Anda di halaman 1dari 8

FLOW PROSES ADMINISTRASI PENDIRIAN PT

Pengertian Perseroan Terbatas (PT) 

Sebelum memahami prosedur dan syarat pendirian PT terbaru, ketahui terlebih dahulu apa itu PT (Perseroan
Terbatas). 

Menurut Pasal 109 angka 1 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja ("UU Cipta Kerja")
yang mengubah Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas ("UU PT"),
PT adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham atau badan hukum perorangan yang
memenuhi kriteria usaha mikro dan kecil ("UMK") sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan
mengenai UMK.

 Pengertian PT menurut H.M.N. Purwosutjipto seperti tertulis dalam bukunya yang berjudul Pengertian
Pokok Hukum Dagang Indonesia - PT adalah persekutuan berbentuk badan hukum. Badan hukum ini
tidak disebut persekutuan, tetapi perseroan sebab modal badan hukum itu terdiri dari 'sero-sero' atau
saham yang dimilikinya 

 Pengertian PT menurut Zaeni Asyhadie seperti tertulis dalam bukunya berjudul Hukum Bisnis Prinsip
dan Pelaksanaannya di Indonesia - PT adalah suatu bentuk usaha yang berbadan hukum, yang pada
awalnya dikenal dengan nama Naamloze Vennootschap (NV). Istilah terbatas di dalam PT tertuju pada
tanggung jawab pemegang saham yang hanya terbatas pada nominal dari semua saham yang dimilikinya

1. Mempersiapkan Data Pendirian PT

a) Nama PT
Nama PT minimal terdiri dari 3 suku kata. Tidak boleh menggunakan serapan asing dan tidak boleh
menggunakan nama pt yang sudah ada.
Pengaturan lengkap tentang pemakaian nama PT diatur dalam PP 43/2011 tentang Tata Cara Pengajuan
Dan Pemakaian Nama Perseroan Terbatas.
pengajuan nama perusahaan ini didaftarkan oleh notaris melalui Sistem Administrasi Badan Hukum
(Sisminbakum) Kemenkumham.
Adapun persyaratan yang dibutuhkan sebagai berikut:
 Melampirkan asli formulir dan pendirian surat kuasa;
 Melampirkan photocopy Kartu Identitas Penduduk (“KTP”) para pendirinya dan para pengurus
perusahaan;
 Melampirkan photocopy Kartu Keluarga (“KK”) pimpinan/pendiri PT
Proses ini bertujuan untuk akan melakukan pengecekan nama PT, dimana pemakaian PT tidak
boleh sama atau mirip sekali dengan nama PT yang sudah ada maka yang perlu siapkan adalah 2
(dua) atau 3 (tiga) pilihan nama PT, usahakan nama PT mencerminkan kegiatan usaha anda.
Disamping itu, pendaftaran nama PT ini bertujuan untuk mendapatkan persetujuan dari instansi
terkait (Kemenkumham) sesuai dengan UUPT dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2011 Tentang Tata Cara Pengajuan dan Pemakaian Nama Perseroan Terbatas.
b) Tempat dan Kedudukan PT
Adalah dimana PT beralamat dan berkedudukan hukum. Berada di dalam wilayah
Kotamadya/Kabupaten.
Apabila memilih Jakarta Selatan sebagai tempat kedudukan PT dalam pendirian PT, maka alamat PT
harus ada di wilayah Jakarta Selatan.
Apabila alamat PT tersebut diatas bukan berada di Jakarta Selatan, maka berdasarkan praktek dianggap
sebagai cabang dan selanjutnya harus dibuat Akta Cabang dan diurus perizinannya.
c) Maksud dan Tujuan PT
Maksud dan tujuan PT akan diatur dalam Pasal 3 Akta Pendirian PT. Menjelaskan bahwa PT tersebut
didirikan untuk melakukan kegiatan apa saja.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam maksud dan tujuan PT, yaitu:
1) Anda bisa memilih bidang usaha apapun, kecuali yang yang dilarang oleh peraturan
2) Bidang usaha yang akan dijalankan, harus tertulis dalam akta pendirian PT
3) Bidang usaha yang akan dijalankan, harus memiliki izin usaha. Contoh apabila kegiatan usaha
anda adalah restoran, maka anda wajib memiliki Izin Restoran
d) Struktur Permodalan PT
UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas mensyaratkan untuk membuat PT, minimal Modal
Dasar adalah Rp 50juta, dan minimal 25% dari Modal Dasar harus ditempatkan dan disetor.
Dan sesuai dengan ketentuan terbaru UU Cipta Kerja bahwa sudah tidak ada lagi minimal Modal
Disetor dalam proses pendirian PT. Saat ini untuk pendirian PT, minimal Modal Dasar adalah Rp 50 juta
dan minimal Modal Disetor adalah sesuai kesepakatan pendiri

FAQ MODAL DISETOR FAQ MODAL DISETOR

Apakah modal yang disetor akan Apakah modal disetor bisa dilakukan
mengendap di dalam rekening atas dengan setoran aset - bukan uang?
nama PT?
Bisa.
Modal yang disetor tidak mengendap
dalam rekening atas nama PT dan Dan menurut UUPT, setoran aset tersebut
dapat digunakan sewaktu-waktu harus dinilai oleh appraisal atau penilai
untuk kegiatan usaha. independen atas nilai wajar aset dan
apabila setoran atas benda bergerak
Modal disetor secara konsep adalah diumumkan dalam surat kabar.
setoran modal dari para pemegang
saham, modal tersebut selanjutnya Contoh, misal salah satu pemegang
digunakan untuk menjalankan saham memiliki aset pribadi Macbook
perusahaan. Air 2015. Macbook tersebut ingin
dijadikan setoran modal sebagai aset PT
dengan kompensasi saham.

Selanjutnya Macbook Air 2015 tersebut


harus dinilai oleh appraisal untuk
menentukan berapakah nilai wajarnya
untuk dijadikan sebagai setoran modal.
e) Pengurus PT
Pengurus PT terdiri dari unsur Direktur dan Komisaris. Apabila terdapat lebih dari 1 orang Direktur,
maka salah satu diangkat sebagai Direktur Utama. Terhadap Komisaris, juga berlaku hal yang sama.
Direktur bertugas menjalankan perusahaan sehari hari, termasuk tanda tangan kontrak, tanda tangan giro
dan cek atas nama perusahaan, dan kegiatan lainnya.
Komirasi bertugas memberikan nasihat kepada Direktur. Dan Komisaris tidak berhak bertindak atas
nama perusahaan, akibatnya tidak berhak tanda tangan kontrak dan lainnya.

FAQ PENGURUS PT FAQ PENGURUS PT

Apakah pemegang saham harus menjadi Bolehkan pengurus PT lokal / PMDN diisi
pengurus PT? oleh orang asing?

Tidak harus. Ini secara prinsip harus Boleh, tetapi hanya bisa diisi untuk jabatan
dipahami antara perbedaan pemegang saham Direktur saja sedangkan Komisaris tidak
dan pengurus itu adalah hal yang berbeda. boleh dijabat oleh orang asing.
Pemegang saham adalah pemilik PT,
pengurus adalah yang menjalankan PT. Ini sesuai dengan ketentuan Permenaker No.
Contoh: PT Djarum, pemiliknya adalah 35 tahun 2015 tentang Tata Cara Penggunaan
keluarga Hartono, pengurusnya (Direktur dan Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia
Komisaris PT Djarum) bisa saja dari
profesional diluar keluarga Hartono. Seluruh
keuntungan PT Djarum adalah milik
keluarga Hartono, bukan milik pengurus.

2. Menentukan Domisili Perusahaan


Khusus di DKI Jakarta, dengan berlakunya Peraturan Gubernur DKI Jakarta No 31 tahun 2022 tentang
Rencana Detail Tata Ruang DKI Jakarta 2022, maka domisili PT sudah tidak boleh di rumah. Dan
selanjutnya mengikuti daerah-daerah yang sudah di tetapkan

3. Membuat Akta Pendirian Di Notaris


Akta Pendirian tidak harus dibuat oleh Notaris yang bertempat kedudukan sama dengan tempat
kedudukan PT. Bisa menggunakan Notaris mana saja asalkan telah memperoleh SK pengangkatan,
disumpah dan terdaftar di Kemenkumham.
Semua Pendiri PT akan tanda tangan Akta Pendirian PT dihadapan Notaris. Apabila ada salah satu
dan/atau semua pendiri PT ada yang berhalangan untuk menghadap Notaris, maka dapat dikuasakan.
Notaris juga akan membacakan isi dari Akta Pendirian PT, juga akan menjelaskan apa saja maksud
pasal-pasal dalam Akta Pendirian PT.
Pada saat penandatangan jasa pembuatan PT, Notaris juga akan meminta beberapa dokumen-dokumen
pernyataan diantaranya penggunaan nama PT, alamat lengkap PT, penyetoran modal dan dokumen-
dokumen lainnya.
Berikut ini poin-poin penting dalam pendirian PT :
 Pasal 1 tentang nama PT dan tempat kedudukan PT
 Pasal 3 tentang bidang usaha PT
 Pasal 4 tentang struktur permodalan PT
 Pasal 20 ketentuan penutup tentang pemegang saham dan pengurus Direksi dan Komisaris
4. Pengesahan SK Menteri Pendirian PT
Setelah dibuat Akta Pendirian PT, Notaris akan mengajukan pengesahan badan hukum atas PT kepada
Menteri Hukum dan HAM.
Lalu Menteri akan mengeluarkan Surat Keputusan pengesahan badan hukum PT, sehingga PT tersebut
telah lahir sebagai badan hukum yang diakui oleh Negara.
Akibat PT telah menjadi badan hukum, maka PT dianggap sebagai suatu subjek hukum baru, yang
memiliki hak dan kewajiban yang melekat selamanya.
Salah satu kewajiban tersebut diantaranya adalah harus memiliki nomor pajak dan kewajiban untuk
lapor pajak.
Dan karena telah menjadi badan hukum, PT telah bisa melakukan kontrak dengan pihak ketiga serta
melakukan perbuatan hukum lain atas nama dirinya sendiri (atas nama PT).

5. Mengurus NPWP Di Kantor Pajak


Nomor Pokok Wajib Pajak biasa disingkat dengan NPWP adalah nomor yang diberikan kepada wajib
pajak (WP) sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal
diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) terdiri atas 15 digit, 9 digit pertama merupakan kode wajib pajak
dan 6 digit berikutnya merupakan kode administrasi.
Contoh Format NPWP :
|0|7| . |4|5|5| . |1|2|3| . |3| . |3|3|5| . |0|0|0|
07 = kode jenis wajib pajak yang mengindikasikan apakah wajib pajak orang pribadi, wajib pajak badan
atau bendaharawan (pemungut)
455.123 = nomor urut wajib pajak
3 = cek digit
335 = kode pemungut pajak
000 = Kode cabang 000 berarti kantor pusat, sedangkan kode cabang 001 berarti cabang kesatu.
Dalam pembuatan PT, akan memperoleh 2 (dua) dokumen terkait dengan kewajiban perpajakan, yaitu
NPWP dan Surat Keterangan Terdaftar Pajak (SKT Pajak). Sedangkan dokumen Pengusaha Kena Pajak
(PKP) adalah optional, karena tidak semua pembuatan PT itu wajib menjadi perusahaan PKP.

6. Mengurus NIB Di OSS RBA


Tujuan dari mendirikan perusahaan adalah melakukan kegiatan komersil atau dengan kata lain
melakukan kegiatan usaha untuk mencari keuntungan. Dalam menjalankan kegiatan usaha tersebut,
setiap perusahaan harus memiliki NIB atau Nomor Induk Berusaha diterbitkan melalui sistem OSS.
Dasar hukum OSS adalah Peraturan Pemerintah No 24 tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan
Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
Saat ini OSS sudah beberapa kali mengalami perubahan versi, dari awal 1.0 lalu ke 1.1 dan terakhir OSS
RBA
Dengan berlakunya OSS versi 1.0 ini diharapkan memberikan kemudahan kepada para pelaku usaha
dalam mengurus perizinan usaha, yaitu
 Kemudahan pengurusan perizinan usaha untuk melakukan izin usaha.
 Pemberian fasilitas yang tepat kepada pelaku usaha dalam melakukan pelaporan.
 Pemberian fasilitas terhadap para pelaku usaha agar dapat terhubung dengan pihak terlibat untuk
memperoleh izin secara aman, cepat, dan real time; dan
 Penyimpanan data perizinan dalam satu identitas yaitu Nomor Induk Berusaha (NIB).
Apa itu NIB?
NIB atau Nomor Induk berusaha adalah identitas pelaku usaha yang diterbitkan oleh lembaga OSS.
Setelah memiliki NIB, maka pelaku usaha bisa mengajukan Izin Usaha dan Izin Komersial atau
Operasional sesuai dengan bidang usahanya masing-masing. NIB ini terdiri dari 13 digit angka yang
juga merekam tanda tangan elektronik serta dilengkapi dengan pengaman.
Selain itu, NIB bisa digunakan sebagai Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Angka Pengenal Importir
(API), dan hak akses kepabeanan. Setelah memiliki NIB, maka pelaku usaha akan terdaftar pula sebagai
peserta jaminan sosial kesehatan dan ketenagakerjaan. Masa berlaku dari NIB adalah selama para pelaku
usaha menjalankan usahanya. Dalam proses pembuatannya, NIB tidak dipungut biaya apapun.
Untuk mendapatkan NIB, setiap pelaku usaha bisa melakukan pendaftaran melalui OSS atau (Online
Single Submission) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko. OSS ditujukan untuk semua perusahaan yang akan mengajukan izin
usaha di Indonesia, baik itu dalam bentuk perorangan maupun badan usaha, UMKM atau non UMKM.
Cara mendapatkan NIB dengan mudah
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dan dokumen yang dilengkapi sebelum para pelaku usaha
bisa mendapatkan NIB.
1) Bentuk Usaha
Pahami dulu bentuk usaha anda sebelum mendaftar NIB. Agar proses pembuatan NIB bisa
berjalan dengan mudah, pahami apakah bentuk usaha anda berupa perorangan, UMKM atau
usaha dengan modal yang berasal dari dalam negeri maupun modal asing.
2) Persyaratan Dokumen
Saat melakukan pendaftaran, anda akan diminta untuk mempersiapkan dokumen-dokumen
terkait usaha anda, diantaranya:

 Nomor KTP atau NIK. NIK yang dibutuhkan untuk pendaftaran adalah NIK Penanggung
Jawab Usaha,
 Untuk badan usaha berbentuk PT, atau badan usaha yang didirikan oleh yayasan, CV,
koperasi, firma dan persekutuan perdata, anda harus melakukan proses pengesahan badan
usaha di Kementerian Hukum dan HAM. Anda bisa menggunakan AHU Online untuk
membantu dalam proses pengesahan badan usaha,
 Menyertakan bukti pendaftaran kepesertaan BPJamsostek atau BPJS Kesehatan,
 Jika anda berencana/sudah menggunakan tenaga kerja asing, anda diwajibkan memiliki
Surat pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA)

Data yang disiapkan sebelum mendaftar NIB

Untuk membantu anda dalam mempersiapkan data sebelum mendaftar NIB dan jika anda pelaku
usaha perseorangan, anda akan diminta untuk memberikan data berikut:

 Nama & NIK


 Alamat Tinggal
 Bidang Usaha
 Lokasi Penanaman Modal
 Besaran Rencana Penanaman Modal
 Rencana Penggunaan Tenaga Kerja
 Nomor Kontak Usaha
 NPWP Pelaku Usaha perseorangan
 Rencana Permintaan Fasilitas Fiskal, Kepabeanan dan/atau fasilitas lainnya

Peraturan BKPM Nomor 4 Tahun 2021 tentang Pedoman dan Tata Cara Pelayanan Berbasis
Risiko mengatur tentang kelengkapan data pelaku usaha pada saat mendaftarkan NIB. Jika anda
merupakan pelaku usaha non-perorangan, berdasarkan Pasal 19, anda akan diminta untuk
memberikan data berikut:

 Nama badan usaha


 Jenis bidang usaha
 Status penanaman modal
 Nomor akta pendirian atau nomor pendaftaran beserta pengesahannya
 Alamat korespondensi
 Besaran Rencana Penanaman Modal
 Data pengurus dan pemegang saham
 Negara Asal Penanaman Modal, jika terdapat penanaman modal asing
 Maksud dan tujuan badan usaha
 Nomor telepon badan usaha
 Alamat email badan usaha
 NPWP badan usaha
Jika seluruh dokumen dan data sudah siap, anda bisa melakukan pendaftaran dan membuat akun OSS
melalui laman Online Single Submission di www.oss.go.id
Setelah mendapatkan NIB, proses berikutnya adalah mendapatkan Izin Usaha dan Izin Komersial atau
Operasional. Izin Usaha ini berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia.
Sedangkan Izin Komersial dan Operasional diberikan kepada usaha untuk memenuhi standar, sertifikat,
lisensi, dan/atau pendaftaran barang/jasa sesuai dengan jenis produk yang dikomersialkan melalui sistem
OSS. Izin ini akan berlaku setelah pelaku usaha menyelesaikan komitmen dan melakukan pembayaran
biaya perizinan sesuai dengan yang ditetapkan oleh undang-undang

Hal yang harus diperhatikan saat mendapatkan NIB


Perlu diketahui bahwa OSS telah terintegrasi dengan beberapa sistem Kementerian lainnya, seperti
Ditjen AHU (Kemenkumham) dan KSWP (Ditjen Pajak). Untuk memperlancar proses pendaftaran,
maka pastikan:
 Uraian maksud dan tujuan pada anggaran dasar perusahaan sesuai dengan Klasifikasi Baku
Lapangan Usaha Indonesia tahun 2020 atau KBLI 2020.
 Tempat usaha memiliki Izin Lokasi, Izin Lokasi Perairan, Izin Lingkungan dan IMB
 Laporan pajak pemilik atau penanggung jawab perusahaan sudah rapi
 Kegiatan usaha yang dijalankan tidak berdampak pada lingkungan atau apabila termasuk dalam
kegiatan usaha yang berdampak pada lingkungan, wajib memiliki analisis mengenai dampak
lingkungan.
Jika NIB dan Izin Usaha sudah didapatkan, maka kegiatan bisnis akan menjadi lebih mudah dan lancar.
Sehingga setiap masalah terkait izin bisa diatasi dengan baik tanpa ada kendala.
7. Mengurus Sertifikat Standar
Di dalam OSS RBA itu terkandung prinsip risiko usaha dari setiap kegiatan yang dijalankan
Berdasarkan PP No.5/2021, sistem OSS telah menggunakan pendekatan Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko (OSS RBA) yang dilakukan berdasarkan penetapan tingkat risiko dan peringkat skala kegiatan
usaha. Masing-masing kegiatan usaha memiliki risiko dan perizinan berusaha yang berbeda, antara lain: 
 Tingkat risiko rendah - maka perizinan berusaha yang dibutuhkan adalah Nomor Induk Berusaha
(NIB) 

 Tingkat risiko menengah rendah - maka perizinan berusaha yang dibutuhkan adalah NIB dan
Sertifikat Standar berupa pernyataan pelaku usaha untuk memenuhi standar usaha 
 Tingkat risiko menengah tinggi - maka perizinan berusaha yang dibutuhkan adalah NIB dan
Sertifikat Standar pelaksanaan kegiatan usaha yang diterbitkan Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah sesuai kewenangan masing-masing 
 Tingkat risiko tinggi - maka perizinan berusaha yang dibutuhkan adalah NIB, Izin komersial,
Sertifikat Standar dan izin lainnya 

8. Mengajukan SIUP
SIUP ini berguna agar PT dapat menjalankan kegiatan usahanya. Namun perlu untuk diperhatikan
bahwa setiap perusahaan patut membuat SIUP, selama kegiatan usaha yang dijalankannya termasuk
dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLUI) sebagaimana Peraturan Kepala Badan
Pusat Statistik Nomor 57 Tahun 2009 Tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia.
Permohonan pendaftaran SIUP diajukan kepada Kepala Suku Dinas Perindustrian dan Perdagangan
dan/atau Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan kota atau kabupaten terkait sesuai
dengan domisili PT. Adapun klasifikasi dari SIUP berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan
No.39/M-DAG/PER/12/2011 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perdagangan No.36/M-
DAG/PER/9/2007 tentang Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan adalah sebagai berikut:
I. SIUP Kecil, wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang kekayaan bersihnya lebih dari Rp.
50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima
ratus juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
II. SIUP Menengah, wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang kekayaan bersihnya lebih
dari Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.
10.000.000.000,- (sepuluh milyar Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat Usaha;
III. SIUP Besar, wajib dimiliki oleh perusahaan perdagangan yang kekayaan bersihnya lebih dari Rp.
10.000.000.000,- (sepuluh milyar Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

9. Mengajukan TDP (Tanda Daftar Perusahaan)


Permohonan pendaftaran diajukan kepada Kepala Suku Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan/atau
Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan kota atau kabupaten terkait sesuai dengan
domisili perusahaan. Bagi perusahaan yang telah terdaftar akan diberikan sertifikat TDP sebagai bukti
bahwa perusahaan/badan usaha telah melakukan wajib daftar perusahaan sesuai dengan Peraturan
Menteri Perdagangan Republik Indonesia No.37/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penyelenggaraan
Pendaftaran Perusahaan.

8. Memiliki Sertifikat BPJS Ketenagakerjaan


KHUSUS syarat pendirian PT di Jakarta Selatan, ketika mengurus SIUP dan TDP di Walikota Jakarta
Selatan maka harus melampirkan sertifikat BPJS Ketenagakerjaan. Dimana menurut
website www.bpjsketenagakerjaan.go.id, persyaratan untuk memiliki sertifikat BPJS Ketenagakerjaan
adalah sebagai berikut :

1) Asli dan salinan SIUP / Surat Izin Usaha Perdagangan.


2) Asli dan salinan NPWP Perusahaan.
3) Asli dan salinan Akta Perdagangan Perusahaan.
4) Salinan KTP / Kartu Tanda Penduduk masing-masing karyawan.
5) Salinan KK / Kartu Keluarga masing-masing karyawan.
6) Pas foto warna Karyawan, ukuran 2 x 3 sebanyak 1 lembar.

Kelengkapan tersebut disampaikan kepada cabang BJPS Ketenagakerjaan terdekat dan berikut nya
membayar iuran yang telah ditetapkan di bank persepsi. Kemudian melampirkan bukti pembayaran
iuran tersebut dan kemudian perusahaan akan diberikan Sertifikat Kepesertaan BPJS
Ketenagakerjaan.

Sertifikat tersebut kemudian dilampirkan di permohonan SIUP dan TDP di Walikota Jakarta Selatan.

Anda mungkin juga menyukai