Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Memahami Hukum Bisnis dan Pendekatan Istilah Hukum Bisnis”

Mata Kuliah : Hukum Bisnis

Dosen Pengampu : Sri Rezeki, SE., M.Si., Dr.

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1

1. Nayla Mawaddah S.Pane (7213510060)


2. Najwa Athanya (7211210001)

PRODI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVESITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Memahami Hukum Bisnis dan
Pendekatan Istilah Hukum Bisnis ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga
kami berterima kasih kepada Dosen kami selaku Dosen mata kuliah Hukum Bisnis yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita tentang materi ini. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Penyusun

KELOMPOK 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….……………………….ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..…..........iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah………………............…………………………………………………...…....4

1.2 Rumusan Masalah……………………............…………………………………………….…..….…….4


1.3 Tujuan Penilitian…………………………………............…………………..……….…........................4
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Hukum dan Bisni…………………….…………………….….......…..…….………………….........….5

2.2 Tujuan Hukum............………………….…………………………..………………………….....….….5

2.3 Sumber Hukum……………...............………………………………………………….…..…....….…..7

2.4 Subjek dan Objek Hukum………….……………………………......………………….……..........…...9

III PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan……………….......………………………………………………………..……….……...12

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..……………………13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengenalan undang-undang adalah landasannya berupaya untuk mempelajari hukum di berbagai
bidang. Hukum erat kaitannya dengan kehidupan publik. Faktanya, perkembangan kehidupan
memerlukan pengembangan hukum yang berlaku di masyarakat dan sebaliknya. Di atas Pada dasarnya
keduanya saling mempengaruhi. Dengan memahami ilmu hukum kita akan mendapatkansetidaknya ada
beberapa yang bisa kita terapkan dalam kehidupan manusia.
Di zaman sekarang ini, bisnis berkembang pesat dan tiada henti di berbagai sektor, baik barang
maupun jasa. Kewirausahaan merupakan salah satu pilar upaya mendukung pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi. Dalam melakukan usaha, suatu badan usaha tidak dapat lepas dari hukum, karena
hukum mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengatur kegiatan usaha agar kegiatan usaha
dapat berjalan dengan lancar, tertib dan aman secara utuh, sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan,
tanpa adanya pelanggaran hukum. pihak yang dirugikan dengan keberadaan bisnis tersebut. Segala
kegiatan usaha mau tidak mau memerlukan peraturan dan ketentuan yang mengatur tata cara menjalankan
usaha untuk kepentingan pihak-pihak yang terlibat. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami
persoalan-persoalan yang berkaitan dengan hukum bisnis, khususnya aspek hukum bisnis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian hukum bisnis?
2. Apa saja tujuan dari hukum bisnis?
3. Apa sumber hukum bisnis?
4. Jenis peraturan perundang-undangan apa yang menjadi dasar hukum transaksi
bisnis?
5. Seberapa mendesakkah hukum bisnis bagi pengusaha?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian hukum bisnis.
2. Mengetahui tujuan dari hukum bisnis.
3. Mengetahui sumber hukum bisnis.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis peraturan perundang-undangan yang menjadi
landasan hukum dalam transaksi bisnis.
5. Menyadari pentingnya hukum bisnis bagi pengusaha
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hukum dan Bisnis

Hukum dan bisnis adalah dua hal yang berbeda namun sebenarnya tidak. pribadi,
kenapa? karena tidak ada ruang yang tidak berhubungan dengan perundang-undangan
termasuk kegiatan ekonomi dan komersial. Oleh karena itu hukum tidak di ruang hampa,
bahkan di ruang aktif pun tidak Dalam bisnis, hukum selalu hadir untuk memberikan
batasan terhadap apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan tidak dapat melakukan kegiatan
komersial. Kehadiran hukum dalam dunia usaha untuk melindungi kepentingan para
pelaku usaha. Dengan kata lain, kehadiran hukum dalam bisnis itulah sebabnya umat
manusia dirinya sendiri atau yang disebut dengan humanisasi. Sebelum kita berbicara
tentang hukum dan bisnis, hal itu penting dijelaskan dalam kaitannya dengan hukum. Pakar
hukum Sulit untuk menentukan aturan dan penyebab masing-masingnya Setiap orang
mempunyai pandangan dan pendapat yang berbeda-beda.

Kata “hukum” berasal dari bahasa Arab “ha-ka-ma” yang berarti mencegah, sebagai
hukum yang fungsinya untuk mencegah terjadinya penganiayaan. Dalam konteks inilah
dimensi hukum memerdekakan (membebaskan) masyarakat dari kezaliman dengan cara
mencegah orang berperilaku tidak adil terhadap orang lain. Ketika Orang yang
menghukum disebut hakim. Dalam bahasa latin sisi kanan disebut “recht” yang berasal
dari kata rechtum yang berarti permintaan, petunjuk. Dengan oleh karena itu, hukum
memberikan pedoman mengenai masalah tingkah laku manusia transaksi dengan pihak
lain, termasuk dalam pelaksanaan hubungan usaha. Kata recht berasal dari gerechtigdheid
(Belanda) atau gerechtigkeit (Jerman) artinya Keadilan. Ketika kita berbicara tentang
hukum, kita berbicara tentang keadilan menetapkan hak dan kewajiban antara kedua pihak
yang terlibat dan timbul pula perselisihan. Kata hukum dikenal juga dengan sebutan “ius”2
berasal dari kata "lubere" artinya mengelola atau mengelola. Yang paling sah yang
menonjol adalah memerintahkan para pihak untuk melakukan atau tidak melakukan apa
pun. Dalam bisnis, para pihak mempunyai kewajiban melakukan sesuatu dan orang lain
tidak boleh melakukan sesuatu. Selain itu, hukum ini juga dikenal dengan istilah “lex: kata
apa yang berasal dari mana? "lesere" artinya mengumpulkan, yaitu mengumpulkan orang-
orang untuk dipesan.

Sedangkan bisnis adalah serangkaian usaha yang dilakukan oleh perorangan atau
kelompok dengan menyediakan barang dan jasa untuk memperoleh keuntungan.
Ketajaman bisnis juga dapat didefinisikan sebagai penyediaan barang dan jasa untuk
berfungsinya sistem perekonomian. Definisi tersebut tertulis dalam buku Pengantar Bisnis
karya Hadion Wijoyo dkk. Dalam arti luas, konsep usaha merupakan suatu istilah umum
yang menggambarkan seluruh kegiatan dan lembaga yang menghasilkan barang dan jasa
dalam kehidupan sehari-hari. Ringkasnya, konsep bisnis mencakup 4 aspek: produksi
barang dan jasa, menghasilkan keuntungan, kegiatan komersial, dan memenuhi kebutuhan
sehari-hari masyarakat.

Contoh Hukum dalam Bisnis :

1. Asuransi
Yaitu memberikan perlindungan dan pengendalian resiko terhadap usaha yang
dimiliki. Adapun manfaat dari asuransi seperti pengalihan risiko, pengumpulan,
dan harga premi yang seimbang.

2. Hukum anti monopoli


Yaitu undang-undang yang di rancang untuk mengoreksi tindakan-tindakan dari
kelompok pelaku ekonomi yang menguasai pasar.

3. Hak kekayaan intelektual


Yaitu hak untuk memperoleh perlindungan secara hukum atas kekayaan
intelektual sesuai dengan peraturan-undangan di bidang HKI, seperti UU hak
cipta, paten, desain industri, rahasia dagang, varitas tanaman, sirkuit terpadu dan
merek serta telah di sahkan oleh ITB melalui penerbitan SK Rektor Ketentuan
Intensif kekayaan intelektual teknologi bandung nomor 643/I1.B04/SK-
WRRIM/XI/2018

4. Hukum perbankan
Segala sesuatu yang menyangkut dengan bank, kelembagaan, kegiatan usaha
serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Adapun hukum
yang mengatur yaitu terdapat dalam UU N0.10 TAHUN 1998 tentang perbankan.

5. Kewajiban pembukuan
Digunakan untuk menghitung besarnya pajak yang terutang, jumlah pajak yang
sudah di bayar sendiri atau melalui pemotonga dan atau pemungutan pihak lain,
penghasilan yang bukan objek pajak, penghasilan yang merupakan objek pajak.

6. Jaminan Hutang
Merupakan salah satu perlindungan bagi kreditur yang di jamin oleh undang-
undang apabila debitur lalai dan tidak mampu melunasi utangnya. Jaminan akan
di gunakan untuk menjamin behawa kreditur akan menyelesaikan kewajiban
pembayaran utang.

2.2 Tujuan Hukum


1. Teori Etis
Seorang filsuf, Aristoteles memperkenalkan teori moral dalam bukunya berjudul
"Retorica & Ethica Nicoachea", yang mengatakan demikian hukum mempunyai tujuan
ialah untuk diberikan kepada semua orang tentang apa yang sebenarnya miliknya.
Dikatakan Van Apeldoorn dalam buku “Inleiding tot de studie van het Nederlandse
recht”, yang menyatakan bahwa tujuannya Hukum adalah mengatur ketertiban dalam
masyarakat dengan damai dan adil Oleh karena itu, tujuan hukum adalah untuk
melindungi hak setiap orang untuk menciptakan keadilan dalam masyarakat.

2. Teori utilitas (eudaemonist)


Berbeda dengan teori moral yang terobsesi dengan ajaran moral teoritis rupanya Teori
utilitarian berpendapat bahwa tujuan hukum hanyalah adalah mendatangkan manfaat
atau kebahagiaan yang sebesar-besarnya untuk jumlah terbesar. Dalam hal ini hukum
menginginkannya menjamin kebahagiaan sebesar-besarnya bagi umat manusia secara
kuantitas lagi. Manipulasi tersebut dilakukan atas dasar filsafat masyarakat, yaitu
semua warga negara mencari kebahagiaan dan hak adalah salah satu alatnya. Inti dari
teori utilitarian ini adalah masyarakat yang berusaha untuk meningkatkan kebahagiaan
dan mengurangi penderitaan. Jeremy Bentham dalam ceramahnya mengatakan bahwa
tujuan hukum dan bentuk keadilan adalah mencapai kebahagiaan sebesar-besarnya
angka terbesar (kebahagiaan terbesar untuk angka terbesar). Ia berpendapat itulah
tujuan hukum untuk membawa kebahagiaan bagi masyarakat. Hukum berusaha
mencapai 4 tujuan, yaitu:
a) Swadaya (mencari nafkah).
b) Pasokan berlimpah (persediaan makanan berlimpah).
c) Memberikan rasa aman (memberikan perlindungan).
d) Untuk mencapai keadilan (untuk mencapai persatuan).7

3. Teori campuran
Teori campuran menjelaskan banyak pendapat mengenai tujuan hukum.
Kusumaatmadja dan Sidharta berpendapat bahwa tujuan utama hukum terpelihara dan
menjamin keteraturan (kepastian) dan ketertiban. Tanpa keteraturan dan keteraturan
yang wajar dalam kehidupan manusia, seseorang tidak dapat mengembangkan
bakatnya. Sementara Purnadi dan Soekanto mengatakan tujuan undang-undang
tersebut adalah untuk mencapai hidup damai, setuju dengan pandangan Apeldoorn itu
Tujuan hukum adalah mengatur kesatuan hidup manusia secara damai. Guru. Soebekti
juga berpendapat bahwa tujuan hukum adalah untuk melayani masyarakat tujuan
negara, hakikatnya adalah untuk mendatangkan kesejahteraan dan kebahagiaan semua
orang. (Mertokusumo, 1996)

Contoh dari tujuan hukum :


Untuk menciptakan adanya keseimbangan, ketertiban, keadilan, ketentraman, dan kebahagian setiap
manusia.

2.3 Sumber Hukum


1. Hukum yang dilihat dari sifatnya atau daya kerjanya, dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :
a. Hukum Pemaksa
Hukum Pemaksa yaitu segala aturan hukum yang dalam keadaan konkrit tidak dapat
dikesampingkan oleh adanya perjanjian yang dibuat para pihak. Di sini setiap orang mau tidak
mau, suka tidak suka harus tunduk pada ketentuan yang ada dalam aturan yang telah dibuat
dan disahkan. Bila melanggar, maka ia akan dikenai sanksi/hukuman. Misalnya KUHPidana,
ketentuan mengenai perkawinan, ketentuan mengenai impor barang tertentu, dan lain
sebagainya.
b. Hukum Pelengkap
Hukum Pelengkap yaitu segala aturan hukum yang dalam keadaan konkret dapat
dikesampingkan oleh adanya perjanjian yang dibuat oleh para pihak. Di sini setiap orang
boleh menyimpangi suatu aturan yang telah dibuat dan disahkan dengan cara membuat suatu
aturan yang baru dalam perjanjian berdasarkan kesepakatan para pihak. Apabila para pihak
tidak mengatur/membuat aturan yang baru dalam perjanjian, maka ketentuan hukum
pelengkap secara otomatis akan berlaku.
Adapun kriteria untuk menentukan suatu aturan hukum itu Pemaksa/ Pelengkap yaitu:
a. Segala aturan yang mengatur atau berdampak pada hal-hal yang mengganggu ketertiban
umum dan kesusilaan adalah aturan hukum Pemaksa.
b. Ditentukan sendiri dalam suatu aturan hukum apakah ia sebagai aturan pemaksa atau
pelengkap.
c. Dengan melakukan interprestasi apabila aturan hukum itu tidak menentukan sebagai aturan
hukum pelengkap atau pemaksa, dan tidak menyangkut mengenai ketertiban umum atau
kesusilaan.

2. Ditinjau dari sudut fungsinya aturan hukum dapat dibedakan menjadi dua macam:

a. Hukum materiel
Hukum materiel yaitu segala aturan hukum yang mengatur mengenai berbagai hubungan
hukum dan peristiwa hukum yang dibuat dan terjadi dalam masyarakat (hak, kewajiban,
perintah, larangan, perkenan dan sanksi).
b. Hukum formiel
Hukum formiel yaitu aturan hukum yang mengatur bagaimana cara mempertahankan hukum
materiel jika dilanggar atau tidak dipenuhi. Untuk mempertahankan hukum materiel melalui
hukum formiel ada berbagai macam cara, misalnya:
1) Hukum acara (Hukum Acara Perdata, Hukum Acara Pidana, Hukum aAcara Tata Usaha
Negara) yaitu: aturan-aturan hukum yang mengatur bagaimana cara mempertahankan
hukum perdata, pidana & TUN melalui Pengadilan.
2) ADR (Alternative Dispute Resolution) yang bentuknya antara lain berupa Negosisasi,
Mediasi & Arbitrase.
3) Akta Notariel.

3. Ditinjau dari bentuknya, hukum dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Hukum tertulis, yaitu hukum yang telah dikodifikasi dalam peraturan perundangan,
(misalnya KUHP 1 Mei 1848, KUHD 1 Mei 1848, KUHPidana 1 Januari 1918), dan ada
yang tidak dikodifikasi.
b. Hukum tidak tertulis, yaitu hukum kebiasaan/sebagian besar hukum adat yang hidup
dalam keyakinan masyarakat tapi tidak tertulis, namun ditaati pemberlakuannya
sebagaimana peraturan perundangan.
4. Ditinjau dari waktu berlakunya:
a. Ius Constitutum (hukum positif), yaitu aturan hukum yang berlaku pada waktu tertentu, dan
tempat tertentu.
b. Ius Constituendum (hukum yang dicita-citakan) diharapkan berlaku di masa yang akan
datang.
c. Hak asasi (hukum alam), yaitu hukum yang berlaku dalam segala waktu dan untuk segala
bangsa.

5. Ditinjau dari isinya aturan, hukum dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a. Hukum Privat, yaitu segala aturan hukum yang mengatur hubungan antara orang satu dengan
orang yang lain (perseorangan, baik itu antar manusia atau antar badan hukum maupun
antara badan hukum dengan manusia).
b. Hukum Publik, yaitu segala aturan hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan
warganegara, antara negara dengan Aparat Administrasi Negara (AAN), atau antara AAN
dengan AAN yang lain.

Hukum publik terdiri dari:

1) Hukum tata negara, yaitu hukum yang mengatur susunan pembentukan suatu negara dan
hubungan kekayaan antar alat kekayaan negara (Pemda dengan Pemerintah Pusat).
2) Hukum administrasi negara, yaitu hukum tata usaha negara yang mengatur cara
menjalankan tugas (hak dan kewajiban) dari kekuasaan alat perlengkapan negara.
3) Hukum pidana, yaitu hukum yang mengatur perbuatan apa yang dilarang dan memberikan
pidana kepada setiap yang melanggar, serta mengatur bagaimana cara mengajukan perkara
ke muka sidang.
4) Hukum internasional:
(a) Hukum perdata internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan warga negara
negara dengan warga negara lain (dalam hubungan internasional).
(b) Hukum publik internasional, yaitu hukum yang mengatur antar negara yang satu
dengan negara yang lain (dalam hubungan internasional). Untuk mempermudah
pemahaman, berikut ini persamaan dan perbedaan antara hukum publik dengan hukum
privat:
a. Keduanya merupakan norma aturan hukum yang mengatur kehidupan manusia.
b. Keduanya mempunyai sanksi hukum.
Adapun perbedaan antara hukum publik dengan hukum privat adalah:

a. Hukum publik lebih mengutamakan pengaturan kepentingan umum, sedangkan


hukum privat/perdata lebih mengutamakan kepentingan individu.
b. Jika terjadi pelanggaran terhadap hukum publik, maka yang berkepentingan untuk
menuntut pelaku pelanggaran terhadap hukum publik adalah aparatur negara, yakni
polisi, jaksa dan hakim pengadilan; sedangkan pada hukum privat yang
berkepentingan untuk menuntut adalah pihak yang dirugikan.

Contoh dari sumber hukum dalam bisnis :

1. Kitab Undang-Undang Perdata (KUHPerdata), mengatur tentang hubungan, baik hubungan atas
kebendaan maupun antara individu dan badan hukum. Dalam KUHPerdata terdapat aturan
mengenai jual beli, sewa menyewa, dan pinjam meminjam.
2. Kitab Undang-Undang Pidana (KUHP), merupakan sumber hukum bisnis yang mengatur tentang
tindak pidana dalam bisnis, seperti penipuan.
3. Kitab Undang-Undang Dagang (KUHD), mengatur permasalahan perdagangan secara khusus
yang belum di atur dalam KUHPerdata, seperti bentuk badan usaha meliputi CV dan firma.
4. Perutan lainnya di luar KUHPerdata, KUHP, dan KUHD, misalnya undang-undang yang mengatur
tentang perseroan terbatas yang diatur dalam undang-undang perseroan terbatas, atau undang-
undang yang mengatur tentang investasi, yaitu undang-undang penanaman modal.

2.4 Subyek dan Obyek Hukum

Subyek hukum adalah seseorang yang dapat memiliki hak dan cakap untuk bertindak dalam hukum,
atau cakap menuntut hukum sesuai hak yang dimilikinya. Subyek hukum dapat berupa:

1. Manusia (naturlijk person) Manusia sebagai makhluk Allah, fitrahnya terikat oleh hukum/syariah.
Ia memiliki kecakapan yang terbagi dalam 2 hal, yaitu:
a. Ahliyah al wujub, yaitu untuk menerima hukum: (1) menerima tak sempurna (masih
dalam kandungan); dan (2) menerima/mampu memenuhi hak dan kewajiban.
b. Ahliyah al ada, yaitu kecakapan bertindak hukum secara aktif: (1) dianggap di bawah
pengampuan; dan (2) sejak masuk usia baligh/ dewasa. Manusia sebagai subjek hukum
diatur secara luas pada Buku I tentang orang dalam KUHPerdata.
2. Badan hukum (rechts person)

Subyek hukum berupa badan hukum dapat berlaku:

a. Sebagai subyek hukum yang dapat bertindak sebagai manusia.


b. Sebagai badan hukum, yakni kumpulan manusia atau kumpulan badan hukum yang
pengetahuannya menurut hukum yang berlaku.

Badan hukum dibagi atas:


a. Badan hak publik; sifatnya terikat unsur kepentingan publik yang ditangani oleh
negara, misalnya Negara dan Kotamadya.
b. Badan hak privat; sifatnya terikat unsur kepentingan individu dalam badan swasta,
misalnya PT, yayasan, lembaga, dan koperasi. Adapun obyek hukum adalah segala
sesuatu yang berguna bagi subyek hukum dan dapat menjadi obyek sesuatu
perhubungan dengan hukum.

Obyek hukum biasanya disebut benda (zaak). Benda menurut KUHPerdata pasal 499 adalah:

1. Segala barang dan hak yang dapat dimiliki orang;


2. Benda yang bersifat tidak kebendaan, yakni hanya dapat dirasakan oleh panca indra, tidak
dapat dilihat dan dapat direalisasikan, misalnya merk perusahaan, paten, ciptaan musik dan
lainnya.

Benda bersifat kebendaan (zakelijk rechten atau materiele goedern) dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Benda bertubuh (berwujud) atau licha melijk zaakan. Benda ini dapat dilihat, diraba, dirasa dengan
panca indra.
a. Benda bergerak (roeren zaken) à benda yg dapat dihabiskan (beras, minyak, uang). Benda
yg tidak dapat dihabiskan (mobil,perhiasan,pul pen,arloji).
b. Benda tidak bergerak (onroerende zaaken) à benda yang tetap (tanah, rumah, pabrik, kapal,
gedung, hak pakai).
2. Benda tidak bertubuh (tidak berwujud) atau onlichamelijk zaakan. Benda ini dapat dirasakan
dengan panca indra, tapi tidak dapat dilihat dan diraba, tapi bisa direalisasikan jadi kenyataan.
Misalnya, surat berharga, wesel, cek, saham, obligasi, sertifikat.

Contoh subjek dan objek hukum :

1. Adapun subjek hukum adalah manusia dan badan hukum.


2. Contoh objek hukum dapat berupa benda, baik benda yang bergerak (seperti mobil
dan hewan) maupun benda yang tidak bergerak (seperti tanah dan bangunan). Objek
hukum juga dapat berupa benda berwujud (seperti tanah, bangunan, dan mobil )
maupun tidak berwujud (seperti hak cipta, hak merek, dan hak paten).
BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpula

1. Hukum Bisnis adalah kumpulan ketentuan hukum tertulis dan tidak tertulis yang mengatur hak dan
kewajiban yang timbul dari perjanjian dan perjanjian yang diadakan dalam praktek bisnis.
2. Aspek penting dalam bisnis berdasarkan ayat 1 Pasal 1338 KUHP, yaitu asas hubungan (perjanjian)
dan asas kontrak bebas.
3. Sumber hukum bisnis secara umum adalah KUH Perdata, KUH Dagang, KUH Pidana serta
peraturan perundang-undangan. Selain itu, ada perjanjian, perjanjian, kasus hukum, praktik
komersial, dan doktrin.
4. Jenis peraturan perundang-undangan yang mendasari transaksi bisnis ada 11 peraturan perundang-
undangan selain Kitab Undang-undang Kontrak Perdata dan Kitab Undang-undang Hukum Dagang.
5. Pentingnya hukum bisnis bagi pengusaha terletak pada adanya ketentuan hukum yang mengikat.
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.uir.ac.id (buku Hukum Bisnis oleh Dr.H. Indra Muchlis Adnan, S.H., M.H., M.M., Ph.D.,
Prof.Dr. Sufian Hami, S.H.,M.Si. Dr. Tiar Ramon, S.H., M.H.), https://eprints.ac.id (buku Pengantar
Hukum Bisnis oleh Dr. Sobirin Malian, S.H., M.Hum), http://digilib.uinkhas.ac.id (buku Hukum Bisnis :;
Teori dan Praktek di INDONESIA oleh Siti Masrohatin,MM), http://repository.uinsu.ac.id (buku
Pengantar Hukum Bisnis oleh Dr. Mustapa Khamal Rokan, M.H., Dr. Zulham M.Hum)

Anda mungkin juga menyukai