat KBLI pada Keputusan BPTSP Jakarta
Nomor 50 Tahun 2016. Anda juga harus mendeskripsikan kegiatan usaha yang akan menjadi
pedoman PT untuk mencapai maksud dan tujuan kegiatan usaha PT. Pengajuan Permohonan
Pengesahan Badan Hukum PT Kepada Menteri Paling lambat 60 hari sejak tanggal akta pendirian
ditandatangani, para pendiri atau notaris yang dikuasakannya mengajukan permohonan kepada
Menteri secara online sebagaimana pengajuan permohonana nama PT. Permohonan pengesahan
dilengkapi keterangan mengenai dokumen pendukung. Dalam jangka waktu 30 hari sejak
pernyataan tidak berkeberatan dari Menteri, pemohon menyampaikan secara fisik surat
permohonan yang dilampiri dengan dokumen pendukung. Menteri menerbitkan keputusan tentang
pengesahan badan hukum PT yang ditandatangani secara elektronik paling lambat dalam waktu 14
hari. Saat akta pendirian PT dan SK Kemenkumham diterbitkan, NPWP perusahaan secara otomatis
juga diterbitkan tanpa perlu pengajuan secara manual ke Kantor Pelayanan Pajak di wilayah domisili
perusahaan. Sampai tahap ini, PT dikatakan telah berdiri. Pada tanggal yang sama, Menteri akan
mendaftarkan data PT ke dalam Daftar Perseroan Terbatas, kemudian mengumumkannya dalam
Tambahan Berita Negara Republik Indonesia paling lambat 14 (empat belas) hari setelahnya.
Perbuatan hukum pendiri atas nama PT yang belum memperoleh status badan hukum hanya boleh
dilakukan secara bersama-sama oleh semua pendiri termasuk anggota direksi dan dewan komisaris.
Oleh karena itu tanggung jawab atas perbuatan tersebut ada di mereka semua secara tanggung
renteng. Tanggung jawab tersebut beralih menjadi tanggung jawab PT jika telah disetujui oleh RUPS
pertama kali yang harus dilaksanakan paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak PT memperoleh
status badan hukum. Prosedur Perizinan Pendirian suatu PT tidak hanya berhenti pada tahap yang
diuraikan sebelumnya. Untuk menjalankan kegiatan usahanya, PT bersangkutan pasti membutuhkan
izin usaha dan izin komersial atau operasional. Pada pertengahan tahun 2018, Pemerintah Pusat
menghadirkan Lembaga Online Single Submissions atau disingkat OSS untuk menyelenggarakan
sistem pemberian perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik berdasarkan ketentuan
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2018. Maksud terintegrasi adalah menyatukan proses menjadi
satu kesatuan menyeluruh, sehingga mempercepat pelaksanaan kegiatan usaha dari pelaku usaha
baik perseorangan maupun badan usaha seperti Perseroan Terbatas. Dengan adanya sistem OSS,
pelaku usaha tidak perlu mengurus legalitas badan usahanya seperti tanda daftar perusahaan (TDP),
surat izin usaha perdagangan (SIUP), surat keterangan domisili perusahaan (SKDP), maupun NPWP
secara terpisah. Semua kebutuhan terkait itu terintegrasi dalam sistem OSS. Lembaga OSS
menerbitkan perizinan berusaha untuk dan atas nama menteri, pimpinan lembaga, gubernur, atau
bupati/wali kota sesuai kewenangannya kepada Pelaku Usaha. Tahapan untuk memperoleh
perizinan melalui sistem OSS terdiri dari 3 tahap, yaitu pendaftaran; pemberian Izin Usaha; dan
pemberian Izin Komersial atau Operasional. A. Pendaftaran Mengakses laman OSS dan aktivasi
akun dengan cara memasukkan identitas penanggung jawab atau Direktur Utama PT. Memperoleh
Nomor Induk Berusaha (NIB) NIB merupakan identitas Pelaku Usaha yang berupa 13 (tiga belas) digit
angka acak yang diberi pengaman dan disertai dengan Tanda Tangan Elektronik. NIB juga berlaku
sebagai Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Angka Pengenal Impor (API) jika pelaku usaha akan
melakukan kegiatan impor, maupun Akses Kepabeanan jika pelaku usaha akan melakukan kegiatan
ekspor dan/atau impor. Untuk mendapatkan NIB anda harus mengisi data sebagai berikut: nama
dan/atau nomor pengesahan akta pendirian atau nomor pendaftaran PT; data perusahaan lainnya
bidang usaha; NPWP badan usaha. Jika belum memiliki NPWP, OSS memproses pemberian NPWP.
jenis penanaman modal; negara asal penanaman modal (dalam hal terdapat penanaman modal
asing); lokasi penanaman modal; besaran rencana penanaman modal; rencana penggunaan tenaga
kerja; nomor kontak badan usaha; rencana permintaan fasilitas perpajakan, kepabeanan, dan/atau
fasilitas lainnya; Setelah itu anda akan mendapat NIB dan dokumen pendaftaran
lainnya. B. Pemberian Izin Usaha Lembaga OSS baru menerbitkan Izin Usaha setelah menerbitkan
Izin Lokasi, Izin Lokasi Perairan, Izin Lingkungan dan/atau Izin Mendirikan Bangunan berdasarkan
komitmen dan/atau persyaratan yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan dan telah
melakukan pembayaran jika dipersyaratkan. Izin Usaha diberikan agar pelaku usaha dapat memulai
usaha dan/atau kegiatan sesuai komitmen dan/atau persyaratan namun terbatas hanya sampai
sebelum pelaksanaan komersial atau operasional. C. Pemberian Izin Operasional/Komersial Izin
operasional atau komersial diberikan untuk melakukan kegiatan komersial atau operasional dengan
memenuhi persyaratan dan/atau komitmen. Bentuk izin operasional/komersial dapat berupa
standar, sertifikat, izin ekspor/impor, persetujuan ekspor/impor, lisensi, dan/atau pendaftaran
barang/jasa (izin/non-izin) sesuai dengan jenis produk dan/atau jasa yang dikomersialkan oleh
Pelaku Usaha Pelaku usaha harus menyelesaikan pemenuhan komitmen masing-masing izin/non-izin
tersebut di masing-masing instansi pemerintah pusat atau pemerintah daerah yang menerbitkannya.
Seluruh perizinan yang telah diterbitkan oleh OSS hanya akan diaktivasi dan berlaku efektif setelah
komitmen izin telah dipenuhi dan melakukan pembayaran biaya perizinan berusaha. Jika sudah
menyelesaikan semua tahapan di atas, selamat Anda dapat menjalankan kegiatan dan/atau usaha
dari PT Anda! Author: Fahira Nabila
Sumber: Biaya, Syarat & Prosedur Pembuatan Perseroan Terbatas (PT) Terbaru

AKARTA - Memulai usaha menjadi fokus Paket Kebijakan XII. Dengan paket
kebijakan deregulasi ini, proses pendirian perseroan terbatas (PT) akan
dipermudah.
"Jika sebelumnya berdasarkan UU nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan
terbatas, modal minimal untuk pendirian PT dipersyaratkan Rp50 juta, kini
diperingan," kata Menko Perekonomian Darmin Nasution di Istana Negara,
Jakarta, Kamis (28/4/2016).
Dalam paket ini, modal dasar PT tetap minimal Rp50 juta. Namun untuk UMKM,
modal dasar ditentukan berdasarkan kesepakatan para pendiri PT yang dituangkan
dalam akta pendirian PT.
Selain itu, pembentukan PT yang awalnya harus melalui 13 prosedur dipangkas
menjadi tujuh prosedur. Jika awalnya biaya untuk mendirikan PT sekira Rp7,8
juta, maka kini hanya sekira Rp2,7 juta.
Pemangkasan prosedur ini pun menghabiskan waktu 10 hari dari awalnya 47 hari.
Dan izin yang diperlukan pun hanya tiga, yakni SIUP dan TDP terbit bersamaan
serta akta pendirian. Sementara sebelumnya membutuhkan lima izin, SIUP, TDP,
Akta pendirian, izin tempat usaha, dan izin gangguan.
[Baca juga: Paket XII Resmi Diluncurkan, Berikut Rangkumannya]
Berikut tujuh cara mendirikan PT dengan deregulasi tersebut:
1. Pengajuan nama perusahaan, pembayaran untuk pesan nama, penerbitan izin
penggunaan nama perusahaan dilakukan dalam satu sistem pelayanan dengan lama
proses pengurusan dua hari kerja dengan biaya Rp200 ribu.
2. Memperoleh standar akta perusahaan dari notaris, satu hari kerja dengan biaya
Rp1 juta untuk PT.
3. Pengajuan izin pendirian badan hukum, penerbitan izin pendirian badan hukum,
pembayaran PNBP, pengesahan badan hukum, satu hari kerja dengan biaya Rp1
juta.
4. Pengajuan SIUP dan TDP serta BPJS Kesehatan secara online di PTSP, satu hari
kerja tanpa biaya.
5. Pendaftaran perusahaan di Dinas Tenaga Kerja, satu hari kerja tanpa biaya.
6. Pengajuan daftar BPJS Ketenagakerjaan secara online, dua hari kerja tanpa
biaya
7. Mendapatkan nomor NPWP dan VAT Collector Number Nomor Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak (NPPKP) secara online.

Anda mungkin juga menyukai