Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENTINGNYA HUKUM KOMERSIAL DAN BISNIS

Mata Kuliah:

Hukum Komersial dan Bisnis

Disusun oleh:
Fatimah (20120031)
Fitriani (20120044)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA FAKULTAS


EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN
TAHUN 2021

DAFTAR ISI
Halaman Judul.............................................................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................................................ii
BAB I: Pendahuluan ..................................................................................................................1
BAB II: Tinjauan Pustaka...........................................................................................................2
BAB III: Penutup........................................................................................................................7
Daftar Pustaka.............................................................................................................................8

BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Aturan dan peraturan diperlukan dalam semua kegiatan-kegiatan dalam bisnis untuk
memberikan regulasi dalam segala kegiatan bisnis untuk kepentingan pihak-pihak yang
berbisnis. Sehingga merupakan suatu keniscayaan diperlukannya sebuah hukum bisnis
untuk mengatur semua kegiatan.
Kepastian untuk dapat mencapai segala tujuan dengan aman dan tertib tentunya menjadi
hal yang dibutuhkan dalam dinamika kehidupan kita. Dalam setiap aspek kehidupan baik
secara individual, maupun bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bahkan secara global
diatur oleh suatu ketentuan, ketetapan yang menjadi landasan hukum baik secara tertulis
maupun tidak tertulis.
Pada dasarnya semua orang tanpa terkecuali harus taat dan tunduk serta mematuhi aturan-
aturan hukum tersebut, dengan tujuan agar manusia itu dapat merasakan peri keadilan,
kemerdekaan, dapat bersatu, dapat berdaulat, dan dapat merasakan apa yang disebut adil
dan makmur. Kesemuanya itu agar kita sebagai manusia dapat merasakan arti dari
kebebasan yang teratur. Disinilah hukum di dalam masyarakat mempunyai fungsi yang
krusial dalam segala bidang. Begitu pula dalam sektor bisnis, dalam usaha berbisnis yang
melibatkan beberapa pihak agar dapat berjalan dengan lancar, tertib dan teratur, Undang-
Undang atau Peraturan tentang Bisnis dibuat oleh Pemerintah Indonesia.
2. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini kami merumuskan beberapa hal berikut:
1) Bagaimana fungsi hukum di dalam masyarakat dan peranan hukum bisnis di
Indonesia?
2) Bagaimana pentingnya hukum perlindungan konsumen dalam jual beli?
3) Bagaimana hukum bisnis dan perannya dalam transaksi e-commerce?

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
1. FUNGSI HUKUM DI DALAM MASYARAKAT DAN PERANAN HUKUM
BISNIS DI INDONESIA

1.1. Pengertian Hukum Bisnis

Untuk mendefinisikan hukum secara tepat dan menyeluruh menurut Van Apeldoorn
adalah sangat sulit karena ada banyak persepsi mengenai hukum itu sendiri. Namun
Utrech memberikan batasan dari definisi hukum agar dapat dijadikan pedoman bagi
akademisi sebagai kumpulan peraturan masyarakat yang berisikan perintah – perintah
dan larangan – larangan yang surat ditaati sebagai tata tertib dalam bermasyarkat.

Secara istilah dalam Kamus besar bahasa Indonesia bisnis diartikan sebagai: Usaha
dagang, usaha komersial dalam dunia perdagangan. Sedangkan secara luas bisnis
diartikan oleh Richard Burton Simatupang sebagai keseluruhan kegiatan usaha yang
dijalankan oleh orang atau badan secara teratur dan terus menerus, yaitu berupa kegiatan
mengadakan barang-barang atau jasa-jasa maupun fasilitas-fasilitas untuk diperjual
belikan, dipertukarkan, atau di sewa gunakan dengan tujuan mendapatkan keuntungan..

Menurut Johannes Ibrahim, hukum bisnis adalah seperangkat kaidah-kaidah hukum yang
diadakan untuk mengatur serta menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul dalam
aktivitas antar manusia khususnya dalam bidang perdagangan

1.2. Fungsi Hukum Bisnis (Business Law)

Adapun fungsi dari hukum bisnis itu antara lain sebagai berikut :
1) Sebagai sumber informasi yang berguna bagi praktisi bisnis.
2) Untuk memahami hak-hak dan kewajibannya dalam praktik bisnis.
3) Agar terwujud watak dan perilaku aktivitas dibidang bisnis yang berkeadilan, wajar,
sehat dan dinamis (yang dijamin oleh kepastian hukum).

1.3. Peranan Hukum Bisnis di Indonesia


Bisnis merupakan salah satu pilar penopang dalam upaya mendukung perkembangan
ekonomi dan pembangunan. Perkembangan bisnis begitu pesat dan terus merambah ke
segala bidang baik dalam bentuk barang maupun jasa..
Agar bisnis dapat berjalan secara lancar, tertib, teratur dan aman, hukum menjadi suatu
keniscayaan yang tidak mungkin dapat dilepas. Hukum menjadi regulasi yang membuat
semua pihak yang berbisnis mendapat perlindungan dan terhindar dari kerugian dalam
aktivitas bisnisnya. Salah satu contoh hukum bisnis adalah undang-undang perlindungan
konsumen (UU No. 8 tahun 1999).
Dalam undang-undang perlindungan konsumen dalam pasal disebut diatur tentang
kewajiban pengusaha mencantumkan lebel halal dan kadaluarsa pada setiap produk yang
ia keluarkan. Dengan kewajiban tersebut konsumen terlindungi kesehatannya karena ada
jaminan perlindungan jika produk sudah kadaluarsa.
Begitu juga dengan konsumen umat Islam adanya lebel halal akan terjamin dari
mengkonsumsi produk haram.
Aturan-aturan hukum tesebut diatas sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis,karena:
a. Pihak-pihak yang terlibat dalam persetujuan/perjanjian bisnis itu membutuhkan
sesuatu yang lebih daripada sekadar janji serta itikad baik saja.
b. Adanya kebutuhan untuk menciptakan upaya-upaya hukum yang dapat digunakan
seandainya salah satu pihak tidak melaksanakan kewajibannya, tidak memenuhi
janjinya.
Untuk itu pemahaman hukum bisnis dewasa ini dirasakan semakin penting, baik oleh
pelaku bisnis dan kalangan pembelajar hukum, praktisi hukum maupun pemerintah
sebagai pembuat regulasi kebijakan yang berkaitan dengan dunia usaha. Hal ini tidak
terlepas dari semakin intens dan dinamisnya aktifitas bisnis dalam berbagai sektor serta
mengglobalnya sistem perekonomian.
Berdasarkan hal diatas sangatlah terlihat bahwa hukum sangat penting dalam dunia
ekonomi/bisnis sebagai alat pengatur bisnis tersebut. Kemajuan suatu ekonomi/bisnis
tidak akan berarti kalau kemajuan tidak berdampak pada kesejahteraan dan keadilan
yang dinikmati secara merata oleh rakyat. Negara harus menjamin semua itu. Agar
tidak ada terjadi pengusaha kuat menindas pengusaha lemah, yang kaya semakin kaya
yang miskin semakin miskin, sehingga tidak ada keseimbangan dalam tatanan
kehidupan masyarakat. Disinilah peran hukum membatasi hal tersebut. Maka dibuat
perangkat hukum yang mengatur dibidang bisnis tersebut (hukum bisnis).
Dengan adanya hukum bisnis (peraturan perundang-undangan) yang harus
diketahui/dipelajari oleh pelaku bisnis agar bisnisnya dapat berjalan sesuai dengan
koridor hukum dan tidak merugikan masyarakat luas (monopoli dan persaingan usaha
tidak sehat). Bagaimanapun juga adanya pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat serta
kompleks melahirkan berbagai bentuk kerjasama bisnis. Kerjasama bisnis yang terjadi
sangat beraneka ragam tergantung pada bidang bisnis apa yang sedang dijalankan.
Keanekaragaman kerjasama bisnis ini tentu saja melahirkan masalah serta tantangan
baru karena hukum harus siap untuk dapat mengantisipasi setiap perkembangan yang
muncul.

2. HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM JUAL BELI


Hukum perlindungan konsumen merupakan hukum yang memuat asas-asas kaidah-kaidah
yang bersifat mengatur dan juga mengandung sifat yang melindungi kepentingan
konsumen, hukum perlindungan konsumen juga menjadi salah satu aspek yang
menciptakan rasa aman dan nyaman dalam kegiatan jual beli. Hukum perlindungan
konsumen adalah keseluruhan asas-asas dan kaidah yang mengatur dan melindungi
konsumen dalam hubungan dan masalah penyediaan dan penggunaan produk konsumen
antara penyedia dan penggunaanya dalam bermasyarakat. Penyedia produk konsumen bisa
disebut dengan penjual dan pengguna produk konsumen tersebut bisa disebut dengan
pembeli. Ada juga yang berpendapat, hukum perlindungan konsumen merupakan bagian
dari hukum konsumen yang lebih luas itu. “Az. Nasution, berpendapat bahwa hukum
konsumen yang memuat asas-asas atau kaidahkaidah bersifat mengatur, dan juga
mengandung sifat yang melindungi kepentingan konsumen.”Dengan demikian hukum
perlindungan konsumen atau hukum konsumen itu dapat diartikan sebagai keseluruhan
peraturan-peraturan hukum yang mengatur hak-hak dan kewajiban-kewajiban konsumen
dan produsen yang timbul dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan
pengertian-pengertian mengenai hukum perlindungan konsumen dapat sangat menentukan
perlindungan hukum terhadap para konsumen. Karena semakin luasnya pengertian istilah
tertentu yang terdapat dalam hukum perlindungan konsumen akan semakin besar
kemungkinan bagi konsumen untuk mendapatkan perlindungan hukum dan rasa aman.

2.1. Pentingnya Hukum Perlindungan Konsumen Bagi Penjual


Meskipun ditujukan untuk melindungi kepentingan konsumen, Undang-Undang
Perlindungan Konsumen tidak bertujuan untuk mematikan pelaku usaha. Dengan adanya
Undang-Undang Perlindungan Konsumen, pelaku usaha diharapkan lebih termotivasi
untuk meningkatkan daya saingnya dengan memperhatikan kepentingan konsumen.
Hukum perlindungan konsumen sangatlah penting bagi pihak penjual selaku pelaku
usaha, karena dapat mencegah penjual melakukan hal-hal yang dilarang dalam hukum dan
juga dapat mencegah ruginya pihak pembeli selaku konsumen. Apabila penjual
memahami hukum perlindungan konsumen maka mereka tidak akan melanggar hukum
tersebut dan berjualan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
Asas-asas perlindungan konsumen yang diatur dalam Pasal 2 Undang-undang Nomor 8
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, beserta penjelasan asas-asas nya sebagai
berikut:
1) Asas Manfaat
Konsumen maupun pelaku usaha atau produsen berhak memperoleh manfaat yang
diberikan. Tidak boleh bersifat salah satu dari kedua belah pihak, sehingga tidak ada salah
satu pihak yang merasakan manfaat ataupun kerugian.
2) Asas Keadilan
Konsumen dan produsen/pelaku usaha dapat berlaku adil dengan perolehan hak dan
kewajiban secara seimbang atau merata.
3) Asas Keseimbangan
Sebuah keseimbangan antara hak dan kewajiban para produsen dan konsumen dengan
mengacu pada peraturan hukum perlindungan konsumen.
4) Asas Keamanan dan Keselamatan
Sebuah jaminan hukum bahwa konsumen akan memperoleh manfaat dari produk yang
dikonsumsi/dipakainya dan sebaliknya bahwa produk itu tidak akan mengganggu
keselamatan jiwa dan harta bendanya.
5) Asas Kepastian Hukum
Sebuah pemberian kepastian hukum bagi produsen maupun konsumen dalam mematuhi
dan menjalankan peraturan hukum dengan apa yang menjadi hak dan kewajibannya. Hal
ini dilakukan tanpa membebankan tanggung jawab kepada salah satu pihak, serta negara
menjamin kepastian hukum.

2.2. Pentingnya Hukum Perlindungan Konsumen Bagi Pembeli

Hukum perlindungan konsumen bagi pembeli adalah hal yang sangat penting atau utama
dalam kegiatan transaksi jual beli, karena dapat menghasilkan keamanan dan mencegah
terjadinya kerugian-kerugian bagi pihak pembeli selaku konsumen. Dengan adanya
hukum ini juga pembeli mendapatkan hak barang yang sesuai dengan pemberitahuan
sebelumnya atau barang yang sesuai dengan yang dijanjikan oleh pihak penjual selaku
pelaku usaha. Pembeli selaku konsumen serta penjual selaku pelaku usaha berhak untuk
menerima manfaat yang bersifat tidak merugikan salah satu pihak. Keterbukaan informasi
juga menjadi tolak ukur utama yang dilakukan pelaku usaha terhadap konsumen, guna
mendapat kepercayaan maupun kenyaman terhadap konsumen sebagai pengguna barang
atau produk yang dibeli.

3. HUKUM BISNIS DAN PERANNYA DALAM TRANSAKSI E-COMMERCE


Munir Fuady mendefinisikan Hukum Bisnis sebagai suatu perangkat atau kaidah hukum
termasuk upaya penegakannya yang mengatur mengenai tata cara pelaksanaan urusan
atau aktivitas dagang, industri, atau keuangan yang dihubungkan dengan produksi atau
pertukaran barang atau jasa dengan menempatkan uang dari para enterpeneur dalam
risiko tertentu dengan usaha tertentu dengan motif untuk mendapatkan keuntungan.
Hukum bisnis dibuat untuk mengatur dan melindungi bisnis dari berbagai risiko yang
mungkin terjadi di kemudian hari. Beberapa tujuan hukum bisnis yang perlu diketahui:
a) Terjaminnya keamanan mekanisme pasar secara efisien dan lancar.
b) Melindungi berbagai suatu jenis usaha, khususnya untuk jenis Usaha Kecil
Menengah (UKM).
c) Membantu memperbaiki sistem keuangan dan perbankan.
d) Memberikan perlindungan terhadap suatu pelaku ekonomi atau pelaku bisnis.
e) Mewujudkan bisnis yang aman dan adil untuk semua pelaku bisnis.
Sumber hukum bisnis secara formil dari segi undang-undang antara lain:
a) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang antara lain mengatur tentang
tindak pidana dalam bisnis, seperti penipuan.
b) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) yang mengatur tentang
hubungan, baik hubungan atas kebendaan maupun antara perorangan dan badan
hukum. Dalam KUHPerdata, terdapat aturan mengenai jual beli, sewa menyewa,
pinjam meminjam (termasuk kredit), dan sebagainya,
c) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) yang mengatur persoalan
perdagangan secara khusus yang belum diatur dalam KUHPerdata seperti bentuk
badan usaha meliputi CV dan firma.
d) Peraturan lainnya di luar KUHPerdata, KUHP, dan KUHD, misalnya undang-undang
yang mengatur tentang perseroan terbatas yang diatur dalam Undang-Undang

Transaksi elektronik / Electronic commere atau ecommerce adalah segala aktivitas jual
beli yang dilakukan melalui media elektronik. Meskipun sarananya meliputi televisi dan
telepon, kini ecommerce lebih sering terjadi melalui internet. Beberapa golongan
transaksi ecommerce antara lain :
a) Business to business (B2B)
Jenis di mana sebuah perusahaan menjual produk atau jasa kepada perusahaan
lainnya.Dalam model ecommerce ini, biasanya pembeli memesan barang dalam
jumlah besar. Contohnya sebuah perusahaan yang membeli perlengkapan kantor
dari produsen.
b) Business to consumer (B2C)
Perusahaan menjual produk atau jasa kepada konsumen.Pada umumnya, pelanggan
dalam ecommerce B2C hanya mengecer.Contohnya, seseorang pernah membeli dari
suatu toko online.
c) Consumer to consumer (C2C)
Menjual barang bekas ke orang lain yang membutuhkannya melalui internet,
merupakan transaksi online antara dua individu.
d) Consumer to business (C2B)
Seseorang menjual produk atau layanan kepada sebuah perusahaan. Seorang graphic
designer, misalnya, menawarkan dan menjual logo buatannya kepada sebuah bisnis
makanan.
e) Business to public administration (B2A)
pelakunya adalah bisnis dan lembaga pemerintah. jasa pembuatan website untuk
sistem administrasi online.
f) Consumer to public administration (C2A)
transaksi dilakukan oleh individu dan lembaga pemerintah. jarang ditemui di
Indonesia, Jenis transaksinya umumnya berbentuk jasa.

BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Hukum bisnis yaitu suatu perangkat kaidah hukum yang mengatur tentang tata cara
pelaksanaan urusan atau kegiatan dagang, industri atau keuangan yang dihubungkan
dengan produksi atau pertukaran barang atau jasa dengan menempatkan uang dari para
entrepreneur dalam resiko tertentu dengan usaha tertentu untuk mendapatkan keuntungan
tertentu.
Dalam kegiatan-kegiatan bisnis, hukum jelas diperlukan demi kepentingan Para
pihak Agar terwujud watak dan perilaku aktivitas dibidang bisnis yang berkeadilan, wajar,
sehat dan dinamis (yang dijamin oleh kepastian hukum). Dan hukum bisnis tersebut harus
diketahui/dipelajari oleh pelaku bisnis sehingga bisnisnya berjalan sesuai dengan koridor
hukum dan tidak mempraktikkan bisnis yang bisa merugikan masyarakat luas (monopoli
dan persaingan usaha tidak sehat).
Hukum perlindungan konsumen sangatlah penting bagi pihak penjual selaku pelaku
usaha, karena dapat mencegah penjual melakukan halhal yang dilarang dalam hukum dan
juga dapat mencegah ruginya pihak pembeli yaitu selaku konsumen. Apabila penjual
memahami hukum perlindungan konsumen maka mereka tidak akan melanggar hukum
tersebut dan berjualan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
Hukum perlindungan konsumen bagi pembeli juga adalah hal yang sangat penting
atau utama dalam kegiatan transaksi jual beli, karena dapat menghasilkan keamanan dan
mencegah terjadinya kerugian-kerugian bagi pihak pembeli selaku konsumen. Dengan
adanya hukum ini juga pembeli mendapatkan hak barang yang sesuai dengan
pemberitahuan sebelumnya atau barang yang sesuai dengan yang dijanjikan oleh pihak
penjual selaku pelaku usaha.

2. SARAN
Penguasaan aturan-aturan tentang kegiatan bisnis dalam bentuk sebuah perundang-
undangan menjadi keharusan untuk dimiliki oleh para pelaku bisnis. Disamping itu juga
harus memiliki pemahaman akan manfaat dan tujuan dari hukum bisnis itu sendiri demi
terwujudnya hak dan kewajiban para pihak secara hukum ataupun dalam koridor hukum
yang berlaku
DAFTAR PUSTAKA
DR. Johannes Ibrahim, SH, M.Hum & Lindawaty, Sewu, SH, M.Hum. Hukum Bisnis Dalam
Persepsi Manusia Modern. Bandung. PT. Rafika Aditama. Cetakan Kedua. 2007. Hal. 26-27.

Hukum bisnis, http://www.docstoc.com/docs/120004204/Hukum-Bisnis-%28PDF%29,diakses


tanggal 30 Oktober 2021,

Definisi hukum bisnis, “handyhumam.blogspot.com/2012/05/definisi-hukum-bisnis.hotmail,”


diakses tanggal 30 Oktober 2021

Penegertian hukum bisnis,“http://id.shvoong.com/law-and-politics/commercial-law/2289048-


pengertian-hukum-bisnis-hukum-dagang/#ixzz2F8XSU6Qv”, diakses tanggal 30 Oktober
2021.

Tiar Ramon, SH. MH, Hukum Bisnis http://tiarramon.wordpress.com/2009/05/26/hukum-


bisnis/#comments, diakses tanggal 30 Oktober 2021.

Undang-undang (UU) No. 8 Tahun 1999. (2018, Mei 30). Diambil kembali dari Badan
Standarisasi Nasional : https://jdih.bsn.go.id/produk/detail/?id=380&jns=2

Anda mungkin juga menyukai